Thalabul Ilmi

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

dahsyatnya doa ibu syaikh abdul aziz bin baz

Dahsyat Doa Ibu Berikut ini beberapa potong cerita tentang Syaikh Bin Baz. Sumbernya adalah Biografi Syaikh Bin Baz karya Abdul Aziz bin Ibrahim dan Muhammad Ziyad. Mendalami ajaran Islam, harusnya tidak asing dengan beliau yang bernama lengkap . Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz.  Beliau Mufti Agung Kerajaan Arab Saudi. Wafat tahun 1999. Ayahnya meninggal dunia di saat Bin Baz berusia 3 tahun. Praktis Bin Baz dirawat dan dibesarkan oleh ibunda beliau. Sejak kecil, fisik Bin Baz tergolong lemah. Mulai masuk usia 3 tahun, Bin Baz baru mulai bisa berjalan. Penglihatan Bin Baz terganggu hingga puncaknya mengalami kebutaan di usia 20-an tahun. Setelah dipastikan buta, ibunda beliau bersedih bahkan menangis. Seorang tetangga salehah menghibur, " Jangan bersedih lah. Berdoalah kepada Allah agar penglihatannya diganti dengan keilmuan" Cerita lain. Ada yang memotivasi, " Menangis tidak bisa menyembuhkan kebutaan. Mohonlah pertolongan kepada Allah! Wudhu dan salatlah dua rakaat. Mintalah kepada Allah agar kebutaannya diganti dengan ilmu bermanfaat untuknya dan untuk umat Islam" Sejak itu, ibunda beliau selalu mendoakan kebaikan untuk Bin Baz. Tidak kenal lelah dan tiada kata putus asa.  Ibunda beliau wafat di saat Bin Baz berusia 26 tahun.  Syaikh Bin Baz mengenang, " Ibu lah yang merawat kami bersaudara. Jasa beliau sangatlah besar dalam pendidikan dan penanaman sifat-sifat mulia pada diri kami" Syaikh Bin Baz juga memuji ibu beliau, " Selalu menyemangati dan memotivasiku untuk thalabul ilmi dan belajar agama" Pelajaran Hidup : 1. Kasih sayang Allah sangatlah luas.  Seorang anak yatim, yang lemah fisik, terlambat berkembang secara jasmani, mengalami gangguan penglihatan, bahkan akhirnya buta, -dengan kuasa Allah Ta'ala- , menjadi seorang ulama dunia yang dihormati. Maka, jangan pernah pesimis! Jangan merasa rendah! Jangan merasa tidak pantas!  Berusahalah dan jangan berhenti berjuang! Rahmat Allah amatlah luas. 2. Ibu memang luar biasa pengaruhnya!  Jadilah ibu yang hebat, agar anakmu hebat! Jadilah ibu yang luar biasa, supaya anakmu tidak menjadi anak yang biasa! Jangan salahkan anak yang tidak punya cita-cita tinggi! Barangkali karena sang ibu tak mengenalkan langit tinggi sebagai tempat menggantungkan cita-cita. 3. Optimislah dengan doa! Tak ada yang mustahil bagi Allah. Dia maha perkasa lagi maha kuasa. Apapun sangatlah mudah bagi-Nya. Sayang, orangtua jarang berdoa. Sedih, orangtua hanya sekali dua kali berdoa dan setelahnya selesai saja. Seorang Salaf mengatakan, " Sudah dari 40 tahun yang lalu saya berdoa meminta sesuatu kepada Allah. Hingga hari ini belum dikabulkan. Namun saya tetap berdoa dan tidak putus asa" 4. Hati-hati berucap! Bisa jadi satu kata dapat merusak suasana, menghancurkan mental, dan meruntuhkan semangat. Sebagaimana satu kata dapat menyebabkan semangat terangkat, cita-cita tumbuh terpancang, dan tujuan hidup ditemukan. Lihatlah bagaimana tetangga Syaikh Bin Baz menghibur! 5. Anak muda, pilihlah calon istrimu sebaik-baiknya. Jangan asal pilih! Pilihlah yang kelak akan menjadi ibu hebat untuk anak-anakmu! Bi idznillah. Kulonprogo, 26 November 2021 t.me/anakmudadansalaf
3 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

thalabul ilmi saat pandemi

Thalabul Ilmi Saat Pandemi Lihat dirimu ! Perhatikan sungguh-sungguh ! Cermati ! Apa yang engkau temukan? Benakmu terlintasi pikir apa? Mas....apakah Mas tidak menyadari, betapa besar karunia yang Allah titipkan untuk Mas. Tak mampu kita menentukan nilainya. Mahal. Tinggi. Bahkan tak dapat di-angkakan. Tak bisa di-nominalkan. Sehatmu itu mahal. Fisikmu itu mahal. Kekuatan jasmani juga mahal. Panca indra mu pun mahal. Itu masih materi. Apalagi thalabul ilmi mu. Apalagi hafalan Qur'an mu. Telaah hadits-hadits mu. Bahasa Arab yang pernah engkau pelajari. Ilmu fiqih dan tafsir mu. Nikmat menjadi seorang muslim. Bahagia sebagai bagian Ahlus Sunnah. Damai dalam lingkungan orang-orang saleh. Tak perlu hal itu hilang, lalu tersadar bukan? Tidak harus menunggu semua itu terlepas, baru kemudian menangisi bukan? Jangan menunggu menyesal ! Menyesal itu pedih. Sangat perih. Saat sakit, itukah yang engkau tunggu? Saat tak bisa apa-apa. Waktu badan melemah termakan usia, itukah yang engkau nanti ? Waktu tak bisa apa-apa. Ketika mata memburam, telinga berkurang dengar, lidah mati rasa atau ketika tangan kaki tak dapat digerakkan? Itukah yang engkau tunggu? Ketika terhalang dari thalabul ilmi, ketika itukah engkau sesali? Waktu hafalan Qur'an mu hilang, haditsmu dilupakan dan susah engkau berucap bahasa Arab, apakah pada waktu itu baru engkau berharap waktu berulang kembali? Kita kurang bersyukur. Iya, kita memang sangat kurang dalam bersyukur. Syukurmu bukan dengan egois. Hanya memikirkan diri sendiri. Hanya ingin semau sendiri. Tak peduli kecuali kesenangan . dan kepuasan diri sendiri. Jangan ganggu aku ! Urusi dirimu sendiri ! Apakah begitu berpikirmu? He, Mas.... Syukurmu itu dengan berjuang. Syukurmu wujudkan dengan berkorban. Berjuang untuk Islam. Rela berkorban agar kalimat Allah tegak di muka bumi. Apa yang sudah engkau lakukan untuk Islam? Apa yang telah engkau perbuat untuk umat? Atau malah justru engkau membuat malu umat? Al Mundziri terheran-heran dengan Ibn Shadaqah al Hamawi. Siang terik. Panas menyengat. Di Timur Tengah sana,Mas. Al Hamawi sedang berteduh di sebuah lubang bawah tanah sambil belajar. Kata al Mundziri, โ€Di tempat semacam ini ? Dalam cuaca seperti ini ? Engkau masih belajar?โ€. โ€œKalau bukan sibuk belajar, untuk apa aku hidup?โ€, jawab al Hamawi. Kepada Ibn Taimiyah yang sedang sakit, dokter memberi saran supaya banyak istirahat dan sementara waktu berhenti membaca. Apa tanggapan Ibn Taimiyah? โ€œSaya tidak dapat menahan diri untuk terus membaca buku. Sesuai disiplin ilmu yang Anda pelajari, saya hendak berdiskusiโ€, kata Ibn Taimiyah. Beliau melanjutkan,โ€Bukankah sakit akan mudah sembuh ketika suasana hati sedang bahagia? Nah, dengan membaca buku, saya merasa sangat bahagiaโ€. Dengan demikian Ibn Taimiyah berharap lekas sembuh. Begitulah, Mas. Belajar itu tidak ada istirahatnya. Belajar itu harus terus menerus. Tidak ada habis-habisnya. Jangan merasa cukup ! Jangan bangga karena sudah dinyatakan lulus ! Sudah berapa banyak kitab yang engkau baca? Ibn Jauzi semasa thalabul ilmi pernah membaca ribuan buku. Lah kita, Mas? Baarakallahu fiik Lendah, Kulonprogo 04/07/2020.
3 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

jangan minder

Jangan Minder ! Pagi tadi selepas matahari merangkak naik, ketika bersama beberapa teman membaca Syarah al Baiquniyyah karya as Syaikh al Bukhari hafidzahullah, ada keterangan beliau yang sangat menarik. Sedang membahas hadits Musalsal, as Syaikh al Bukhari memberi beberapa contoh. Antara lain . sanad sebuah hadits yang perawi nya orang-orang yang memiliki cacat fisik. Penasaran. Saya coba mencari referensi. Terdekat al Jami' li akhlaqir Raawi karya al Khatib al Baghdadi. Di sana disebutkan riwayat orang pincang dari orang buta dari orang pincang dari orang buta. Siapakah mereka? Orang pincang pertama : Said bin Abi Arubah Orang buta pertama : Qatadah Orang pincang kedua : Abu Hassan Orang buta kedua : sahabat Ibnu Abbas Subhanallah! Cacat fisik bukanlah penghalang. Kekurangan pada anggota badan bukan alasan. Mereka teladan bahwa ilmu adalah harta berharga yang bisa dimiliki siapa saja. Kemauan dan kesungguhan. Selagi ada kemauan dan selagi memiliki kesungguhan, niscaya Allah tidak mensia-siakan hamba Nya. Sayang, mereka yang fisiknya disebut orang sempurna, tubuh dan anggota badan yang hebat,justru disalahgunakan untuk dosa dan maksiat. Ahh...mau bilang apa? Bahkan saya tercengang ketika ada referensi yang menyebutkan 11 (sebelas) perawi yang punya cacat fisik. Dalam Akhbar Qazuwin disebutkan hadits Nabi yang dimulai dari Abu Ali as Shauli sampai sahabat Ibnu Abbas. 1.Influenza kronis : Abu Ali as Shauli 2.Lemah fisik menahun : Ahmad bin Muhammad bin Sulaiman 3.Lumpuh : Muhammad bin Muhammad bin Sulaiman 4.Gigi ompong sejak kecil : Al Hasan bin Mihran 5.Bongkok : Abdullah bin Al Husain 6.Tuli : Abdullah bin Nashr 7.Buta : Abu Muawiyah 8.Mata rabun senja : Al A'masy 9.Buta sebelah : Ibrahim an Nakha'i 10.Pincang : Al Hakam bin Mihran 11.Buta : sahabat Ibnu Abbas Masya Allah! Sebelas orang meriwayatkan hadits Nabi secara berturutan. Oleh seorang murid dari gurunya, dari gurunya, dari gurunya dan seterusnya. Masing-masing memiliki kekurangan fisik. Tiap-tiapnya ada cacat. Tamparan keras buatmu, Dek! Oh, bukan untukmu saja. Untuk kita semua! Memang, yang menentukan bukanlah sempurna atau tidaknya fisik. Lengkap atau tidaknya anggota badan. Berfungsi atau tidaknya panca indera. Harta pun tidak jadi patokan. Jabatan dan kedudukan pun demikian. Nasab dan garis keturunan juga tidak. Kembalinya kepada kemauan dan kesungguhan! Dek, jika engkau sudah tidak memiliki kemauan. Apabila engkau tidak lagi ada kesungguhan. Maka, saya ucapkan : selamat datang di lembah kebodohan. Tinggal lah di perkampungan kehinaan. Jika engkau, Dek...ingin berada di derajat yang tinggi, tinggal di istana kedamaian, ayolah....bangkitkan kemauan dan jagalah bara kesungguhan agar tidak padam. Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah jadikan dirinya orang yang faham agama. Dhuha dan Cor. Di Lendah. 18 Feb 2021 t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kitab mencapai 100 jilid | dua tripoli

Baca sebelumnya >.> #006 : ๐– ๐—‡๐–ฝ๐–บ๐—‚๐—„๐–บ๐—‡ ๐–ฒ๐–พ๐—…๐–พ๐—Œ๐–บ๐—‚, ๐– ๐—„๐–บ๐—‡ ๐–ฌ๐–พ๐—‡๐–ผ๐–บ๐—‰๐–บ๐—‚ 100 ๐–ฉ๐—‚๐—…๐—‚๐–ฝ ๐–จ๐–ป๐—‡๐—Ž ๐–ฉ๐–บ๐—‹๐—‚๐—‹ ๐–บ๐—๐— ๐–ณ๐—๐–บ๐–ป๐–บ๐—‹๐—‚.๐–ด๐—…๐–บ๐—†๐–บ ๐—‰๐—‹๐—ˆ๐–ฝ๐—Ž๐—„๐—๐—‚๐–ฟ ๐–ฝ๐–บ๐—…๐–บ๐—† ๐—„๐–บ๐—‹๐—’๐–บ ๐—๐—Ž๐—…๐—‚๐—Œ.๐–ถ๐–บ๐—‹๐—‚๐—Œ๐–บ๐—‡ ๐–ป๐–พ๐—…๐—‚๐–บ๐—Ž ๐–ฝ๐–บ๐—…๐–บ๐—† ๐—๐—Ž๐—ƒ๐—Ž๐–ฝ ๐—„๐—‚๐—๐–บ๐–ป, ๐–พ๐—‡๐—๐–บ๐— ๐—Œ๐–บ๐—†๐—‰๐–บ๐—‚ ๐—Ž๐—†๐—Ž๐—‹ ๐—„๐—‚๐—๐–บ ๐—๐–บ๐–ป๐—‚๐—Œ, ๐–บ๐—‰๐–บ๐—„๐–บ๐— ๐–ป๐—‚๐—Œ๐–บ ๐—๐–พ๐—‹๐–ป๐–บ๐–ผ๐–บ. ๐–ณ๐–บ๐—๐–ฝ๐—“๐—‚๐—‚๐–ป๐—Ž๐—… ๐– ๐–บ๐—๐—Œ๐–บ๐–บ๐—‹. ๐–ช๐–บ๐—‹๐—’๐–บ ๐–ป๐–พ๐—…๐—‚๐–บ๐—Ž ๐—’๐–บ๐—‡๐—€ ๐–ฝ๐—‚๐—‡๐—‚๐—…๐–บ๐—‚ ๐—ˆ๐—…๐–พ๐— ๐– ๐–ฝ๐—“ ๐–ฃ๐—“๐–บ๐—๐–บ๐–ป๐—‚, "๐–ช๐—‚๐—๐–บ๐–ป ๐–ฝ๐–พ๐—‡๐—€๐–บ๐—‡ ๐—†๐–บ๐—๐–พ๐—‹๐—‚ ๐—’๐–บ๐—‡๐—€ ๐—Œ๐–บ๐—†๐–บ, ๐—Œ๐–บ๐—’๐–บ ๐—๐—‚๐–ฝ๐–บ๐—„ ๐—‰๐–พ๐—‹๐—‡๐–บ๐— ๐—†๐–พ๐—…๐—‚๐—๐–บ๐— ๐—’๐–บ๐—‡๐—€ ๐—…๐–พ๐–ป๐—‚๐— ๐–ป๐–บ๐—‚๐—„ ๐–ฝ๐–บ๐—‹๐—‚๐—‡๐—’๐–บ. ๐–ง๐–บ๐—‡๐—’๐–บ ๐—Œ๐–บ๐—ƒ๐–บ ๐—๐—‚๐–ฝ๐–บ๐—„ ๐—Œ๐–พ๐—†๐—‰๐–บ๐— ๐–ฝ๐—‚๐—Œ๐–พ๐—…๐–พ๐—Œ๐–บ๐—‚๐—„๐–บ๐—‡" ๐–ฌ๐–พ๐—‡๐—Ž๐—‹๐—Ž๐— ๐– ๐—… ๐–ฅ๐–บ๐—‹๐—€๐—๐–บ๐—‡๐—‚, ๐–ณ๐–บ๐—๐–ฝ๐—“๐—‚๐—‚๐–ป๐—Ž๐—… ๐– ๐–บ๐—๐—Œ๐–บ๐–บ๐—‹ ๐—๐–พ๐—‹๐—†๐–บ๐—Œ๐—Ž๐—„ ๐—„๐–บ๐—‹๐—’๐–บ ๐—‚๐—Œ๐—๐—‚๐—†๐–พ๐—๐–บ ๐–จ๐–ป๐—‡๐—Ž ๐–ฉ๐–บ๐—‹๐—‚๐—‹. ๐–ฃ๐—‚๐—†๐—Ž๐—…๐–บ๐—‚ ๐–ฝ๐–พ๐—‡๐—€๐–บ๐—‡ ๐—๐–บ๐–ฝ๐—‚๐—๐—Œ-๐—๐–บ๐–ฝ๐—‚๐—๐—Œ ๐—†๐–พ๐—…๐–บ๐—…๐—Ž๐—‚ ๐—ƒ๐–บ๐—…๐—Ž๐—‹ ๐– ๐–ป๐—Ž ๐–ก๐–บ๐—„๐–บ๐—‹ ๐– ๐—Œ ๐–ฒ๐—๐—‚๐–ฝ๐—‚๐—Š,๐–ด๐—†๐–บ๐—‹,๐–ด๐—๐—Œ๐—†๐–บ๐—‡,๐– ๐—…๐—‚ ๐–ฝ๐–บ๐—‡ ๐—…๐–บ๐—‚๐—‡-๐—…๐–บ๐—‚๐—‡๐—‡๐—’๐–บ. ๐–ณ๐—‚๐–บ๐—‰-๐—๐—‚๐–บ๐—‰ ๐—๐–บ๐–ฝ๐—‚๐—๐—Œ,๐–ฝ๐—‚๐–ป๐–บ๐—๐–บ๐—Œ ๐–ฝ๐–บ๐—‡ ๐–ฝ๐—‚๐—„๐–บ๐—ƒ๐—‚ ๐—ƒ๐–บ๐—…๐—Ž๐—‹ ๐—Œ๐–บ๐—‡๐–บ๐–ฝ๐—‡๐—’๐–บ,๐–ผ๐–บ๐–ผ๐–บ๐—๐—‡๐—’๐–บ,๐–ฟ๐—‚๐—„๐—‚๐—๐—‡๐—’๐–บ,๐—‰๐–พ๐—‹๐–ป๐–พ๐–ฝ๐–บ๐–บ๐—‡ ๐—‰๐–บ๐—‡๐–ฝ๐–บ๐—‡๐—€๐–บ๐—‡ ๐—Ž๐—…๐–บ๐—†๐–บ,๐—†๐–บ๐—„๐—‡๐–บ ๐–ฝ๐–บ๐—‡ ๐—€๐—๐–บ๐—‹๐—‚๐–ป๐—‡๐—’๐–บ ๐—Œ๐–พ๐—‹๐—๐–บ ๐—ƒ๐–บ๐—๐–บ๐–ป๐–บ๐—‡ ๐–ป๐–บ๐—€๐—‚ ๐—‰๐—‚๐—๐–บ๐—„ ๐—’๐–บ๐—‡๐—€ ๐—†๐–พ๐—‡๐—€๐—‚๐—‡๐—€๐—„๐–บ๐—‹๐—‚. ๐–ญ๐–บ๐—†๐—Ž๐—‡,๐—Œ๐–บ๐–บ๐— ๐—Œ๐–พ๐—‰๐–บ๐—‹๐—Ž๐— ๐—ƒ๐–บ๐—…๐–บ๐—‡ ๐—†๐–พ๐—†๐–ป๐–บ๐—๐–บ๐—Œ ๐—๐–บ๐–ฝ๐—‚๐—๐—Œ-๐—๐–บ๐–ฝ๐—‚๐—๐—Œ ๐–จ๐–ป๐—‡๐—Ž ๐– ๐–ป๐–ป๐–บ๐—Œ,๐–จ๐–ป๐—‡๐—Ž ๐–ฉ๐–บ๐—‹๐—‚๐—‹ ๐—๐–บ๐–ฟ๐–บ๐—. "๐– ๐—‡๐–ฝ๐–บ๐—‚๐—„๐–บ๐—‡ ๐—Œ๐–พ๐—…๐–พ๐—Œ๐–บ๐—‚,๐—„๐—‚๐—๐–บ๐–ป ๐–ณ๐–บ๐—๐–ฝ๐—“๐—‚๐—‚๐–ป๐—Ž๐—… ๐– ๐–บ๐—๐—Œ๐–บ๐–บ๐—‹ ๐–บ๐—„๐–บ๐—‡ ๐—†๐–พ๐—‡๐–ผ๐–บ๐—‰๐–บ๐—‚ 100 ๐—ƒ๐—‚๐—…๐—‚๐–ฝ",๐—„๐–บ๐—๐–บ ๐– ๐–ฝ๐—“ ๐–ฃ๐—“๐–บ๐—๐–บ๐–ป๐—‚ (๐–ฒ๐—‚๐—’๐–บ๐—‹ ๐– '๐—…๐–บ๐—† 14/270-273) ๐–ฒ๐—Ž๐–ป๐—๐–บ๐—‡๐–บ๐—…๐—…๐–บ๐—!  ๐–ง๐—‚๐–ฝ๐—Ž๐—‰ ๐—†๐–พ๐—‹๐–พ๐—„๐–บ ๐—๐–พ๐—…๐–บ๐— ๐–ฝ๐—‚๐—Œ๐–พ๐—‹๐–บ๐—๐—„๐–บ๐—‡ ๐—Ž๐—‡๐—๐—Ž๐—„ ๐—‰๐–พ๐—‹๐—ƒ๐—Ž๐–บ๐—‡๐—€๐–บ๐—‡ ๐—Ž๐—†๐–บ๐—.๐–ฅ๐—‚๐—‚ ๐—Œ๐–บ๐–ป๐—‚๐—…๐—‚๐—…๐—…๐–บ๐—. ๐–ก๐–บ๐—€๐–บ๐—‚๐—†๐–บ๐—‡๐–บ ๐–ฝ๐–พ๐—‡๐—€๐–บ๐—‡ ๐—„๐—‚๐—๐–บ? ๐– ๐—‰๐–บ ๐—’๐–บ๐—‡๐—€ ๐—๐–พ๐—…๐–บ๐— ๐—„๐—‚๐—๐–บ ๐—…๐–บ๐—„๐—Ž๐—„๐–บ๐—‡ ๐—Ž๐—‡๐—๐—Ž๐—„ ๐—†๐–พ๐—†๐—‰๐–พ๐—‹๐—ƒ๐—Ž๐–บ๐—‡๐—€๐—„๐–บ๐—‡ ๐–จ๐—Œ๐—…๐–บ๐—†? ๐– ๐—‰๐–บ ๐—„๐–บ๐—‹๐—’๐–บ ๐—’๐–บ๐—‡๐—€ ๐—‡๐—’๐–บ๐—๐–บ? ๐–ฒ๐–พ๐—†๐—ˆ๐—€๐–บ ๐—„๐—‚๐—๐–บ ๐–ป๐–พ๐—‹๐—‰๐—‚๐—„๐—‚๐—‹ ๐—„๐–พ ๐—Œ๐–บ๐—‡๐–บ.... 5 September 2020 ================================ #007 : Dua Tripoli Sempat bingung bahkan terhitung lama tidak bisa memahami. Saat membaca sejarah Islam yang bersinggungan dengan Byzantium (Eropa di kemudian hari). Sejarah panjang di Semenanjung Iberia, Negeri Andalus.Reconquista dan berjilid-jilid perang Salib. Sering disebut sebuah kota bernama Tripoli (Tharaabilis). Rupanya ada 2. Tripoli Barat (Libya) dan Tripoli Timur (Lebanon). Jarak keduanya ribuan kilometer. Namun ada sejarah yang mengikat kedua Tripoli itu. Ah, betapa sempitnya wawasan dan terbatasnya pengetahuan. Sudah seperti itu, semangat belajar/thalabul ilmi bagai sisa-sisa cahaya pelita yang hampir habis minyak. Ayo, terus belajar! 8 September 2020 ================================ Anak Muda dan Salaf Ditulis oleh : Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifai La Firlaz https://t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

sirah nabawiyah | mulia bukan hina | membaca shahih bukhari | si burung saifannah

Catatan Anak Muda dan Salaf Edisi 001 #001 : Ke Mekkah Mengukur Syukur (klik untuk membaca) #002 : Sirah Nabawiyah Sirah Nabawiyah merupakan masterpiece di bidang sejarah. Ibnu Hisyam, sang penulis adalah sejarawan terkemuka abad III Hijriyah. Buku ini tak hanya referensi lengkap kehidupan Nabi Muhammad,namun sekaligus menyentuh sejarah manusia sejak masa Nabi Adam. Kitab Sirah Ibnu Hisyam juga wujud penyempurnaan untuk kitab Al Maghazi dan As Siyar karya Ibnu Ishaq, kakek gurunya. Sebuah cetakan yang terbit, disertai catatan kaki, jumlah halamannya 1622 yang terbagi menjadi 4 jilid. Adz Dzahabi membaca Sirah Ibnu Hisyam hanya dalam 6 hari dibimbing oleh gurunya, Abul Ma'aali Al Abarquuhi. Bagaimana denganmu, Dek? Apa bacaanmu? Hari-harimu untuk membaca apa? 17 Feb 2019 *) Subjudul dari kami ================================ #003 : Mulia Bukan Hina Zahir bin Haram Al Asy-ja'i. Beliau secara nasab bergabung dengan suku Asy-ja' dari kabilah Ghatafan melalui jalur Adnan. Dalam Mukhtasar Syama'il Muhammadiyah (hal.127) karya Al Albani, disebutkan sebuah hadits tentang canda Nabi Muhammad kepada Zahir. Zahir, sahabat Nabi yang hidup di lingkungan badui, sering berkunjung ke kota Madinah untuk berjualan sekaligus membawakan hadiah untuk Nabi Muhammad -shallallahu 'alaihi wasallam-. Nabi Muhammad -shallallahu 'alaihi wasallam- sangat mengasihinya. Pernah, saat Zahir menjual barang-barang yang dibawa dari badui di pasar kota Madinah, Nabi Muhammad memeluknya dari arah belakang. "Siapa sih ini? Ayo, lepaskan saya!", kata Zahir. Setelah menoleh dan mengetahui Nabi Muhammad, Zahir justru membiarkan punggungnya melekat di dada Nabi Muhammad. "Siapa yang tertarik membeli hamba sahaya ini?", Nabi Muhammad bercanda. Sebab, kita semua adalah 'abdun (hamba) bagi Allah. Zahir bertanya, "Loh, demi Allah berarti Anda menganggap saya tidak berharga?" Nabi Muhammad memuji, "Bukan demikian! Engkau di sisi Allah adalah hamba yang bernilai tinggi" Al Albani dalam catatan kaki menjelaskan bahwa "Secara fisik, Zahir tergolong buruk. Namun, sejarah hidupnya sangat indah" Apakah ada kebahagiaan melebihi sanjungan Nabi Muhammad -shallallahu 'alaihi wasallam-, "Engkau di sisi Allah adalah hamba yang bernilai tinggi" Masya Allah! Fisik bukan patokan. Wajah tidak menjadi acuan. Iman dan takwalah yang menjadi pembeda. 23 Feb 2020 *) Subjudul dari kami ================================ #004 : Membaca Shahih Bukhari Kadang hanya berangan. Sesekali hadir dalam bayangan. Apakah bisa seperti mereka? Orang-orang hebat. Orang-orang yang mencintai ilmu. Hidup dengan membaca dan menelaah. Hidup bersanding kitab sebagai teman setia. Menghabiskan usia dengan hadits-hadits Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam-. Pernah melihat kitab Shahih Bukhari? Ahmad bin Utsman al Kulutati lebih dari 40 kali menyelesaikan baca shahih Bukhari Al Fairuz-Abadi lebih dari 50 kali Al Burhan al Halabi lebih dari 60 kali Sulaiman bin Ibrahim al Yamani 150 kali Ghalib bin Abdurrahman al Muharibi lebih dari 700 kali Lalu engkau,he diri sendiri! Apa yang engkau baca selama ini? 26 Juni 2020 *) Subjudul dari kami ================================ #005 : Si Burung Saifannah Sejenis burung unik di wilayah Mesir. Jika hinggap di sebuah pohon, daun-daunnya dimakan sampai habis oleh burung Saifannah. Seorang ulama digelari Si Burung Saifannah. Beliau adalah Ibrahim bin Al Husain, Abu Ishaaq bin Daiziil. Kenapa Ibrahim dijuluki Si Burung Saifannah? Setiap belajar kepada seorang guru, Ibrahim tidak akan pergi sebelum menulis semua hadits yang dimiliki guru tersebut. Oleh sebab itu, beliau disamakan dengan burung Saifannah. (Adz Dzahabi,At Tarikh 21/107) Dek, jadilah Saifannah-Saifannah zaman ini. Bersabarlah dalam thalabul ilmi. Timbalah ilmu sebaik-baiknya. 4 Sept 2020 ================================ Baca selanjutnya >.> Anak Muda dan Salaf Ditulis oleh : Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifai La Firlaz https://t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kita tak tahu, barangkali buah hidayah sebab dirimu

KITA TIDAK TAU, BARANGKALI BUAH HIDAYAH SEBAB DIRIMU... Kita Tak Tahu, Barangkali Buah Hidayah Sebab Dirimu Al Imam Al Hafidz Al Birzali rahimahullah, adalah seorang teman sekaligus guru dari seorang pemuda yang berkunyah Abu 'Abdillah. Suatu ketika, Abu' Abdillah menulis sebuah tulisan yang kemudian dilihat oleh syaikhnya, Al Imam Al Birzali. Lalu beliau pun berkomentar, ุฎุทูƒ ู‡ุฐุง ูŠุดุจู‡ ุฎุท ุงู„ู…ุญุฏุซูŠู† "Tulisanmu ini, sungguh mirip tulisannya pakar-pakar hadits". Ternyata ucapan yang terlihat sepele itu masuk kedalam relung hati si pemuda. Lantas dia pun mengatakan tentang gurunya, Al Imam Al Birzali rahimahullah, ูˆ ู‡ูˆ ุงู„ุฐูŠ ุญุจุจ ุฅู„ูŠ ุทู„ุจ ุงู„ุญุฏูŠุซุŒ ูุฃุซุฑ ู‚ูˆู„ู‡ ููŠ. "Dan dialah sosok yang menjadikan aku jatuh cinta dengan belajar hadits, sungguh ucapannya memberi pengaruh ke dalam diriku". Sehingga, bermula dari ucapan sang syaikh, sebab si pemuda menjadi seorang pakar hadits dikemudian hari, imam Al Jarh wat ta'dil , sampai-sampai berkata Al Imam As Subki rahimahullah murid sang pemuda, "ุฃู…ุง ุฃุณุชุงุฐู†ุง ุฃุจูˆ ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ูุจุตุฑ ู„ุง ู†ุธูŠุฑ ู„ู‡ุŒ ูˆ ูƒู†ุฒ ู‡ูˆ ุงู„ู…ู„ุฌุฃ ุฅุฐุง ู†ุฒู„ุช ุงู„ู…ุนุถู„ุฉุŒ ุฅู…ุงู… ุงู„ูˆุฌูˆุฏ ุญูุธุงุŒ ูˆ ุฐู‡ุจ ุงู„ุนุตุฑ ู…ุนู†ู‰ ูˆ ู„ูุธุงุŒ ูˆ ุดูŠุฎ ุงู„ุฌุฑุญ ูˆ ุงู„ุชุนุฏูŠู„ุŒ ูˆ ุฑุฌู„ ุงู„ุฑุฌุงู„ ููŠ ูƒู„ ุณุจูŠู„ ูƒุฃู†ู…ุง ุฌู…ุนุช ุงู„ุฃู…ุฉ ููŠ ุตุนูŠุฏ ูˆุงุญุฏ . ูู†ุธุฑู‡ุงุŒ ุซู… ุฃุฎุฐ ูŠุฎุจุฑ ุนู†ู‡ุง ุฅุฎุจุงุฑ ู…ู† ุญุถุฑู‡ุง" "Adapun ustadzku Abu 'Abdillah, memiliki ketajaman pandang yang tak ada semisal beliau, (ibarat) perbendaharaan  dan sebagai rujukan saat datang masalah pelik. Seorang imam yang nyata dalam hafalan, sebuah emas pada masanya secara ma'na atau secara lafadz. Seorang Imam Al Jarh Wat Ta'dil (pakar kritikus perawi-perawi hadits), tokohnya para tokoh di tiap-tiap generasi. (Perumpaan kehebatan beliau) seakan-akan sekelompok umat dikumpulkan dalam 1 (satu) lembah, lalu dilihatnya. Kemudian beliau kabarkan tentang umat tersebut, seperti pengkabaran orang yang sedang hadir di tengah umat itu". Lihat : Siyar A'lamin Nubala via maktabah syamilah (jilid 1 muqaddimah : 36 & 169). Syamsuddin Abu 'Abdillah Muhammad bin Ahmad nama pemuda diatas, yang lebih dikenal dan masyhur dengan sebutan : Al Imam Adz dzahabi rahimahullah Dan tidak disangka, hanya sepatah atau dua patah kata, sebab Imam Adz dzahabi muda menjadi tokoh besar pada zamannya, seorang pakar hadits yang memiliki karya-karya fenomental. Maka barangkali buah hidayah seseorang, anak, teman , atau keluarga, karena sebab ucapan yang terlihat sepele dan ringan lewat lisan anda. Abu Sufyan Saddadahullah https://t.me/ahlussunnahmalang
4 tahun yang lalu
baca 3 menit

Tag Terkait