akhwat

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

jangan benci kaum wanita yang ingin mulia

Jangan Benci Kaum Wanita Yang Ingin Mulia ( III ) Artikel ini adalah lanjutan 2 artikel sebelumnya. . 1. Mereka yang Menghina Kaum Wanita 2. Eksplorasi dan Eksploitasi Hitam Kaum Wanita * * * * * Bahagia bertambah ceria saat menyaksikan gadis kecil usia 4 atau 5 tahun yang malu-malu, menutupi wajahnya dengan ujung jilbabnya. Ia benamkan kepalanya ke pelukan ayahnya. Padahal hanya ditanya, "Siapa namamu, Nak?" Ah, sejak kecil sudah mengenal rasa malu! Teringat kita akan kisah Nabi Musa di negeri Madyan. Beliau menolong 2 wanita, yang sedang menunggu para penggembala laki-laki di sumber mata air. Antre menunggu giliran, dengan jarak yang terpisah. Setelah pulang dan melapor kepada sang ayah, salah satu dari wanita itu datang menemui Nabi Musa : تَمْشِى عَلَى ٱسْتِحْيَآءٍۢ " Wanita itu berjalan dengan malu-malu " Al Qashas : 25. Menurut Umar bin Khattab (Tafsir Ibnu Katsir),  “Wanita itu datang dengan malu-malu, sambil menutupi wajahnya dengan kainnya. Bukan wanita dengan type ‘berani’, yang terbiasa keluar masuk (menemui laki-laki)”. Wanita terhormat dan bermartabat, sejak dahulu kala, adalah wanita yang mempunyai rasa malu jika bertemu, berbicara, apalagi berbaur dengan laki-laki.  Jika wanita sudah tidak memisahkan pergaulan dengan laki-laki, tidak menjaga jarak, bahkan malah bebas tanpa batas, artinya wanita tersebut tidak lagi punya harga diri. Sama halnya, wanita yang terhormat dan bermartabat adalah wanita yang menjaga aurat, menyembunyikan kecantikan, dan membentengi diri dari pergaulan bebas. Wanita yang mengumbar aurat, pamer kecantikan, atau terbuka kepada laki-laki, adalah wanita yang tak menghargai dirinya sendiri. Allah Ta'ala memerintahkan kaum wanita : وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى " Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliah yang dahulu " QS Al Ahzab : 33 Allah berfirman :  يَٰأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا " Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang " Al Ahzab: 59 Apa itu jilbab di dalam ayat tersebut?  Menurut Ibnu Abbas ( Tafsir At Thabari 19/181 ), Allah Ta'ala memerintahkan kaum mukminah, jika keluar rumah untuk satu keperluan, agar menutup wajah dengan kain yang dijulurkan dari arah kepala " Coba jawab keinginan kaum wanita yang hendak menjaga kemuliaan : salah kah mereka yang menjadikan rumah sebagai medan juang? Hina kah mereka yang mau menutup aurat karena meniru istri-istri Nabi Muhammad ﷺ? Ayah, anak gadismu adalah harta sangat berharga. Jaga dan lindungi! Jangan biarkan bebas dan lepas liar. Ayah, arahkan anak gadismu di pesantren, karena di sana lebih terjaga. Dengan segala kekurangan pesantren, dan tidak 100% yang di pesantren berhasil, namun bukankah seorang ayah harus berusaha menjaga anak gadisnya? Tega kah dan rela kah, jika anak gadismu sekolah di tengah-tengah "serigala" buas yang selalu mengincar? Di tengah-tengah "buaya" yang terus bersiap menerkam? Ah, biar dibilang apa, karena anak gadismu di pesantren. Dikata kuno atau ketinggalan jaman. Dituduh membelenggu perempuan. Difitnah ini dan itu. Biar saja!  Toh, tanggungjawab ayah diperhadapkan pada Allah Ta'ala di hari kiamat kelak. Bukan kepada manusia-manusia itu! Anak perempuanku, mari kita pilih dan jalani kehidupan yang mulia ini. Jalan hidup yang telah ditempuh oleh istri-istri Nabi Muhammad ﷺ. Agar kita bisa berharap, di surga esok, kita orang tua dan anak dipersatukan dengan Nabi Muhammad ﷺ dan keluarganya. Tetap semangat belajar di pesantren, anak gadisku! Benda, 10 Rajab 1444 H/31 Januari 2023
2 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

wanita-wanita terhormat di nabulus

Wanita-Wanita Terhormat di Nabulus Ibnul Arabi al Maliki (wafat 543 H) seorang ulama hadis, fikih, tafsir, dan sejarah bermadzhab Maliki menulis dalam kitabnya Ahkamul Qur'an (6/352). Dilahirkan di Sevilla, Ibnul Arabi telah berkeliling ke penjuru negeri. Dari Semenanjung Andalus (Eropa), Syam, Irak, Mesir, dan negeri-negeri lainnya, beliau menimba ilmu dari ulama-ulamanya. Beliau menulis, “ Sungguh! Sudah lebih seribu negeri aku jelajahi di berbagai daratan. Namun, tidak pernah aku menyaksikan kaum wanitanya yang lebih menjaga diri, lebih terhormat, dibandingkan kaum wanita Nabulus” “ Selama beberapa bulan aku tinggal menetap di sana, tidak pernah satu kali pun aku melihat seorang wanita di jalan saat siang hari. Kecuali hari Jum'at. Kaum wanita berangkat salat Jum'at sampai-sampai masjid dipenuhi mereka. Selesai salat, mereka langsung pulang ke rumah. Sampai hari Jum'at berikutnya, aku tidak melihat seorang wanita pun keluar rumah”, lanjut Ibnul Arabi. Begitulah kaum wanita dalam Islam! . Dihormati, diberi penghargaan, dan dimuliakan. Wanita ibarat intan manikam. Tidak sembarang orang bisa memandang. Tidak semua tangan boleh menyentuhnya. Wanita adalah salah satu pilar kehidupan. Darinya dunia menjadi indah dan karenanya dunia bisa berubah menjadi petaka dan bencana. Oleh sebab itu, wanita haruslah dijaga. Sebelum Islam datang, wanita hanyalah obyek eksploitasi seksual. Wanita disamakan dengan barang yang dapat diperdagangkan dan diturunwariskan. Wanita dianggap pembawa sial dan sumber penyakit. Coba baca kembali bagaimana kaum wanita direndahkan oleh kaum Yunani, Romawi, Persia, India, China, dan Afrika di zaman dahulu! Dulu di Semenanjung Arab pun, kaum wanita dilecehkan. Sejak lahir, bayi perempuan ditolak kehadirannya. Menginjak dewasa, banyak dari mereka menjadi obyek prostitusi terselubung atau terang-terangan dengan bendera berwarna merah sebagai tanda yang dipasang di depan rumahnya. Wanita di masa jahiliyah berbaur bebas dengan kaum pria di berbagai lini kehidupan. Mereka berhias, bersolek, dan berdandan. Sengaja mereka menarik perhatian kaum pria dengan gelang-gelang kaki yang dihentakkan agar mengeluarkan bunyi. Pendek kata; kondisi kaum wanita di masa jahiliah dapat tergambar dengan realita sebagian kaum wanita di masa kini. Karir, persamaan gender, emansipasi, kesamaan hak dan derajat, atau istilah-istilah semisal hanyalah propaganda bohong-bohongan untuk kamuflase dari eksploitasi ; pemerasan dan pengisapan keuntungan sepihak. Wanita sebagai kaum yang lemah dijadikan korbannya. Tidakkah tergugah hatimu kala hampir setiap saat ada berita wanita menjadi korban?! Korban pelecehan seksual, korban penganiayaan, korban pembunuhan, korban penipuan, atau korban kejahatan lainnya? Lagi-lagi korbannya wanita. Bagimu yang beriman kepada Allah dzat yang maha penyayang. Untukmu yang percaya kepada Allah yang maha bijaksana. Baca dan renungkanlah firman Allah berikut ini; al Ahzab ayat 33 :  وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَتَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ اْلأُوْلَى وَأَقِمْنَ الصَّلاَةَ وَءَاتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا   “dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta'atilah Allah dan Rasul-Nya.Sesungguhnya Allah berhendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya” Ayat di atas tidak hanya berlaku untuk istri-istri Nabi Muhammad saja! Jika perintah di atas ditujukan kepada istri-istri beliau, bukankah sudah seharusnya kaum muslimah untuk mencontoh dan meneladaninya?! Al Hafidz Ibnu Katsir, pakar tafsir bermadzhab Syafi'i (wafat tahun 774 H) menegaskan, “ (Hal-hal tersebut dalam ayat) adalah adab-adab yang Allah perintahkan untuk istri-istri Nabi Muhammad. Kaum wanita umat ini harus mengikutinya” Jelas dan tegas! Allah perintahkan kaum wanita untuk : “Hendaklah kamu tetap tinggal di rumahmu!” Inilah bentuk penghargaan dan penghormatan untuk kaum wanita! Ingat! Rumah bukanlah penjara untuk wanita. Rumah adalah istana bagi kaum wanita. Mereka menjadi ratu yang dihormati. Saat masih kecil, ia dilindungi dan diayomi oleh keluarganya. Ketika dewasa, ia dipersiapkan menjadi wanita hebat dan luar biasa. Setelah berstatus istri, ia disayang dan dikasihi suaminya. Kala sebagai ibu, ia dihormati dan memperoleh bakti dari anak-anaknya 3 kali lipat dari bakti ke ayahnya. Wanita harus dimengerti. Harus disayang dan diberi kelembutan. Tidak boleh dikasari, apalagi dipukul. Jangan bentak dia! Jangan hardik dia dengan suara keras! Wanita mesti dijamin keperluan dan kebutuhannya, tentu yang sewajarnya. Perlakukanlah mereka layaknya kaca. Jangan sampai retak apalagi pecah. Sayang, banyak wanita yang tidak memperoleh hak-haknya. Banyak wanita tidak dilindungi dan diayomi. Hingga akhirnya mereka keluar meninggalkan istananya. Keluar dari rumahnya. Padahal Allah berfirman ;  وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ “dan hendaklah kamu tetap di rumahmu “ Bagi wanita muslimah, harus bertekad untuk melaksanakan perintah Allah ini. Bagi kaum pria, hormatilah dan penuhilah hak-hak kaum wanita agar mereka tidak perlu keluar dari rumah. Lendah  02 Desember 2021 t.me/anakmudadansalaf
3 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kenikmatan yang akan didapatkan wanita di dalam surga

SEDIKIT FAEDAH TENTANG KENIKMATAN YANG AKAN DIRASAKAN KAUM WANITA DI DALAM SURGA Kaum beriman pastinya memiliki rindu dan keinginan kuat untuk masuk ke dalam surga. Bagaimana tidak sedang di surga nanti segala penat, letih, dan berbagai kedukaan akan sirna seluruhnya. .  وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ ۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ • الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِن فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ  "Dan mereka berkata, 'Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya. Di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu.'." QS. Fathir: 34-35 Di sini kita akan berbicara sedikit secara khusus tentang nikmat surga yang diperuntukkan bagi kaum wanita. Pada Allah saja kita mohon petunjuk. ✅ NIKMAT SURGA BAGI LAKI-LAKI DAN PARA WANITA DI SURGA SAMA SELURUHNYA  Berbagai macam makanan nan lezat, minuman yang nikmat, pakaian-pakaian indah, perhiasan, berbagai pemandangan menakjubkan, serta istana istana megah lagi mewah yang kesemuanya tak mungkin terlukiskan dengan kalimat atau terbayangkan dalam benak manusia keseluruhannya diberikan Allah untuk semua yang masuk ke dalam surga, baik laki-laki atau wanita.  وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ "Dan barang siapa mengerjakan amal shalih baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki (kenikmatan) di dalamnya tanpa batas." QS. Ghafir: 40 Al-Allamah Al-Utsaimin rahimahullah berkata saat menarik sejumlah faedah dari ayat ini,  "Laki-laki tidak mendapat pahala (kenikmatan surga) lebih banyak dari wanita dan wanita juga tidak mendapatkan nikmat yang lebih banyak dari laki-laki." (Tafsir Surah Ghafir, hlm. 321) Yang jadi pembeda satu dengan yang lain dalam hal jenis ialah tingkatan taqwa seseorang sewaktu di dunia.  Bagi semua yang masuk surga baik laki-laki maupun wanita mereka dapatkan apapun dari segala yang mereka mau.  وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ "Di dalam surga kamu memperoleh semua yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa saja yang kamu minta." QS. Fushshilat: 31 Berkata Al-Allamah Al-Utsaimin rahimahullah,  "Semua kenikmatan yang diinginkan manusia maka ada di surga. Semua nikmat yang dia cari maka tersedia di surga." (Syarah Riyadhus Shalihin, VI/723) ✅ BAGI MEREKA YANG MASUK SURGA ISTRI ISTRI YANG CANTIK JELITA Untuk para lelaki yang beriman, Allah mempersiapkan wanita wanita cantik jelita di dalam surga yang Dia ciptakan sebagai pasangan bagi mereka dan bagian dari beragam kenikmatan surga lainnya.  إِنَّا أَنشَأْنَاهُنَّ إِنشَاءً • فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا • عُرُبًا أَتْرَابًا • لِّأَصْحَابِ الْيَمِينِ  "Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya. (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan." QS. Al-Waqi'ah: 35-38 Perincian tentang sifat wanita surga banyak tersebar dalam Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah ﷺ.  ✅ BAGAIMANA DENGAN WANITA?  Tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa Allah menciptakan laki-laki surga untuk wanita beriman yang masuk surga seperti halnya Allah ciptakan bidadari untuk laki-laki beriman. Dan layak diingat bahwa,  لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ "Allah tidak ditanya tentang apa yang Dia lakukan tapi merekalah (makhluk) yang akan ditanyai (tentang perbuatan mereka)." QS. Al-Anbiya': 23 Dan bukan maknanya bahwa wanita yang tidak mempunyai pasangan di dunia berarti juga tidak mendapatkan pasangan hidup di surga. Bahkan mereka para wanita akan mendapatkan pasangan terbaik dari kalangan manusia.  Al-Allamah Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan,  وإذا لم تتزوج في الدنيا فإن الله - تعالى - يزوجها ما تقر به عينها في الجنة، فالنعيم في الجنة ليس مقصورا على الذكور، وإنما هو للذكور والإناث، ومن جملة النعيم الزواج. "Apabila seorang wanita dia belum menikah saat di dunia maka Allah ta'ala akan menikahkan dia di surga dengan laki-laki yang akan membuat sejuk matanya. Karena nikmat surga tidak terbatas untuk laki-laki bahkan untuk laki-laki dan wanita. Dan termasuk nikmat surga ialah memiliki pasangan." (Majmu' Fatawa wa Rasa'il, II/53) Hal ini juga yang akan didapat oleh seorang wanita yang suaminya -wal 'iyaadzu billah- masuk neraka, jika dia ingin maka Allah akan berikan padanya suami yang pasti membuat hatinya puas dan lapang (Baca: Majmu' Fatawa wa Rasa'il, II/52). Baca : Kisah Pemuda Perindu Surga ✅ BERSAMA SIAPA SEORANG WANITA YANG BERSUAMI KELAK DI DALAM SURGA Seorang wanita ahli jannah yang bersuami dalam konteks suaminya juga masuk surga memiliki TIGA KEADAAN: 1. Dia meninggal dunia lebih dulu dari suaminya  2. Suaminya meninggal lebih dulu lalu dia tidak menikah lagi Pada dua keadaan di atas maka dia akan menjadi istri dari suaminya tersebut.   Asy-Syaikh Muhammad Al-Utsaimin rahimahullah berkata,  إذا مات رجل وزوجته وكانا من أهل الجنة فإنها تبقى زوجةً له، قال الله تعالى: رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدتَّهُمْ وَمَن صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ "Bila seorang lelaki dan istrinya meninggal dunia dan keduanya termasuk penduduk surga maka wanita tersebut tetap akan menjadi istrinya. Allah ta'ala berfirman (menyebutkan doa Para Malaikat), "Wahai Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang shalih di antara bapak bapak mereka, istri istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." QS. Ghafir: 8 (Fatawa Nuur 'alad Darb, I/285) 3. Suaminya meninggal lebih dulu lalu dia menikah lagi Jika kedua orang yang pernah jadi suaminya tersebut keduanya masuk surga, maka dia akan menjadi istri bagi suami terakhirnya. Berdasarkan hadits,  المرأةُ لآخِرِ أزْواجِها "Wanita milik suaminya yang terakhir." -SHAHIH- (Shahih al-Jami', 6691) HR. Ath-Thabrani (Al-Aushath, 3130) ✅ HIKMAH TIDAK DISEBUTKANNYA JANJI BERUPA PASANGAN BAGI PARA WANITA DI SURGA Pertama, laki-laki sifatnya berusaha dan menempuh usaha nyata untuk mencari wanita sebagai pasangan berbeda dengan wanita yang sifatnya menunggu.  Al-Allamah Al-Utsaimin berkata,  إنما ذكر الزوجات للأزواج؛ لأن الزوج هو الطالب، وهو الراغب في المرأة؛ فلذلك ذكرت الزوجات للرجال في الجنة، وسكت عن الأزواج للنساء، ولكن ليس مقتضى ذلك أنه ليس لهن أزواج، بل لهن أزواج من بني آدم. "Disebutkannya 'Istri istri untuk para lelaki' karena (lelaki) suami adalah yang mencari dan menginginkan wanita. Oleh sebab itu disebutkan 'istri istri untuk para lelaki di surga' namun tidak diterangkan tentang suami bagi para wanita (di surga). Ini bukan berarti para wanita tidak memiliki suami. Bahkan mereka akan mendapatkan suami juga dari kalangan manusia (saat di surga)." (Majmu' Fatawa wa Rasa'il, II/53) Oleh karena itu sesuai tentunya bila yang dijanjikan wanita surga ialah para lelaki bukan wanita dijanjikan lelaki.  Kedua, keinginan laki-laki kepada wanita tidak sama dengan keinginan wanita pada laki-laki. Simak sabda Nabi Muhammad ﷺ ini,  ما رأَيْتُ مِن ناقصاتِ عقلٍ ودِينٍ أذهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الحازمِ مِن إحداكنَّ يا معشرَ النِّساءِ  “Tidak pernah aku melihat orang yang kurang akal dan agamanya, namun mampu menghilangkan keteguhan lelaki yang teguh, melebihi kalian wahai para wanita." HR. Al-Bukhari (1462) dan Muslim (80) Sedang wanita, hasrat mereka terhadap perhiasan maupun pakaian lebih besar daripada keinginannya kepada suami, bukan maknanya tidak menginginkan suami, tapi dari tinjauan hal yang lebih diprioritaskan wanita.  Karena perhiasan sangat lekat berkaitan dengan para wanita seperti yang Allah sebutkan dalam Al-Qur'an (QS. Az-Zukhruf: 18).   Al-Hafizh Ibnu Katsir menerangkan, المرأة ناقصة يكمل نقصها بلبس الحلي منذ تكون طفلة "Wanita ialah makhluk yang kurang dan akan jadi tertutupi kekurangan tersebut dengan mengenakan perhiasan semenjak ia kecil." (Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim pada surah Az-Zukhruf)  ✅ ANTARA KECANTIKAN WANITA SURGA (BIDADARI) DENGAN WANITA TURUNAN NABI ADAM (MANUSIA) Al-Allamah Muhammad Al-Utsaimin rahimahullah berkata,  المرأة الصالحة في الدنيا تكون خيراً من الحور العين في الآخرة ، وأطيب وأرغب لزوجها  "Wanita yang shalihah di dunia akan jadi lebih baik daripada bidadari di akhirat kelak, lebih cantik, dan lebih dicintai oleh suaminya." (Fatawa Nuur 'alad Darb, I/285) Beliau ditanya kembali, فضيلة الشيخ : هل الأوصاف التي ذكرت للحور العين تشمل نساء الدنيا في القرآن؟ Apakah sifat sifat yang dimiliki oleh bidadari seperti yang disebut dalam Al-Qur'an juga akan dimiliki oleh wanita dunia (kelak di surga)?  Maka beliau Asy-Syaikh Al-Utsaimin berkata,  الذي يظهر لي أن نساء الدنيا يكُن خيراً من الحور العين حتى في الصفات الظاهرة . والله أعلم  "Yang tampak bagiku bahwa wanita wanita dunia lebih unggul daripada bidadari sampai pada urusan fisiknya sekalipun." (Fatawa Nuur 'alad Darb, I/285) Ini yang dapat dihimpun, semoga bermanfaat.  Baca : Wanita Beriman Lebih Baik dari Bidadari ✍️ -- Jalur Masjid Agung @ Kota Raja -- Hari Ahadi, (07:00) 07 Rabi'ul Awal 1441 / 04 November 2019 _________________ ▶️ Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah dapat pahala. 📡 https://t.me/nasehatetam 🖥 www.nasehatetam.net
4 tahun yang lalu
baca 8 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

khadijah, penepis duka pelipur lara

KHADIJAH, PENEPIS DUKA PELIPUR LARA Al-Ustadz Abu Hamid Fauzi bin Isnaini حفظه الله تعالى Khadijah, Penepis Duka Pelipur Lara Semenjak dulu, komunitas Quraisy memang dikenal gemar berdagang. Banyak dari mereka merupakan saudagar kaya yang biasa berekspansi ke negeri-negeri jiran. Saat musim dingin tiba, mereka berjalan ke Yaman. Sedang di musim panas, negeri Syam yang menjadi sasaran. . Khadijah رضي الله عنها, wanita Quraisy yang mulia dan terkenal dengan kepandaiannya adalah juga seorang saudagar kaya raya. Sebagai seorang wanita yang menjaga kehormatannya, Khadijah رضي الله عنها tidaklah menjalankan niaganya sendiri. la sewa beberapa orang lelaki untuk membawa dagangannya  dengan berbagi hasil. Tentu beliau tidaklah sembarang menyewa orang sebagai pekerja untuk sebuah bisnis berskala internasional. Apa yang sedang menjadi buah bibir di kalangan Quraisy akan kejujuran, amanah, dan akhlak yang mulia pada diri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (saat itu beliau belum diangkat menjadi Nabi), begitu mengusik hati Khadijah رضي الله عنها. Diutuslah budak yang bernama Maisarah untuk menawarkan sebuah kerjasama saling menguntungkan dengan upah yang lebih tinggi dari pekerja biasa. Beliau terima tawaran dari Khadijah رضي الله عنها ini, hingga sampailah beliau di negeri Syam, menjalankan niaganya, lalu kembali ke Makkah dengan nilai laba yang tak pernah disangka sebelumnya. Maisarah yang turut mengawal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam begitu takjub dan terkesima dengan keluhurun pribadi Nabi shallallahu alaihi wasallam. Sepulang dari perjalanan dagang ini, Maisarah pun menuturkan kepada Khadijah رضي الله عنها apa yang disaksikannya dari diri Nabi shallallahu alaihi wasallam.  Bibit-bibit mahabah yang telah tumbuh pada qalbu Khadijah makin subur bersemi. Pada akhirnya Khadijah radhiyallahu 'anha titipkan sebuah pesan melalui orang yang dipercayanya, bahwa ia ingin menikah dengan beliau shallallahu alaihi wasallam dengan pertimbangan ingin mempererat kekerabatan. Dimana, Khadijah رضي الله عنها bertemu nasabnya dengan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pada Qushay bin Kilab. Juga karena beliau seorang yang jujur ucapannya, baik pekertinya, tinggi amanahnya, dan merupakan pemuda yang paling baik nasabnya. Sebenarnya, banyak orang kaya dan berpengaruh ingin melabuhkan cinta pada Khadijah رضي الله عنها. Bahkan setiap kaum berambisi menyunting putri Khuwailid yang digelari dengan ath thahirah, sebab beliau memang dikenal cerdas, punya jiwa besar, akhlak yang luhur, sangat menjaga kehormatan diri, dan kaya raya. Namun tidak ada satu pun lambaian cinta dibalasnya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bermusyawarah dengan pamannya, Hamzah bin Abdul Muththalib tentang tawaran ini. Akhirnya Hamzah mendatangi Khuwailid bin Asad guna melamar Khadijah untuk kemenakannya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Maka berlangsunglah pernikahan agung itu dengan izin Allah. Rasulullah memberikan 20 unta muda sebagai maskawin atas pernikahan pertama ini. PUTRA-PUTRI RASULULLAH ADALAH BUAH CINTA DARI KHADIJAH Diriwayatkan bahwa pernikahan agung itu terjadi saat Khadijah betusia 40 tahun. Sedangkan Nabi shallallahu alaihi wasallam berusia 25 tahun. Dari pernikahan inilah Nabi beroleh keturunan. Putra Ielaki beliau dari Khadijah ada dua; Al Qasim dan Abdullah. Al Qasim adalah putra sulung, itulah sebabnya Nabi shallallahu alaihi wasallam berjuluk Abul Qasim, sebagaimana pula Khadijah رضي الله عنها dijuluki Ummul Qasim.  Sedangkan Abdullah adalah putra bungsu dari Khadijah. Dialah yang dijuluki dengan Ath Thayib atau Ath Thahir. Allah berketetapan, bahwa Rasulullah harus menyaksikan kepergian kedua belahan hatinya di saat belia. Lalu mereka tidak lagi berkesempatan menjumpai masa- masa lslam.  Putri beliau empat. Mereka adalah Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fathimah. Zainab dinikahkan dengan Abul Ash AI Asadi atas permintaan Khadijah رضي الله عنها. Abul Ash adalah anak saudari kandungnya Halah binti Khuwailid. Ruqayyah dan Ummu Kultsum dinikahkan dengan Utsman bin Affan. Sedangkan Fathimah dinikahi oleh Ali bin Abi Thalib. Putri-putri ini Allah takdirkan menjumpai masa kenabian, bahkan turut serta dalam hijrah. Namun pada akhirnya Rasul pun harus bersedih melepas kepergian belahan-belahan jiwanya. Semua meninggal di masa hidup Rasulullah. Terkecuali Fathimah yang menyusul ayahanda setengah tahun kemudian.  KHADIJAH PENEGUH JIWA DI AWAL KENABIAN Menjelang turun wahyu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam senang menyendiri di gua Hira'. Kebiasaan ini menjadi amat beliau sukai setelah sering bermimpi dalam tidur, lalu mimpi itu menjadi kenyataan. Beliau beribadah kepada Allah di gua itu dengan sisa-sisa ajaran Ibrahim عليه السلام. Berhari-hari beliau jalani dalam keheningan, dengan bekal secukupnya dari Khadijah yang taat dan selaIu memompa semangat. Jika bekal habis, maka beliau pulang rumah, dan berangkat lagi dengan bekal baru dan tentu semangat baru.  Rutinitas ini terus berjalan hingga datang wahyu Allah. Di saat yang hening, datanglah malaikat Jibril ke gua Hira‘. la membawa wahyu pertama dari Allah, surat Al'Alaq. "Bacalah!" Perintah jibril عليه السلام. "Aku tidak bisa membaca." Jawab Nabi.  Kata Nabi. "Lalu ia meraihku dan mendekapku kuat-kuat hingga aku merasakan kepayahan. Kemudian dilepaskan." "Bacalah!" Pintanya lagi.  "Aku tidak sanggup membaca." Ucap Nabi.  Nabi menceritakan, "Untuk yang kedua kalinya ia kembali menarikku dan mendekapku dengan keras sampai aku merasa sesak. Barulah ia melepaskannya.” "Bacalah!" "Aku tidak tahu membaca." Nabi mengisahkan, ”Untuk yang ketiga kalinya ia kembali menarikku dan mendekapku dengan keras sampai aku merasa sesak. Barulah ia melepaskannya." Kemudian membacakan 5 ayat di permulaan surat AI ’Alaq. Setelah itu, Nabi pulang ke rumah Khadijah dengan qalbu yang bergoncang dahsyat. Beliau diliputi rasa takut sehingga meminta keluarganya untuk menutupkan selimut ke tubuh beliau untuk meredam takut. "Zammiluni...Zammiluni.. Selimutilah aku!”  Setelah tenang, beliau ceritakan peristiwa itu selengkapnya kepada Khadijah رضي الله عنها dan menyatakan kekhawatiran atas dirinya.  "Sungguh aku khawatir dengan diriku.” "Tidak mungkin. Allah tidak akan membuatmu terhina selama-lamanya. Bukankah engkau selalu menyambung tali kekerabatan, menanggung beban keluarga, manyantuni fakir miskin, memuliakan tamu, menolong kepentingan manusia dan hak-hak mereka? Tidak, Engkau tidak akan dihinakan." Sirnalah kekhawatiran pada diri beliau dengan tutur kata Khadijah yang penuh keyakinan. Tidak berhenti di sini upaya Khadijah untuk melipur Nabi. Diajaknya Rasulullah kepada Waraqah bin Naufal, anak pamannya yang telah berusia lanjut dan buta. la adalah pemeluk agama Nashrani di masa jahiliyah. Ia mampu menulis dengan bahasa Ibrani. lnjil pun disalinnya dengan bahasa Ibrani menurut apa yang dikehendaki Allah untuk ia tulis.  "Wahai anak pamanku, simaklah cerita kemenakanmu ini.” ”Apa yang kau Iihat wahai anak saudaraku?" Maka Nabi bercerita dengan lengkap apa yang beliau alami di gua Hira‘ ketika awal turun wahyu. "Itu adalah An Namus yang pernah Allah utus kepada Musa. Duhai seandainya aku masih muda dan masih hidup ketika kaummu mengusirmu." ”Apakah mereka akan tega mengusirku." ”Sudah pasti, tidaklah ada seorang rasul yang membawa ajaran seperti ini kecuali pasti akan dimusuhi. Kalau aku menjumpai masa itu, aku akan menolongmu dengan sekuat tenaga." Tak lama berselang, Waraqah meninggal. Wahyu pun terhenti beberapa saat Iamanya. KHADIJAH BERSEGERA MENYAMBUT DAKWAH TAUHID Ketika Nabi mulai berdakwah, Abu Bakar segera menyambut. la tolong Nabi mendakwahkan agama-Nya. Dengan dakwah Abu Bakar, masuk Islam pula di masa-masa itu Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, dan Sa'ad bin Abi Waqqash. Khadijah juga termasuk orang yang paling pertama menyambut dakwah ini. la beriman kepada Nabi. Membenarkan apa yang beliau bawa. Ia bantu Nabi dalam berdakwah sehingga tugas dakwah yang berat menjadi lebih ringan dengan izin Allah. Cemoohan, caci maki, pendustaan dari kaumnya saat berdakwah selalu sirna dan tiada artinya ketika pulang bertemu Khadijah. Tidaklah yang terucap dari lisannya kecuali kata-kata yang baik dan menentramkan jiwa, memberikan kekokohan pada qalbu Nabi untuk terus berjuang. KHADIJAH WAFAT Khadijah wafat 3 tahun sebelum Hijrah. Beberapa hari sebelumnya meninggal pula Abu Thalib, yang walaupun ia tidak mau masuk Islam, Allah menjadikannya sebagai sebab kafir Quraisy segan mengganggu Nabi. Setelah kematian pembela-pembela dakwah ini, orang-orang kafir Quraisy tidak lagi terhalangi untuk bertindak tegas kepada Nabi. Mereka menyakiti bahkan merencanakan pembunuhan. Namun upaya mereka selalu gagal, dipatahkan oleh Allah سبحانه وتعالى.  NABI SULIT MELUPAKAN KHADIJAH رضي الله عنها  Walaupun Khadijah رضي الله عنها telah meninggal, namun Nabi tidak bisa melupakan kebaikan-kebaikannya. Nabi tidak menikah dengan wanita lain kecuali 2 tahun setelah Khadijah meninggal. Wanita pertama yang beliau nikahi setelah Khadijah, adalah Aisyah. Aisyah berkata, "Aku tidak pernah cemburu kepada satu pun dari istri Rasulullah seperti kecemburuanku kepada Khadijah. Padahal aku tidak berjumpa. Terkadang nabi menyebut-nyebut kebaikan Khadijah di hadapanku. Menyembelih seekor domba Ialu dagingnya dibagi-bagikan kepada kerabat Khadijah. Terkadang aku tidak kuasa menyembunyikan kecemburuanku, sehingga aku katakan kepada nabi, seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita selain Khadijah رضي الله عنها. Sungguh besar jasa Khadijah. Jasa yang tidak pernah dilupakan. Ia beriman saat manusia mengingkari. Membela saat manusia membenci dan memusuhi. Dikerahkan jiwa dan hartanya untuk meninggikan kalimat Allah di muka bumi. Semoga Allah meridhai Khadijah, ibunda kita, ibunda kaum mukminin seluruhnya, salah satu wanita terbaik di sisi Allah سبحانه وتعالى. JANJI UNTUK KHADIJAH رضي الله عنها Disebutkan dalam Shahih Al Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwa suatu hari datanglah Jibril kepada Nabi.  ”Wahai Rasulullah, sebentar lagi Khadijah akan datang. Ia membawa sebuah bejana berisi Iauk, makanan, dan minuman." Kata Jibril membuka perbincangan.  "Setibanya nanti, sampaikan salam untuknya dari Allah dan juga dariku," Ianjut Jibril. ”Kabarkanlah kepadanya dengan sebuah tempat tinggal yang terbuat dari permata. Tak kan terdengar suara-suara bising sedikit pun, tidak akan pula merasa |e|ah di dalamnya." Ucap Jibril menutup pembicaraan.  Sumber || Majalah Qudwah Edisi 07 || https://t.me/Majalah_Qudwah
5 tahun yang lalu
baca 10 menit