Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

hadits tentang keutamaan belajar agama

3 tahun yang lalu
baca 4 menit

PANDUAN AMALAN DARI HADITS-HADITS PILIHAN

Hadits Tentang Keutamaan Belajar Agama

โœ๐Ÿผ Kitab al-Adzkar wa al-Adab 

๐Ÿ“š Serial: Al-Fadha-il || Keutamaan Belajar Agama

HADITS KE-1

โ€ข Nabi Muhammad ๏ทบ bersabda, 

ู…ูŽู†ู’ ุณูŽู„ูŽูƒูŽ ุทูŽุฑููŠู‚ู‹ุง ูŠูŽู„ู’ุชูŽู…ูุณู ูููŠู‡ู ุนูู„ู’ู…ู‹ุง ุ› ุณูŽู‡ู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽู‡ู ุจูู‡ู ุทูŽุฑููŠู‚ู‹ุง ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู

"Siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu; niscaya Allah akan mudahkan jalannya ke surga."

H.R. Muslim (2699)

_________________________________________

โ–ช๏ธ Al-'Allamah Ubaidullah al-Mubarakfury rahimahullah menjelaskan,

"((Siapa yang menempuh jalan)) dalam arti:

- Jalan yang sesungguhnya, yaitu berjalan kaki menuju majelis para ulama.

- Atau menempuh jalan secara maknawi, seperti menghafal ilmu, mengkajinya, memuraja'ah, menelaah dan membaca, menulis, memahami, dan jalan maknawi lainnya yang membuatnya bisa mendapatkan ilmu." (Dinukil dalam Masyariq al-Anwar al-Wahhajah, 4/341)

โ–ช๏ธ Syaikh Muhammad Ali Adam rahimahullah menjelaskan,

"[Sabda beliau], ((.. ูููŠู‡ู ุนูู„ู’ู…ู‹ุง / untuk menuntut ilmu)) diungkapkan oleh Nabi Muhammad ๏ทบ dengan kata yang nakirah 'umum', sehingga mencakup seluruh cabang ilmu agama, banyak ataupun sedikit. Yaitu jika dia lakukan dengan niat beribadah, untuk diamalkan, dan diajarkan." (Masyariq al-Anwar al-Wahhajah, 4/341)

โœ๏ธ -- Jalur Masjid Agung @ Kota Raja

-- Hari Ahadi, Ta'liq kitab al-Adab wa al-Adzkar (Syaikh Abdul Muhsin al-Qasim)

___

HADITS KE-2

โ€ข Nabi Muhammad ๏ทบ bersabda,

ู…ูŽู†ู’ ูŠูุฑูุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจูู‡ู ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ูŠูููŽู‚ู‘ูู‡ู’ู‡ู ูููŠ ุงู„ุฏู‘ููŠู†ู

"Siapa yang Allah kehendaki untuknya kebaikan; maka Allah akan membuatnya paham tentang agama." 

H.R. Al-Bukhari (71) dan Muslim (1037)

_____________________________________________

โ–ช๏ธ Syaikh Muhammad Ali Adam rahimahullah berkata, 

"((Sabda beliau, 'ูŠูุฑูุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจูู‡ู ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง / yang Allah kehendaki untuknya kebaikan)) digunakannya kata nakirah 'umum' [ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง] memberikan makna 'berlimpah dan besar'." (Masyariq al-Anwar al-Wahhajah, 4/311)

Sehingga makna hadits, "Siapa yang Allah kehendaki untuknya kebaikan yang berlimpah dan besar, maka Allah akan membuatnya paham tentang agama." 

โ–ช๏ธ Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah, 

"Jika engkau melihat orang yang selalu hadir di majelis-majelis ilmu, bertanya tentang ilmu, rajin belajar dan mengkajinya, maka semua ini pertanda bahwa Allah menghendaki kebaikan untuknya. Hendaklah ia terus di atas hal itu, terus bersemangat, jangan jenuh dan melemah." (Majmu' Fatawa wa Maqalat, 27/394)

โ–ช๏ธ Syaikh Muhammad Ali Adam berkata,

"Terpahami dari hadits di atas bahwa orang yang tidak belajar agama, tidak mengkaji dasar-dasar Islam dan cabang-cabangnya, maka terhalang dari kebaikan." (Masyariq al-Anwar al-Wahhajah, 4/314)

___

HADITS KE-3

โ€ข Nabi Muhammad ๏ทบ bersabda, 

ุฅูุฐูŽุง ู…ูŽุงุชูŽ ุงู„ู’ุฅูู†ู’ุณูŽุงู†ู ุงู†ู’ู‚ูŽุทูŽุนูŽ ุนูŽู†ู’ู‡ู ุนูŽู…ูŽู„ูู‡ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ู…ูู†ู’ ุซูŽู„ูŽุงุซูŽุฉู ุ› ุฅูู„ู‘ูŽุง ู…ูู†ู’ ุตูŽุฏูŽู‚ูŽุฉู ุฌูŽุงุฑููŠูŽุฉูุŒ ุฃูŽูˆู’ ุนูู„ู’ู…ู ูŠูู†ู’ุชูŽููŽุนู ุจูู‡ูุŒ ุฃูŽูˆู’ ูˆูŽู„ูŽุฏู ุตูŽุงู„ูุญู ูŠูŽุฏู’ุนููˆ ู„ูŽู‡ู

"Jika seseorang meninggal maka putuslah semua amalannya kecuali dari tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya." 

H.R. Muslim (1631)

_____________________________________________

โ–ช๏ธ Al-'Allamah Muhammad al-'Utsaimin rahimahullah berkata, 

"Yang paling utama dari tiga amalan di atas ialah ilmu yang bermanfaat. 

Sebagai contohnya Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau termasuk sahabat yang paling memahami agama pada zaman Rasulullah ๏ทบ. Terkadang beliau jatuh ke tanah karena sangat kelaparan. Walaupun demikian, mayoritas umat Islam sekarang hanya membaca riwayat hadits dari beliau. 

Abu Hurairah adalah salah satu sahabat yang paling banyak menyampaikan hadits-hadits Rasulullah ๏ทบ kepada kita. Dan itu termasuk sedekah jariyah. 

Sampaikan kepadaku tentang orang paling kaya yang bersedekah di zaman Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu! Apakah sedekahnya masih ada hingga saat ini? Jawabannya, tentu tidak. 

Contoh lainnya, Imam Ahmad dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahumallah, keduanya mengajarkan ilmu kepada kita sedang mereka di kuburnya masing-masing, sebab kitab mereka ada di hadapan kita. Seandainya engkau lihat ada khalifah terbesar dan pedagang tersukses di zaman Ibnu Taimiyyah, apakah kebaikan mereka ada yang sampai kepada kita sekarang? Tentu saja tidak. 

Sehingga ilmu yang bermanfaat adalah yang paling berguna dari tiga amalan [yang disebutkan dalam hadits di atas, โ€”pent].

Ilmu lebih bermanfaat daripada sedekah jariyah. Karena sedekah jariyah bisa saja terhenti [manfaatnya]. Betapa banyak sedekah jariyah yang terbengkalai dan rusak. 

Ilmu juga lebih bermanfaat daripada anak shalih. Karena anak shalih akan meninggal, bisa 20 tahun kemudian, 30 tahun, atau 40 tahun. 

Akan tetapi pahala dari ilmu yang diambil manfaatnya oleh umat Islam akan terus ada sampai pada waktu yang Allah kehendaki! Imam Ahmad, misalnya, berapa lama sudah beliau wafat? Juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, berapa lama beliau telah meninggal? Namun manusia terus mendapatkan manfaat dari ilmu mereka! 

Maka saudaraku, bersemangatlah untuk mendapatkan ilmu! Karena tidak ada yang sebanding dengan ilmu bagi orang yang lurus niatnya. Bersemangatlah untuk mempelajari ilmu agama dan ilmu-ilmu pendukungnya, seperti nahwu dan lain-lain yang dapat membantu untuk mempelajari ilmu agama, dengan hal itu Allah memberikan manfaat untukmu dan membuatmu menjadi orang yang bermanfaat. Wallahu al-Muwaffiq." (Syarah Riyadhus Shalihin, 3/470 cetakan ke-18)

โœ๏ธ -- Jalur Masjid Agung @ Kota Raja

-- Hari Ahadi, Ta'liq kitab al-Adab wa al-Adzkar (Syaikh Abdul Muhsin al-Qasim)

Sumber :https://t.me/nasehatetam

Oleh:
Atsar ID