Pecinta ilmu bahasa Arab harus tahu karya besar dari Jamaluddin ; Muhammad bin Malik. Judulnya Alfiyah. Sering disebut Alfiyah Ibnu Malik.
Alfiyah artinya seribu bait syair.
Ibnu Malik tegas dan penuh tekad menulis :
و أستعين الله في ألفية
مقاصد النحو بها محوية
Terjemah bebasnya :
Hanya Allah,kepada-Nya hamba memohon bantuan untuk merangkai seribu bait
Intisari-intisari ilmu Nahwu,terbentang indah pada tiap bait
Alfiyah telah menjadi nama yang tersemat dan melekat pada karya Ibnu Malik. Sekali sebut Alfiyah, maka yang dimaksud adalah Alfiyah karya Ibnu Malik.
Alfiyah adalah sebuah ringkasan dari karya Ibnu Malik sendiri yang berjudul Al Kafiyah As Syafiyah yang berisi hampir 3.000 (tiga ribu) bait syair.
Masya Allah!
Itulah hidup yang bermakna! Antara ilmu,ilmu dan ilmu.
Hakekat umur yang bermanfaat!
Berkarya,beramal,berbuat dan mewariskan kebaikan.
Setelah zaman Ibnu Malik,apresiasi dan atensi ulama Nahwu terkait Alfiyah sangatlah besar.
Adalah Ibnu Aqil al Mishri.Wafat di Kairo tahun 769 H.
Beliau menjabarkan bait-bait Alfiyah dengan indahnya. Diksi dalam syair Alfiyah diterangkan gamblang, beberapa contoh diberikan bahkan seringkali beliau membahas perbedaan pandangan ulama-ulama sekaligus dialek kabilah-kabilah Arab terdahulu.
Buku itu dikenal dengan Syarah Ibnu Aqil.
Tidak cukup sampai di situ.
Catatan-catatan penting untuk kitab Ibnu Aqil ditambahkan oleh As Syaikh Muhammad al Khudhari as Syafii al Azhari. Catatan yang pertama kali terbit tahun 1998 M di Beirut Lebanon ini dikenal dengan sebutan Hasyiyah al Khudori.
Cukup?
Masih belum.
Alfiyah semakin mudah dan dekat bagi kita melalui sentuhan Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid.Seorang pakar ilmu Nahwu di masa belakangan ini.
Bait-bait Alfiyah, di-i'rabnya. Diolahnya dalam bentuk prosa agar lebih mudah dipahami.Beberapa hal penting dalam karya Ibnu Aqil diulasnya.Bahkan,beliau menambahkan materi Shorof di bagian akhirnya.
Masya Allah!
Sekali lagi :
Alfiyah karya Ibnu Malik.
Dijabarkan oleh Ibnu Aqil.
Al Khudhori memberi catatan-catatan.
Lalu pulasan akhir oleh Muhyiddin Abdul Hamid.
Lah,engkau di mana? Apa yang engkau perbuat?
Jangan-jangan baru sekali ini engkau tahu???
-----
Belajar bahasa Arab itu menyenangkan.
Tidak seperti yang dikatakan banyak orang kalau bahasa Arab itu susah.
Jangan percaya kalau ada yang bilang bahasa Arab itu rumit!
Bukan berat.Bukan sulit.
Kita saja yang hatinya belum terketuk untuk belajar.
Kita saja yang tidak memberi waktu cukup untuk belajar.
Kita saja yang salah langkah dalam belajar.Asal lompat.Main tabrak.Padahal belajar bahasa Arab itu bertahap.
Ibarat naik menggunakan tangga ke tempat yang tinggi. Bukankah harus setapak demi setapak. Selangkah selangkah.
Lah, belajar hanya sekali dalam satu pekan.Sisanya sibuk kerja dan urus usaha.Kapan sampai nya?
Kita sudah dibuat penat oleh berita-berita politik.Menjadi mules dengan cerita-cerita konflik dan intrik duniawi.
Harta. Terobosan usaha. Kekuatan marketing. Prospek bisnis. Motivasi kerja.Dan...lagi-lagi harta.
Tahta.Rebutan suara.Sogok dan suap.Menyikut,menjegal dan menjatuhkan.Dan...semua untuk jabatan.
Penat. Lelah.
Dek...kadang kita memerlukan sejenak waktu untuk merehatkan hati dan pikiran.
Ada kesempatan di mana kita duduk khusyuk membaca harakat dan sukun pada contoh kalimat bahasa Arab.
Damai dalam mencari jawaban antara marfu' , manshub ataukah majrur.
Tentram pada diskusi antara fiil majzum bertanda apa?
Sayang,masih banyak kita yang tak paham bahasa Arab.
08 Desember 2020
Di Lendah
t.me/anakmudadansalaf