Semaikanlah Mereka! Ibarat benih, anak-anak haruslah disemaikan. Agar tumbuh, berbunga, berbuah dan terus selalu berbuah, anak-anak harus dipilihkan lahan belajar yang baik. Mereka mesti dirawat dan diperhatikan. Perlakukanlah anak-anak sebagai manusia yang punya hati, keinginan, pikiran dan perasaan. Sebab, anak-anak kita bukan sebatang kayu atau sepotong ranting tak bernyawa. Mendidik anak perlu cara dan langkahnya. Mereka jelas berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak memiliki alam dan hawa hidup sendiri. Sebagai pendidik, tidak ada pilihan selain bersabar sambil berusaha memahami. Sehingga, seorang pendidik bisa maksimal mengarahkan dan membentuk mereka. Tugas ini sangat berat! Tidak bisa dipikul oleh seorang-seorang. Bisa dikata tugas ini begitu komplek, sehingga harus dipikirkan dan dikerjakan bersama. Tahapan paling mendasar adalah sadar sepenuhnya bahwa berkecimpung di dunia pendidikan anak adalah kesempatan emas untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya. Ingat, pendidikan anak yang saya maksud adalah pendidikan agama. Terkhusus al Quran dan hadits Nabi beserta seluruh perangkatnya. Bukan pendidikan duniawi! Mendidik anak belajar agama adalah jihad fi sabilillah. Nabi Muhammad bersabda : مَنْ دَخَلَ مَسْجِدَنَا هَذَا لِيَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ لِيُعَلِّمَهُ كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ "Barangsiapa masuk masjid kami ini untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, ibaratnya ia adalah seorang mujahid fi sabilillah" (HR Abu Dawud) Anda wahai, saudaraku! Selalulah menghadirkan niat bahwa ketika mempersiapkan materi pelajaran, Anda sedang berjihad. Saat berangkat ke lokasi belajar, Anda sedang berjihad. Apabila Anda menyapa dan berbicara dengan anak-anak didik, Anda sedang berjihad. Sewaktu Anda membantu mereka menulis atau melafalkan huruf-huruf hijaiyyah, Anda sedang berjihad. Waktu dan hidup yang Anda habiskan untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar, artinya Anda sedang melaksanakan jihad fi sabilillah. Saudaraku, jangan lewatkan momentum indah dalam hidupmu! Momentum paling berkesan saat mendampingi anak-anak kecil itu untuk menapaki kehidupan dan menatap masa depan. Anda menjadi bagian terbaik dalam hidup mereka. Dan jangan lupa, mereka juga bagian terindah dalam hidup Anda. Semestinya satu sabda Nabi Muhammad sudah cukup bagi Anda untuk mengambil keputusan tanpa sedikitpun ragu. Tiada bimbang tersisa. Yakin memutuskan dan memilih jalan hidup, yakni mendidik anak-anak kaum muslimin. Resapi dan hayati sabda Nabi di bawah ini! Jangan bilang Anda punya hati jika tidak tergetar. Usah Anda bilang punya hati bila tak terguncang. "Sungguh! Allah Ta'ala, malaikat-malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi semuanya, bahkan semut di sarangnya ,juga ikan-ikan, mereka menyampaikan doa-doa kebaikan untuk para pengajar kebaikan untuk umat manusia" Tidakkah Anda inginkan? Apakah Anda tak maukan? Hidup dalam naungan doa-doa kebaikan. Hidup dipenuhi doa-doa dari yang tidak pernah mampu kita ketahui seberapa banyak yang mendoakan. Indah dan damai nian hidup! Dalam doa-doa kebaikan. Saudaraku, tak seharusnya Anda menunggu diajak agar beranjak. Menanti diundang supaya temandang. Mengharap disertakan sehingga berjalan. Jangan! Jangan demikian! Mulailah dari diri Anda! Lahirkan sebuah kesadaran bahwa mendidik anak-anak adalah perjuangan suci. Mendidik anak-anak merupakan tugas mulia. Jangan bosan! Jangan jenuh! Jangan mudah mengeluh! Nabi Muhammad pernah menjelaskan bahwa sebaik-baik orang adalah yang belajar dan mengajarkan al Quran. Hadits di atas adalah motivasi bagi Abu Abdurrahman as Sulami untuk menghabiskan umur mengajarkan al Quran. Ketahuilah bahwa al Quran yang kita baca saat ini sampai kepada kita melalui jalur beliau. Beliau sepanjang umur mengajar al Quran di masjid Kufah dan berkata, "Hadits di atas lah yang membuat saya senang hati berada di sini" Nafi' bin Abdurrahman al Madani selama 70 tahun mengajarkan al Quran. Membimbing umat agar bisa membacanya. Abu Manshur al Khayyath bersabar menjadi pendidik. Beliau dipuji oleh adz Dzahabi, "Duduk mengajarkan al Quran sepanjang umur. Sudah banyak orang membaca al Quran dengan beliau" Abu Manshur adalah figur pendidik yang penyabar. Buktinya? Beliau menuntun orang-orang buta sampai bisa mengkhatamkan al Quran. Jumlah orang buta yang dituntun mencapai 70.Adz Dzahabi memuji, "Orang yang mentalqin / menuntun 70 orang buta, maka telah banyak berbuat baik" Saudaraku, marilah bersabar menjadi pengajar! Ayolah berlapang dada saat mendampingi anak-anak didik. Lemah lembut lah! Sayangi dan kasihi mereka! Jangan kasari mereka! . Jauhkan dari sikap kaku! Jangan membuat mereka lari dari belajar! Jangan menjadikan mereka benci untuk belajar! Semoga tiba saatnya ketika : Anak-anak yang kini dianggap nakal, dibilang usil, dikata jail, dan susah diatur... Anak-anak yang pernah ngompol di kelas, tertidur di atas meja dan berbaju penuh keringat... Anak-anak yang sekarang ini kadang menangis, senang teriak-teriak dan melompat-lompat... Anak-anak yang kadang terlambat datang, tidak mengerjakan PR dan susah mengerjakan soal ujian.... Anak-anak yang cadel lidahnya, hafalannya lambat dan lemah dalam mengingat... Insya Allah akan tiba saatnya ketika ; mereka dinyatakan selesai menempuh pendidikan, menjadi imam shalat dengan fasih, mengajarkan kitab-kitab ulama...anak-anak kecil kini, esok hari menjadi pelita umat, mercusuar ilmu dan penuntun dalam gelapnya kehidupan. Saat mereka telah menjadi pejuang dakwah, di sana Anda bisa berharap pahala yang terus mengalir walau Anda telah berkalang tanah. Sebab, Anda telah menebar bibit kebaikan, menyemai benih ilmu yang bermanfaat. Maka, semaikanlah mereka! Anak-anak kita. Jika Anda bisa mengajar, kenapa Anda berpikir yang lain! Baarakallahu fiikum Kaki Gunung Gede 04 April 2021 Sumber : https://t.me/anakmudadansalaf/120