Keluarga

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

dua baju kedustaan

 .DUA BAJU KEDUSTAAN Judul diatas merupakan sepenggal ucapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terkait gambaran seorang yang tidak memiliki sesuatu, akan tetapi dia mengaku² bahwa dia memiliki sesuatu tersebut.  🔭 Mari kita simak sebab terjadinya hadits ucapan Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.  أنَّ امْرَأَةً قالَتْ: يا رَسولَ اللَّهِ، إنَّ لي ضَرَّةً، فَهلْ عَلَيَّ جُناحٌ إنْ تَشَبَّعْتُ مِن زَوْجِي غيرَ الذي يُعْطِينِي؟ فقالَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: المُتَشَبِّعُ بما لَمْ يُعْطَ كَلابِسِ ثَوْبَيْ زُورٍ. الراوي : أسماء بنت أبي بكر | المحدث : البخاري | المصدر : صحيح البخاري الصفحة أو الرقم: 5219 | خلاصة حكم المحدث : [صحيح] Dari Asma’ bintu Abi Bakar radhiyallahu 'anhuma berkata : أنّ امْرَأَةً قالَتْ: يا رَسولَ اللَّهِ، إنَّ لي ضَرَّةً، فَهلْ عَلَيَّ جُناحٌ إنْ تَشَبَّعْتُ مِن زَوْجِي غيرَ الذي يُعْطِينِي؟ فقالَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: المُتَشَبِّعُ بما لَمْ يُعْطَ كَلابِسِ ثَوْبَيْ زُورٍ Bahwasannya ada seorang wanita berkata : Wahai Rasulullah, saya memiliki dharrah (madu / istri lain dalam poligami) , apakah boleh bagi saya jika berbangga di depan dia (madu / istri lainnya)  bahwa suami saya memberikan sesuatu kepada saya, padahal itu tidak pernah diberikan  ? Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Orang yang berbangga dengan sesuatu yang tidak pernah ia dapatkan, bagaikan menggunakan dua pakaian kedustaan . [Riwayat al-Bukhari : 5219] al-Imam bin Baaz rahimahullahu beliau berkata : وهذا فيه إضجار الضرة، وفيه افتخار من المتشبعة حصل به الإضجار والافتخار، فالمتشبعة مفتخرة والأخرى مضجرة؛  لأن هذا إيذاء وكذب فلا يجوز لها أن تفتخر بشيء لم يقع لزوجها 📂 صحيح البخاري - تعليق على قراءة الشيخ عبدالعزيز السدحان Perkara ini akan membuat kesal jengkel dan sakit hati bagi madu (istri lain).  Demikian juga perbuatan ini termasuk bangga diri yang akan menimbulkan sakit hati dan 'ujub . Orang yang berbangga akan sombong, dan lawan bicaranya akan sakit hati (kesal).  Karena perbuatan ini termasuk mengganggu dan juga dusta , sehingga tidak boleh seorang istri berbangga dengan sesuatu yang tidak pernah diberikan suaminya. [ Shahih Bukhari Ta’liq Ibni Baaz ‘ala Qira’ati Syaikh As Sadhan ] al-Imam an-Nawawi rahimahullahu berkata :  المتشبع : هو الذي يظهر الشبع وليس بشبعان، ومعناها هنا أنه يظهر أنه حصل له فضيلة وليست حاصلة ولابس ثوبي زور أي: ذي زور وهو الذي يزور على الناس بأن يتزي بزي أهل الزهد أو العلم أو الثروة ليغتر به الناس وليس هو بتلك الصفة وقيل غير ذلك والله أعلم . *al-mutasyabbi’ adalah orang yang merasa kenyang padahal ia tidak kenyang.  Maknanya dalam hadits ini adalah dia menampakkan telah mendapatkan suatu keutamaan, padahal sebenarnya keutamaan itu tidak dia dapatkan.  Dan maksud dari [memakai dua baju kedustaan] adalah_ : Dia memakai hiasan kedustaan ,yakni dia membohongi manusia seakan-akan dia adalah : 1️⃣ Orang yang paling zuhud 2️⃣ Orang paling berilmu  3️⃣ Orang paling kaya Tujuannya supaya manusia tertipu, padahal sebenarnya dia tidak memiliki sesuatu apapun. 📱Telegram Ma'had Al-Manshuroh Poso https://t.me/mahad_almanshuroh_poso
2 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

bahaya berhubungan intim dengan istri yang sedang haid

BAHAYA BERHUBUNGAN INTIM DENGAN ISTRI YANG SEDANG HAID Asy-Syaikh Abdullah bin Abdurrahman alu Bassam rahimahullah berkata: * مضار الوطء في أثناء الحيض: قال الدكتور الطبيب محمد علي البار: إدخالُ القضيب في الفرج أثناء الحيض، هو إدخالُ ميكروبات في وقتٍ لا تستطيعُ الأجهزة أنْ تقاومه، فيحدث ما يلي: Dokter Muhammad Ali Al-Bar mengatakan: . "Masuknya zakar di dalam kemaluan wanita saat sedang haid berarti memasukkan kuman-kuman di saat organ-organ yang ada tidak dapat menahannya, maka yang terjadi adalah hal-hal berikut: ١ - تمتدُّ الالتهابات إلى قناتي الرَّحم فتسدّها، ممَّا يؤدِّي إلى العقم، أو الحمل  خارج الرحم. 1.. Infeksi yang menjalar kepada dua saluran rahim sehingga menyumbatnya, yang bisa menghantarkan kepada kemandulan dan hamil di luar rahim. ٢ - يمتد الالتهاب إلى قناة مجرى البول فالمثانة فالحالبين فالكُلَى، ممّا يسبِّب أمراضَ الجهاز البولي. 2. Infeksi akan menjalar ke saluran uretra, kandung kemih, ureter dan ginjal, yang bisa menyebabkan penyakit pada organ saluran kencing. ٣ - تقلُّ الرغبةُ الجنسية لدى المرأة، وخاصَّةً عند بداية الطمث. 3. Kurangnya keinginan untuk berhubungan intim pada istri, khususnya pada awal haid. ٤ - الصداع النصفي. 4. Terjadinya penyakit migran. ٥ - تصاب المرأة بحالة من الكآبةِ والضِّيقِ، فتكون متقلِّبة المزاج. إلى غير ذلك من الأمراض الكثيرة والتي لم يكشف عنها الآن، وإنَّما عبَّر عنها الحكيمُ العليم بقوله: 5. Seorang istri akan merasakan kondisi yang sayu dan sulit, sehingga temperamennya menjadi tidak stabil. Dan penyakit-penyakit lainnya yang belum diketahui sekarang ini. Hanya saja Allah ta'ala Dzat yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui telah mengungkapkan dalam firman-Nya: (وَیَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡمَحِیضِۖ قُلۡ هُوَ أَذࣰى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ} فَوَصْفُهُ تعالى له بأنَّه "أذى" يشتمل على مضار كثيرة اللهُ أعلَمُ بها!!. "Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang yang menyucikan diri."{QS. Al-Baqarah: 222} Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa haid adalah kotoran yang mengandung bahaya yang banyak, hanya Allah-lah yang lebih mengetahuinya tentangnya." Taudhihul ahkam min bulughil maram 1/458-459. https://t.me/salafykarangmakmur
2 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

menyambut anak pulang sebagai pejuang

(126) Menyambut Anak Pulang Sebagai Pejuang Thalabul Ilmi artinya sedang berjuang. Ia memperjuangkan agama Allah. Berjuang menghimpun ilmu. Bahkan, thalabul ilmu menjadi perjuangan terbaik di zaman ini. Anak yang sedang thalabul ilmu adalah seorang pejuang. Pesantren menjadi medan juangnya. Di pesantren, banyak hal yang harus ia perjuangkan. Ada tugas-tugas yang ia pikul. Berjuang dalam thalabul ilmi sangatlah berat. Bahkan, seringkali lebih berat dibanding berjuang di area perang fisik yang menggunakan alat-alat perang, seperti pedang dan tombak. Maka, jika anak pulang -apapun alasannya-, sambutlah ia sebagai pejuang! Rasanya sedih jika pulangnya anak dianggap beban. . Anak dijadikan alasan yang memberati pikiran. Seolah-olah ia sebagai musuh yang hendak dihindari. Baginya, anak sama saja dengan masalah dan problem. Saudaraku, sebelum menikah, bukankah cita-citamu bisa memiliki anak?  Setelah menikah, apa hal yang paling engkau inginkan? Anak, bukan? Siang malam berdoa. Pagi petang meminta. Semua cara dilakukan agar segera punya anak. Lalu, setelah Allah kabulkan. Allah memberimu anak, lalu engkau anggap sebagai beban hidup? Aneh! Al Husain, cucu Rasulullah ﷺ , sedang bermain di luar rumah. Saat itu, Nabi Muhammad ﷺ dan sejumlah sahabat sedang menghadiri undangan makan. Melihat cucunya, Rasulullah ﷺ mempercepat langkah dan segera menemui. Dengan membentangkan kedua tangan, beliau mencandai Al Husain. Sampai Al Husain pun tertangkap lalu digendong oleh Rasulullah ﷺ. ( Sahih Adabul Mufrad 364 dari sahabat Ya'la bin Murrah ) Di lain kesempatan, Al Hasan dan Al Husain datang. Rasulullah ﷺ pun langsung mendekap dan memeluk mereka berdua. Beliau bersabda ;  إنَّ الولدَ مَبخلةٌ مَجبنةٌ " Sungguh! Anak menjadi sebab orangtuanya kikir dan penakut " ( Disahihkan Al Albani dalam Sahih Ibnu Majah no.2972) Kenapa demikian? Sebab, anak menjadi segala-galanya bagi orangtua.  Seseorang yang semasa mudanya dikenal pemberani, suka tantangan, dan pantang ditentang, bisa berubah penakut karena memikirkan anaknya. Seseorang bisa saja dermawan, namun ketika dihadapkan pada dua atau lebih pilihan, ia akan memilih anaknya. Ia simpan harta, ia tabung uang, ia sisihkan dana, buat anaknya. Anak menjadi buah hati. Penyejuk mata. Selalu hadir dalam benak. Dirindukan tawanya. Bahkan tangisannya pun menenangkan. Sungguh celaka orangtua yang merasa terbebani anak, padahal ia juga yang berharap kehadirannya di dunia. Nabi Muhammad ﷺ selalu menyambut kedatangan anaknya. Untuk anak, Nabi Muhammad ﷺ  memberikan ruang. Selalu ada tempat duduk di dekat beliau, entah di kanan atau di kiri, buat anak. Nabi Muhammad  ﷺ pasti menampakkan bahagia dan memperlihatkan gembira setiap kali putrinya, Fathimah, datang. Beliau sambut dengan kata-kata manis ; مَرْحَبًا بِابْنَتِي " Selamat datang, aku sambut engkau, wahai Putriku " ( HR Bukhari 5928 Muslim 2450 ) Nabi Ya'qub - bi idznillah -, dapat melihat kembali padahal sebelumnya buta. Saking gembiranya, begitu bahagianya.  Setelah puluhan tahun terpisahkan dengan anaknya, yaitu Nabi Yusuf. Belum juga bertemu, masih sebatas mencium aroma gamis Nabi Yusuf. Bertemu anak adalah momen indah dalam hidup. Jika anak pulang, dengan alasan apapun. Entah bolos, kabur, atau tidak betah di suatu tempat, ia tetaplah anak. Sambutlah dia dengan hangat! " Masya Allah, Abi rindu. Kini engkau pulang ", " Subhanallah, anak Ummi tambah besar dan dewasa ", " Ada pakaian kotormu, biar Ummi cucikan ", " Engkau ingin makan apa, Nak? ", atau kalimat-kalimat cinta semisal. Biarlah ia tenang. Buat ia merasa terlindungi. Alhamdulillah ia pulang ke rumah. Artinya, ia masih menganggap rumah sebagai tempat mencari kedamaian. Ia masih kembali ke orangtua. Ia pulang karena berharap diayomi, dilindungi, dan dikuatkan orangtua. Jika sudah ada kesempatan, tiba momen yang tepat, tawarkan bantuan untuknya, " Apa yang bisa Abi atau Ummi bantu, Nak?". Tidak perlu menginterogasi. Sebab, jika merasa nyaman, anak akan bercerita selengkapnya. Jika thalabul ilmi adalah proses berjuang, maka bisa jadi anak sebagai pejuang pulang dalam keadaan penuh luka. Bisa jadi ia kalah berperang. Bisa juga ia dipukul mundur musuh. Mungkin turun semangatnya. Tugas orangtua adalah memotivasi dan suntikkan semangat untuknya. Lebih-lebih jika anak pulang dengan izin ustadznya. Ia pulang karena memang liburan lebaran. Apa salah anak, jika ia ingin mencari kehangatan kasih sayang orangtuanya? Jika khawatir anak akan bergaul dengan teman-teman yang buruk selama liburan, maka pertanyaannya, " Kenapa ia memilih bergaul dengan teman-temannya yang buruk? " Jawabannya : karena anak tidak nyaman di rumah. Maka, buatlah rumah menjadi tempat ternyaman buat anak.  Semoga Allah Ta'ala memberi hidayah buat anak-anak kita. Lendah, 05 Dzulhijjah 1443 H/05 Juli 2022 t.me/anakmudadansalaf
2 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

temukan kelebihan anak!

(122) Temukan Kelebihan Anak! Anak identik dengan dunia unik. Alam berpikir mereka menjelajah jauh. Anak-anak tetaplah anak-anak. Belum bisa dinilai apalagi disamakan dengan yang telah dewasa. Orang dewasa saja masih banyak yang kekanak-kanakan! Menilai anak jangan terburu-buru! Tidak boleh menghukumi, sementara mereka masih proses berkembang. Apa alasan Anda memutuskan seorang anak . bodoh, nakal, lemah ingatan, pemalas, suram masa depannya, tidak bisa apa-apa, hanya beban saja, atau vonis-vonis buruk lainnya?! Setiap anak pasti punya kelebihan. Jangan hanya melihat kekurangan-kekurangannya saja! Ada yang lemah secara akademis, namun unggul di bidang sosial. Ada yang terbelakang dalam hafalan, tetapi kedisiplinan waktunya menakjubkan. Ada anak kurang daya ingatnya, di sisi lain ia pantang menyerah. Tidak ada anak terlahir sia-sia. Setiap anak di atas fitrah, kedua orangtuanya lah yang berpengaruh. Menyaksikan alam semesta beserta seluruh ciptaan yang ada, doa orang beriman adalah : رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّار " Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka lindungilah kami dari siksa neraka " (QS Ali Imran: 191) Ya Allah, tiadalah Engkau menciptakan anak-anak kami sia-sia. Maha suci Engkau. Lindungilah kami dan anak-anak kami dari siksa neraka. 0000____0000 Mata pelajaran dan disiplin ilmu, anak-anak pun berbeda-beda. Ada yang lemah di satu bidang ilmu, namun kuat di bidang yang lain. Ada yang berbakat di satu mata pelajaran,  tetapi di mata pelajaran lainnya tertinggal jauh. Tidak mengapa lah! Selama masih mau belajar, tetap kita support. Asalkan ada keinginan belajar, kita semangati saja. Adz Dzahabi ( Tadzkiratul Huffaz 3/1031) menyatakan, " Banyak ulama spesialisasi nya di satu bidang ilmu, namun tidak di bidang yang lain. Sibawaih, contohnya. Beliau imam di bidang Nahwu, namun tidak mendalami hadis. Waki' adalah imam di bidang hadis, tetapi tidak menguasai ilmu-ilmu bahasa Arab. Abu Nuwas tokoh penyair, namun di bidang lainnya tidak. Abdurrahman bin Mahdi tokoh besar ilmu hadis, tidak mengerti ilmu kedokteran sama sekali. Muhammad bin Al Hasan pakar fikih tetapi tidak menguasai ilmu Qiraat. Juga Hafs yang menjadi imam di bidang Qiraat, namun lemah dalam hadis" Berikut ini contoh-contoh lain yang disebutkan Adz Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala : 1. Adh Dhahak bin Muzahim. Ahli tafsir dan tidak begitu bagus dalam hadis (4/598) 2. Ibnu Ishaq. Pakar tarikh dan sejarah namun statusnya hasan dalam hadis (7/37) 3. Umar bin Hasan bin Dihyah. Pakar bahasa tetapi lemah di hadis (22/391) Intinya begini...  Sejak sedini mungkin, anak-anak harus dipantau dan dimonitor. Perkembangan mereka diamati, terutama mata pelajaran yang diajarkan, mana yang membuat anak tertarik dan senang, dan apa yang menjadikan mereka kesusahan. Mata pelajaran yang ia senangi, kita support semaksimal mungkin. Mata pelajaran yang baginya dirasa sulit, kita bantu dengan privat-privat. Menggunakan metode yang beragam. Tidak terkesan memaksa atau menekan di luar batas kemampuan. Optimis dan jaga harapan, bahwa ada bidang-bidang ilmu yang disenangi anak. Cari, temukan, lalu bantulah anak untuk mengembangkan. Boleh jadi anak kita ; ada yang ahli qiraat, ada yang pakar nahwu, ada yang menjadi sejarawan Islam, ada yang spesialis fikih, ada yang hafiz, ada yang menonjol materi akhlak nya, atau bidang ilmu lainnya.  Jangan menuntut anak menjadi ahli di segala bidang! Mari mendampingi anak dengan senang hati dan penuh kegembiraan. Agar anak-anak dapat tersenyum dan bahagia. Insya Allah.  رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ " Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami)" Lendah, 15 Dzulqa'dah 1443 H/15 Juni 2022 t.me/anakmudadansalaf
2 tahun yang lalu
baca 3 menit