Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal bin Isnaini, Lc حفظه الله تعالى
Bayi secara tabiat tidak mungkin berbicara! Namun ketika Allah menghendaki, bayi pun berbicara. Itu semua tidak mustahil bagi Allah سبحانه وتعالى. Bahkan, hewan yang tidak memiliki akal pun bisa berbicara seperti layaknya manusia. Dahulu di tengah-tengah Bani Israil, seorang bayi berbicara bahkan berdialog dengan ibunya di saat sedang menyusu.
Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadits yang disepakati keshahihannya oleh Al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah رضي الله عنه, “Tidak ada yang berbicara ketika masih bayi kecuali tiga: (pertama) Isa putra Maryam, (kedua) bayi dalam kisah Juraij..." kemudian Nabi Muhammad ﷺ menceritakan kisah Juraij¹. Lalu beliau ﷺ kisahkan bayi yang ketiga, beliau ﷺ bersabda:
وَبَيْنَمَا صَبِيٌّ يَرْضَعُ مِنْ أُمِّهِ، فَمَرَّ رَجُلٌ رَاكِبٌ عَلَى دَابَّةٍ فَارِهَة،ٍ وَشَارَةٍ حَسَنَة،ٍ فَقَالَتْ أُمُّهُ: اللَّهُمَّ اجْعَلْ ابْنِي مِثْلَ هَذَا فَتَرَكَ الثَّدْيَ وَأَقْبَلَ عَلَى أُمِّهِ، فَنَظَرَ إِلَيْهِ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى ثَدْيِهِ فَجَعَلَ يَرْتَضِعُ، قَالَ: فَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ يَحْكِي ارْتِضَاعَهُ بِأُصْبُعِهِ السَّبَّابَةِ فِي فِيهِ، فَجَعَلَ يَمُصُّهَا. قَالَ: وَمَرُّوا بِجَارِيَةٍ وَهُمْ يَضْرِبُونَهَا وَيَقُولُونَ: زَنَيْتِ سَرَقْتِ، وَهِيَ تَقُولُ:حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ،فَقَالَتْ أُمُّهُ: اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلِ ابْنِي 6مِثْلَهَا، فَتَرَكَ الرَّضَاعَ وَنَظَرَ إِلَيْهَا، وَقَالَ: اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَهَا، فَهُنَاكَ تَرَاجَعَا الْحَدِيثَ،فَقَالَتْ: مَرَّ رَجُلٌ حَسَنُ الشَّارَةِ، فَقُلْتَ: اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ، وَمَرُّوا بِهَذِهِ الْجَارِيَةِ،فَقُلْتَ: اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلِ ابْنِي مِثْلَهَا، فَقُلْتَ: اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَهَا؟ فَقَالَ:
إِنَّ ذَاكَ الرَّجُلَ كَانَ جَبَّارًا، فَقُلْتُ:اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ، وَإِنْ يَقُولُونَ لَهَا: زَنَيْتِ وَلَمْ تَزْنِ،وَسَرَقْتِ وَلَمْ تَسْرِقْ،فَأَقُولُ: اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَهَا
"Dan, ketika seorang bayi (dari kalangan Bani Israil)² menyusu ibunya, tiba-tiba lewat seorang laki-laki mengendarai tunggangan mewah dengan penampilan yang demikian indah. Sang ibu pun berdoa, 'Ya Allah, jadikanlah anakku seperti orang ini.'
Spontan sang anak melepas susuannya, ia menoleh ke arah orang itu dan memandanginya. Kemudian berdoa, 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti orang itu.' Kemudian ia kembali menghadap ke payudara ibunya dan menyusu lagi.
Abu Hurairah رضي الله عنه berkata, 'Aku masih ingat melihat Rasulullah ﷺ menggambarkan menyusunya sang bayi dengan beliau memasukkan jari telunjuknya ke mulut lantas menghisapnya.'
Rasulullah ﷺ melanjutkan kisahnya, 'Selang beberapa waktu, lewatlah seorang perempuan yang diseret sambil dipukuli beberapa orang seraya mengatakan, 'Kamu berzina! Kamu mencuri!' Sementara wanita ini hanya mengatakan:
حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
'Cukup bagiku Allah sebagai penolong dan Dia adalah sebaik-baik Dzat yang diserahi urusan.' Maka ibunya berdoa, 'Ya Allah janganlah Engkau jadikan anakku seperti perempuan ini!'
Tiba-tiba sang anak melepas susuannya dan memandang ke arah perempuan tersebut kemudian berdoa, 'Ya Allah jadikanlah aku seperti perempuan itu!'
Setelah menyaksikan dua kejadian itu, keduanya -ibu dan anak-berdialog tentang apa yang telah terjadi dalam pembicaraan sebelumnya.
Berkata sang ibu, 'Telah lewat seorang lelaki berpenampilan bagus lantas aku mengatakan, 'Ya Allah jadikan anakku seperti orang itu.' namun engkau justru mengatakan, 'Ya Allah jangan engkau jadikan aku sepertinya.'
Kemudian ada seorang budak perempuan yang diseret dan dipukuli oleh orang-orang seraya mereka mengatakan, 'Kamu berzina kamu mencuri, Aku pun mengatakan, 'Ya Allah janganlah engkau jadikan anakku seperti perempuan itu.' tetapi kamu malah mengatakan, 'Ya Allah jadikan aku sepertinya!'
Anak itu menjawab, 'Sesungguhnya laki-laki itu adalah seorang yang angkuh durhaka, maka aku katakan, 'Ya Allah janganlah Engkau jadikan aku sepertinya.' Adapun budak perempuan ini, mereka menuduhnya berzina, sementara ia tidak berzina dan mereka mengatakan mencuri, sementara ia tidak mencuri. Maka aku katakan, 'Ya Allah jadikan aku sepertinya.'”
Dalam salah satu lafazh hadits riwayat Imam Al-Bukhari رحمه الله dikatakan:
بَيْنَا امْرَأَةٌ تُرْضِعُ ابْنَهَا إِذْ مَرَّ بِهَا رَاكِبٌ وَهِيَ تُرْضِعُهُ فَقَالَتْ: اللهُمَّ لَا تُمِتْ ابْنِي حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ هَذَا. فَقَالَ: اللّٰهُمَّ لَا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ. ثُمَّ رَجَعَ فِي الثَّدْيِ وَمُرَّ بِامْرَأَةٍ تُجَرَّرُ وَيُلْعَبُ بِهَا فَقَالَتْ: اللّٰهُمَّ لَا تَجْعَلْ ابْنِي مِثْلَهَا. فَقَالَ: اللّٰهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَهَ. فَقَالَ: أَمَّا الرَّاكِبُ فَإِنَّهُ كَافِرٌ وَأَمَّا الْمَرْأَةُ إِنَّهُمْ يَقُولُونَ لَهَا تَزْنِي وَتَقُولُ حَسْبِيَ اللهُ ويَقُولُونَ تَسْرِقُ وَتَقُولُ حَسْبِيَ الله
“Ketika seorang wanita sedang menyusui bayinya, lewat seorang laki-laki menunggang tunggangannya. Wanita itu berkata, 'Ya Allah, janganlah Engkau matikan anakku sebelum dia menjadi seperti lelaki itu. Maka spontan saja bayinya berkata, 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti dia.' Lalu dia kembali mengisap puting susu ibunya.
Kemudian lewat di hadapan keduanya seorang wanita yang sedang diseret dan dipermainkan. Lalu ibu sang bayi berkata, 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti dia. Maka sang bayi berkata, 'Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia.'
Bayi itu selanjutnya berkata, 'Sesungguhnya pemuda penunggang itu adalah orang kafir sedangkan wanita tadi, orang-orang menuduhnya telah berbuat zina namun dia berkata, 'Cukuplah bagiku Allah (sebagai Pelindung)' dan orang-orang mengatakan mencuri maka dia pun tetap berkata, 'Cukuplah bagiku Allah (sebagai Pelindung).'"
BACA JUGA : KISAH 3 BAYI AJAIB YANG MAMPU BERBICARA
FAEDAH-FAEDAH KISAH
1. Dalam kisah ini terdapat salah satu tanda kekuasaan Allah. Dia jadikan seorang bayi mampu merasa, memandang, merenungkan serta membedakan apa yang ia lihat, bahkan mampu berbicara. Bayi itu bisa membedakan dua orang yang diihatnya, pertama seorang yang kafir dan zalim.
la pun berdoa, "Ya Allah jangan engkau jadikan aku sepertinya.” Yang kedua seorang wanita yang menjaga diri dari kemaksiatan dan menyandarkan urusannya kepada Allah, dia pun berdoa, "Jadikan aku sepertinya."
2. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah سبحانه وتعالى mampu untuk mengadakan sesuatu di luar kebiasaan seperti mukjizat atau karamah para wali. Ini sebagai salah satu tanda kekuasaan Allah سبحانه وتعالى. Di samping itu, untuk menguatkan para Nabi, Rasul, dan para wali-Nya.
3. Kisah ini memberikan faedah bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah tergantung dengan ketakwaannya kepada Allah. Kemulaan tidak didasarkan pada kekayaan dunia yang dimilikinya. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُم،ْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada wajah-wajah dan harta kalian akan tetapi Allah melihat qalbu kalian dan amalan kalian.” (H.R. Muslim)
4. Saat sang bayi melihat seorang budak wanita disiksa, dia pun berdoa, "Ya Allah jadikan aku sepertinya!" Apakah diambil faedah dari situ bolehnya seseorang memohon kepada Allah agar mendapatkan perlakuan zalim? Jawabnya adalah tidak.
Bukan itu yang dimaksud sang bayi, yang ia maksud adalah memohon kepada Allah agar menjadikannya orang yang selamat dari kemaksiatan sebagaimana wanita budak ini selamat dari mencuri dan dusta, serta memohon menjadi orang yang selalu bertawakal kepada Allah سبحانه وتعالى sebagaimana wanita itu menyerahkan urusannya kepada Allah dengan mengatakan, "Hasbiyallahu wa ni'mal wakil."
Adapun berdoa kejelekan atas diri sendiri tidak diperbolehkan. Bahkan yang Rasulullah ﷺ ajarkan adalah kita berdoa:
اللّٰهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ أَنْ نَظْلِمَ أَوْ نُظْلَمَ، أَوْ نَجْهَلَ أَوْ يَجْهَلَ عَلَيْنَا.
“Ya Allah kami berlindung kepadamu dari berbuat zalim atau dizalimi, dari berbuat kejahilan (kemaksiatan) atau dimaksiati."
5. Semangat Rasulullah ﷺ dalam mengisahkan kisah kepada shahabat, bukan hanya dengan penyampaian yang jelas dan gamblang, beliau juga memberikan isyarat menggambarkan menyusunya sang bayi dengan meletakkan jari telunjuk beliau di mulut sambil menghisapnya untuk menguatkan peristiwa tersebut.
6. Perhatian yang sangat besar dari shahabat akan semua gerak gerik Rasul ﷺ. Hadits ini salah satu contohnya. Abu Hurairah رضي الله عنه tidak hanya menyampaikan apa yang didengar dari Rasulullah ﷺ, namun juga beliau sebutkan apa yang beliau lihat dari gerakan Rasulullah ﷺ.
7. Disyariatkannya mengucapkan dzikir:
حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
Sebagaimana Rasulullah ﷺ dan para shahabat juga mengatakan di saat datang ancaman musuh-musuh Allah:
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ (١٧٣)
“(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, 'Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian, karena itu takutlah kepada mereka.' Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, 'Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.'" (Q.S. Ali Imran: 173).
8. Sabda Rasulullah ﷺ di awal kisah, “Tidak ada yang berbicara ketika masih bayi kecuali tiga". Hadits ini tidak bertentangan dengan hadits lain yang menunjukkan ada bayi lain yang berbicara selain tiga yang disebutkan dalam hadits di atas. Dalam kisah Ashabul Ukhdud, dalam Shahih Muslim, ketika seorang bayi dan ibunya akan dibakar, sang bayi berkata, "Wahai ibunda, bersabarlah, sesungguhnya kita berada dalam kebenaran."
Dalam riwayat Al-Baihaqi, disebutkan kisah Masyithah, tukang sisir istri Fir'aun. Ketika sisirnya jatuh, spontan dia berujar, “Bismilah”. Terbongkarlah bahwa dirinya seorang muslim, maka Fir'aun memerintahkannya agar dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air panas. Sesaat sebelum diceburkan, bayinya yang masih dalam gendongan atas izin Allah berbicara, menghibur ibunya untuk tabah dalam menghadapi cobaan.
Catatan Kaki:
1) Lihat kembali kisah “Juraij, Ahli Ibadah Yang Diuji” pada Majalah Qudwah edisi 3.
2) Sebagaimana disebutkan dalam sebagian riwayat hadits bahwa bayi ini dari Bani Israil
Sumber || Majalah Qudwah Edisi 13
https://t.me/Majalah_Qudwah