Nasehat

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

faidah surat al ashr tentang keutamaan menjaga waktu

BERPACU DENGAN WAKTU Al-Ustadz Mukhtar bin Rifa'i حفظه الله تعالى وَٱلۡعَصۡرِ ١ . إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢  إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣ “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran, dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-Ashr: 1-3) Dahulu, sebelum 'Amr bin Al 'Ash masuk Islam, beliau pernah datang menemui MusaiIamah Al Kadzab, si pendusta pengaku nabi. "Pada hari-hari ini, ayat apa yang diturunkan kepada Muhammad?“ Musailamah bertanya.  'Amr bin AI 'Ash menjawab, "Sungguh, sebuah surat ringkas, namun penuh makna telah diturunkan untuknya"  "Surat apa itu?" Musailamah mengejar.  'Amr bin Al 'Ash Ialu membacakan surat AI ‘Ashr. Musailamah Ialu berfikir sesaat. Kemudian dia mengatakan, "Surat seperti itu juga telah diturunkan untukku❗️"  'Amr bertanya, "Apa itu?”  Musailamah Ialu membaca,  يَاوَ بْرُ يَاوَ بْرُ، إِنَّمَا أَنْتَ أُذُنَانِ وَصَدْرٌ، وَسَا ئِرُكَ حَفْزٌ نَقْزٌ  ”Wahai Wabr, Wahai Wabr (binatang sejenis marmut). Engkau hanya terdiri dari dua telinga dan dada. Gerakanmu hanya duduk dan meloncat." Setelah itu, Musailamah bertanya, "Bagaimana pendapatmu, wahai ’Amr?” 'Amr menjawab, ”Demi Allah, engkau sendiri pun menyadari jika aku yakin bahwa engkau pendusta." Kisah di atas cukup terkenal di tengah-tengah kaum muslimin. Hanya sayangnya, kisah tersebut kurang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. ’Amr bin Al 'Ash teIah masuk Islam sebelum Musailamah mengaku-aku sebagai seorang nabi. ’Amr bin Al ‘Ash masuk Islam pada tahun 8 hijriyah, sementara Musailamah mengaku-aku sebagai nabi pada tahun 16 hijriyah.  Memang benar, ’Amr bin Al ’Ash pernah bertemu Musailamah. Namun, itu terjadi setelah 'Amr masuk Islam. Ketika beliau kembali dari bertugas di daerah Bahrain. Wallahu a’Iam. Mengenai Asbab Nuzul surat ini, tidak ditemukan satu pun riwayat yang shahih. Berpacu dengan Waktu (Keutamaan Menjaga Waktu) Bagi yang pernah membaca, mempelajari bahkan mungkin menghapal kitab Al Ushul Ats Tsalatsah, tentu mengetahui pernyataan Imam Syafi’i رحمه الله tentang surat Al 'Ashr ini. Beliau menyatakan,  "Andai saja Allah tidak menurunkan hujjah untuk seluruh manusia kecuali surat ini saja, pasti sudah cukup untuk mereka." Sayangnya, kita tidak menemukan sumber sanad (mata rantai riwayat) sampai kepada Imam Syafi'i رحمه الله dengan susunan lafazh di atas. Namun, banyak ulama yang menukil pernyataan Imam Syafi'i رحمه الله tersebut dengan Iafazh yang berbeda. Di antaranya Syaikhul Islam lbnu Taimiyah رحمه الله di dalam Al Majmu’ AI Fatawa (28/152), lbnul Qayyim رحمه الله di dalam beberapa karya beliau (At Tibyan hal 57, lghatsah 1/25, Al Kalam 'ala Mas’alatis Sama’ hal 404, Miftah Daar Sa’adah 1/56), Ibnu Katsir رحمه الله di dalam tafsir surat ini, dan beberapa ulama lainnya.  "Andai saja kita meluangkan waktu untuk merenungkan surat ini, sungguh betapa ruginya kita selama ini." Waktu tetap terus beredar. Berjalan dan tanpa berpaling ke arah kita. Sementara kita, hanya berleha-leha, bermain-main tanpa makna dan membuang waktu sia-sia. Andai saja kita sesaat melihat ke belakang, berusaha mengingat-ingat kembali tentang segala cerita yang telah kita lalui, kemudian secara jujur bertanyalah kepada diri sendiri, "Amal kebaikan apa yang telah dilakukan? Amal keburukan apa yang telah dikerjakan?”  Mungkin, hanya sedikit amal kebaikan yang mampu kita ingat. Bukan karena lupa, akan tetapi memang hanya sedikit amal kebaikan yang telah kita lakukan. Namun, amal keburukan? Begitu banyak dan seringnya hingga kita pun kehabisan waktu untuk mengingat-ingat kembali. Allahumma Sallim, ya Allah selamatkanlah kami. Ibnul Qayyim رحمه الله (At Tibyan 57) menegaskan, ”Surat ini, meskipun ringkas, termasuk surat yang paling lengkap di dalam AI Qur’an. Surat ini menjelaskan seluruh kebaikan. Alhamdulillah, Dia سبحانه وتعالى Iah Dzat yang telah menetapkan kitab-Nya sebagai pencukup dari selainnya, lengkap, sehingga tidak butuh yang lain, penawar dari segala macam jenis penyakit dan sumber petunjuk untuk seluruh kebaikan.”  ”Andai saja kita meluangkan waktu untuk merenungkan surat ini, sungguh betapa ruginya kita selama ini.” Sempurna, dalam batas kewajaran manusia, adalah hamba yang dirinya sempurna dan mampu menyempurnakan orang lain. Sempurna, menurut kelemahan manusia, adalah hamba yang memiliki kekuatan ilmiyyah dan amaliyyah. Bagaimanakah jalan menuju ke sana? Mesti melewati empat tahap dan empat langkah untuk sampai ke sana. Mengenal kebenaran.  Melaksanakan kebenaran tersebut.  Mengajarkan kebenaran kepada yang belum mengenalnya.  Bersabar di dalam mengenal kebenaran, melaksanakan, dan mengajarkannya "Waktu adalah uang” adalah prinsip sebagian orang. Mereka tidak ingin melewatkan waktu barang sekejap pun jika tidak menghasilkan uang. Waktu bukanlah segala-galanya, akan tetapi uang adalah tujuan utama. Demi uang, waktu untuk apa pun siap dikorbankan. Sayangnya, orang-orang semacam ini akan merugi. Sungguh! Allah سبحانه وتعالى bersumpah dengan waktu dan masa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya arti waktu bagi hamba. Waktu adalah modal terbesar untuk mengumpulkan bekal sedikit demi  sedikit, guna menempuh perjalanan yang sangat panjang. Menuju kampung yang kekal abadi. Sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu alaihi wassallam dalam hadits Ibnu Abbas رضي الله عنهما. Andainya kita benar-benar jujur untuk berkaca pada diri sendiri. Sungguh kita telah mengalami kerugian yang sangat besar selama ini. Ya,waktu yang berlalu begitu saja. Nastaghfirullah wa natuubu ilaih, kami memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya. Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda di dalam hadits Ibnu Abbas رضي الله عنهما yang dishahihkan oleh AI Albani رحمه الله di dalam Shahih At Targhib: اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَا غِكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ "Manfaatkanlah lima hal sebelum datang lima lainnya; Masa muda sebelum masa tua, Masa sehat sebelum masa sakit, Masa kecukupan sebelum masa kafakiran, Masa senggang sebelum masa sibuk, Hidupmu sebelum kematian." Bila waktu hilang tak berbekas tanpa menambah pundi-pundi amal, kerugian dan penyesalan yang akan dirasakan. Dan kerugian itu benar-benar nyata❗️Bahkan Allah سبحانه وتعالى menyebutkan tiga bentuk taukid (penguat) di dalam ayat ini; sumpah Allah, huruf inna, dan lam taukid.  "Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian." Hanya orang-orang tertentu yang dikecualikan Allah سبحانه وتعالى dari kerugian. Siapakah mereka❓ Hamba yang sempurna dan yang menyempurnakan orang lain. Beriman dan beramal shalih akan menyempurnakan diri sendiri. Sementara untuk menyempurnakan orang lain, kita mestinya aktif memberikan nasihat untuk orang Iain. Jangan sungkan dan jangan bakhil untuk berbagi nasihat kepada yang Iain. SURAT AL ASHR SEBAGAI PENGINGAT Alangkah beruntung seorang hamba yang benar-benar mampu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Surat AI Ashr memang sangat tepat untuk dibaca berulang -ulang, disertai penghayatan dan tadabbur. Apalagi jika disertai dengan ikhtiar untuk memahami tafsirnya. Tentu, surat Al Ashr cukup untuknya sebagai sebuah peringatan. Sebuah hadits diriwayatkan oleh shahabat Abu Madinah رضي الله عنه di dalam kitab AI Ausath karya Al Imam Thabarani. Hadits tersebut dishahihkan oleh Al Albani رحمه الله di dalam Sisilah As Shahihah 6/307. Abu Madinah رضي الله عنه bertutur:  كَانَ الرَّجُلَانِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ ﷺ إِذَا الْتَقَيَا لَمْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يَقْرَأَ أَحَدُھُمَا عَلَى الآخَرِ : *(وَالعَصْرِ إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِيْ خُسرٍ)*، ثُمَّ يُسَلِّمُ أَحَدُھُمَا عَلَى الآخَرِ  ”Dahulu, jika dua orang shahabat nabi bertemu, mereka tidak akan berpisah sebelum salah satunya membacakan: وَالعَصْرِ إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِيْ خُسرٍ Kemudian setelah itu salah satunya mengucapkan salam untuk yang lain." Asy Syaikh Al Albani (As Shahihah 6/307) menerangkan, "Faedah kedua dari hadits ini; kebiasaan para shahabat untuk membaca surat Al Ashr. Sebab, kita berkeyakinan, para shahabat adalah orang-orang yang paling tidak mungkin untuk melakukan ibadah baru di dalam beragama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah سبحانه وتعالى. (Tidak mungkin mereka beramal) kecuali berdasarkan petunjuk dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, maupun persetujuan dari beliau. Saudara pembaca, renungkanlah kembali surat Al Ashr! Kemudian bertanyalah secara jujur kepada diri sendiri, "Apakah aku termasuk orang-orang yang merugi? Ataukah tergolong orang-orang yang beruntung?" وَٱلۡعَصۡرِ ١  إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢  إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣ “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran, dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” Sumber Majalah Qudwah Edisi 05 | https://t.me/Majalah_Qudwah
5 tahun yang lalu
baca 9 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

nasihat terkahir asy syaikh abdul aziz bin baz

NASEHAT TERAKHIR ASY-SYAIKH ABDUL AZIZ BIN BAZ RAHIMAHULLAH YANG BELIAU SAMPAIKAN DI MALAM TERAKHIR DI RIYADH SEBELUM BEROBAT KE RUMAH SAKIT RAJA FAISAL DI THAIF MENJELANG WAFATNYA الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن اهتداه بهداه، أما بعد: Nasihat Terkahir Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baz Allah Jalla wa 'Ala berfirman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (١٨) وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (١٩) لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۚ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ (٢٠) "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah dia usahakan untuk hari esok (kehidupan akhirat), dan bertakwalah kepada Allah karena sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa saja yang kalian perbuat. Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang telah melupakan Allah sehingga Dia menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri, mereka itulah orang-orang yang fasik. Tidak sama antara penghuni neraka dan penduduk surga, penduduk surga itulah orang-orang yang beruntung." (Al-Hasyr: 18-20) Rabb kita Azza wa Jalla memerintahkan orang-orang yang beriman dalam ayat ini agar bertakwa kepada-Nya, . dan di dalam ayat yang banyak Dia memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk bertakwa karena itu merupakan pangkal kebaikan. Barangsiapa bertakwa kepada Allah maka sempurnalah kebahagiaan untuknya. Sebagaimana Dia telah memerintahkan hal itu kepada seluruh manusia dengan firman-Nya: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ. "Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu." (An-Nisa': 1) Dan juga firman-Nya: وقال: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ. "Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Rabb kalian, karena sesungguhnya kegoncangan hari kiamat nanti adalah sesuatu yang sangat besar." (Al-Hajj: 1) Wajib atas setiap mu'min untuk bertakwa kepada Allah dan selalu merasa diawasi oleh Allah di manapun dia berada, apakah di darat, di laut, di rumah, di pasar, dan di semua tempat hendaklah dia selalu merasa diawasi oleh Allah dalam semua perbuatan dan ucapannya, sehingga dia melakukan apa yang dibolehkan oleh Allah, menunaikan apa yang Dia wajibkan, dan berhenti dari apa saja yang diharamkan oleh Allah. Inilah yang wajib atas setiap mu'min yaitu dengan melakukan muhasabah (introspeksi diri) dan menundukkan jiwanya serta memperhatikan apa yang telah dia usahakan untuk kehidupan akhirat sebelum ajalnya tiba. Oleh karena inilah Allah Jalla wa Ala berfirman: وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ. "Dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah dia usahakan untuk hari esok (kehidupan akhirat)." (Al-Hasyr: 18) Maka perhatikanlah apa yang telah kalian usahakan untuk kehidupan akhirat, jika itu merupakan perbuatan baik maka teruslah di atasnya, pujilah Allah atasnya, dan mohonlah kepada-Nya kekokohan di atasnya. Adapun jika itu adalah perbuatan buruk maka wajib untuk segera bertaubat darinya, mewaspadainya, dan menyesali atas apa yang telah dia lakukan. Inilah yang wajib atas semua orang, yaitu bertaubat dari dosa-dosa yang telah lalu, dan jika dosa-dosa tersebut terkait dengan hak-hak orang lain maka harus meminta kepada mereka agar dihalalkan atau mengembalikan hak-hak mereka. Jadi seorang mu'min harus melakukan muhasabah dan harus selalu menundukkan jiwanya serta memperhatikan apa saja yang telah dia perbuat dan tidak boleh lalai. Kemudian Allah berfirman: وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ. "Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang telah melupakan Allah sehingga Dia menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri." (Al-Hasyr: 19) Maksudnya janganlah kalian menyerupai musuh-musuh Allah yang berpaling dari Allah dan melupakan hak-Nya sehingga Allah menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri. Jadi Allah membalas mereka sesuai dengan perbuatan mereka. Dan barangsiapa yang Allah jadikan melupakan dirinya sendiri maka dia akan melakukan hal-hal yang membawa kehancuran dan kebinasaan dirinya. Kita memohon keselamatan kepada Allah. Jadi wajib untuk waspada, dan wajib atas setiap mu'min untuk bertakwa kepada Allah, selalu merasa diawasi oleh Allah, dan mengusahakan kebaikan untuk dirinya sebelum ajalnya tiba. Terlebih lagi para penuntut ilmu karena kewajiban atas mereka lebih besar lagi, yaitu menyampaikan dakwah dan mengamalkan ilmu yang mereka ketahui. Inilah yang wajib atas para penuntut ilmu, yaitu mengamalkan ilmu yang mereka ketahui, menyampaikan dakwah, dan jangan sampai ucapan dan perbuatan mereka menyelisihi ilmu yang mereka ketahui. Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kami dan kalian sebagai orang-orang yang membimbing dan mendapatkan hidayah, dan kita memohon kepada Allah agar melindungi kami dan kalian dari fitnah-fitnah yang menyesatkan dan dari godaan setan. وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه وأتباعه بإحسان. https://t.me/jujurlahselamanya/1415
5 tahun yang lalu
baca 5 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kumpulan nasihat syaikh rabi' bagi ahlussunnah salafy (bagian 2)

Silsilah Nasehat Asy Syaikh Al Walid Rabi' Hafizhahullah (BAGIAN 2) <.< BACA BAGIAN 1 DISINI 11. Inilah manhajku wahai  ahlussunnah, manhajnya salafus shalih radhiyallahu 'anhum wa rahmatullah 'alaal Jami'. Didik diri kalian untuk senantiasa berjalan diatasnya. Para Aimmatul Huda, mereka mendidik manusia untuk: ✅ Berpegang teguh dengan Al Qur'an dan Sunnah. ✅ Membela kebenaran. ✅ Membantah kebatilan dan kesalahan. Oleh karena itu Imam Syafii didapati pernah mengkritik gurunya yaitu Imam Malik. Dan juga Imam Ahmad didapati pernah mengkritik guru-gurunya. Manhaj seperti ini adalah penutup yang kokoh, penghalang kuat yang akan menjaga dan melindungi  seseorang dari ghuluw, fanatik buta dan taqlid yang bodoh. Yang demikian dikarenakan yang terjaga dari kesalahan adalah para Nabi. Adapun selainnya ucapan dan pendapatnya bisa diterima atau ditolak. Ketika orang yang berilmu salah, maka tidak boleh diikuti. Siapapun dia, karena tidak ada yang lebih besar daripada dalil. Kebenaran lebih berhak untuk diikuti. Wajib untuk disampaikan nasehat dengan ilmiah, penuh adab dan santun. Ketika dia terus menerus menolak kebenaran, sombong kepada dalil, justru membela kesalahan, kesesatan dan penyimpangan, maka orang seperti itu ditinggalkan dan tidak ada pemuliaan serta penghormatan kepadanya. ☄️🔥درر منهجية🔥☄️  قال العلامة ربيع بن هادي المدخلي            ـ حفظه الله تعالى - : 《 أئمة الهُدى يربّون الناس على التمسك بالكتاب والسنة، ونصرة الحق ورد الباطل والخطأ، فلهذا انتقد الشافعي شيخه مالكاً وانتقد الإمام أحمد شيوخه.. هذا المنهج يشكل حاجزا، قوياً وسداً منيعاً في وجه الغلو والتعصب الأعمى والتقليد الأهوج 》. |[ دحر افتراءات أهل الزيغ والإرتياب عن دعوة الإمام محمد بن عبدالوهاب (ص: ٢١٦-٢١٧) ]| 📚 Sumber: Dahr Iftiraat Ahliz Zaigh Wal Irtiyab 216/217 || http://t.me/chohab_mohrika 12. Tidakkah bertambah semangatmu wahai ahlussunnah, apakah engkau merasa cukup? Demi Allah kita sangat membutuhkannya, ilmu yang akan mengantarkan kepada ketaqwaan, iman dan amalan shalih. Sesungguhnya malaikat  merendahkan dan meletakkan sayapnya disebabkan ridho terhadap penuntut ilmu. Malaikat tidak merendahkan sayapnya kepada para raja, para pedagang, para pencari dunia dan selain mereka. Bahkan tidak pula kepada para ahli ibadah, orang shalih demikian juga kepada mujahidin. Malaikat hanya meletakkan dan merendahkan sayapnya kepada penuntut ilmu. Ini keutamaan yang sangat mulia dari Allah untuk para penuntut ilmu. Dan juga lecutan semangat bagi mereka. هديتي لك يا طالب العلم🔥☄️ قال الشيخ ربيع المدخلي حفظه الله : "الملائكة تضع أجنحتها رضا لطالب العلم الملائكة ما تضع أجنحتها لا للملوك ولا للتجار ولا لطلاب الدنيا ولا لغيرهم ولا حتى للعباد ولا للصالحين حتى للمجاهدين ما تضع أجنحتها بل تضع أجنحتها لطالب العلم هذا تكريم من الله تبارك وتعالى لطلاب العلم وتشجيع لهم" . [كتاب فضل العلم والعلماء صفحة (١١٣) ط/ دار الميراث النبوي] 📚 Sumber: Fadlul Ilmi wal Ulama 113 || http://t.me/chohab_mohrika 13. Selektif dan berhati-hati dalam mencari teman duduk wahai ahlussunnah Demi Allah, teman duduk yang shalih merupakan perhiasan dunia yang tidak ternilai harganya. Carilah teman duduk dari kalangan orang-orang mukmin. Niscaya dia akan membantumu diatas ketaatan kepada Allah. Membantumu untuk melakukan amalan kebaikan. Mengingatkan dan mencegah kamu dari dosa / kejelekan (penyimpangan). Dan juga kebaikan-kebaikan lainnya yang akan kamu dapatkan darinya.  ❏ قـــال العلامـــہ ربيـــــ؏ بن هادﮮ المدخلـــﮯ       حفظہ الله :  ابحــــث عـــن الـمـــؤمــــــن  يُسَاعِــــدك   عَلــــﮯ طـــــاعة الله، ويُحَفـــِّــزك علــــﮯ الخَيــــــــــر .  ويُـــحـــذّرك من الشـــــّر  ولا تنــــــَال منْه إلّا الخَـيـــــر" 📔 المجــمــــــــوع الرائــــق - (ص28) Sumber : Al Majmu' Ar Raiq 28 || http://t.me/rabi3_madkhali 14. Dasari ukhuwah kalian diatas Al Haq wahai ahlussunnah. Tidak bisa tidak wahai saudaraku. Harus kita hidupkan rasa saling mencintai, mengasihi, dan memperkuat ukhuwah diantara kaum muslimin. Semuanya harus dibangun diatas dasar Al Qur'an dan As Sunnah. Bukan dibangun diatas dasar kemunafikan dan pura-pura baik (biar mendapatkan pujian, riya', dan sebagainya) Akan tetapi saling mencintai itu harus dibangun diatas Al Haq. 1. Sehingga tanamkan rasa mencintai Al Haq pada dirimu 2. Jalin ukhuwah diatas Al Haq 3. Ajak dan seru manusia kepada Al Haq Sehingga wajib atas kalian untuk menguatkan ukhuwah dan saling tolong menolong diantara kaum muslimin diatas Al Haq. قال الإمام ربيع المدخلي حفظه الله "ولا بد يا إخوة من إحياء المحبة والمودة والأخوة في أوساط المسلمين على أساس الكتاب والسنة وليس على أساس النفاق و المجاملات، على أساس الحق، أحي الحق في نفسك وآخِ عليه الناس وادع إليه، ولا بد من هذا التلاحم وهذا التآخي بين المسلمين" 📚الوصايا المنهجية - ص439 🔹قناة فوائد الإمام ربيع بن هادي المدخلي 🔗  Sumber : Al Washaya Al Manhajiyah 439 || http://bit.ly/2gCh5j3 15. Semangatlah untuk menyebarkan ilmu wahai ahlussunnah Penuhilah dunia dengan ilmu, sungguh manusia sangat membutuhkannya. قال العلامة ربيع المدخلي حفظه الله-: املؤوا الدنيا علماً، الناس بحاجة إلى هذا العلم . الذريعة {3/215} Sumber: Adz Dzari'ah  3/215 || Sahab NET 16. Inilah jalan kebahagiaan jangan berpaling darinya wahai ahlussunnah. Termasuk diantara tanda kebahagian seorang hamba adalah dengan engkau: bersemangat mencari kebenaran (thalabul ilmi), mengamalkannya, dan juga engkau senang (berterimakasih) kepada orang yang mengingatkan kesalahanmu. قال الإمام ربيع المدخلي حفظه الله "ﻭﻣﻦ ﻋﻼﻣﺔ ﺍﻟﺴﻌﺎﺩﺓ ﺃﻧَّﻚ ﺗﺤﺮﺹ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺤﻖ، ﻭﺗﺒﺤﺚ ﻋﻨﻪ، ﻭﺗﻔﺮﺡ ﺇﺫﺍ ﻧُﺒِّﻬﺖ ﻋﻠﻰ ﺧﻄﺌﻚ" [📚ﻣﺮﺣﺒﺎ ﻳﺎ ﻃﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ - ص262] 🔹قناة فوائد الإمام ربيع بن هادي المدخلي Sumber : Marhaban Ya Thalibal Ilmi 262 || http://bit.ly/2gCh5j3 17 Orang yang tulus dan ikhlas, mudah untuk ruju' dari kesalahan wahai ahlussunah Sesungguhnya ruju' dari kesalahan termasuk diantara sifat-sifat: seseorang yang inshaf dan adil, tawadhu' kepada Allah, dan tulus dalam memberi nasehat untuk Allah, Kitab, rasul-Nya shalallahu 'alaihi wa sallam dan kaum mukminin secara khusus atau umum. Dan aku memohon  kepada Allah menggolongkan aku termasuk diantara  mereka. Sebaliknya, terus menerus didalam kesalahan dan kebatilan adalah merupakan ciri pengikut hawa nafsu dan kesombongan. Yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya: "Sombong itu adalah dengan meremehkan manusia. Dan menolak  kebenaran." قال فضيلة الشيخ العلامة ربيع بن هادي حفظه الله تعالى :  [ إنَّ الرجوع عن الخطأ من سمات المنصفين المتواضعين لله والناصحين لله ولكتابه ورسوله وللمؤمنين خاصتهم وعامتهم، وإنّي لأرجو الله أن أكون منهم. وإنّ التمادي في الخطأ والباطل من سمات أهل الأهواء والكبر الذي عرّفه رسول الله - صلى الله عليه وسلّم - بقوله: ((الكبر غمط النَّاس ورد الحق)) ]  مقدمة كتابه بين الإمامين مسلم والدارقطني، منشورة على الشابكة ولم تطبع مع الكتاب Sumber : http://www.rabee.net/ar/articles.php?cat=7&id=208 18. Asy Syaikh Allamah Al Faqih Ibnu Utsaimin tauladan bagimu untuk menerima kebenaran dan segera ruju' dari kesalahan wahai ahlussunnah Mereka tiga ulama besar: Asy Syaikh Al Allamah Ibnu Baz, Asy Syaikh Al Allamah Ibnu Utsaimin Asy Syaikh Al Allamah Hamuud At Tuwaijiry semoga Allah merahmati mereka semua.  الشيخ العثيمين-رحمه الله- مثال سلفي للرجوع للحق أولئك الثلاثة هم الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز والشيخ محمد بن صالح العثيمين والشيخ حمود التويجري رحمهم الله. Asy Syaikh Rabi' mengatakan: Sungguh Asy Syaikh Hamuud At Tuwaijiry pernah mengkritik Asy Syaikh Ibnu Utsaimin dalam sebuah ucapan yang sifatnya umum. Yang terkandung didalamnya makna yang benar dan tidak benar. Yaitu ucapan "sesungguhnya Dzat Allah bersama kita". Walaupun sebenarnya Asy Syaikh Utsaimin sudah menjelaskan maksud dari ucapan tersebut dan mengingkari aqidah Al Hulul (Allah menyatu dengan makhluk-Nya). Bersamaan dengan itu Asy Syaikh At Tuwaijiry tetap mengkritik ucapan  (Sesungguhnya Dzat Allah bersama kita.) Kemudian kritikan tersebut pun didukung dan dipuji  oleh Asy Syaikh Ibnu Baz. Berkata Asy Syaikh Rabi : Maka tidak ada sikap yang muncul dari Asy Syaikh Ibnu Utsaimin melainkan membela dan menolong kebenaran yang disampaikan oleh Asy Syaikh At Tuwaijiry. Menerima kebenaran dengan antusias, jujur dan lapang. لقد انتقد الشيخ حمود التويجري الشيخ ابن عثيمين في عبارة مجملة تحتمل حقاً وباطلاً صدرت من ابن عثيمين ألا وهي قوله :" إن الله معنا بذاته" ثم بين ما قصده ونفى الاحتمال الباطل ومع ذلك انتقده التويجري وأيده الشيخ ابن باز وأثنى عليه خيراً فما كان من ابن عثيمين إلا أن ينصر التويجري على نفسه بسماحة نفس وصدق وجد. Berkata Asy Syaikh Ibnu Utsaimin setelah membaca kritikan dan nasehat Asy Syaikh At Tuwaijiry. Mengingkari ucapan (Dzat Allah bersama makhluk-Nya) hukumnya wajib, karena berkonsekwensi membenarkan keyakinan Al Hulul yang batil. Sehingga segala sesuatu yang bisa mengantarkan kepada keyakinan tersebut juga merupakan kebatilan yang wajib diingkari. Dan juga wajib dibantah, siapapun yang mengucapkannya. Kemudian diakhir, Asy Syaikh Ibnu Utsaimin berdoa : Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk dari orang-orang yang saling tolong menolong diatas kebaikan dan ketakwaan... وإنكار القول بالمعية الذاتية واجب حيث تستلزم القول بالحلول لأن القول بالحلول باطل فكل ما استلزمه فهو باطل يجب إنكاره ورده على قائله كائنا من كان . وأسأل الله تعالى أن يجعلنا جميعاً من المتعاونين على البر والتقوى وأن يهيئ لنا من أمرنا رشداً وأن ينصرنا بالحق ويجعلنا من أنصاره إنه ولي ذلك القادر عليه وهو القريب المجيب . Sumber:   ملحق بإبطال مزاعم أبي الحسن في المجمل والمفصل || https://www.sahab.net/forums/index.php?app=forums&module=forums&controller=topic&id=89304 19. Satukan barisan kalian wahai ahlusunnah, jauhilah sebab-sebab perselisihan dan  perpecahan. Jauhilah perselisihan dan sebab-sebab perpecahan. Jangan kalian semakin mengobarkan api perselisihan dan perpecahan di antara kalian. Apabila ada saudaramu yang terjatuh dalam kesalahan. (Nasehatilah dengan hikmah, seandainya tidak menerima Al Haq. Pent) Sampaikan kepada orang-orang yang berilmu, yang dengan keilmuan mereka akan didapatkan solusi dan jalan keluar bi'idznillah. قال العلامة ربيع بن هادي عمير المدخلي حفظه الله: اجتنبوا الخلاف  وأسباب الفرقة لاتثيروها بينكم وإذا حصل من الإنسان خطأ  يعرض على العلماء ليعالجوه . [ الذريعة (3/216) ] Sumber: Adz Dzari'ah 3/216 Silsilah Nasehat Al Imam Rabi' Al Madkhaliy Hafizhahullah 20. Jangan saling membenci diantara kalian wahai ahlussunnah Orang-orang yang benar-benar komitmen dengan hadits (ahlusunnah), tidak saling membenci dan memusuhi diantara mereka. Ahlussunnah hanya benci dan memusuhi orang-orang yang menyelisihi (menolak) Al Qur'an dan Sunnah. قال  ‏الإمام_ربيع_المدخلي -حفظه الله-: " لا يتباغض أهل الحديث فيما بينهم ، و إنما يبغضون من خالف كتاب الله وسنة رسوله ﷺ " المجموع 295/2 Sumber: Al Majmu' 2/295 || Sahab. Net Alih Bahasa: Ustadz Abu Falah Hafizhahullah Dikompilasi dari t.me/fawaidsolo INSYAALLAH BERSAMBUNG KE BAGIAN 3 >> << KUMPULAN NASEHAT ASY SYAIKH RABI' (BAGIAN 1)
5 tahun yang lalu
baca 11 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kumpulan nasihat syaikh rabi' bagi ahlussunnah salafy (bagian 1)

Silsilah Nasehat Asy Syaikh Rabi' Hafizhahullah Ta'ala 1. Selalu bersikap adil dan pertengahanlah wahai Ahlus Sunnah. Sesungguhnya kita segenap salafiyin, menjalankan agama Allah ini dengan pertengahan dalam semua perkara. Dalam hal aqidah, ibadah, akhlak dan manhaj. Sungguh kita memerangi segala bentuk ekstrim dan berlebih-lebihan. Kita akan terus memeranginya baik dalam perkara aqidah, ibadah ataupun ghuluw terhadap seseorang (mengkultuskannya). Sehingga termasuk bentuk kedhaliman dan kedustaan, tatkala kita dituduh ghuluw oleh orang-orang yang tidak memiliki unta betina atau jantan sekalipun didalam memerangi sikap ekstrim tersebut (tidak punya andil didalamnya). Demikian juga kita memerangi segala bentuk sikap lembek dan bermudah-mudahan, baik dalam perkara akidah, ibadah, akhlak, ataupun lembek terhadap seseorang. Kita akan selalu memeranginya. Dan juga termasuk bentuk kedhaliman dan kedustaan, tatkala kita dituduh dan disifati sebagai orang-orang yang lembek. Kita akan selalu bersikap pertengahan dan juga memerangi sikap yang bertentangan dengannya ( ekstrim atau lembek ). Sikap pertengahan yang bersumber dari kitabullah, . sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan dari manhaj salafus shalih. Itu yang akan terus kita dakwahkan, yang akan terus kita ajarkan kepada seluruh salafiyin. Sehingga barang siapa yang mensifati dan menuduh kami berjalan dengan selain manhaj ini, sungguh dia telah mengada-adakan kedustaan atas kami dengan bentuk kedustaan yang besar. قال فضيلة الإمام العلامة ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله و عافاه: فإننا معشر السلفيين ندين الله بالتوسط والاعتدال في الأمور كلِّها في العقائد والعبادات والأخلاق والمناهج وقد حاربنا الغلو ولا نزال نحاربه بكل أشكاله في العقائد والعبادات والأشخاص، فمن الظلم والإفك أن نرمى به من أناس لا ناقة لهم ولا جمل في حربه. ونحارب الجفاء والتمييع بكل أشكاله في العقائد والعبادات والأخلاق والأشخاص والجماعات ولا نزال نحاربه، فمن الظلم والإفك أن نرمى به أيضاً. نقوم بكل ذلك -أي التوسط والاعتدال ومحاربة ما يناقضه- انطلاقا من كتاب الله تعالى، ومن سنَّة رسول الله صلى الله عليه وسلَّم، ومن منهج السَّلف الصالح إلى ذلك ندعو دائماً وعلى ذلك نربي، ومن نسب إلينا غير هذا المنهج فقد كذب وافترى علينا إفكاً عظيماً. [وسطية الإسلام] قناة الطائفة المنصورة  Sumber: Wasathiyah  Islam || https://t.me/altaifaalmansoura 2. Segera ruju' dari kesalahan dan jangan sombong dari kebenaran wahai ahlus sunnah Sesungguhnya aku berbicara sebatas ilmu yang sampai kepadaku. Seandainya ada kesalahan dan kekeliruan pada diriku, baik dalam perkara manhaj atau selainnya, pasti aku akan segera ruju' (bertaubat) dengan sangat mudah. Dan jiwaku tidak mengenal sikap menentang atau menolak kebenaran, dan terus menerus diatas kebatilan. Sebagaimana keadaan Abul Hasan serta pengikutnya, dan yang semisal dengan mereka dari ahlul ahwa. Pengingkaran mereka terhadap al haq dan kesombongannya sangat jelas seperti jelasnya matahari. Dan inilah engkau wahai Bapaknya fitnah, ahlu batil yang parah. Apakah engkau tahu kesesatanmu dalam manhaj atau selainnya? Engkau membela orang -orang menyimpang dan memujinya. Apakah pengikutmu mengetahui bahwa mereka menyelisihi manhaj salaf, mereka sombong dari al haq dan menentangnya? Sesungguhnya mereka sangat jauh dari manhaj salaf. Berapa banyak disisimu dan disisi mereka, berbagai macam penyimpangan dan kebatilan. Kalian enggan untuk ruju' darinya, dan enggan untuk mengingat (menerima dan menjalankan al haq) Dan barangsiapa yang rumahnya  terbuat dari kaca, jangan dia melempar rumah orang lain dengan batu. قال فضيلة الإمام العلامة ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله و عافاه: إني أتكلم بحسب علمي، ولو عرفتُ أن لي خطأ أو أخطاء في المنهج وغيره لرجعت عنها بكل سهولة، ولا أعرف عن نفسي العناد والإصرار على الباطل كما هو حال أبي الحسن وحزبه وأمثالهم من أهل الأهواء المعاندين المكابرين في حقائق واضحة كالشمس. وها أنت يا أبا الفتن من أشد أهل الباطل، فهل تعترف بضلالك في المنهج وغيره وفي الدفاع عن أنواع أهل الضلال وتزكياتك لهم. وهل يعترف حزبك بأنهم مخالفون لمنهج السلف، أو يكابرون ويعاندون، مع أنهم من أبعد الناس عن منهج السلف، وكم عندك وعندهم من الأباطيل المهلكة، فلا ترجعون عنها، ولا تتذكرون، ومن بيته من زجاج لا يرمي بيت غيره بالحجارة. [تنبيه المغرور إلى ما في مقال أبي الحسن ومنهجه من الضلال والشرور] قناة الطائفة المنصورة  Sumber: تنبيه المغرور إلى ما في مقال أبي الحسن ومنهجه من الضلال والشرور || https://t.me/altaifaalmansoura 3. Didik jiwamu untuk senantiasa jujur wahai ahlus sunnah Para pendusta tidak akan menegakkan Islam, Demi Allah tidak akan menegakkan Islam kecuali hanya orang-orang yang jujur. ————— وفق الله الجميع قال العلامة الإمام ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله: ‏"الإسلام ما يقوم ‎بالكذّابين ، والله ما قام ولا يقوم إلا على ‎الصادقين" [المجموع الرائق 436] قناة "الطائفة المنصورة" الدعوة السلفية بمدينة المحمدية بالمملكة المغربية حرسها الله Sumber: Al Majmu' Ar Raiq 436 || https://t.me/altaifaalmansoura 4. Jangan engkau perturutkan hawa nafsumu untuk membela kesalahan wahai ahlus sunnah. Aku berharap tidak ada seorang pun diantara kalian yang mempertuhankan hawa nafsunya atau membela kebatilan. Dan siapa yang ada padanya kelemahan ini, hendaknya dia: ✅ Bertaqwa kepada Allah ✅ Bertaubat kepada-Nya. Dan juga hendaknya dia mengetahui bahwasannya tidak bisa memberikan manfaat kepadanya fulan atau fulan yang lainnya. Seseorang ketika mengikuti hawa nafsunya dengan taqlid kepada fulan tertentu atau selainnya (padahal sesat dan menyimpang), Maka ini adalah penyakit yang parah, bahaya, dan kronis (wajib segera diobati) Wajib atasnya untuk bertaubat kepada Allah, menghadapkan wajah dan hatinya hanya untuk Allah semata. Tidak berjalan dan berputar kecuali diatas al Haq. Inilah Agama Islam, tidak ada agama yang lebih baik darinya. ————— ☄️🔥درر منهجية🔥☄️ قال الشيخ الإمام ربيع المدخلي -حفظه الله- :- "وأرجو ألا يكون فيكم أحد يتبع هواه ، أو ينصر الباطل ، والذي عنده شيء من هذا الضعف ، فعليه أن يتقي الله في نفسه ، ويتوب إلى الله ، ويعلم أنه لن ينفعه فلان !! ولا فلان !! وأنه إذا اتبع هواه في موافقة فلان !! أوفلان !! ، فهذا مرض ! وداء ! وبيل ! وخطر عليه شديد ! فعليه أن يتوب إلى الله ويسلم وجهه وقلبه لله ،....... فلا يدور إلا مع الحق ، هذا هو الإسلام ولا أحسن من هذا دينا . [ بهحة القاري( صـ٨٣ ) ]. Sumber: Bahjatul Qori 83 || http://t.me/chohab_mohrika 5. Malu dan takutlah kepada Allah wahai ahlus sunnah dengan cara jujur dan ikhlas ketika menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Sepantasnya bagi seorang mukmin untuk memiliki sikap malu kepada Allah tabaraka wa ta'ala. Dan juga merasa takut terhadap hukuman-Nya subhanahu wa ta'ala. Dimasukkan kedalam neraka bukan perkara yang ringan. Di dunia saja, ketika engkau mendapatkan ancaman masuk penjara, pasti engkau akan merasakan ketakutan, malam demi malam akan engkau jalani dengan bayang-bayang rasa takut. Bagaimana dengan penjara  neraka? Semoga Allah melindungi kita semua. Aamiin ya Rabbal 'Alamin. ————— قال العلامة ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله: فينبغي للمؤمن أن يستحي من الله - تبارك وتعالى -، وأن يخاف عقابه سبحانه وتعالى ، ودخوله النار ليس بالأمر السهل، الآن في الدنيا لو هُدِدت بالسجن لارتعدت من الخوف ولسهرت ليالي خوفاً من السجن ، كيف بالسجن في النار والعياذ بالله ؟!  [المجموع- شرح عقيدة السلف (٢/١٨٩-١٩٠)] 🎯 قناة الشيخ ربيع بن هادي Sumber : Al Majmu' - Syarah Aqidah Salaf || https://goo.gl/3P66Bx 6. Pedulilah kepada dakwah yang mulia ini, berta'awunlah kalian wahai ahlussunnah dengan ilmu, waktu, harta, tenaga, pikiran atau yang lainnya. Bagaimana mungkin engkau bisa beristirahat (merasa cukup) wahai saudaraku seiman, sang pemberi nasihat. Tidakkah engkau melihat ahlu bid'ah selalu berbuat makar, tukang fitnah dan orang-orang jahat pun demikian.⁉️ Mereka terus ingin menyesatkan anak-anakmu dan saudara-saudaramu di dalam aqidah, keyakinan dan manhaj mereka. Bagaimana mungkin engkau beristirahat (merasa cukup)...? Demi Allah. Kita tidak akan pernah berhenti (merasa cukup). Demi Allah...terkadang kita sampai tidak tidur,,, "  karena sedih memikirkan anak-anak kita. Kita takut dan khawatir Agama dan dunia mereka rusak dan hancur disebabkan ulah ahlu bidah, ahli fitnah, dan orang-orang jahat. Jangan kalian mengira kami berkeluh kesah, bukan!!! "Ini bukan keluh kesah. Tidak, Demi Allah" Kami menyampaikan, mengingatkan dan menjelaskan hal ini dikarenakan hanya mengharap wajah Allah tabaaraka wa ta'ala. Yang demikian dikarenakan kami meyakini hal ini termasuk diantara kewajiban yang paling wajib dan perintah yang paling mulia. Yang kami jalankan dan lakukan hanya karena Allah Rabbul 'Alamin. ————— ﻗَـﺎﻝَ ﺍﻟﻌَﻼَّﻣَﺔُ ﺭَﺑِﻴـﻊُ ﺍﻟﻤَﺪْﺧﻠِـﻲّ ﺣَﻔِﻈَـﻪُ ﺍلله : . (( ﻛﻴـﻒَ ﺗَـﺮَﻯ ﺃَﻥْ ﺗَﺴَﺘَﺮِﻳـﺢَ ﺃﻳّﻬـﺎ ﺍﻟﻤﺆﻣِـﻦ ﺍﻟﻨّﺎﺻِـﺢ ﻭﺃﻧْـﺖَ ﺗَـﺮَﻯ : . ﺃَﻫْـﻞَ ﺍﻟﺒِـﺪَﻉ ﻳَﻜِﻴـﺪُﻭﻥ ﻭﺃَﻫْـﻞ ﺍﻟﻔِﺘَـﻦ ﻭﺍﻟﻔَﺴَـﺎﺩ ﻳَﻜِﻴـﺪُﻭﻥﻷ‌َﺑْﻨَﺎﺋِـﻚ ﻭﺇِﺧْﻮَﺍﻧِـﻚ ﻓِـﻲ ﺍﻟﻌَﻘِﻴـﺪَﺓ ﻭﺍﻟﻤَﻨْﻬَـﺞ ﻛَﻴْـﻒَ ﺗَﺴْﺘَﺮِﻳـﺢ ؟ ﻭَﺍﻟﻠﻪ ﻣَـﺎ ﻧَﺴْﺘَﺮِﻳـﺢ !! ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃَﺣْﻴَﺎﻧـﺎً ﻣَﺎ ﻧَﻨَـﺎﻡ ﺣُﺰْﻧـﺎً ﻋَﻠَـﻰ ﺃَﺑْﻨَﺎﺋِﻨَـﺎ ﻭَﺧَﻮْﻓـﺎً ﻋَﻠَﻴْﻬِـﻢ ﻣِـﻦ ﺿَﻴَـﺎﻉِ ﺩِﻳﻨِﻬِـﻢ ﻭَﺩُﻧْﻴَﺎﻫُـﻢ ﻻَ ﺗَﻈُﻨُّـﻮﺍ ﺃَﻥَّ ﻫَـﺬِﻩِ ﺷَﻜْـﻮَﻯ ﻻَ ﻭَﺍﻟﻠﻪ ﻣَـﺎ ﻧُﺒَﻴّـﻦْ ﺇﻻَّ ﻟِﻮَﺟْـﻪِ ﺍﻟﻠﻪ ﺗَﺒَـﺎﺭَﻙَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻭَﻧَـﺮَﻯ ﺃَﻥَّ ﻫَﺬَﺍ ﻣِﻦَ ﺃَﻭْﺟَـﺐِ ﺍﻟﻮَﺍﺟِﺒَﺎﺕ ﻭَﺃَﻓْـﺮَﺽ ﺍﻟﻔَﺮَﺍﺋِﺾ ﻧَﻘُـﻮﻡُ ﺑِﻪ ﻟﻠﻪ ﺭَﺏِّ ﺍﻟﻌَﺎﻟَﻤِﻴـﻦ )). [ﻣَـﺮْﺣَـﺒـﺎً ﻳَـﺎ ﻃَـﺎﻟِـﺐَ ﺍﻟـﻌِـﻠْـﻢِ ٣٠] 📚 Sumber: Marhaban Yaa Tholibal 'Ilmi 30 || Sahab.NET 7. Kenali Al Haq dengan giat dan serius thalabul ilmi untuk diamalkan. Kemudian pegangi dengan kuat Al Haq tersebut wahai ahlussunnah Banyak dari manusia yang menutup mata dan pura-pura tidak mengetahui. Padahal kebenaran ada ditangannya (diketahui dengan jelas dan gamblang). Akan tetapi beberapa hal yang menyebabkan dia menolak Al Haq tersebut: 1. hawa nafsu 2. sombong  3. fanatik buta. Dan perkara /sebab-sebab lainnya yang banyak dan beraneka ragam bentuknya.  Kebenaran ada di tangannya, di depan kedua matanya. Akan tetapi tidak dia terima, dia tutup kedua matanya, dia berpaling dari Al Haq tersebut. Maka orang yang seperti ini, dia telah menyimpang dari Al Haq.  Dan tempat kembalinya adalah kebinasaan. Wal'iyadzu billah ————— 📌  قـالَ العَلّامَـة رَبِـيعْ المَـدْخَلِي          - حَـفِظَهُ الله تعالــﮯ - : ❍  كثير من الناس يتعامى ويتجاهل وقد يكون الحق في متناول يديه ولكن تمنعه عقبات : منها الهوى ، ومنها الكبر ، ومنها التقليد،  ومنها أشياء كثيرة وعوامل عديدة ..  ☜ يكون الحق في متناول يديه وأمام عينيه فيُكتف يديه ويغمض عينيه ويعرض عن الحق فهو أيضا زائغ عن الحق مصيره إلى الهلاك والعياذ بالله . 📜 المجموع الرائق / المخرج من الفتن                    (صـ23، 24) Sumber: Al Majmu' Ar Raiq / Al Makhraj Minal Fittan hal 23/24 || t.me/rabi3_madkhali 8. Jangan jual agamamu dan manhajmu dengan dunia yang fana ini wahai ahlussunnah.  Ahlul Haq mereka tidak akan menjual Agama mereka untuk mendapatkan dunia yang sedikit dan fana ini. Dakwah mereka tidak dipengaruhi dengan sedikit atau banyaknya harta. Para Shahabat radhiyallahu 'anhum perhatikanlah, sebagian mereka ada yang faqir sampai-sampai jatuh ke bumi (pingsan) disebabkan rasa lapar yang sangat . Akan tetapi harta yang sedikit / faqir, tidak menghalangi mereka untuk berpegang teguh dengan Al Haq.  Mereka tidak meninggalkan Al Haq disebabkan tendensi-tendensi keduniaan. Sesungguhnya yang menjual Agama untuk mendapatkan dunia, hanyalah orang-orang yang lemah agamanya, dan rapuh rasa yakinnya terhadap Allah. ————— #ولكل_قوم_وارث  قال شيخنا العلامة ربيع بن هادي المدخلي - حفظه الله تعالى - : فأهل الحق لا يبيعون دينهم بعرض من الدنيا قليل ، ولا تتأثر دعوتهم بقلة المال أو بكثرته ، الصحابة رضي الله عنهم كان بعضهم يبتلى بالفقر حتى يخر على اﻷرض من شدة الجوع ؛ لكنهم كانوا يتمسكون بالحق ، وكانوا لا يتركون الحق لعرض من الدنيا ، وإنما يبيع الرجل دينه بعرض من الدنيا إذا ضعف دينه ، وإذا اختل يقينه بالله. نفحات الهدى واﻹيمان ص / 193 Sumber: Nafahat Al Huda  Wal Iman 193 || @fawaz_almadkali 9. Jangan merasa aman, teruslah dan selalu memohon tsabat (kekokohan) wahai ahlussunnah Apabila Allah mengokokohkan seseorang diatas agama yang haq, manhaj yang haq dan diatas aqidah yang benar. Maka sungguh yang demikian itu adalah pemberian, anugerah dan kenikmatan yang besar dari Allah. Sehingga jangan membuatmu ▪️ tertipu, ▪️ berbangga diri (yang tercela)  ▪️ dan memandang remeh orang lain.  Akan tetapi yang semestinya engkau lakukan adalah:  ☑️ Tawadhu' kepada Rabbul 'Alamin, ☑️ Bersyukur atas pemberian tersebut, ☑️ Senantiasa memohon kepada-Nya untuk menjaga dan mengokohkan agamamu ☑️ Dan juga memohon agar supaya Allah menjauhkan engkau dari segala sebab ketergelinciran dan kesesatan. ————— قال الإمام ربيع المدخلي حفظه الله "فإذا ثبت الله الإنسان على دينه الحق وعلى منهج الله الحق وعلى العقائد الصحيحة فهذه نعمة من الله فلا يغترَّ بنفسه، ويتباهى ويتطاول، وإنما يتواضع لله رب العالمين ويشكره على ذلك ويضرع إليه أن يحفظ له دينه، وأن يجنبَّه المزالق والزيغ؛ سبحانه وتعالى" 📚الوصايا المنهجية -ص10 ➪➠➪➠➪➠➪➠➪➠➪➠➪➠ قـنــاة العـلامـــة ربيــع بن هـادي المـدخلـــي Sumber : Al Washaya Al Manhajiyah 10 || https://telegram.me/rabi3_madkhali 10. Bersikap hikmah dan lemah lembutlah wahai ahlussunnah, jangan membuat manusia lari dari dakwah disebabkan sikap keras dan kakumu. Dakwah yang dihiasi dengan sifat lemah lembut, kasih sayang dan akhlak yang mulia. Demi Allah, akan diterima dan tersebar dakwah salaf, dengan cara yang seperti ini. —————  قال الشيخ الوالد رببع حفظه الله "دعوة يرافقها الحلم والرحمة والأخلاق العالية -والله- تنتشر الدعوة السلفية بهذه الأساليب الطيبة" الذريعة  3/214 Sumber: Adz Dzari'ah 3/214 || Sahab.NET Artikel di atas diterjemahkan oleh Al Ustadz Abu Falah hafizhahullah Diambil dari Telegram : t.me/fawaidsolo >> BACA BAGIAN 2
5 tahun yang lalu
baca 14 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

menuju masa depan yang cerah

Menuju Masa Depan yang Cerah Menuju Masa Depan yang Cerah Setiap orang tentu memiliki impian dan harapan yang indah tentang masa depan mereka, diperlukan motivasi dan semangat yng tinggi serta kerja keras untuk mewujudkan masa depan yang indah. Dan sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk mewujudkan masa depan yang cerah. Sahabat-sahabatku, hari ini adalah saat kita menanam benih dan masa depan adalah waktu untuk memanen. Oleh karena itu, siapa pun yang ingin mengetahui masa depan maka lihatlah apa yang dilakukannya sekarang. Banyak yang mengatakan kalau hidup merupakan pilihan, tetapi kalau memang ada pilihan berarti kita bisa memilih yang terbaik. Oleh karena itu perlakukan hidup kita dengan sebaik mungkin. Orang yang paling rugi di dunia ini adalah orang yang diberikan modal tapi modal tersebut ia hamburkan sia-sia. Dan modal termahal adalah waktu. Seperti dalam surat Al-Ashr, Allah berfirman : وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ “Demi masa! Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS. Al Asr : 1-3) Allah ta’ala menjelaskan bahwa untung dan ruginya manusia dapat diukur dari sikapnya seseorang terhadap waktu. Kalau ia berani menghamburkan waktunya, maka ia tergolong orang yang mensia-siakan kehidupannya. Ada tiga jenis waktu, yaitu: Masa lalu : masa yang kita semua sudah melewatinya sehingga ada diluar kontrol kita. Banyak orang yang sengsara hari ini karena masa lalunya yang memalukan. Oleh karena itu kita harus selalu waspada, jangan sampai masa lalu merusak hari-hari kita saat ini. Masa depan : masa yang belum terjadi.yang sering kita panik dalam menghadapinya. Salah satu sebab paniknya mungkin karena sulitnya mendapatkan pekerjaan, barang perlengkapan yang serba mahal, harta pas-pasan dan yang semisalnya.Walau demikian, masa lalu dan masa depan kuncinya adalah hari ini. Masa sekarang : inilah masa yang paling penting. Karena masa depan dapat ditentukan dengan apa yang kita lakukan sekarang. Seburuk-buruk apapun masa lalu kita, kalau hari ini kita benar-benar bertaubat dan mau memperbaiki diri, dengan izin Allah segala keburukan itu akan terhapus. Demikian pula dengan masa depan, maka sungguh mengherankan melihat orang yang bercita-cita akan tetapi tidak melakukan apapun untuk meraihnya. Padahal hari ini adalah saat kita menanam benih dan masa depan adalah waktu untuk memanennya. Oleh karena itu, siapapun yang ingin mengetahui masa depannya maka lihatlah apa yang dilakukannya sekarang. Belajar menghitung Sahabatku, kita harus mulai menghitung semua yang kita lakukan. Ucapan kita sekarang adalah sebuah jaminan dan kita bisa terpuruk hanya dengan satu patah kata. Kita pun bisa menuai kemuliaan dengan kata-kata. Ilmu yang kita dapatkan sekarang adalah tabungan untuk masa depan. Bila kita dapatkan dengan cara yang tidak ikhlas, niscaya aibnya akan segera kita rasakan. Oleh karena itu, terlalu bodoh apabila kita melakukan hal yang sia-sia. Dan tidak melakukan hal-hal yang bermanfaat. Detik demi detik harus kita tanam sebaik mungkin, karena inilah bibit yang buahnya akan terpetik di masa depan. Kalau kita terbiasa berhati-hati dalam berbicara, bersikap, mengambil keputusan dan dalam menjaga pikiran atau hati. Niscaya kapan pun malaikat maut menjemputmu kita akan selalu siap. Akan tetapi kalau kita sebaliknya, berbicara sepuasnya dan berfikir sebebasnya, tak heran bila saat kematian menjemput menjadi hal paling menakutkan. Apa yang engkau lakukan saat ini itulah yang terpenting. Jangan hanya berkeinginan mendapatkan hasil yang lebih baik, akan tetapi lakukanlah sesuatu agar impian tersebut bisa terwujud. Sekali lagi! Apa yang kau lakukan saat ini akan membuat perbedan besar antara apa yang akan terjadi di masa depan dengan apa yang sudah terjadi di masa lalu. Oleh karena itu, jangan patah semangat untuk melalui segala rintangan yang akan terjadi untuk menuju masa depan. Jika kita yakin dengan kemapuan diri sendiri, maka kita akan berani mencoba tantangan baru. Sukses atau gagal tidaklah jadi masalah. Karena yang terpenting kita jangan pernah takut untuk maju sebelum berperang. Menuju masa depan yang cerah tidaklah semudah membalikkan kedua telapak tangan, dibutuhkan perjuangan dan kerja keras untuk menghadapi segala rintangan yang terjadi. Masa depan kita ditentukan dengan apa yang kita lakukan sekarang, tetapla istiqomah dan bersabar dalam menghadapi segala halangan dan rintangan karena masa depan yang cerah menunggumu. Menyongsong masa depan yang cerah Sahabatku, berikut adalah beberapa inspirasi yang insyaAllah dapat membantu kalian untuk meraih kunci masa depan yang cerah. 1. Pastikanlah hari-hari kita menjadi sarana penambah keyakinan kepada Allah. Salah satunya yaitu dengan menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hidup kita tidak akan pernah tentram kecuali dengan keyakinan Allah ta’ala. Dan pupuk dari keyakinan itu adalah ilmu. Orang-orang yang tidak suka menuntut ilmu, maka imannya tidak akan bertambah. Hidup pun akan mudah goyah dan itu berpengaruh terhadap masa depnmu. 2. Tiada hari berlalu, kecuali menjadi amal. Dimana pun kita berada, lakukanlah hal yang terbaik. Segala sesuatu harus menjadi amal baik di lihat atau tidak sama sekali. Kita jalan terus, tentunya dalam mengamalkan hal-hal yang tidak melanggar batasan syariat. Kita juga dituntut untuk bersegera dalam melakukan sesuatu, bukan menundanya. Allah berfirman : ﻓَﺎﺳْﺘَﺒِﻘُﻮﺍْ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَﺍﺕِ  “Berlomba-lombalah dalam Kebaikan” (QS. Al Baqarah 148) 3. Terus melatih diri agar mampu menasihati orang lain dalam kebenaran dan kesabaran. Dan terus melatih diri untuk mampu menerima nasihat dalam kebenaran dan kesabaran. Kita akan mmpu memberi nasehat jika kita senang diberi nasehat. Dari proses pengembangan diri, kita akan mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman karena ilmu dan pengalaman adalah guru terbaik untuk bisa meraih masa depan yang cerah. Ilmu dan pengalaman harus saling menopang satu sama lainnya agar tujuan kita semua bisa tercapai, insyaAllah. Sebagaimana menjadikan al-Qur’an dan sunnah sebagai sepasang sayap. Apabila salah satu patah, maka sang burung tidak akan bisa terbang tanpa sayapnya. 4. Optimis dan yakin akan kemampuan diri sendiri adalah kunci dalam meraih masa depan yang cerah. Sahabatku, jangan sampai sebuah kegagalan menjadi halangan untuk meraih masa depan. Karena dibalik kegagalan itu ada hikmah yang kita tidak mengetahuinya kecuali Allah. Belajar selalu dari kegagalan kawanku,dan jangan lupa untuk selalu berdo’a kepada Allah agar kita bisa menempuh apa yang kita inginkan. 5. Disiplin merupakan  kunci untuk bisa meraih masa depan. Hanya saja kita harus bisa selalu fokus, teratur dan terarah dengan apa yang di bangun serta apa yang dijalani dari awal. Inilah sebagian kunci untuk meraih masa depan. Intinya, apa yang engkau lakukan hari ini adalah gambaran masa depanmu. Teruslah bersungguh-sungguh dalam menghadapi rintangan yang bisa merusak masa depan kalian. Tetap bersabar dan istiqomah! Masa lalumu tidak akan sama dengan masa depan. Yang terpenting bukan apa yang kau lakukan kemarin tapi apa yang kau lakukan sekarang? Bagaimana pun bentuk kegagalan yang kau alami di masa lalu, bukan berarti kau di takdirkan menanggung hal tersebut selamanya. Jadikan kegagalan itu pelajaran berharga untuk masa depan nanti. Karena masa depan yang cerah menunggumu.. Sumber : Draft Majalah Santri Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya | Penulis : Rifqi Habibillah
5 tahun yang lalu
baca 7 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

demi hijrah, kami siap berjuang (kisah & motivasi)

"DEMI HIJRAH, KAMI SIAP BERJUANG" Oleh Al Ustadz Fauzi bin Nur Meninggalkan sesuatu yang disukai karena Allah memang membutuhkan kesabaran. Saat harapan dalam diri sangat tinggi namun agama tidak sejalan dengan kepentingan jiwa, saat itu ujian pun di mulai. ujian tentang kejujuran dan kesetiaan terhadap keyakinan yang tertanam, dan ujian tentag kesabaran mengalahkan kehendak jiwa, serta perjuangan menundukkan nafsu yang selalu angkuh untuk menunduk dan merendah di hadapan Allah Yang Maha Mulia. Kesabaran pun kian menyesakkan rongga dada, jika yang harus ditinggalkan memiliki nilai yang tinggi dan berkaitan erat dengan untung-rugi duniawi. Terlintas dalam benak berbagai bisik keraguan; 'Jika saya tinggalkan ini, bagaimana nasib saya nanti?! Bagaimana saya makan?! Dari mana lagi saya dapat harta?!' Tak ayal, banyak yang patah arang sebelum berjuang menuju jalan hidup yang lebih baik dan meninggalkan masa lalu yang hitam. Berhijrah memang tidak mudah; butuh kesabaran, keyakinan mantap, kejujuran hati, serta perjuangan meninggalkan segala kepentingan duniawi. Hal inilah yang dialami Rasulullah beserta para sahabatnya. Mekkah adalah tempat kelahiran dan tanah yang paling mereka cintai; tempat yang paling suci dan mulia, tempat yang paling dekat dengan Allah di muka bumi, tempat berbagai kenikmatan yang berlimpah, dan tempat berkumpulnya sanak saudara dan handai tolan yang setia. Sebaliknya, Madinah adalah tempat yang paling berwabah di tanah Arab dan begitu panas membakar kulit penduduknya. Cukuplah sebagai satu penderitaan, kenyataan Madinah bukanlah negeri mereka sendiri, dengan kata lain, berpindah ke Madinah sama saja membangun penghidupan kembali dari titik nol; lingkungan baru, suasana baru, kehidupan baru, dan tantangan baru yang siap menghadang di ujung jalan. Tatkala Rasulullah sampai di sana bersama Abu Bakar, Abu Bakar pun tertimpa demam Madinah, beliau sering berkata dalam sakit; Tiap orang berpagi hari di tengah keluarganya, sementara kematian lebih dekat dari tali sandalnya Begitu juga Bilal saat sembuh dari demamnya, ia mengatakan, Duhai kiranya aku tahu; akankah aku tidur di satu malam Di sebuah lembah dikelilingi Idzkhir dan Jalil tertanam Akankah aku datangi nanti mata air Mijannah Dan tampak olehku dua gunung Thufail dan Syamah  Kerinduan kepada tanah suci Mekkah serta kesuburan dan keindahannya tak pernah lekang oleh zaman dalam kalbu mereka dan makin dahsyat saat merasakan ujian di tanah kelaparan. Bilal pun terkadang mendoakan kejelekan bagi orang-orang yang membuatnya dan para shahabatnya meninggalkan Mekkah menuju Madinah, "Ya Allah, laknatilah Syaibah bin Rabi'ah dan 'Utbah bin Rabi'ah, serta Umayyah bin Khalaf sebagaimana mereka telah mengusir kami dari tanah kelahiran menuju tanah yang berwabah." Rasulullah pun berdoa meminta ketetapan hati para shahabatnya agar bersabar di tanah hijrah demi meraih pahala Allah, "Ya Allah lanjutkanlah untuk para shahabatku hijrah mereka, dan jangan Engkau balikkan mereka darinya..." "Ya Allah jadikanlah kami cinta terhadap Madinah seperti cinta kami kepada Mekkah atau lebih darinya, Ya Allah berkahilah pada sha' dan mud kami, berikanlah kesehatan pada Madinah dan pindahkanlah demamnya ke tanah Juhfah." Dari Abu Salamah, dari Abdullah bin 'Adi Az-Zuhri, dia mengatakan, "Aku melihat Rasulullah diatas Hazwarah (menghadap ke Mekkah) seraya mengatakan, 'Demi Allah, engkau adalah tanah Allah yang terbaik, dan tanah yang paling dicintai Allah. Seandainya saja bukan karena aku diusir darimu, aku tidak akan keluar." [H.R. At Tirmidzi]. Berlalulah perjalanan penuh perjuangan yang dilakoni oleh Rasulullah dan Abu Bakar. Dengan rencana yang matang dan tawakkal yang tinggi kepada Allah, mereka bisa lolos dari kejaran orang-orang musyrik dan para pemburu. Demikian pula dengan jalan hijrah para shahabat, tak jauh berbeda dengan jalan hijrah Rasulullah. Mereka harus menghadapi tantangan yang tidak ringan demi meninggalkan masa lalu yang kelam menuju jalan yang diridhai Allah. JALAN HIJRAH ABU SALAMAH Tekad kuat Abu Salamah telah kuat. Ia akan membawa anak dan istrinya ke tempat yang lebih aman. Musyrikin Mekkah sudah keterlaluan memperlakukan kaum muslimin. Tidak ada ketenangan lagi untuk tetap bertahan. Demi masa depan keluarga, harta dan kekayaan bukan lagi hal yang berat untuk di tinggalkan. Allah pasti akan menggantinya dengan yang lebih baik. Unta sudah siap, lengkap dengan perbekalan untuk perjalanan tiga orang. Abu Salamah, Ummu Salamah, dan anak laki-laki mereka, Salamah. Dengan sigap, Abu Salamah menaikkan keluarga kecilnya di atasnya. Sebuah perjalanan panjang menuju hidup baru akan dimulai. Ia pun menuntun unta tersebut meninggalkan rumah dan tanah kelahirannya. Tak berselang lama berjalan, tiba-tiba ia di kejutkan oleh beberapa laki-laki dari Bani Mughirah; saudara sekabilah Ummu Salamah. Mereka pun menghadangnya, " Adapun jiwamu sendiri, kamulah yang memenangkannya dari kuasa kami." Ucap mereka. "Namun, istrimu ini... bagaimana mungkin kami membiarkan kamu pergi membawanya?!" Serta merta mereka merebut tali kekang dari dua tangannya lalu membawa pulang Ummu Salamah dan anaknya. Asa yang sudah di bangun untuk berhijrah bersama runtuh seketika. Abu Salamah tak berdaya melawan keegoisan para Bani Mughirah yang ada di depannya. Hanya Allah yang bisa terus menjaga Ummu Salamah dan anak tercintanya. Mendengar perlakuan kasar Bani Mughirah terhadap Abu Salamah, Bani Abdul Asad kabilah Abu Salamah pun murka. Mereka pun berusaha merebut Salamah putra Ummu Salamah dari pelukannya. "Tidak, demi Allah," kata mereka. "Tidak akan kami tinggalkan anak kami bersamanya, karena kalian telah memisahkan dia dengan saudara kami (Abu Salamah)." Anak kecil itu pun diperebutkan antar mereka, hingga Bani Abdul Asad berhasil menarik tangannya dan membawanya. Kini tak hanya Abu Salamah yang merasakan kekosongan batin dengan berpisah dengan istrinya. Namun, Ummu Salamah pun harus menerima kenyataan pahit; anak yang dirawat dalam pelukannya tiba-tiba pergi meninggalkan pangkuan dan ayunan hampa. Ummu Salamah mengatakan, "Terpisahlah aku, suamiku, dan anakku..." Tak terasa lagi kedamaian dalam hidupnya. Padahal ia hidup di tengah keluarga besarnya. Apa arti hidup, jika berpisah dari orang-orang tercinta?! Apa arti keluarga, jika tidak memahami kesedihan yang dirasakan anggotanya...? Setiap pagi Ummu Salamah berjalan keluar dan terduduk di Al Abthah. Butiran air pun mulai menetes dari dua matanya mengingat keluarga kecil yang penuh cinta. Ia pun tak berhenti menangis disana hingga tiba senja. Setiap hari hingga hampir setahun penuh tak kunjung kering air yang menetes dari matanya. Sampai suatu pagi, seseorang dari kabilahnya lewat dan melihat kesedihan mendalam yang dirasakan Ummu Salamah. Timbullah rasa iba dan kasihan padanya. Ia pun membujuk kabilahnya agar membiarkan Ummu Salamah pergi dan kembali hidup dengan keluarga kecilnya. "Tidakkah kalian biarkan saja wanita yang sengsara ini pergi?! Kalian sudah memisahkan dia dengan suami dan anak laki-lakinya." bujuk orang itu kepada Bani Mughirah. Akhirnya mereka melepaskannya, begitu pula Bani Abdul Asad membebaskan Salamah dan menyerahkannya kepada ibunya. Ummu Salamah bercerita, "Aku pun menyiapkan tunggangan, lalu aku ambil anakku dan aku bawa ke kamar. Aku pun keluar untuk menyusul suamiku di Madinah." "...dan tidak ada seorang makhluk pun bersamaku. Aku pun bergumam, 'Akan kutitipkan pesan kepada siapapun yang aku temui agar suamiku menjemputku." Setibanya di Tan'im, mereka berdua bertemu dengan seorang bernama Utsman bin Thalhah dari Bani Abdid Dar. Melihat keduanya Utsman pun bertanya, "Hendak kemana, wahai putri Abi Umayyah?" "Ke Madinah, menyusul suamiku." "Tidakkah seorang bersamamu?" "Tidak, demi Allah. Kecuali Allah dan putraku ini." "Demi Allah, tidak pantas kalian ditinggalkan sendirian" Utsman pun meraih tali kekang unta dan menuntunnya menuju Madinah. Meski Utsman bin Thalhah belum masuk Islam di saat itu. Namun tabiatnya begitu baik dan beradab. Ia begitu menjaga kehormatan dirinya dan wanita yang diantarkannya. Tiap kali mereka berhenti di persinggahan, Utsman menderumkan untanya lalu meninggalkan Ummu Salamah turun dengan sendirinya. Jika Ummu Salamah sudah turun ia pun kembali dan membawa unta tersebut menjauh. Setelah ia mengingatkan untanya, ia pun berbaring istirahat di dekat unta tersebut dan tetap menjauh dari Ummu Salamah. Tiba waktu berangkat, ia pun melakukan hal yang sama; menjaga kehormatannya dan kehormatan wanita yang bersamanya. Demikianlah tabiat yang luhur menjaga kehormatan seseorang. Meski belum masuk cahaya Islam dalam kalbu, bukan alasan untuk melanggar kehormatan dan hak-hak antar manusia. Utsman terus menuntun mereka hingga tiba di Madinah. Sesampainya mereka di kampung Bani Amr bin Auf di Quba, ia mengatakan, "Suamiku ada di kampung ini. Masuklah ke sana atas keberkahan Allah." serta merta Utsman pun pergi kembali ke Mekkah. Ummu Salamah pun selalu mengenang perjuangannya dalam berhijrah, "Demi Allah, aku tidak tahu ada keluarga dalam Islam yang tertimpa seperti apa yang menimpa keluarga Abu Salamah. Dan aku tidak melihat satu teman pun yang lebih mulia daripada Utsman bin Thalhah." Ya, meski halang dan rintang menghadang, jalan pun tak semulus apa yang di bayangkan. Namun, karena yakin janji Allah, beratnya ujian takkan membuat urung begitu saja tekad yang sudah membulat. Cukuplah bersabar dan terus berjalan menuju jalan-Nya, pasti Allah akan datang dengan pertolongan-Nya; hari ini, esok hari, atau suatu saat nanti. Pasti Allah akan kabulkan harapan kita. Abu Salamah berhijrah ke Madinah satu tahun sebelum baiat Aqabah. Dengan kata lain beliau merupakan shahabat yang paling awal berhijrah ke Madinah. Terdapat perbedaan pendapat antara ahli tarikh; apakah Abu Salamah yang lebih dahulu hijrah ke Madinah ataukah Mus'ab bin Umair? Jawabannya, kedua-duanya bisa dikatakan yang pertama kali. Bedanya, Abu Salamah hijrah karena pergi menghindari gangguan kaumnya, sedangkan Mus'ab bin Umair berangkat untuk tinggal di Madinah dan mengajarkan Islam kepada penduduknya. JALAN HIJRAH UMAR BIN AL KHATTHAB Ibnu Ishaq meriwayatkan dalam kitabnya tentang hijrahnya shahabat mulia Umar bin Al Khaththab dan Ayyas bin Rabi'ah Al Makhzumi. "Kami saling berjanji saat ingin berhijrah ke Madinah; aku, Ayyasy bin Abi Rabi'ah, dan Hisyam bin Al Ash bin Al Wail As-Sahmi. Kami berjanji untuk bertemu di Tanabudh, mata air Bani Ghifar diatas Saraf." Mereka berusaha menyembunyikan dan merahasiakan rencana semaksimal mungkin. Dengan menampakkan bahwa tidak ada rencana apapun esok di tempat tersebut. Umar mengatakan, "Siapapun di antara kita yang tidak terlihat di sana di waktu pagi, berarti ia ditahan oleh kaumnya." Umar pun datang, begitu pula Ayyasy. Namun Hisyam tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Berarti Hisyam pasti ditahan. Dan benarlah ia ditangkap sebelum berhasil lari dari kaumnya. Umar dan Ayyasy pun bersegera berangkat ke tanah hijrah dan berhasil sampai di kampung Bani 'Amr bin 'Auf. Beberapa waktu berlalu di kampung itu. Suatu hari datanglah dua orang musyrikin Mekkah mencari Ayyasy bin Abi Rabi'ah. Mereka adalah Abu Jahl bin Hisyam dan Al Harits bin Hisyam; saudara seibu Ayyasy. "(Wahai Ayyasy), sungguh ibumu telah bernazar tidak akan menempelkan sisir di kepalanya sampai melihatmu. Ia juga tidak akan berlindung dari cahaya matahari sampai melihatmu. Menyisirlah untuknya!" Pesan Abu Jahl dan Al Harits. Timbul rasa khawatir dalam diri Ayyasy mendengar kabar tentang ibunya. Bagaimanapun Ibu adalah orang yang memiliki kedekatan batin dengan hidupnya. Kemantapan hijrah dijalan Allah pun sedikit goyah menghadapinya. Namun, Umar yang mendengar penuturan dua musyrik tidak percaya begitu saja. Dengan firasatnya yang tajam, ia bisa membaca kilas kebohongan dari dua mulut yang berbicara dihadapannya. Tidak mudah percaya begitu saja dengan orang yang menjadi musuhnya. Umar mengatakan pada Ayyasy, "Wahai Ayyasy, demi Allah, mereka hanya ingin menangkap dan menyiksamu untuk meninggalkan agamamu, berhati-hatilah dari mereka! Demi Allah, seandainya kutu rambut sudah menyakiti ibumu pasti dia akan menyisirnya juga. Dan jika panas di Mekkah semakin berat pasti dia akan berteduh juga." Ayyasy pun mengatakan, "Aku akan kabulkan sumpah Ibuku. Dan aku punya harta yang bisa aku ambil di sana." Ayyasy sudah tidak tenang mendengar kabar tentang ibunya. Demikianlah dahsyatnya (fitnah) ujian di saat datang, bisa menumpulkan tajamnya pikiran, dan menggoyah pendirian bahkan keyakinan. Rasulullah bersabda yang artinya, 'Orang yang beruntung adalah dia yang dijauhkan dari fitnah (ujian)." Umar pun tak berhenti membujuknya "Demi Allah kamu tahu, bahwa aku termasuk Quraisy yang paling banyak hartanya. Akan aku berikan setengah hartaku dan jangan pergi bersama mereka!" Namun, Ayyasy tetap bersikeras untuk pulang dan Umar dan Umar pun tak punya kuasa lagi untuk menahannya. Dia mengatakan, "Baiklah, kalau kamu bersikeras untuk tetap pergi, bawalah unta betinaku ini! Unta ini bisa berlari dengan cepat. Pegang saja punggungnya. Jika sedikit saja kamu mulai ragu dengan mereka berdua berlarilah di atasnya!" Subhanallah, benar-benar permisalan kesetia-kawanan yang sempurna. Bagaimanapun keselamatan teman harus diupayakan, apalagi keselamatan yang menyangkut dunia akhiratnya. Asalkan di atas kebenaran dan membantunya Istiqamah diatas jalan yang lurus, berapapun harta yang dikorbankan tak akan jadi soal. Ya, setiakawan di atas kebenaran. Akhirnya, Ayyasy pergi dengan membawa unta betina tersebut. Dia mengikuti langkah dua musyrik pembawa kabar ibunya. Dua musuhkah atau dua saudara? Entahlah, semoga ia bisa kembali lagi ke tanah hijrah ini. Di tengah perjalanan, Abu Jahl mengeluhkan untanya yang berjalan lambat. Sementara unta Ayyasy berjalan dengan cepat dan kuat. "Wahai anak pamanku." kata Abu Jahl. "Sungguh untaku ini sudah berat berjalan. Kiranya engkau mau bergantian denganku memakai untamu?" "Tentu,"  sambut Ayyasy. Ia pun menderumkan untanya begitu pula Abu Jahl dan Al-harits untuk bertukar kendaraan. Dan di saat mereka telah berdiri di samping unta masing-masing, tiba-tiba dua orang itu menangkap Ayyasy dan mengikatnya. Mereka pun membawa Ayyasy ke Mekkah; bukan untuk menunaikan sumpah ibunya. Itu hanya bualan mulut Abu Jahl. Namun kembali kepada deraan siksa musyrikin yang tak henti-henti. Seraya membawa Ayyasy masuk Mekkah dalam ikatannya, Abu Jahl dan Al Harist mengatakan, "Wahai penduduk Mekkah, beginilah yang harus kalian lakukan menghadapi orang-orang bodoh diantara kalian. Seperti yang kami lakukan terhadap orang bodoh kami ini." Demikianlah hari-hari penuh perjuangan itu berjalan; ada yang berhijrah dengan ikhlas dan tekad yang mantap, Allah memudahkan jalannya untuk menetap, ada pula yang berhijrah dengan ikhlas dan tekad yang kuat, namun Allah uji dengan berbagai rintang penghalang. Itulah jalan ibadah kepada Allah, menyingkap siapa yang kuat dan siapa yang lemah iman. Umar mengatakan, "Dulu kami selalu mengatakan, 'Allah tidak akan menerima lagi dari orang yang kalah menghadapi ujian taubat dan ganti darinya. Mereka orang-orang yang sudah mengenal Allah lalu kembali kepada kekufuran karena ujian yang menderanya.' Ini pula yang mereka katakan dalam diri mereka, "...lalu Rasulullah pun tiba di Madinah, Allah pun menurunkan ayat tentang mereka dan tentang ujian kami dan mereka. "Katakanlah (wahai Rasulullah), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan-perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, karena sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa; Sesungguhnya Dia lah juga Yang Maha Pengampun, lagi Maha Pengasih. Dan kembalilah kamu kepada Rabb kamu dengan bertaubat, serta berserah dirilah kepada-Nya, sebelum kamu didatangi azab; Karena sesudah itu kamu tidak akan diberikan pertolongan. Dan ikutilah Al-Quran sebaik-baik yang diturunkan kepada kamu dari Rabb kamu, sebelum kamu didatangi azab secara tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya." [Q.S. Az-Zumar : 53-56] Umar pun menuliskan ayat tersebut di sebuah lembaran kertas dan mengirimkannya kepada Hisyam bin Al-Ashy sebagai bentuk nasehat sekaligus kabar gembira bahwa masih ada kesempatan untuk kembali ke jalan Allah hingga kapanpun. Sampailah surat tersebut kepada Hisyam. "Surat itu datang kepadaku," kata Hisyam. "...Aku pun mulai membacanya di Dzi Thuwa. Aku mengulang membacanya, namun aku tidak paham maksudnya. Aku pun berkata, 'Ya Allah pahamkanlah ayat ini untukku..." "...Allah pun melemparkannya dalam kalbuku, 'Aku pun paham; ayat ini berbicara tentang kami dan apa yang selalu kami katakan dalam diri kami." Tanpa menunggu waktu lama, Hisyam bergegas menyiapkan kendaraannya dan berangkat menuju tanah hijrah demi rida Allah dan kebahagiaan di negeri yang abadi. Hijrah dalam konteks umum yang berarti meninggalkan segala bentuk amalan yang dimurkai Allah membutuhkan perjuangan yang kuat. Cukuplah menjadi figur kita, mereka yang telah meninggalkan segala kepentingan dunia menuju jalan lain yang dipenuhi duri dan luka. Semua itu demi membuktikan cinta dan yakin kita akan janji Allah. Wallahu a'lam Majalah Qudwah edisi 58 vol.05 1439H/2018M hal. 81
5 tahun yang lalu
baca 16 menit