Tazkiyatun Nafs

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

bersabarlah bagi jiwa yang diberi musibah / ujian

بسم الله الرحمن الرحيم Bersabarlah wahai saudaraku, engkau akan diberi pahala atas musibah ini. Allah mentakdirkan musibah karena adanya hikmah yang besar dibalik musibah ini, maka bersabarlah Simaklah nasihat indah seorang imam berikut ini. Asy Syaikh Al'allamah Abdul Aziz Ibnu Baz rahimahullah. Bismillahirrahmanirrahiym. Alhamdulillah washallallah wasallam 'ala Rasulillah . wa'ala alihi wa ashhabihi wamanihtada bihudahu amma ba'du. Sesungguhnya Allah subhanahu telah mewajibkan atas hamba-hamba-Nya bersabar atas musibah -musibah. Allah subhanahu berfirman : (واصبروا إن الله مع الصابرين ) "Dan hendaknya kalian bersabar sesunggunya Allah barsama orang yang sabar " (Al Anfal :  46) Allah jalla wa 'ala berfirman: وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ “Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah.” (an-Nahl: 127) Allah subhanahu wata'aala berfirman: وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ(155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157) Artinya: “Dan Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un”(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Rabbnya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (al-Baqarah : 155-157) Bersabar hukumnya adalah wajib, yaitu menahan lisan agar tidak meratap , menahan tangan agar tidak mencakar wajah, merobek baju, atau yang semisalnya, dia menahan tangannya dari perbuatan-perbuatan yang tidak semestinya (dilakukan), menahan lisannya dari yang tidak semestinya (diucapkan), hatinya tidak berkeluh kesah, demikianlah. Oleh karena inilah Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: أنا بريء من الصالقة والحالقة والشاقة Artinya: Saya berlepas diri dari shaliqah ( yang mengeraskan suaranya ketika ada musibah)Haliqah (mencukur rambutnya dikala ada musibah)  syaaqqah(merobek-robek bajunya ketika ada musibah). Dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ Artinya: Bukan termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul pipi, merobek saku, dan berseru dengan seruan Jahiliyyah (ketika ada musibah) . Orang yang sabar adalah menahan anggota badan dan lisannya dari yang tidak semestinya (untuk dilakukan dan diucapkan), Dia memakmurkan hatinya dengan ketenangan, mengharap pahala Allah, dan tidak berkeluh kesah, dan  dengan mengimani bahwa Allah subhanahu adalah Dzat yang maha bijaksana lagi maha mengetahui, Dia menentukan musibah tersebut karena suatu hikmah yang matang . Dia mentakdirkan 💊 untuk orang ini sakit, 🚘 untuk orang ini tertabrak mobil, 🛏 untuk orang ini meninggal, 🔥 untuk orang ini mendapatkan gangguan dari sifulan dan sifulan, dan seterusnya, Allah subhanahu wata'aala mempunyai hikmah yang matang (dibalik itu semua) , Oleh karena inilah didalam hadits yang shahih Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ؛ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ “Sungguh menakjubkan urusan orang beriman. Seluruh urusannya merupakan kebaikan, dan ini tidak dimiliki kecuali oleh orang beriman. Jika mendapatkan kenikmatan, dia bersyukur, dan itu baik baginya; jika tertimpa musibah, dia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim no. 7692) Inilah keadaan seorang mukmin, Sabar adalah wajib 'ain (bagi setiap individu) dia menahan tangannya, lisannya dan anggota tubuhnya se Semuanya dari perkara-perkara yang tidak semestinya, ❌tidak meratap ❌tidak merobek baju, ❌tidak memukul pipi, Bahkan dia mengharapkan pahala Allah, ✅ bersabar, ✅dan mengetahui bahwa yang demikian itu dari sisi Allah. ▶Apabila dia ridha dengan hal ini, tenang dengannya, dan ridha terhadap apa yang Allah takdirkan untuknya 👍maka pahalanya sangat besar dan sangat afdhal, 📖 berdasarkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam: إِنَّ عَظْمَ الْجَزَاءِ مَعَ عَظْمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضٰى وَمَنْ سَخَطَ فَلَهُ السُّخْطُ Sesungguhnya besarnya pembalasan (pahala) itu bersama dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya manakala Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang dia ridha maka untuknyalah keridhaan (Allah), barangsiapa yang murka, maka untuknya pula kemurkaan itu.” ✊🏻 Sabar hukumnya adalah wajib, sementara ridha (terhadap musibah) hukumnya adalah Sunnah muakkadah (sangat dianjurkan, kesempurnaan) , berkeluh kesah, meratap , merobek baju, memukul pipi, semua ini adalah haram. ✅Ada tingkatan yang paling tinggi : 👉yaitu menganggap musibah sebagai nikmat, maka dia sabar, ridha dan bersyukur, 👉dia melihat sakit yang menimpanya ini, atau  👉kemiskinannya, atau 👉kerugian dalam dagangannya, 👉 musibah dalam tubuhnya atau yang semisalnya, 🌹Dia menganggap semua itu adalah nikmat ,  🌼Dia bersyukur kepada Allah, karena *dengan sebab itu dosa-dosanya terhapus, dan dia mendapatkan pahala yang besar , inilah tingkatan yang paling tinggi.* Sumber: 💻 https://binbaz.org.sa/fatwas/11617/%D9%85%D8%B1%D8%A7%D8%AA%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D8%A8%D8%B1-%D9%88%D9%81%D8%B6%D9%84%D9%87 Alih bahasa: 📲 Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu 'umar غفر الله له. Website: 🌎 Salafycurup.com 🌾Telegram.me/salafycurup
6 tahun yang lalu
baca 5 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

keutamaan wanita tinggal di rumah

Keutamaan Wanita Tetap Tinggal di Rumah Hati-Hatilah Wahai Saudariku Tersayang, dari Ucapan Aku Terkungkung! Asy-Syaikh Ibn 'Utsaimin rahimahullah . mengatakan, Wanita yang mengatakan bahwa tinggalnya kaum wanita di rumahnya adalah penjara, saya katakan: Dia menentang firman Allah Ta'ala, ☟ وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ "Dan tinggallah di rumah kalian." (Al-Ahzab: 33) Bagaimana kita bisa mengganggap apa yang diperintahkan Allah sebagai penjara?  Namun, rumah memang penjara bagi wanita yang menginginkan: • untuk kehilangan rasa malu atau • bercampur dengan para pria. 🌷Karena kebahagiaan tinggal di rumah adalah kebahagiaan yang sesungguhnya; • Tinggal di rumah menunjukkan rasa malu. • Tinggal di rumah adalah sikap terpuji, • Tinggal di rumah menjauhkan wanita dari fitnah (cobaan yang menimpa agamanya) • Tinggal di rumah menjauhkan wanita dari keluar bercampur baur dengan kaum pria. 🚫 Karena jika wanita itu keluar dan melihat para pria ini, (ia akan melihat berbagai hal dan berpikir); • Ini adalah pemuda yang tampan, • Ini pria dewasa yang menawan • Pria ini memakai pakaian yang indah, • Dan pemikiran lain semisalnya, yang menunjukkan ia terfitnah/ terpikat oleh pria, sebagaimana kaum pria terpesona oleh wanita. Jadi para wanita harus bertakwa kepada Allah dan kembali kepada apa yang difirmankan oleh Rabb dan Pencipta mereka, kembali kepada apa yang disabdakan utusan Rabb semesta alam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada mereka dan kepada selain mereka.  Hendaknya mereka meyakini bahwa  mereka akan berjumpa dengan Allah 'Azza wa Jalla. Mereka akan ditanya, { مَاذَا أَجَبْتُمُ الْمُرْسَلِينَ} "Apa jawaban kalian terhadap para rasul?" (Al-Qashash: 65); Dalam keadaan mereka tidak tahu kapan akan bertemu dengan Allah taala; • Bisa jadi di pagi hari seorang wanita berada di rumahnya dan istananya namun di sore hari ia berada di dalam kuburnya, • Atau di sore hari dia di rumahnya dan paginya sudah ada di dalam kuburnya." (Fatàwa Nùr 'alàd-Darb Kaset No. 371) Baca : WANITA SHALAT DI RUMAH DG WANITA SHALAT DI MASJIDIL HARAM, MANA YANG LEBIH UTAMA?  t.me/majalahqonitah t.me/fatawinissa ٠❞  #إحذري_أخية_من_قول ❝٠ ☟‏  🚫 ☚  ❁  🌸 أنا مسجونة 🌸 ❁  ⚈ قال الشيخ #ابن_عثيمين - رحمه الله -: ☚ « إن #المرأة التي تقول  إن بقاء المرأة في بيتها  سجن أقول : ☚ إنها معترضة على قول الله تعالى :☟‏ (وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ) ☚ كيف نجعل ما أمر الله به سجناً ؟ لكنه سجنٌ على من تُريد  •التبذل  •والالتحاق بالرجال ،  وإلا فإن سرور البقاء في البيت هو السرور •وهو #الحياء ،  •وهو #الحشمة ،  •وهو البعد عن #الفتنة ،  •وهو البعد عن #خروج المرأة للرجال لأن المرأة إذا خرجت #ورأت هؤلاء الرجال  •هذا #شاب جميل ،  •وهذا #كهل جميل ،  •وهذا لابس #ثيابا جميلة ، وما أشبه ذلك تفتتن #بالرجال ، كما أن الرجال يفتتنون بالنساء . ☚ فعلى النساء أن يتقين الله وأن يرجعن إلى ما قال ربهن وخالقهن ، وإلى ما قاله رسول رب العالمين إليهن وإلى غيرهن ، وليعلمن أنهن سيلاقين الله عز وجل ، وسيسألهن ماذا أجبتم المرسلين ، وهن لا يدرين متى يلاقين الله ، •قد تصبح المرأة في بيتها وقصرها وتمسي في قبرها ،  •أو تمسى في بيتها وتصبح في قبرها ، ألا فليتقِ الله هؤلاء النسوة.» ⚈ ( فتاوى #نور_على_الدرب/شريط رقم٣٧١) https://t.me/fatawinissa TINGGAL DI RUMAH LEBIH UTAMA ATAU PERGI KE MASJID-MASJID BAGI PARA WANITA? Fadhilatus Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i رحمه اللّٰه تعالى. Pertanyaan: Apabila seorang wanita tinggal di rumahnya dan memilih tetap di rumahnya sehingga tidak keluar sekalipun ke masjid apakah dia lebih baik atau wanita yang menuntut ilmu dan keluar ke masjid-masjid? Jawaban: Wanita yang tetap di rumahnya dan belajar di rumahnya lebih baik; karena Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Jangan kalian halangi hamba wanita Alloh ke masjid-masjid Alloh, dan rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka”. Ghoroh Al-Asyrithoh (2/481-482) Audio dapat didengar di: http://www.muqbel.net/fatwa.php?fatwa_id=557 Wanita tetap tinggal di rumah via Pexels RAHASIA KENAPA KEBANYAKAN PARA WANITA SEKARANG TIDAK BETAH TINGGAL DI RUMAH Asy-Syaikh Abul Harits Ibrahim at-Tamimy hafizhahullah berkata: “Siapa yang memperhatikan firman Allah Ta’ala kepada para wanita yang beriman: ﻭَﻗَﺮْﻥَ ﻓِﻲ ﺑُﻴُﻮﺗِﻜُﻦَّ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺒَﺮَّﺟْﻦَ ﺗَﺒَﺮُّﺝَ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ ﺍﻟْﺄُﻭﻟَﻰ. “Dan hendaklah kalian (para wanita) tetap berada di rumah-rumah kalian, dan janganlah kalian bernampilan seperti wanita jahiliyah yang terdahulu.” (QS. Al-Ahzab: 33) Dan firman-Nya: ﻭَﺍﺫْﻛُﺮْﻥَ ﻣَﺎ ﻳُﺘْﻠَﻰٰ ﻓِﻲ ﺑُﻴُﻮﺗِﻜُﻦَّ ﻣِﻦْ ﺁﻳَﺎﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟْﺤِﻜْﻤَﺔِ. “Dan ingatlah oleh kalian (para wanita) apa yang dibacakan di rumah-rumah kalian berupa ayat-ayat Allah dan al-hikmah (Sunnah Nabi).” (QS. Al-Ahzab: 34) Dia akan mengetahui sebab ketidakbetahan yang dirasakan oleh para wanita di zaman kita untuk tinggal di rumah. Rumah-rumah dahulu dipenuhi dengan dzikir, al-Qur’an, dan ilmu, sedangkan kebanyakan rumah-rumah di zaman kita penuh dengan nyanyian, sinetron, dan hal-hal yang melalaikan. Jadi rumah-rumah dahulu membuahkan kebahagiaan dan ketenangan yang membuat senang untuk tinggal di dalamnya, sedangkan rumah-rumah sekarang membuahkan kesengsaraan, penderitaan, kesempitan yang mendorong untuk keluar darinya.” Sumber : https://twitter.com/alsalafy/status/810550171281084416 http://forumsalafy.net/rahasia-kenapa-kebanyakan-para-wanita-sekarang-tidak-betah-tinggal-di-rumah/
7 tahun yang lalu
baca 6 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

hukum meninggalkan amal karena takut riya

MENINGGALKAN AMAL KARENA TAKUT RIYA'? [Solusi dan Nasihat Salafus Shalih untuk Mengatasi Waswas Syaithon dalam Beramal Shalih] Al-Imam Ibnu Muflih al-Maqdisiy -rahimahullah- berkata: PASAL: TIDAK SELAYAKNYA MENINGGALKAN AMALAN YANG SYAR'I KARENA TAKUT RIYA "Termasuk hal yang terjadi pada insan ketika ia ingin melakukan ketaatan, sesuatu muncul pada dirinya yang membawanya untuk meninggalkan amalan karena khawatir terjatuh dalam bentuk riya'. Padahal yang sepatutnya adalah: ◾️ tidak berpaling kepada hal tersebut, ◾️ seorang insan hendaknya mengerjakan apa yang Allah 'azza wa Jalla perintah dan mendorong hamba kepadanya, ◾️ ia juga hendaknya isti'anah/ memohon perlindungan kepada Allah ◾️ dan bertawakkal kepada-Nya untuk melaksanakan amalan tersebut dalam bentuk yang disyariatkan. Dan sungguh Asy-Syaikh Muhyiddin an-Nawawiy rahimahullah berkata, "Tidak sepantasnya untuk ia meninggalkan dzikir dengan lisan disertai hatinya karena takut dianggap riya'. Bahkan ia berdzikir dengan keduanya secara keseluruhannya. Dan ia meniatkan dengannya wajah Allah 'Azza wa Jalla." Beliau menyebutkan ucapan Fudhail bin 'Iyaadh rahimahullah: إن ترك العمل لأجل الناس رياء، و العمل لأجل الناس شرك "Sesungguhnya meninggalkan amal karena manusia adalah riya' dan beramal karena manusia adalah syirik." Beliau -an-Nawawiy- berkata, "Sehingga jika seorang insan membuka untuknya pintu "perhatian manusia" dan "berjaga-jaga dari persangkaan mereka yang batil" NISCAYA tertutup atas orang tersebut pintu-pintu kebaikan yang banyak." Selesai perkataan beliau. Dan Abul Faraj Ibnul Jauziy -rahimahullah- berkata, "Adapun meninggalkan ketaatan sebab takut dari riya' maka: ✅ Jika yang mendorongnya atas ketaatan itu bukan karena diin maka yang selayaknya untuk ia meninggalkannya. Sebab amalan itu adalah maksiat. ✅ Sedangkan apabila pendorongnya untuk beramal adalah karena diin dan untuk Allah 'Azza wa Jalla -ikhlas- maka tidak sepatutnya untuk ia meninggalkan amalan. Sebab pemantik amalan adalah karena alasan diin. Demikian pula apabila ia meninggalkan amalan karena khawatir untuk dikatakan seorang yang riya' maka hal itu tidak pantas. Sebab hal tersebut merupakan bagian tipu daya syaithon." Ibrahim an-Nakha'iy -rahimahullah- berkata, "Apabila syaithon datang kepadamu dan kamu sedang shalat, lalu ia berkata, "Sesungguhnya kamu sedang berbuat riya'!" ...MAKA panjangkanlah shalatmu!" (yaitu lawan dan jangan ambil perduli, pent.) Adapun yang diriwayatkan dari sebagian salaf bahwa ia meninggalkan ibadah karena takut riya', hal tersebut dibawa kepada bahwa mereka merasakan dalam diri mereka suatu hal tazayyun (memperindah-indah amalan di hadapan manusia). Sehingga mereka pun memutusnya." Hal ini benar sebagaimana yang beliau katakan. Dan termasuk di dalamnya adalah perkataan al-A'masy, "Dahulu aku sedang bersama Ibrahim an-Nakha'iy dan beliau sedang membaca mushaf. Kemudian seseorang memohon izin(untuk bertemu beliau). Maka beliau menutup mushaf-nya lalu berkata, "Jangan sampai ia mengira bahwa aku membaca Al-Qur'an setiap saat"." Dan apabila ia tidak meninggalkan ibadah karena takut terjatuh kepada riya' (KETIKA melaksanakannya) maka yang LEBIH UTAMA lagi untuk ia tidak meninggalkannya karena takut 'ujub(terkagum-kagum) yang masuk (ke dalam dirinya) . SETELAH melaksanakan ibadah." 📖 Al-Adaabus Syar'iyyah, Ibnu Muflih, 1/ 343 344. ------------------------------------- #Terus berjuang ikhlas ketika beramal #Tidak tertipu syaithan dengan meninggalkan amalan dan menyebar ilmu #Tidak tekun menuntut ilmu, takut berbagi faidah, tidak menjawab apa yang ia ketahui, dan meninggalkan dakwah karena merasa tidak berilmu dan yang semisalnya adalah waswas dari syaithan # Perkataan seseorang berdasar ilmu dari Kitabullah dan Sunnah suatu yang sangat berat bagi syaithan sehingga ia dan pasukannya akan terus menyebar waswas kepada para penuntut ilmi dan da'i agar mereka diam dan meninggalkan dari mengucapkan, mengamalkan, dan menyebarkan ketaatan. و الله أعلم بالصواب. Alih Bahasa: Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafizhahullah https://t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF] | www.alfawaaid.net
7 tahun yang lalu
baca 4 menit

Tag Terkait