DUNIA ADALAH LADANG UNTUK AKHIRAT
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam memegang pundakku, lalu bersabda Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara."
Lalu Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata:
'Jika engkau waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi dan jika engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu sare dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati" (HR. Bukhari no. 64 16)
Dari hadits di atas, Nabi shalallahu'alaihi wa sallam memberikan nasehat kepada salah satu diantara sahabatnya yang merupakan nasehat bagi semua umat. Ketika itu Rasulullah shalalahu'ala ihi wa sallam memegang pundak Abdullah lbnu Umar radhiyallahu 'anhuma, supaya Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu anhuma memperhatikan benar-benar apa yang akan disampaikan oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam.
Beliau shalalahu'alaihi wa sallam mengatakan:
"Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang yang asing".
Dimana orang yang asing dia tidak akan terus menetap di tempat perasingannya, dia akan kembali ke negeri asalnya.
Sehingga begitupun tatkala kita hidup di dunia ini hendaklah kita hidup di dunia ini sebagai mana hidup orang yang asing, yang merindukan untuk kembali ke negeri asalnya sini isyarat dari Nabi shalallahu'alaihi wa sallam, supaya kita bersikap zuhud dalam kehidupan dunia ini, jangan sampai kita berambisi untuk mendapatkan dunia, seakan- akan kita akan hidup selama-lamanya di dunia.
|
Dunia adalah Ladang Akhirat via Pexels |
Dunia sebagai mana disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan juga oleh Nabi shalallahu alaihi wa sallam, Dunia ini bukanlah tempat yang abadi. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu." (Qs. Ali Imran 185)
Allah subhanahu wa ta'ala juga berfirman:
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا
"Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia, kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Qs. Al- Kahfi: 45)
Yang jika kita melihat sekarang ini indah, hijaukemudian akan hancur sehingga Allah Subhanahu wa Ta'ala mengingatkan tentang keadaan manusia, kalian berlomba-lomba mendahulukan kehidupan dunia padahal kehidupan akhirat lebih baik kekal.
Maka hendaklah kita berlomba-lomba untuk beramal shalih sebagai bekal untuk meraih kebahagiaan di akhirat nanti. Dikarenakan akhirat adalah kehidupan yang kekal adapun dunia ini akan hancur.
Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau orang yang sedang dalam perjalanan (pengembara), dia hanya mengambil bekal sekedarnya saja supaya dia bisa sampai ke negeri tujuan.
Jangan berambisi terhadap dunia sampai terlupakan akhirat, dunia hanya sekedarnya untuk membantu kita melaksanakan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta'ala Al-Imam An-Nawawi rahimahuilah membawakan suatu syair:
Sesungguhnya Allah memiliki hamba hamba yang cerdik
Mereka meninggalkan dunia dikarenakan khawatir fitnah dunia (fitnah harta, fitnah wanita, dll)
Mereka memperhatikan tentang dunia, tatkala mereka mengetahui,
bahwa dunia bukan tempat untuk menetap
Maka mereka menjadikan dunia ini bagaikan lautan
Dan mereka menjadikan amalah sholeh sebagai kapalnya untuk mengarungi lautan dunia
Nabi shalalahulalaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَإِنَّ فِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ
"Setiap umat itu ada fitnahnya dan ujian terhadap umatku ini adalah harta"
(HR.Tirmidzi, no. 2336; Ahmad 4/160; Ibnu Hibban no. 3223)
Banyak orang yang tidak lulus tatkala mendapatkan fitnah ini, ini yang dikhawatirkan oleh Nabi shalallahu alaihi wa sallam tatkala dibentangkan dunia
"Demi Allah bukan kefakiran yang aku khawatirkan dari kalian tetapi aku khawatirkan dibentangkan dunia bagi kalian, Kemudian kalian berlimba lomba untuk mendapatkan dunia sebagai mana orang-orang sebelum kalian berlomba-lomba mendapatkan dunia kemudian dunia ini mebinasakan kalian"(HR. al-Bukhari no. 3712 dan Muslim no. 5261)
BACA : MUSUH-MUSUH DAKWA TERUS MENYERANG, YUK RAPATKAN BARISAN
Dikarenakan orang dibentangkan dalam dunia banyak diantara dia lupa kepada Allah subhanahu wa taala, berbeda halnya ketika dalam keadaan fakir miskin banyak yang ingat kepada Allah subhanahu wa ta'ala Mereka meninggalkan dunia dikarenakan takut terhadap fitnah dunia, mereka memperhatikan tentang dunia tatkala mereka mengetahui bahwa dunia bukan tempat yang selama lamanya
Mereka menjadikan dunia ini bagaikan lautan dan mereka menjadikan amalah shaleh sebagai kapalnya untuk mengarungi lautan dunia. Ini hamba yang pintar, hamba yang cerdik dikarenakan merasa dan menyadari bahkan meyakini tidak akan hidup selama-lamanya di dunia ini. Dunia merupakan tempat untuk bercocok tanam yang akan kita tuai hasilnya di akhirat nanti sebaik-baik bekal adalah ketakwaan.
Kemudian
"Apabila engkau mendapatkan waktu sore jangan engkau menunggu-nunggu waktu pagi".
Dalam artian apa bila kita rnendapatkan waktu sore dan kita mampu melakukan amalan amalan ibadah di waktu sore, jangan kita tunda tunda nanti saja di waktu pagi, demikian juga sebaliknya supaya kita dapat bersegera melakukan amal shaleh Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kalian menuju ampunan dari Rabb kalian dan menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (Qs. Ali 'Imran: 133)
Bersegeralah! Jangan ditunda-tunda! Khawatir jika kita menundanya kesempatan akan hilang karena belum tentu pada kesempatan mendatang kita akan memiliki kemampuan untuk beramal shalih.
Abu Al Jald rahimahullah (wafat tahun 70 H) mengatakan
"Menunda-nunda dalam beramal shaleh adalah salah satu dari tentara-tentara iblis" (kitab Hilyat AlAwliya' wa Thabaqat Al Ashfiya' 6/54)
Iblis mengganggu manusia diantaranya dari arah ini menunda-nunda amalan padahal kita dapat melakukan amal tersebut.
"Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu"
Sehat ini merupakan kenikmatan dari Allah subhanahu wa ta'ala dengan nikmat sehat ini kita dapat merasakan nikmat-nikmat yang lainnya. Nikmatnya makan, nikmatnya bersama dengan keluarga nikmatnya merasakan melaksanakan berbagai macam ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Tapi ternyata banyak diantara manusia yang lupa bahkan tidak menyadari bahwasanya sehat itu adalah salah satu kenikmatan jika tidak dimanfaatkan kesehatan itu dengan yang sebenar-benarnya Sabda Nabi shalallahu'alaihi wa sallam:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
"Dua kenikmatan yang banyak manusia melupakannya, yaitu nikmat sehat dan nikmat sempat" (HR. Al-Bukhari no. 6412)
Banyak orang melupakannya, bahkan tidak menyadari bahwa itu merupakan nikmat dari Allah Subhanahu wa ta'ala, sehingga tidak memanfaatkan dengan sebenar-benarnya. Menyadari sebagai nikmat tatkala terjatuh sakit, ternyata kesehatan adalah nikmat dari Allah subhanahu wa ta'ala, Tatkala sibuk baru menyadari temyata kesempatan itu adalah nikmat dari Allah subhanahu wa ta'ala. Yang ada hanya penyesalan, menyesal kenapa du tatkala sehat tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, tatkala ada kesempatan tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, janga sampai menyesal di hari kemudian.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Bersegeralah kalian menuju amal shalih karena akan terjadi fitnah fitnah (kerancuan-kerancuan/ kesamaran kesamaran dalam agama) seperti potongan gelapnya malam, di mana seorang mukmin bila berada di waktu pagi dalam keadaan beriman maka di sore harinya menjadi kafir. Dan jika di sore hari dia beriman maka di pagi harinya dia menjadi kafir dan dia melelang agamanya dengan harta benda dunia. (Shahih, HR Muslim no.117 dan At Tirmidzi)
"Manfaatkanlah waktu hidupmu sebelum datang waktu matimu"
Dikarenakan ketika sudah meninggal bukan waktunya lagi untuk melakukan amal, ketika udah meninggal waktunya untuk menerima pembalasan dari amalan-amalan yang kita akukan. Kalau kebaikan balasannya adalah surga, kalau kejelekan maka balasannya sesuai dengan apa yang kita lakukan.
>> Rasul: "Bukan Kemiskinan yang Aku Khawatirkan Atas Kalian"
Oleh al-Ustadz Abu Yasir Wildan hafidzahullah (Transkrip Tausiah bersama Warga Ba'da Maghrib. Ahad, 21 Rabiul Awwal 1439 H, di Masjid Husnul Khotimah Komplek Bentang Asri, Gumuruh
Sumber: Buletin Al Wala wal Bara' Edisi 5 | 1439H-2018M