Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

hukum meninggalkan amal karena takut riya

7 tahun yang lalu
baca 4 menit

MENINGGALKAN AMAL KARENA TAKUT RIYA'?

[Solusi dan Nasihat Salafus Shalih untuk Mengatasi Waswas Syaithon dalam Beramal Shalih]

Al-Imam Ibnu Muflih al-Maqdisiy -rahimahullah- berkata:

PASAL: TIDAK SELAYAKNYA MENINGGALKAN AMALAN YANG SYAR'I KARENA TAKUT RIYA

"Termasuk hal yang terjadi pada insan ketika ia ingin melakukan ketaatan, sesuatu muncul pada dirinya yang membawanya untuk meninggalkan amalan karena khawatir terjatuh dalam bentuk riya'.

Padahal yang sepatutnya adalah:
◾️ tidak berpaling kepada hal tersebut,
◾️ seorang insan hendaknya mengerjakan apa yang Allah 'azza wa Jalla perintah dan mendorong hamba kepadanya,
◾️ ia juga hendaknya isti'anah/ memohon perlindungan kepada Allah
◾️ dan bertawakkal kepada-Nya untuk melaksanakan amalan tersebut dalam bentuk yang disyariatkan.

Dan sungguh Asy-Syaikh Muhyiddin an-Nawawiy rahimahullah berkata,

"Tidak sepantasnya untuk ia meninggalkan dzikir dengan lisan disertai hatinya karena takut dianggap riya'. Bahkan ia berdzikir dengan keduanya secara keseluruhannya. Dan ia meniatkan dengannya wajah Allah 'Azza wa Jalla."

Beliau menyebutkan ucapan Fudhail bin 'Iyaadh rahimahullah:

إن ترك العمل لأجل الناس رياء، و العمل لأجل الناس شرك

"Sesungguhnya meninggalkan amal karena manusia adalah riya' dan beramal karena manusia adalah syirik."

Beliau -an-Nawawiy- berkata,
"Sehingga jika seorang insan membuka untuknya pintu "perhatian manusia" dan "berjaga-jaga dari persangkaan mereka yang batil" NISCAYA tertutup atas orang tersebut pintu-pintu kebaikan yang banyak." Selesai perkataan beliau.

Dan Abul Faraj Ibnul Jauziy -rahimahullah- berkata,

"Adapun meninggalkan ketaatan sebab takut dari riya' maka:

✅ Jika yang mendorongnya atas ketaatan itu bukan karena diin maka yang selayaknya untuk ia meninggalkannya. Sebab amalan itu adalah maksiat.

✅ Sedangkan apabila pendorongnya untuk beramal adalah karena diin dan untuk Allah 'Azza wa Jalla -ikhlas- maka tidak sepatutnya untuk ia meninggalkan amalan. Sebab pemantik amalan adalah karena alasan diin.

Demikian pula apabila ia meninggalkan amalan karena khawatir untuk dikatakan seorang yang riya' maka hal itu tidak pantas. Sebab hal tersebut merupakan bagian tipu daya syaithon."

Ibrahim an-Nakha'iy -rahimahullah- berkata,

"Apabila syaithon datang kepadamu dan kamu sedang shalat, lalu ia berkata, "Sesungguhnya kamu sedang berbuat riya'!" ...MAKA panjangkanlah shalatmu!" (yaitu lawan dan jangan ambil perduli, pent.)

Adapun yang diriwayatkan dari sebagian salaf bahwa ia meninggalkan ibadah karena takut riya', hal tersebut dibawa kepada bahwa mereka merasakan dalam diri mereka suatu hal tazayyun (memperindah-indah amalan di hadapan manusia). Sehingga mereka pun memutusnya."

Hal ini benar sebagaimana yang beliau katakan. Dan termasuk di dalamnya adalah perkataan al-A'masy, "Dahulu aku sedang bersama Ibrahim an-Nakha'iy dan beliau sedang membaca mushaf. Kemudian seseorang memohon izin(untuk bertemu beliau). Maka beliau menutup mushaf-nya lalu berkata, "Jangan sampai ia mengira bahwa aku membaca Al-Qur'an setiap saat"."

Dan apabila ia tidak meninggalkan ibadah karena takut terjatuh kepada riya' (KETIKA melaksanakannya) maka yang LEBIH UTAMA lagi untuk ia tidak meninggalkannya karena takut 'ujub(terkagum-kagum) yang masuk (ke dalam dirinya)  SETELAH melaksanakan ibadah."

📖 Al-Adaabus Syar'iyyah, Ibnu Muflih, 1/ 343 344.
-------------------------------------
#Terus berjuang ikhlas ketika beramal
#Tidak tertipu syaithan dengan meninggalkan amalan dan menyebar ilmu
#Tidak tekun menuntut ilmu, takut berbagi faidah, tidak menjawab apa yang ia ketahui, dan meninggalkan dakwah karena merasa tidak berilmu dan yang semisalnya adalah waswas dari syaithan
# Perkataan seseorang berdasar ilmu dari Kitabullah dan Sunnah suatu yang sangat berat bagi syaithan sehingga ia dan pasukannya akan terus menyebar waswas kepada para penuntut ilmi dan da'i agar mereka diam dan meninggalkan dari mengucapkan, mengamalkan, dan menyebarkan ketaatan.

و الله أعلم بالصواب.

Alih Bahasa:
Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafizhahullah

https://t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF] | www.alfawaaid.net

Tanda-tanda riya

Oleh:
Atsar ID