Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

5 langkah tepat agar taubat bermanfaat

7 tahun yang lalu
baca 6 menit

5 LANGKAH TEPAT AGAR TAUBAT BERMANFAAT

Para pembaca yang budiman, semoga Allah subhanahu wa ta'ala menjaga kita semua diatas ketakwaan kepada-Nya. Manusia adalah makhluk yang bertabiat lemah, sulit mengendalikan dirinya dari sikap berkeluh kesah, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman

خُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا

"...Dan manusia itu diciptakan dalam keadaan lemah" (Q.S.An-Nisa: 28).

Allah subhanahu wa ta'ala juga berfirman: 
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا

"Sesungguhnya manusia itu diciptakan dengan membawa sifat keluh kesah dan berambisi tinggi." (Q.S.Al-Ma'arij: 19)


Atas dasar kelemahan ini maka pantaslah kalau kehidupannya selalu terjatuh pada kesalahan-kesalahan yang pada awalnya didahului dengan tabi'at lupa akan norma- norma yang seharusnya dia jaga.

Bahkan sifat ini tegas disebutkan juga di dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallambersabda:

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

"Setiap manusia adalah pembuat kesalahan. Dan sebaik-baiknya yang berbuat salah adalah yang segera bertaubat..." (H.R. Imam Ahmad dalam kitab Musnad no 12.850, dihasankan oleh lmam al-Albani dalam Shahih al-Jami', Shahih at-Targhib, dan Mishkat al-Masabih)

Maka sudah sepatutnya yang dilakukanoleh kita sebagai makhluk yang lemah adalah selalu menghitung-hitung dosa dan mengingat kesalahan-kesalahan yang kerap terjadi ditengah-tengah kehidupan kita ini.

Adapun hitungan kita terhadap kesalahan dan dosa itu dimaksudkan agar kita termotivasi untuk selalu bertaubat kepada Allah yang Maha Pengampun dari dosa dan kesalahan-kesalahan kita.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman 
وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَدُودٌ

"Dan mintalah ampunan dari Rabb mu untuk semua dosa dan kesalahanmu kemudian kembalilah kalian melakukan keta 'atan kepada Allah dan tetaplah istiqomah di atasnya. Sesungguhnya Rabbku Maha Penyayang, sangat mencintai orang-orang yang bertaubat" (Q.S. Huud: 90)


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman : 
فَمَنْ تَابَ مِنْ بَعْدِ ظُلْمِهِ وَأَصْلَحَ فَإِنَّ اللَّهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Barang siapa yang bertaubat dari kedzaliman yang telah dia lakukan kemudian memperbaiki perbuatannya sungguh Allah akan menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Menerima Taubat hamba-Nya dan sangat menyayangi mereka." (Q.S. Al Maidah: 39)

5 Langkah Tepat Agar Taubat Bermanfaat


Adapun taubat, agar menjadi taubat yang benar dan diterima oleh Allah 'azza wa jalla, harus dipenuhi syarat-syaratnya Ada 5 syarat taubat yang harus kita lakukan

1. Ikhlas

Taubat yang kita lakukan harus berlandaskan ikhlas karena Allah rabbul alamin, bukan karena di motivasi oleh riya dan juga terdorong oleh sum'ah atau tujuan-tujuan dunia lainnya.

2. Berhenti dan melepaskan diri dari berbagai jenis dosa yang dilakukan, kendati baru tersirat dalam hatinya melakukan taubat.

Sehingga tidak bisa diterima atau katakanlah dusta jika ada seorang yang terus menerus dalam kubangan dosa dan kesalahannya, sementara dia mengaku- ngaku dengan ucapan nya, "Aku telah bertaubat dari kekeliruan dan kesalahanku

3. Menyesali kekeliruan, kesalahan dan dosa-dosa yang telah dikerjakannya

Bahkan, sebagai kesungguhan taubatnya hendaklah ditangisi setiap dia teringat akan dosa dan kesalahan-kesalahan nya dan dia tafakkuri firman Allah subhanahu ta'ala :

"Allah telah menghitungnya, dan Allah telah mencatatnya Allauhul Mahfudz serta mengarsipkannya dalam catatan amal mereka, sementara mereka melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu Tidak ada sedikitpun yang tersembunyikan." (Q.S.Al-Mujadilah:6)

4. Berazam, atau bertekad kuat akan meninggalkan dosa dan kesalahannya dan dia niatkan bulat dalam hatinya untuk tidak mengulangi kembali dosa dan kesalahan-kesalahannya yang selama ini dilakukan.

5. Jika dosa-dosa itu berkaitan dengan perbuatan yang terjadi dengan pihak-pihak yang terdzalimi, maka hendaklah hak-hak yang terdzalim itu dikembalikan kepada pemiliknya.

Para pembaca yang budiman, semoga Allah subhanahu wa ta'ala menjaga anda dari segala macam kejelekan & senantiasa membimbing kita dengan taubat serta hidayah-Nya.

Sebagai mana ibadah-ibadah wajib lainnya yang bersifat fardu 'ain, maka demikian juga dengan taubat. Taubat adalah salah satu ibadah yang wajib untuk kita lakukan.

Taubat kepada Allah subhanahu wa ta'ala dari segala jenis dosa dan kesalahan adalah fardu 'ain, banyak ayat-ayat yang secara khusus Allah subhanahu wa ta'ala sebutkan sebagai perintah kepada hamba-hamba-Nya untuk bertaubat.

Diantaranya adalah Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: "Dan bertaubatlah kalian wahai orang yang beriman, agar kalian beruntung (Q.S.An-Nur: 31)

Namun yang lebih penting setelah kita mengetahui kewajiban bertaubat ini adalah kita menyadari waktu yang tepat untuk melakukan taubat, sehingga kita yakin bahwa taubat kita akan diterima Allah subhanahu wa ta'ala Adapun waktu untuk melakukan taubat adalah sebelum terbitnya matahari dari arah barat.

Di dalam shahih Al Imam Bukhari dan Muslim disebutkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shall allahu 'alaihi wa sallam bersabda

"Kiamat itu tidak akan terjadi sampai matahari itu terbit dari arah barat apabila benar-benar telah terbit (dari arah barat) kemudian manusia pun menyaksikannya, barulah mereka beriman semuanya. Maka ketika itulah iman seseorang yang padahal sebelumnya belum pernah beriman tidak akan berguna dan tidak bermanfaat sedikitpun bagi dirinya Demikian juga kebaikan-kebaikan yang terlahir dari keimanannya yang muncul saat itu"

Semoga Allah ta'ala senantiasa menuntun kita dengan hidayah-Nya kepada kebaikan-kebaikan dunia dan akhirat serta menghindarkan kita semua dari kelupaan salah dan dosa yang akan mengundang kejelekan-kejelekan dunia dan akhirat.

Ya Allah Ya Tawwabu, Yaa Rahim, mudahkanlah hamba untuk selalu bertaubat kepada-Mu dan terimalah taubat Hamba-Mu yang hina. Aamiin.

Penulis : al-Ustadz Abu Muhammad Rosyid Hamdani hafidzhahullah
Disalin dari : Buletin Al Wala' wal Bara' / Jumat, 21 Jumadil Akhirah 1439 / 9 Maret 2018M
Oleh:
Atsar ID