Anak Muda dan Salaf

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kadar cintamu kepada allah

 .Kadar Cintamu kepada Allah Ibnul Qayyim (Thariqul Hijratain 1/306) menguraikan 4 momen keseharian untuk memeriksa kadar cinta kepada Allah. Pertama ; saat bersiap-siap tidur. Ketika mengistirahatkan anggota badan dan panca indera dari kesibukan. "Sungguh ! Ia tidak nyaman tidur kecuali dengan mengingat dzat yang ia cintai. Hatinya fokus kepada-Nya" , kata Ibnul Qayyim. Kedua ; saat terbangun dari tidur. "Hal pertama yang masuk ke hatinya adalah mengingat dzat yang ia cintai" , terang Ibnul Qayyim. Ketiga ; saat ia shalat. " Dengan shalat , iman seseorang dapat diukur. Keadaaan , kedudukan , kedekatan dengan Allah dan bagiannya dapat terealisasi " , imbuh Ibnul Qayyim. Keempat ; saat-saat genting dan kritis. " Sungguh ! Pada situasi semacam ini , hati tidak akan mengingat kecuali yang paling ia cintai " , jelas Ibnul Qayyim Cobalah jujur dan silahkan koreksi diri ! Selama ini , pada 4 momen di atas , apa yang kita ingat ? Apa yang kita pikirkan ? Sebelum tidurmu , saat terbangun dari tidurmu , ketika engkau shalat dan sewaktu menghadapi masalah berat. Siapa yang engkau ingat? Apa yang engkau ingat? Semoga saja Allah Ta'ala yang engkau ingat.Supaya ada bukti kadar cintamu kepada Allah. Jika bukan , oh alangkah meruginya ! Bisnis. Pekerjaan. Anak. Istri. Hobi. Wanita yang tidak halal bagimu. Motormu. Harta. Kebencian. Iri. Itukah yang ada di hatimu ? Itukah yang engkau ingat di 4 momen di atas? نستغفر الله العظيم و نتوب إليه. Kita memohon ampunan kepada Allah , dzat yang maha agung. Dan kita bertaubat kepada Allah. 8 Syawal 1442 H / 20 Mei 2021 http://t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

semaikanlah mereka! semangat mengajari al quran

Semaikanlah Mereka! Ibarat benih, anak-anak haruslah disemaikan. Agar tumbuh, berbunga, berbuah dan terus selalu berbuah, anak-anak harus dipilihkan lahan belajar yang baik. Mereka mesti dirawat dan diperhatikan. Perlakukanlah anak-anak sebagai manusia yang punya hati, keinginan, pikiran dan perasaan. Sebab, anak-anak kita bukan sebatang kayu atau sepotong ranting tak bernyawa. Mendidik anak perlu cara dan langkahnya. Mereka jelas berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak memiliki alam dan hawa hidup sendiri. Sebagai pendidik, tidak ada pilihan selain bersabar sambil berusaha memahami. Sehingga, seorang pendidik bisa maksimal mengarahkan dan membentuk mereka. Tugas ini sangat berat! Tidak bisa dipikul oleh seorang-seorang. Bisa dikata tugas ini begitu komplek, sehingga harus dipikirkan dan dikerjakan bersama. Tahapan paling mendasar adalah sadar sepenuhnya bahwa berkecimpung di dunia pendidikan anak adalah kesempatan emas untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya. Ingat, pendidikan anak yang saya maksud adalah pendidikan agama. Terkhusus al Quran dan hadits Nabi beserta seluruh perangkatnya. Bukan pendidikan duniawi! Mendidik anak belajar agama adalah jihad fi sabilillah. Nabi Muhammad bersabda : مَنْ دَخَلَ مَسْجِدَنَا هَذَا لِيَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ لِيُعَلِّمَهُ كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ "Barangsiapa masuk masjid kami ini untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, ibaratnya ia adalah seorang mujahid fi sabilillah" (HR Abu Dawud) Anda wahai, saudaraku! Selalulah menghadirkan niat bahwa ketika mempersiapkan materi pelajaran, Anda sedang berjihad. Saat berangkat ke lokasi belajar, Anda sedang berjihad. Apabila Anda menyapa dan berbicara dengan anak-anak didik, Anda sedang berjihad. Sewaktu Anda membantu mereka menulis atau melafalkan huruf-huruf hijaiyyah, Anda sedang berjihad. Waktu dan hidup yang Anda habiskan untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar, artinya Anda sedang melaksanakan jihad fi sabilillah. Saudaraku, jangan lewatkan momentum indah dalam hidupmu! Momentum paling berkesan saat mendampingi anak-anak kecil itu untuk menapaki kehidupan dan menatap masa depan. Anda menjadi bagian terbaik dalam hidup mereka. Dan jangan lupa, mereka juga bagian terindah dalam hidup Anda. Semestinya satu sabda Nabi Muhammad sudah cukup bagi Anda untuk mengambil keputusan tanpa sedikitpun ragu. Tiada bimbang tersisa. Yakin memutuskan dan memilih jalan hidup, yakni mendidik anak-anak kaum muslimin. Resapi dan hayati sabda Nabi di bawah ini! Jangan bilang Anda punya hati jika tidak tergetar. Usah Anda bilang punya hati bila tak terguncang. "Sungguh! Allah Ta'ala, malaikat-malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi semuanya, bahkan semut di sarangnya ,juga ikan-ikan, mereka menyampaikan doa-doa kebaikan untuk para pengajar kebaikan untuk umat manusia" Tidakkah Anda inginkan? Apakah Anda tak maukan? Hidup dalam naungan doa-doa kebaikan. Hidup dipenuhi doa-doa dari yang tidak pernah mampu kita ketahui seberapa banyak yang mendoakan. Indah dan damai nian hidup! Dalam doa-doa kebaikan. Saudaraku, tak seharusnya Anda menunggu diajak agar beranjak. Menanti diundang supaya temandang. Mengharap disertakan sehingga berjalan. Jangan! Jangan demikian! Mulailah dari diri Anda! Lahirkan sebuah kesadaran bahwa mendidik anak-anak adalah perjuangan suci. Mendidik anak-anak merupakan tugas mulia. Jangan bosan! Jangan jenuh! Jangan mudah mengeluh! Nabi Muhammad pernah menjelaskan bahwa sebaik-baik orang adalah yang belajar dan mengajarkan al Quran. Hadits di atas adalah motivasi bagi Abu Abdurrahman as Sulami untuk menghabiskan umur mengajarkan al Quran. Ketahuilah bahwa al Quran yang kita baca saat ini sampai kepada kita melalui jalur beliau. Beliau sepanjang umur mengajar al Quran di masjid Kufah dan berkata, "Hadits di atas lah yang membuat saya senang hati berada di sini" Nafi' bin Abdurrahman al Madani selama 70 tahun mengajarkan al Quran. Membimbing umat agar bisa membacanya. Abu Manshur al Khayyath bersabar menjadi pendidik. Beliau dipuji oleh adz Dzahabi, "Duduk mengajarkan al Quran sepanjang umur. Sudah banyak orang membaca al Quran dengan beliau" Abu Manshur adalah figur pendidik yang penyabar. Buktinya? Beliau menuntun orang-orang buta sampai bisa mengkhatamkan al Quran. Jumlah orang buta yang dituntun mencapai 70.Adz Dzahabi memuji, "Orang yang mentalqin / menuntun 70 orang buta, maka telah banyak berbuat baik" Saudaraku, marilah bersabar menjadi pengajar! Ayolah berlapang dada saat mendampingi anak-anak didik. Lemah lembut lah! Sayangi dan kasihi mereka! Jangan kasari mereka! . Jauhkan dari sikap kaku! Jangan membuat mereka lari dari belajar! Jangan menjadikan mereka benci untuk belajar! Semoga tiba saatnya ketika : Anak-anak yang kini dianggap nakal, dibilang usil, dikata jail, dan susah diatur... Anak-anak yang pernah ngompol di kelas, tertidur di atas meja dan berbaju penuh keringat... Anak-anak yang sekarang ini kadang menangis, senang teriak-teriak dan melompat-lompat... Anak-anak yang kadang terlambat datang, tidak mengerjakan PR dan susah mengerjakan soal ujian.... Anak-anak yang cadel lidahnya, hafalannya lambat dan lemah dalam mengingat... Insya Allah akan tiba saatnya ketika ; mereka dinyatakan selesai menempuh pendidikan, menjadi imam shalat dengan fasih, mengajarkan kitab-kitab ulama...anak-anak kecil kini, esok hari menjadi pelita umat, mercusuar ilmu dan penuntun dalam gelapnya kehidupan. Saat mereka telah menjadi pejuang dakwah, di sana Anda bisa berharap pahala yang terus mengalir walau Anda telah berkalang tanah. Sebab, Anda telah menebar bibit kebaikan, menyemai benih ilmu yang bermanfaat. Maka, semaikanlah mereka! Anak-anak kita. Jika Anda bisa mengajar, kenapa Anda berpikir yang lain! Baarakallahu fiikum Kaki Gunung Gede 04 April 2021 Sumber : https://t.me/anakmudadansalaf/120
4 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

refleksi kaum menua

Refleksi Kaum Menua فيَا لَيتَ الشّبابَ يَعُودُ يَوْماً .. فأُخبرَهُ بمَا فَعَلَ المَشيبُ Bait syair ini menjadi kenangan indah bagi pecinta ilmu Nahwu.Setiap pelaku nahwu tentu ingat dan akan terpahat di hatinya. Walau bait syair di atas diulas secara aspek nahwu,namun makna yang ditiupkannya sangat mengena. Kurang lebih arti syair di atas seperti ini : "Andaisaja masa muda bisa kembali satu hari saja" "Ingin rasanya bercerita betapa berat derita di masa tua" Menelusuri sejarah dan asal muasal bait ini,kita diajak untuk mengenal seorang pujangga tersohor di masa kekhilafahan Abbasiyyah. Iya...Abul 'Atahiyah adalah pujangga yang menyusun sederet bait yang salah satunya adalah bait di atas. Lengkapnya demikian : بكيْتُ على الشّبابِ بدمعِ عيني .. فلم يُغنِ البُكاءُ ولا النّحيبُ فَيا أسَفاً أسِفْتُ على شَبابٍ .. نَعاهُ الشّيبُ والرّأسُ الخَضِيبُ عريتُ منَ الشّبابِ وكنتُ غضاً .. كمَا يَعرَى منَ الوَرَقِ القَضيبُ فيَا لَيتَ الشّبابَ يَعُودُ يَوْماً .. فأُخبرَهُ بمَا فَعَلَ المَشيبُ Kalau boleh diterjemahkan bebas akan seperti ini : "Aku tangisi masa muda dengan cucuran air mata. Walau tangisan dan ratapan tak mungkin mengubahnya" "Duh, betapa sedihnya mengingat masa muda Usia tua dan rambut yang telah disemir meratapinya" "Telah hilang masa muda padahal dahulu aku kuat perkasa Seperti gugur dedaunan dari dahannya" "Andaisaja masa muda bisa kembali satu hari saja Ingin rasanya bercerita betapa berat di masa tua" ____ Abul 'Atahiyah bernama lengkap Ismail bin Qasim bin Suwaid bin Kaisan al Anazi. Ad Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala menyebut beliau sebagai . pemuka para pujangga dan sastrawan saleh yang sulit dicari tandingannya. Ibnu Abdil Barr mengumpulkan dan menghimpun karya-karya dan cerita-cerita tentang beliau. Melihat kisah hidupnya, bait-bait syair di atas pantas saja kuat menghantam angan-angan kita.Secara tepat mewakili apa yang banyak dirasakan oleh mereka kaum yang semakin menua. Kenapa? Rupanya, waktu muda Abul 'Atahiyah dihabiskan untuk kenakalan.Masa lalunya berisikan cerita-cerita kelam dan gelap. Ketika telah lanjut usia, Abul 'Atahiyah memilih jalur ibadah.Beliau lalui hari-hari dengan kezuhudan. *____* Belasan bahkan puluhan tahun dihabiskan sia-sia.Hanya harta,harta dan harta.Mengejar karir dan jabatan.Rela diperbudak demi kedudukan. Apakah engkau belum merasa lelah? Apakah tidak cukup engkau menanggung payah? Apakah engkau tidak jenuh dan penat? Di kantor.Di pabrik.Politik.Di kapal.Di atas kereta.Di dalam bis.Di area tambang.Disibukkan dengan konflik,konflik dan konflik.Dibingungkan oleh intrik,intrik dan intrik. Ubanmu telah mendominan.Sudah mulai engkau pelupa.Tulangmu tak sekokoh dahulu. Apa lagi yang engkau cari?Berapa banyak waktu yang telah engkau berikan untuk keluarga? Untuk istrimu? Untuk anak-anakmu? Untuk orangtua mu? Dan.... Berapa bagian hidupmu yang engkau persembahkan untuk Rabb-mu? Untuk Allah Ta'ala? Dia-lah yang telah menciptakanmu dan melimpahkan karunia dan rejeki untukmu. Ah....engkau lupakan Dia yang selalu ada dalam hidupmu? Engkau abaikan Dia,padahal Dia selalu mencurahkan nikmat untukmu? Refleksi untuk kaum yang semakin menua *____* Dek,cobalah bertanya kepada orang tua-orang tua di sekitar kita! Apa pesan dan wejangan mereka untukmu yang masih muda. Saya yakin,jawaban mereka sama : "Andaisaja masa muda bisa kembali satu hari saja Ingin rasanya bercerita betapa berat di masa tua" Berat karena tiada ilmu agama.Berat sebab masa muda terbuang sia-sia.Berat dikarenakan mustahil untuk kembali muda. Baarakallahu fiikum (Sambil menunggu kaum muda bersama kaum tua mengerjakan ujian Nahwu. Di Musholla Al Ilmu Pusdiklatmu) Antara Maghrib-Isya'.18/03/21 https://t.me/anakmudadansalaf/108
4 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kasih sayang ayah

Kasih Sayang Ayah Semula hanya membaca. Lewat begitu saja. Kurang atau bahkan tak mampu memahami makna. Surat Yusuf dalam Al Quran benar-benar menggambarkan realita kehidupan. Nyata. Sungguh-sungguh ada. Seolah tidak ada warna kehidupan yang tidak tersentuh. Surat Yusuf memang menyejukkan. Mengajak kita berdamai dengan problematika. Pantas saja jika ada riwayat tentang Umar bin Khatab dan Utsman bin Affan yang sering membacanya saat shalat. Di awal surat,Allah telah menetapkan kisah nabi Yusuf sebagai kisah terbaik. Ada satu hal yang menarik bagi saya beberapa waktu terakhir ini. Nabi Ya'qub yang kehilangan penglihatan karena terpisah dengan anaknya,yaitu nabi Yusuf,telah membuka kenyataan bahwa rasa sedih dan rindu dapat berdampak kepada badan. Begitupun ketika nabi Ya'qub sembuh dan dapat melihat kembali.Apa sebabnya? Mencium aroma badan nabi Yusuf yang terdapat pada pakaian yang dikirimkan. Senang, bahagia dan tentram adalah obat terbaik. Menurut As Sa'dii,ahli tafsir zaman ini, kisah nabi Yusuf menunjukkan bahwa suatu penyakit bisa sembuh dengan obat-obatan fisik juga bisa sembuh dengan obat rabbaniyyah (kasih sayang Allah). Oleh sebab itu,selain berikhtiar dengan obat-obatan yang kita kenal,jangan lupakan bahwa kesembuhan itu hanya dari Allah Ta'ala. Buatlah dirimu senang! Bikin pikiranmu tenang! Hatimu harus tentram.Dan,tidak ada yang lebih bisa menentramkan dibanding ibadah. Kurangi beban pikiranmu! Jalani kegiatan semampumu! Buatlah rencana sekadar bisa mu! Jangan terlalu memaksakan diri! **** Sosok ayah pada diri nabi Ya'qub menjadi inspirasi. Rupanya . kasih sayang dan cinta seorang ayah kepada anaknya memang dahsyat.Sungguh luar biasa. Saya teringat mendiang ayah saya yang saat berbicara di gagang telepon atau mengirim sepucuk surat,sangat singkat yang beliau sampaikan.Tidak panjang lebar. Rebat cekap! Itulah pembuka surat-surat ayah saya. Seorang ayah hatinya perasa jika berbicara tentang anak.Ia sangat lemah jika berpisah dengan anak.Rasanya ingin menangis saja,namun ia sembunyikan. Seorang ayah merahasiakan tangisan itu di hati.Sebab,ia paham,ayah harus menguatkan,mesti menenangkan dan berusaha tidak menyusahkan anaknya. Terkadang ayah terlihat cuek,padahal pikirannya selalu pada anak.Seolah-olah ayah kurang perhatian karena kesibukan,padahal ia merasa tersiksa karena tak bisa memberi banyak waktu untuk anaknya. Kesannya ayah itu keras atau galak,padahal ia ingin menyampaikan pesan bahwa,"Nak,jangan takut dan jangan cemas! Ada aku ayahmu yang akan selalu menjagamu" Jika dihitung,ayah mungkin lebih sedikit berbicara.Karena ia lebih banyak berpikir tentang masa depan anaknya. Apalagi jika anaknya perempuan. Sudah berulang kali saya menyaksikan seorang ayah yang menangis saat menikahkan anaknya berucap ijab kabul. Semoga Allah Ta'ala merahmati ayah kita yang sudah wafat.Semoga Allah beri kesabaran untuk ayah kita yang masih hidup. Dek,saya tulis ini sekadar mengingatkan bahwa ayahmu adalah orang hebat.Ayahmu selalu menginginkan kebaikan untukmu.Jangan merasa dibuang ketika ayahmu memintamu untuk masuk pesantren. Ingat,ayahmu selalu mendoakanmu. Dieng yang sejuk.12 Maret 2021 t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

bercermin pada jati diri

TAHUKAH ANDA? Imam az Zuhri jika berada di rumah,kitab-kitab diletakkan di dekatnya. Beliau habiskan waktu untuk membaca dan menelaah.Tidak tergoda untuk kesibukan dunia. Suatu hari,istrinya berujar,"Demi Allah! Kitab-kitab ini lebih berat aku rasakan jika dibandingkan punya 3 orang madu" (Wafayatul A'yan karya Ibnu Khalikan 3/317) . Dari Kutub wa Rasail As Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad ------------------------ Bercermin Pada Jati Diri Jati diri seseorang tidak dapat dinilai dalam waktu singkat. Hanya mengenal beberapa saat, bagaimana mungkin sudah diberi penilaian akhir? Umar bin Khattab saja meletakkan konsep untuk mengenal jati diri seseorang dengan dua hal. Sudahkah engkau bepergian jauh dengan orang itu? Sudah lamakah engkau hidup bertetangga dengannya? Iya, benar!  Watak asli seseorang akan terlihat dalam perjalanan. Pun jelas tampak setelah hidup berdampingan sebagai tetangga. Dermawan atau pelit. Sabar atau temperamen. Malas atau rajin. Perhatian atau egois. Bijak ataukah serampangan. Lembut ataukah kasar. Dan watak manusia lainnya akan tersingkap. Dek, dalam situasi normal, semua bisa saja terlihat baik.Pada kondisi biasa,semua orang nampak bagus. Namun,apakah hidup ini akan selalu normal? Pasti terus menerus biasa? Tentu tidak! Pasti ada saat-saat sulit.Waktu-waktu susah.Kondisi darurat.Suasana luar biasa.Tidak biasanya.Bukan normal yang kita kenal. Disitulah,Dek! Watakmu akan terbuka terang.Jati dirimu tersingkap. Apa contohnya? Memberi dan berbagi. Saat engkau sedang memiliki banyak sesuatu.Engkau punya harta berlebih.Uangmu surplus.Stok makanan berlimpah.Lalu engkau memberi dan berbagi kepada yang lain,itu banyak orang bisa melakukan. Tetapi,saat engkau sedang tak punya.Ketika engkau sendiri lagi membutuhkan.Engkau sendiri sedang kesulitan. Di sini jati dirimu akan terbuka? Engkau dermawan dengan tetap berbagi.Ataukah engkau si kikir itu yang untuk memberi masih berpikir. Al Qurthubi dalam tafsir (18/19) menyebutkan tentang Aisyah,ibunda kita,yang sedang berpuasa hari itu.Tidak ada makanan untuk berbuka kecuali sepotong roti kering.Datang pengemis meminta. "Berikan roti kering ini untuknya!",perintah Aisyah kepada pembantunya. Pembantunya keberatan dan berkata,"Anda tidak punya makanan berbuka nantinya" Aisyah tetap memerintahkan untuk memberi si pengemis itu. Petang hari,ada tetangga datang memberi hadiah daging kambing dengan roti gandum. Kata Aisyah kepada pembantunya,"Ayo kita makan.Menu ini lebih baik dari sepotong roti keringmu"  Ibnu Katsir dalam tafsirnya (4/338) menyebutkan cerita Khudzaifah al Adawi di perang Yarmuk. Seusai pertempuran,ia mencari sepupunya yang ternyata terbaring penuh luka.Sambil membawa air minum ia ingin memberikan kepada sepupunya.Namun,terdengar suara kesakitan.Sepupunya meminta agar air minum itu diberikan kepada orang lain yang bersuara kesakitan tersebut. Khudzaifah membawa air minum itu kepada orang tersebut.Ketika akan minum,terdengar lagi suara orang lain yang kesakitan.Orang kedua meminta agar air minum itu diberikan saja kepada orang ketiga yang sedang terluka parah. Khudzaifah membawa air minum ke orang ketiga.Sesampainya ternyata ia telah gugur.Ia kembali ke orang kedua,rupanya sudah gugur juga.Cepat-cepat ia menemui sepupunya yang ternyata pun telah gugur. Luar biasa! Dalam kondisi seperti itu,masing-masing tetap ingin mendahulukan orang lain. Al Qurthubi juga menyebutkan kisah dari Abul Hasan al Anthoki. Beliau bersama tiga puluh orang lebih sedang berada di perkampungan Rayy.Hanya ada beberapa potong roti yang jelas tidak dapat mengenyangkan mereka. Sepakat! Roti-roti itu dipotong-potong kecil.Mereka duduk berkumpul jadi satu.Lampu dimatikan supaya tidak sungkan makan. Beberapa waktu kemudian setelah lampu dinyalakan,roti-roti itu masih utuh.Tidak berkurang sedikitpun.Masing-masing mengalah dan berpikir agar temannya saja yang makan. Subhanallah!Akhlak luar biasa. Dek,tulisan ini jangan jadikan alasan menilai orang lain.Tulisan ini untuk instropeksi diri sendiri.Nilailah dirimu sendiri! Untuk berbenah. Saat orang lain kelelahan,engkau bangkit melayani. Saat orang lain malas,sendiri engkau rajin. Saat orang lain pesimis,engkau bertahan dalam optimis. Saat orang lain menyerah,engkau pantang mundur. Saat orang lain diam,engkau tetap semangat bergerak. Siap berjuang dan berkorban walaupun situasi sulit dan rumit. Bukan karena ingin dipuji.Bukan karena iming-iming janji duniawi.Bukan karena berharap hadiah itu dan ini. Engkau lakukan itu untuk ridha ilahi. Semangat piket dan melayani! Baarakallahu fiikum Di Pendopo Lendah.Pagi masih suasana hujan dari semalam. Rabu 10 Feb 2021 t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

sahabat erat

 .Sahabat Erat Dek, pernah mendengar nama Ya'qub bin Syaibah? Ulama hadits kelahiran 180-an hijriyah ini dipuji oleh Ad Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala, "Seorang hafidz luar biasa, ulama besar terpercaya". Karya beliau yang fenomenal adalah al Musnad. Sebuah himpunan hadits-hadits yang diurutkan berdasarkan nama-nama sahabat Nabi. Sayang, kitab tersebut belum sempat selesai karena beliau wafat. "Ada 30-an jilid kitab al Musnad yang sempat ditulis. Andai bisa selesai, pasti mencapai 100 jilid" , adz Dzahabi menilai. Dek, sebenarnya bukan ini yang hendak saya ceritakan. Biografi beliau masih cukup panjang. Biografi indah dan gemilang. Saya hanya sebatas ingin berbagi cerita tentang keajaiban. Satu ketakjuban. Tentang apa? Ini tentang persahabatan. Bersahabat karena Allah Ta'ala. Bukan bersahabat karena diikat oleh pekerjaan atau harta. Bukan bersahabat hanya karena satu letting atau satu angkatan. Bukan bersahabat sebatas satu tim atau satu kelompok. Bersahabat karena sama-sama berharap ridha Allah. Bersahabat dengan tujuan jauh ke depan ; yaitu tetap bersatu sampai di surga. Ya'qub bin Syaibah bercerita. Cerita itu disebutkan oleh adz Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala (11/498). Cerita tentang si A,si B dan si C. Tiga sahabat. Hari raya tiba. Si A mempunyai uang 100 dinar. Hanya itu. Tidak ada yang lain. Uang itu akan digunakan untuk keperluan hari raya. Namun... Sahabatnya, si B, berkirim surat. Ingin meminjam sejumlah uang. Juga untuk kepentingan hari raya. 100 dinar milik si A semuanya dikirimkan kepada si B. Di saat yang sama, si C, juga berkirim surat kepada si B. Ia ceritakan kesulitannya. Ia ingin berutang. Ia meminta bantuan. Tanpa pikir panjang, si B mengirimkan uang 100 dinar lengkap dengan kampil (kantong penyimpan uang) yang ia terima dari si A. Kepada si C, uang 100 dinar ia berikan. Utuh. Tanpa dikurangi sekalipun satu dinar. Bagaimana dengan si A? Rupanya si A berpikir, bagaimana cara untuk memenuhi keperluan hari raya. Si A lantas bersurat kepada si C. Memohon bantuan. Hendak meminjam. Ingin berhutang. Apa yang dilakukan si C? 100 dinar lengkap dengan kampil nya, yang ia terima dari si B, diserahkan si C kepada si A. Si A terkejut. Kaget. Heran. Kenapa bisa? Si A masih ingat dan bisa mengenali bahwa uang 100 dinar dan kampilnya adalah miliknya yang dipinjamkan kepada si B. Kenapa bisa demikian? Dapat dari mana?  Si A dan si C berangkat bersama ke rumah si B. Meminta kejelasan. Mencari kepastian. Kata adz Dzahabi, "Setelah ketiganya bertemu dan bercerita, kampil uang itu sama-sama dibuka lalu dibagi tiga dengan rata" Subhanallah! Menurut perawi, ketiga orang yang diceritakan Ya'qub bin Syaibah adalah Ya'qub sendiri, Abu Hassan az Ziyadi dan satu orang lagi. Sungguh luar biasa! Persahabatan dan pengorbanan. Sama-sama saling mengalah dan mendahulukan. Tidak mau mengecewakan dan tidak ingin memupus harapan. Demikian persahabatan kaum Salaf, Dek. Nah, di pesantren belajarlah dan berlatihlah demikian! Jangan kikir! Berbagilah! Jangan hanya memikirkan diri sendiri namun ajaklah sahabatmu untuk sama-sama bahagia. Jangan biarkan sahabatmu bersedih! Moga-moga kita diberi anugerah dalam ujud sahabat erat. Di dunia hingga di akhirat. 10 Jan 2021 Pagi-pagi masih terasa sejuknya hujan. t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 3 menit