Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

membentang benteng cinta

2 tahun yang lalu
baca 4 menit

 (144)

Membentang Benteng Cinta 

Seakan tidak ada habisnya jika berbicara tentang Imam Ahmad bin Hanbal. 

Termasuk kisah cintanya!

Karena benar-benar sibuk dan fokus belajar, Imam Ahmad barulah menikah di usia 40 tahun.

Istri pertama beliau bernama Abbasah binti Al Fadhl. Dari beliau lahirlah anak pertama yang diberi nama Shaleh. Abbasah wafat semasa Imam Ahmad masih hidup.

" Selama 30 tahun ibunya Shaleh mendampingiku, tidak pernah saya bertengkar dengannya. Walau hanya satu kata ", puji Imam Ahmad. ( Tarikh Baghdad 14/438 )

Setelah wafatnya, Imam Ahmad menikah lagi. Istri kedua beliau bernama Raihanah. Masih sepupu dari jalur ayah. Dari beliau lahirlah Abdullah, putra kedua Imam Ahmad.

Al Marrudzi (Siyar A'lam 11/332) menyebut riwayat lain yaitu Imam Ahmad yang sedang mengenang istri keduanya.

" Kami hidup bersama 20 tahun lamanya. Tidak pernah kami bertengkar walau satu kata "

Sangat inspiratif! 

Nyatanya memang ada cinta yang sedalam itu. Berpuluh-puluh tahun hidup bersama tanpa bertengkar. Tidak ada cekcok. Rukun dan guyub.

Benteng cinta memang kokoh bila dibangun di atas pondasi takwa. Selama maksiat dijauhi, sepanjang dosa di hindari, cinta akan terbentang. 

Namun, benteng cinta pasti roboh. Hancur dengan sendirinya. Ambruk. Runtuh. Jika sudah ada dosa. Sebab, dosa lah yang menghapus cinta.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda dalam hadis Anas bin Malik :

ما توادَّ اثنانِ في اللهِ فيُفَرَّقُ بينهما إلَّا بذنْبٍ يُحْدِثُهُ أحدُهما

" Tidaklah dua orang saling mencintai karena Allah, kemudian mereka berdua dipisahkan, melainkan disebabkan dosa yang diperbuat salah seorang dari mereka " HR Bukhari dalam Adabul Mufrad no.401 dan disahihkan Al Albani.

Dosa lah yang menyebabkan cinta berubah benci. Membuat rasa sayang menjadi hilang. Empati pergi berganti antipati. Dulu yang selalu ingin dekat, kini berjarak bagai timur dan barat.

Karena dosa juga, kata-kata tak lagi orang ingin mendengar. Tak mau bertemu muka, berusaha menghindar. Tak lagi ingin berbagi kabar. Mencari seribu alasan supaya tak duduk sebanjar.

Selagi ada dosa, cinta tak kan bisa dipaksakan. Bila telah tersekat, bagaimana cara untuk disatukan. Jika sudah berjurang, walau raga terlihat, tetap saja hati terpisahkan.

Semua itu karena dosa!

Kaum Salaf mengatakan, " Sungguh! Saat saya berbuat dosa. Saya bisa merasakan efek buruknya pada sikap istri dan kendaraan saya "

Astagfirullah!

Al Munawi (Faidhul Qadiir 5/437) saat menerangkan hadis Anas di atas, menukil ucapan Musa Al Kazhim, " Jika ada perubahan sikap dari sahabatmu terhadap dirimu, maka sadarilah bahwa hal itu terjadi dosa yang engkau perbuat. Untuk itu, bertaubatlah dari semua dosa supaya cintanya untukmu tetap ada"

Al Muzani, masih nukilan Al Munawi, mengatakan, " Apabila engkau merasa ada sikap kaku dari saudara-saudaramu, maka segeralah bertaubat kepada Allah. Sebab, hal itu terjadi karena engkau sudah berbuat dosa"

Imam Ahmad memang luar biasa!

Dua kali beliau menikah. Selama berumahtangga tidak pernah bertengkar. Sebab, beliau bersikap tawadhu. Tidak merasa lebih hebat.

Bukan hanya dalam lingkup rumahtangga. Imam Ahmad bergaul bersama teman-temannya pun bersikap tawadhu. Tidak merasa diri lebih baik atau lebih hebat.

Yahya bin Ma'in, sahabat karib Imam Ahmad, berbagi cerita, " Tidak pernah saya bertemu orang baik seperti Ahmad bin Hanbal. Kami bersahabat selama 50 tahun. Satu kali pun, ia tak pernah menyombongkan diri di hadapan kami. Padahal ia banyak kebaikan dan kesalehan" (Al Hilyah 9/181)

Demikianlah! Refleksi kehidupan dari Imam Ahmad. Harus dijadikan renungan. Untuk kita semua.

Bahwa; benteng cinta akan selalu terbentang, asalkan dosa ditinggalkan. Karena, dosa lah yang merobek-robek cinta. Dosa juga yang memutus jalinan sayang. 

Sombong dan tidak menghargai termasuk dosa yang akan meruntuhkan benteng cinta. Jika sombong dan merasa lebih hebat masih dipelihara, bagaimana cinta akan terjaga? Sebab, cinta tak dapat dipaksakan.

Pelabuhan Adikarto

01 Oktober 2022

t.me/anakmudadansalaf


----------------------------

Memang ada 2 riwayat. Ada yang menunjukkan rumahtangga Imam Ahmad dengan Ummu Shaleh. Ada yang Imam Ahmad bersama Ummu Abdillah. Masing-masing memberitakan keharmonisan rumahtangga Imam Ahmad. Rumahtangga yang jauh dari perselisihan dan pertengkaran.

Sebab, ada juga riwayat yang menyebutkan usia pernikahan istri kedua beliau hanya 7 tahun setelah itu wafat.

Sehingga, riwayat yang menyebut 30 atau 20 tahun, maka yang dimaksud adalah Ummu Shaleh (istri pertama beliau).

Apalagi jika dikonversikan dengan usia Imam Ahmad saat wafat.

Wallahu a'lam.

(Jazaakumullahu khairan atas kritik dan sarannya)

Oleh:
Atsar ID