Renungan

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

istirahat itu di surga (renungan)

Istirahat Itu di Surga Saya tahu engkau lelah. Engkau sebagai orangtua pasti lelah. Membesarkan dan merawat anak bukanlah hal yang mudah. Mendidik dan membimbing anak pasti memerlukan kesabaran. Tiap orangtua terkuras pikirannya karena anak. Jangankan saat sakit, ketika anak sehat pun menjadi bahan pikiran. Jangankan dalam kondisi sedang tidak baik, meskipun lancar dan baik-baik saja, orangtua pasti yang terbayang adalah anak. Saya tahu, engkau sebagai orangtua pasti lelah. Engkau sebagai suami pasti lelah. Berjuang banting tulang peras keringat untuk menafkahi anak istri. Bahkan malam pun menjadi siang supaya keluargamu bahagia. Apalagi bukan hanya keperluan fisik yang mesti engkau penuhi, canda tawa dan adem ayem menjadi tugasmu untuk terwujud. Engkau, wahai suami , pasti lelah! Engkau sebagai istri pasti lelah. Pekerjaan rumah yang menjadi rutinitas tak bisa libur barang sehari. Tidak ada habisnya aktifitas di dalam rumahmu. Satu pekerjaan sudah selesai, artinya telah ditunggu 2,3 bahkan lebih pekerjaan lainnya. Istri , engkau pasti lelah! Engkau sebagai pejuang dakwah pasti lelah. Hampir setiap waktu, ada panggilan untuk berta'awun. Selalu saja ada ajakan ,”Ayo, kita bekerja-sama untuk membangun pondok!” . Waktumu teralokasikan di pendidikan, taklim, daurah, rapat-rapat, kepanitian ini dan itu. Iya, jalan dakwah yang engkau pilih memang membuat lelah. Memang, dunia ini melelahkan dan membuat penat. Capek dan membikin letih. Siapa saja pasti begitu. Orang baik dan orang jahat pun merasakan. Orang kafir ataupun yang beriman mengalami hal yang sama. Orang rajin itu lelah , bukankah orang malas pun lelah dengan kemalasannya? Bagaimana denganmu , kawan? Di pesantren, saya tahu engkau pasti lelah. Rutinitas di pesantren sungguh luar biasa. Namanya belajar pasti memeras energi. Belum lagi menghafal dan menghafal. Mengingat dan terus mengingat pelajaran. Dan itu bertahun-tahun berlangsung. Di pesantren, saya tahu engkau pasti capek. Tugas dan kewajibanmu tidak sedikit. Piket masak, piket kebersihan, piket jaga malam, piket menjamu tamu, kerjabakti, ngecor bangunan dan lain-lain. Sebelum shubuh mesti bangun, ketika malam segera tidur. Luar biasa lelahmu! Kadang , bahkan seringkali kita berpikir , “Kapan istirahatnya?”. Jawablah pada dirimu sendiri. Ajak hatimu berdamai dengan berkata ,”Istirahat itu di surga”. ooo___ooo Ada jenazah lewat. Nabi Muhammad lantas bersabda,  .“  مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ ”  “ ( Mustariih ) Bisa jadi ia istirahat, ( Mustaraah minhu ) bisa jadi yang lain istirahat darinya” Sahabat bertanya kepada beliau, apa yang dimaksud mustariih dan mustaraah minhu . Nabi Muhammad menjelaskan , “Hamba yang beriman , bisa beristirahat dari lelah dan persoalan dunia menuju rahmat Allah. Adapun hamba yang jahat , manusia, bumi , pohon dan hewan bisa istirahat darinya” (HR Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Qatadah) Hamba yang beriman barulah dapat merasakan istirahat setelah wafat. Ia telah terbebas dari penjara dunia.Ia lepas dari belenggu problematika kehidupan. Sepenuhnya ia dalam rahmat Allah. Selama masih hidup di dunia, mana ada kamus istirahat? Namun, untuk menikmati hakikat istirahat, berjuanglah menjaga keimanan. Supaya sejak nafas terakhir engkau hembuskan , sejak saat itulah engkau bisa menikmati istirahat. Al Waqidi (Futuhus Syam 1/33) menceritakan tahap demi tahap penaklukan wilayah Syam oleh panglima Khalid bin Walid. Di sebuah kesempatan , seorang jenderal perang , yaitu sahabat Dhirar bin al Azwar menyampaikan saran supaya Khalid beristirahat sejenak.Melihat lelahnya Khalid dan tenaga beliau yang dikuras, Dhirar semacam tidak tega. “Panglima , ijinkan saya yang memimpin untuk menyerang musuh sehingga Anda dapat istirahat sejenak”, kata Dhirar. Namun, Khalid menolak. Khalid memang capek. Khalid sangat lelah. Khalid tetap bersemangat untuk maju di medan laga. Namun, Khalid menitipkan pesan untuk kita melalui Dhirar. Apa pesan panglima Khalid kepada Dhirar? يَا ضِرَارُ الَّراحَةُ فيْ الْجَنَّةِ غَدًا "Dhirar, istirahat itu di surga kelak! “  Dalam Thabaqatul Hanabilah (1/293) Abul Husain Muhammad bin Muhammad (wafat 526 H) meriwayatkan tentang seorang tamu dari negeri Khurasan yang berkunjung menemui Imam Ahmad bin Hanbal. “Sengaja aku datang dari Khurasan untuk bertanya kepada Anda ; kapankah seorang hamba bisa merasakan nikmatnya istirahat?” , katanya. Imam Ahmad menjawab : “ عِنْدَ أَوَّلِ قَدَمٍ يَضَعُهَا فِي الَجَّنةِ” “Ketika pertama kali ia menapakkan kaki di surga” Marilah , kawan. Mari kita kurangi beban pikiran. Kita sedikitkan penat. Dengan mengingat bahwa hakikat istirahat itu di surga. Jangan berpikir bahwa di dunia ini kita bisa benar-benar istirahat. Kalau pun dikatakan istirahat, bukankah hanya sesaat? Dengan tidur , dengan bertamasya , dengan menjalani hobi atau dengan apapun cara yang dipilih. Apalagi mengambil jalan sesat untuk mencari istirahat. Dengan minuman keras,  dengan narkoba, dengan pergaulan bebas, atau cara-cara salah lainnya. Yakin saja bahwa mereka mustahil menemukan nikmatnya istirahat. Sebab, istirahat itu di surga. Musholla al Ilmu Pusdiklatmu 25 Mei 2021 t.me/anakmudadansalaf
3 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kadar cintamu kepada allah

 .Kadar Cintamu kepada Allah Ibnul Qayyim (Thariqul Hijratain 1/306) menguraikan 4 momen keseharian untuk memeriksa kadar cinta kepada Allah. Pertama ; saat bersiap-siap tidur. Ketika mengistirahatkan anggota badan dan panca indera dari kesibukan. "Sungguh ! Ia tidak nyaman tidur kecuali dengan mengingat dzat yang ia cintai. Hatinya fokus kepada-Nya" , kata Ibnul Qayyim. Kedua ; saat terbangun dari tidur. "Hal pertama yang masuk ke hatinya adalah mengingat dzat yang ia cintai" , terang Ibnul Qayyim. Ketiga ; saat ia shalat. " Dengan shalat , iman seseorang dapat diukur. Keadaaan , kedudukan , kedekatan dengan Allah dan bagiannya dapat terealisasi " , imbuh Ibnul Qayyim. Keempat ; saat-saat genting dan kritis. " Sungguh ! Pada situasi semacam ini , hati tidak akan mengingat kecuali yang paling ia cintai " , jelas Ibnul Qayyim Cobalah jujur dan silahkan koreksi diri ! Selama ini , pada 4 momen di atas , apa yang kita ingat ? Apa yang kita pikirkan ? Sebelum tidurmu , saat terbangun dari tidurmu , ketika engkau shalat dan sewaktu menghadapi masalah berat. Siapa yang engkau ingat? Apa yang engkau ingat? Semoga saja Allah Ta'ala yang engkau ingat.Supaya ada bukti kadar cintamu kepada Allah. Jika bukan , oh alangkah meruginya ! Bisnis. Pekerjaan. Anak. Istri. Hobi. Wanita yang tidak halal bagimu. Motormu. Harta. Kebencian. Iri. Itukah yang ada di hatimu ? Itukah yang engkau ingat di 4 momen di atas? نستغفر الله العظيم و نتوب إليه. Kita memohon ampunan kepada Allah , dzat yang maha agung. Dan kita bertaubat kepada Allah. 8 Syawal 1442 H / 20 Mei 2021 http://t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

menuju masa depan yang cerah

Menuju Masa Depan yang Cerah Menuju Masa Depan yang Cerah Setiap orang tentu memiliki impian dan harapan yang indah tentang masa depan mereka, diperlukan motivasi dan semangat yng tinggi serta kerja keras untuk mewujudkan masa depan yang indah. Dan sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk mewujudkan masa depan yang cerah. Sahabat-sahabatku, hari ini adalah saat kita menanam benih dan masa depan adalah waktu untuk memanen. Oleh karena itu, siapa pun yang ingin mengetahui masa depan maka lihatlah apa yang dilakukannya sekarang. Banyak yang mengatakan kalau hidup merupakan pilihan, tetapi kalau memang ada pilihan berarti kita bisa memilih yang terbaik. Oleh karena itu perlakukan hidup kita dengan sebaik mungkin. Orang yang paling rugi di dunia ini adalah orang yang diberikan modal tapi modal tersebut ia hamburkan sia-sia. Dan modal termahal adalah waktu. Seperti dalam surat Al-Ashr, Allah berfirman : وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ “Demi masa! Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS. Al Asr : 1-3) Allah ta’ala menjelaskan bahwa untung dan ruginya manusia dapat diukur dari sikapnya seseorang terhadap waktu. Kalau ia berani menghamburkan waktunya, maka ia tergolong orang yang mensia-siakan kehidupannya. Ada tiga jenis waktu, yaitu: Masa lalu : masa yang kita semua sudah melewatinya sehingga ada diluar kontrol kita. Banyak orang yang sengsara hari ini karena masa lalunya yang memalukan. Oleh karena itu kita harus selalu waspada, jangan sampai masa lalu merusak hari-hari kita saat ini. Masa depan : masa yang belum terjadi.yang sering kita panik dalam menghadapinya. Salah satu sebab paniknya mungkin karena sulitnya mendapatkan pekerjaan, barang perlengkapan yang serba mahal, harta pas-pasan dan yang semisalnya.Walau demikian, masa lalu dan masa depan kuncinya adalah hari ini. Masa sekarang : inilah masa yang paling penting. Karena masa depan dapat ditentukan dengan apa yang kita lakukan sekarang. Seburuk-buruk apapun masa lalu kita, kalau hari ini kita benar-benar bertaubat dan mau memperbaiki diri, dengan izin Allah segala keburukan itu akan terhapus. Demikian pula dengan masa depan, maka sungguh mengherankan melihat orang yang bercita-cita akan tetapi tidak melakukan apapun untuk meraihnya. Padahal hari ini adalah saat kita menanam benih dan masa depan adalah waktu untuk memanennya. Oleh karena itu, siapapun yang ingin mengetahui masa depannya maka lihatlah apa yang dilakukannya sekarang. Belajar menghitung Sahabatku, kita harus mulai menghitung semua yang kita lakukan. Ucapan kita sekarang adalah sebuah jaminan dan kita bisa terpuruk hanya dengan satu patah kata. Kita pun bisa menuai kemuliaan dengan kata-kata. Ilmu yang kita dapatkan sekarang adalah tabungan untuk masa depan. Bila kita dapatkan dengan cara yang tidak ikhlas, niscaya aibnya akan segera kita rasakan. Oleh karena itu, terlalu bodoh apabila kita melakukan hal yang sia-sia. Dan tidak melakukan hal-hal yang bermanfaat. Detik demi detik harus kita tanam sebaik mungkin, karena inilah bibit yang buahnya akan terpetik di masa depan. Kalau kita terbiasa berhati-hati dalam berbicara, bersikap, mengambil keputusan dan dalam menjaga pikiran atau hati. Niscaya kapan pun malaikat maut menjemputmu kita akan selalu siap. Akan tetapi kalau kita sebaliknya, berbicara sepuasnya dan berfikir sebebasnya, tak heran bila saat kematian menjemput menjadi hal paling menakutkan. Apa yang engkau lakukan saat ini itulah yang terpenting. Jangan hanya berkeinginan mendapatkan hasil yang lebih baik, akan tetapi lakukanlah sesuatu agar impian tersebut bisa terwujud. Sekali lagi! Apa yang kau lakukan saat ini akan membuat perbedan besar antara apa yang akan terjadi di masa depan dengan apa yang sudah terjadi di masa lalu. Oleh karena itu, jangan patah semangat untuk melalui segala rintangan yang akan terjadi untuk menuju masa depan. Jika kita yakin dengan kemapuan diri sendiri, maka kita akan berani mencoba tantangan baru. Sukses atau gagal tidaklah jadi masalah. Karena yang terpenting kita jangan pernah takut untuk maju sebelum berperang. Menuju masa depan yang cerah tidaklah semudah membalikkan kedua telapak tangan, dibutuhkan perjuangan dan kerja keras untuk menghadapi segala rintangan yang terjadi. Masa depan kita ditentukan dengan apa yang kita lakukan sekarang, tetapla istiqomah dan bersabar dalam menghadapi segala halangan dan rintangan karena masa depan yang cerah menunggumu. Menyongsong masa depan yang cerah Sahabatku, berikut adalah beberapa inspirasi yang insyaAllah dapat membantu kalian untuk meraih kunci masa depan yang cerah. 1. Pastikanlah hari-hari kita menjadi sarana penambah keyakinan kepada Allah. Salah satunya yaitu dengan menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hidup kita tidak akan pernah tentram kecuali dengan keyakinan Allah ta’ala. Dan pupuk dari keyakinan itu adalah ilmu. Orang-orang yang tidak suka menuntut ilmu, maka imannya tidak akan bertambah. Hidup pun akan mudah goyah dan itu berpengaruh terhadap masa depnmu. 2. Tiada hari berlalu, kecuali menjadi amal. Dimana pun kita berada, lakukanlah hal yang terbaik. Segala sesuatu harus menjadi amal baik di lihat atau tidak sama sekali. Kita jalan terus, tentunya dalam mengamalkan hal-hal yang tidak melanggar batasan syariat. Kita juga dituntut untuk bersegera dalam melakukan sesuatu, bukan menundanya. Allah berfirman : ﻓَﺎﺳْﺘَﺒِﻘُﻮﺍْ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَﺍﺕِ  “Berlomba-lombalah dalam Kebaikan” (QS. Al Baqarah 148) 3. Terus melatih diri agar mampu menasihati orang lain dalam kebenaran dan kesabaran. Dan terus melatih diri untuk mampu menerima nasihat dalam kebenaran dan kesabaran. Kita akan mmpu memberi nasehat jika kita senang diberi nasehat. Dari proses pengembangan diri, kita akan mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman karena ilmu dan pengalaman adalah guru terbaik untuk bisa meraih masa depan yang cerah. Ilmu dan pengalaman harus saling menopang satu sama lainnya agar tujuan kita semua bisa tercapai, insyaAllah. Sebagaimana menjadikan al-Qur’an dan sunnah sebagai sepasang sayap. Apabila salah satu patah, maka sang burung tidak akan bisa terbang tanpa sayapnya. 4. Optimis dan yakin akan kemampuan diri sendiri adalah kunci dalam meraih masa depan yang cerah. Sahabatku, jangan sampai sebuah kegagalan menjadi halangan untuk meraih masa depan. Karena dibalik kegagalan itu ada hikmah yang kita tidak mengetahuinya kecuali Allah. Belajar selalu dari kegagalan kawanku,dan jangan lupa untuk selalu berdo’a kepada Allah agar kita bisa menempuh apa yang kita inginkan. 5. Disiplin merupakan  kunci untuk bisa meraih masa depan. Hanya saja kita harus bisa selalu fokus, teratur dan terarah dengan apa yang di bangun serta apa yang dijalani dari awal. Inilah sebagian kunci untuk meraih masa depan. Intinya, apa yang engkau lakukan hari ini adalah gambaran masa depanmu. Teruslah bersungguh-sungguh dalam menghadapi rintangan yang bisa merusak masa depan kalian. Tetap bersabar dan istiqomah! Masa lalumu tidak akan sama dengan masa depan. Yang terpenting bukan apa yang kau lakukan kemarin tapi apa yang kau lakukan sekarang? Bagaimana pun bentuk kegagalan yang kau alami di masa lalu, bukan berarti kau di takdirkan menanggung hal tersebut selamanya. Jadikan kegagalan itu pelajaran berharga untuk masa depan nanti. Karena masa depan yang cerah menunggumu.. Sumber : Draft Majalah Santri Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya | Penulis : Rifqi Habibillah
5 tahun yang lalu
baca 7 menit

Tag Terkait