remaja

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

untukmu yang bertekad taubat

Untukmu Yang Bertekad Taubat Bertaubat artinya bertekad untuk berbenah diri. Bukan hanya ingin, namun mesti bertekad kuat. Kenapa harus ada tekad? Kenapa mesti berkemauan bulat? Sebab, bertaubat itu berat. Berpisah dan meninggalkan kebiasaan yang telah menjadi pola hidup itu berat. Kebiasaan merokok, kebiasaan ghibah, kebiasaan menipu, kebiasaan begadang malam tak bermanfaat, kebiasaan bermusik, kebiasaan tanpa batas wanita dan pria, kebiasaan mencuri, kebiasaan berbohong, dan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya. Apalagi jika kebiasaan itu seolah-olah menjadi tumpuan hidup. Seperti kebiasaan ribawi. Berhutang untuk usaha dengan cara riba. Atau bekerja di tempat ribawi. Atau bekerja yang haram. Berat. Sehingga, kemauan untuk bertaubat diuji dengan sesak dan sempitnya dada. Diuji dengan cemoohan dan ejekan orang. Diuji dengan godaan dan rayuan. Supaya tetap dengan kebiasaan lama yang buruk. Ada-ada saja ketakutan yang dihembuskan setan. Takut miskin lah, takut kelaparan lah, takut dikucilkan lah, takut tidak punya teman lah, takut dibilang ini dan dikata itu lah. Ingat, itu batu ujian! Lewati dan lompati saja. Ingat kata-kata Ibnul Qayyim berikut ini! "Mula-mula, orang bertaubat itu pasti mengalami tekanan dan kesempitan hati. Bisa berujud resah, galau, sesak, atau sedih. Sebabnya? Ia "terluka" karena putus dari kebiasaan yang ia sukai." Namun, yakinlah bahwa proses itu akan berakhir indah. Allah mencintai hamba yang bertekad taubat. Jika Allah telah mencintai, apa lagi yang ditakuti? Apakah tersisa alasan untuk bersedih? Jika Allah telah mencintai, percayalah bahwa kedamaian dan kebahagiaan adalah jalanmu. Dunia dan akhirat. Ibnul Qayyim melanjutkan,  ."Orang bijak pasti mengerti ; bahwa seusai tekad bertaubat, kelezatan hidup yang akan dirasa, sebanding dengan sesaknya dada. Semakin sesak dan sempit prosesnya, niscaya semakin bertambah sempurna dan utuh lezatnya" ( Ibnul Qayyim, Thariqul Hijratain, hal 242 ) Semoga Allah Ta'ala memudahkan kita dalam memilih jalan. Sebab, kini di hadapanmu ada persimpangan. Arahnya bercabang. Jangan salah langkah! (Refleksi Buatmu Anak Muda, Lendah 27 Juli 2021) t.me/anakmudadansalaf
3 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

risalah untukmu anak muda ; calon pemimpin

Risalah Untukmu Anak Muda . Calon Pemimpin Ibnu Abdil Barr pernah menjabat sebagai hakim di Lisbon (saat ini Portugal). Lahir tahun 368 H atau 978 M di Cordoba (sekarang Spanyol). Beliau ulama ahli fikih, ahli hadits, ahli sejarah, dan tokoh terkemuka dalam madzhab Maliki. Sejumlah ulama memposisikan beliau sebagai ulama Islam yang tak tertandingi dalam sejarah Andalus. Ibnu Abdil Barr menulis sebuah kitab berjudul “Jami' Bayanil 'Ilmi wa Fadhlihi”. Beliau berbicara tentang definisi ilmu, keutamaan ilmu, pengorbanan dalam proses pencariannya, etika belajar dan mengajar, hingga pernak-pernik dalam pengamalan ilmu. Pantas saja jika kitab tersebut diberi judul seperti tersebut di atas yang bisa diartikan, “Himpunan Keterangan Tentang Ilmu dan Keutamaannya”. Kitab ini sayang dilewatkan untuk dibaca. Menarik untuk dikaji. Referensi penting dalam thalabul ilmi. Karena beliau menyebutkan riwayat hadits Nabi dan atsar dari Salaf. Termasuk tentang anak muda yang harus dan mau tidak mau mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pemimpin. Tulisan ini sendiri bermula dari usaha memotivasi siswa-siswa di sini dengan menyampaikan ; Kalian adalah calon pemimpin. Maka, berpikirlah layaknya pemimpin. Bertindaklah seperti seorang pemimpin. Dan berbicaralah selevel pemimpin. Kemudian saya menyebutkan hadits Rasulullah yang berbunyi : كُلُّكمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ “Tiap-tiap kalian adalah seorang pemimpin. Dan tiap-tiap kalian akan dituntut tanggungjawab atas kepemimpinannya” (HR Bukhari Muslim dari sahabat Ibnu Umar)  Memang benar demikian! Setiap anak muda pasti berangan-angan dapat hidup senang. Hidup bahagia. Ingin punya keluarga idaman; istri dan anak-anak yang ideal. Ingin memiliki usaha atau bisnis yang hasilnya berlimpah. Ingin berteman dalam jejaring dan komunitas yang menggembirakan. Ingin hidup di tengah masyarakat dengan normal. Namun, apakah hal itu akan terwujud? Jika engkau mempersiapkan diri dari sekarang, hal itu bukanlah mustahil. Itu sebuah keniscayaan. Jika tidak mempersiapkan diri dari sekarang... Apakah mampu engkau memimpin keluargamu? Apakah bisa engkau mengelola usahamu? Apakah dapat engkau mengatur karyawan-karyawan mu? Apakah bisa engkau berbaur dan bergaul dengan masyarakat mu? Apakah mampu engkau bersahabat dengan baik? Kawan, semua hal di atas perlu bekal ilmu yang cukup. Masalah-masalah yang akan engkau hadapi sangat rumit. Persoalan hidup itu begitu banyak. Seringkali problematika dunia saling tumpang tindih. Dan itu semua harus engkau selesaikan. Kecuali jika engkau seorang pecundang yang lari dari kenyataan. Sahabat Umar bin Khatab berpesan : “Perdalamlah ilmu agama sebelum kalian (mau tidak mau) menjadi pemimpin “ (Jami' Bayan 1/366) Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib mengingatkan anak-anak dan keponakan-keponakannya : “ Pelajarilah ilmu agama! Sungguh, saat ini kalian masih anak-anak, tetapi esok hari kalian akan menjadi pemimpin”  (Jami' Bayan 1/358) Urwah bin Zubair mengingatkan ; Sungguh! Kami dahulu pun anak-anak, namun sekarang menjadi orangtua. Sungguh! Kalian saat ini masih anak-anak, tetapi di masa depan kalian akan menjadi pemimpin. Belajarlah ilmu sehingga kalian akan mampu memimpin ; (Tahdzibul Kamal 16/20) Kawan, di hadapanmu jalan terbentang. Hanya ada dua cabang. Pilihlah, antara menjadi seorang pemimpin ataukah budak. Ingatlah, sebelum memimpin orang lain -termasuk keluargamu kelak- , berlatihlah untuk memimpin dirimu sendiri. Sebelum mengatur orang lain -termasuk karyawan-karyawan mu besok- , aturlah dirimu sendiri terlebih dahulu. Aturlah pola hidupmu. Aturlah pola istirahatmu. Aturlah pola ibadahmu. Aturlah kegiatanmu. Jika tidak, engkau adalah calon budak dunia. Budak orang lain. Yang hanya menunggu diperintah dan disuruh-suruh. Mau? Lendah. Sabtu pagi 19 Juni 2021 t.me/anakmudadansalaf
3 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

terusik musik, al quran ditinggalkan

Terusik Musik, Al Quran Ditinggalkan Musik dianggap sebagai hiburan. Menenangkan dan menentramkan. Bahkan, musik dinilai sebagai bentuk terapi emosional, mental, dan sosial. Benarkah demikian? Hampir tidak ada yang bisa selamat dari musik di zaman ini. Tak dicari, ia datang menghampiri. Berusaha dihindari, malah mengiringi. Kawan, mari kita bicara tentang sabda Nabi Muhammad. Beliau mewartakan . لَيَكونَنَّ من أُمَّتي أقوامٌ يستحِلُّون الحِرَ والحَرير، والخمرَ والمعازِف "Sungguh! Akan muncul sejumlah orang dari ummatku yang menghalalkan zina, sutera, khamer dan alat-alat musik" (HR Bukhari no.5590 secara mu'allaq dan disambung oleh at Thabrani dan al Baihaqi) Hadits di atas bukan satu-satunya yang menerangkan haramnya musik. Ibnul Qayyim (Ighatasul Lahafan) menyebut 13 sahabat yang meriwayatkan hadits haramnya musik dari Nabi Muhammad. Imam madzhab yang 4 pun mengharamkan musik. Kitab-kitab madzhab Hanafi menyatakan bahwa mendengarkan musik adalah kefasikan. Imam Malik ketika ditanya tentang musik, menjawab : "Di tempat kami (di Madinah), hanya orang-orang fasik yang melakukan" Imam Syafi'i menyebut alat musik dapat menghalangi untuk mentadaburi al Quran. Imam Ahmad bin Hanbal menyatakan, " Aku tidak senang musik. Hal itu bisa menumbuhkan kemunafikan" Jelas dan ringkasnya, musik dan al Quran tak mungkin disatukan. Ibnul Qayyim (Bada'iu Tafsir 2/143) membedakan ; "Suara al Quran akan menenangkan jiwa, menentramkan dan mendamaikan nya. Sementara suara musik akan membuat jiwa resah, gelisah dan cemas" ooo___ooo Adz Dzahabi (Siyar A'lam 4/280-281) menceritakan masa lalu Zaa-dzan dan kisah taubatnya. Sebagai anak muda yang gandrung dengan musik dan nyanyian, Zaa-dzan sering diminta menghibur teman-temannya. Suaranya memang bagus dan merdu. Bukan hanya bernyanyi, Zaa-dzan pun pandai bermain alat musik. Sampai suatu hari ada yang menegurnya, "Anak muda, andai suara merdumu itu digunakan untuk membaca al Quran, dirimu adalah anak muda yang hebat" Setelah orang itu berlalu, teman-temannya memberitahu bahwa orang itu adalah Abdullah bin Mas'ud, seorang sahabat Nabi. Bergegas Zaa-dzan menyusul Ibnu Mas'ud untuk menyatakan taubat. Musik ditinggalkannya. Nyanyian dibuangnya. Berikutnya, Zaa-dzan pun berthalabul ilmi hingga menjadi ulama tabi'in. Al Hafidz Ibnu Rajab (Dzail Thabaqat Hanabilah 3/330) menggambarkan Abdurrahman bin an Nafis sebagai ahli fikih dan ulama qiraah al Quran. Siapa beliau sebelumnya? Bersuara emas dan merdu, Abdurrahman senang musik dan bernyanyi. Setelah bertaubat, beliau giat belajar al Quran, fikih dan ilmu agama lainnya. Kemampuan hafalnya dalam satu hari sebanding dengan satu bulan murid yang lain. Berbeda dengan.... Ismail bin Jami'.  Ibnu Katsir (al Bidayah 10/215) menceritakan tentangnya sebagai seorang penyanyi terkenal. Bahkan, lagu-lagu nya memiliki branding sendiri ; aliran musik Bin Jami'. Padahal... Sebelum itu, Ismail bin Jami' adalah hafiz al Quran. Allahul musta'an. Kawan, sadarilah bahwa musik dan al Quran tak mungkin disatukan. Mustahil bergabung di satu hati.  Kata Ibnul Qayyim (Ighatsatul Lahafan 1/248) : "Al Quran dan nyanyian tak mungkin disatukan dalam hati selama-lamanya. Ada kontradiksi antara keduanya" Kawan, memang tak mudah untuk meninggalkan musik. Terkadang kaki terhentak otomatis. Nada mengalir dari bibir tanpa direncana. Namun, bulatkan tekadmu! Mohonlah sepenuh jiwa kepada Allah agar membantumu! Dan...makmurkan hari-harimu dengan membaca al Quran. Selat antara Bali-Banyuwangi. 07 Juni 2021. Bakda Isya t.me/anakmudadansalaf
3 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

karena tidur pagi bukan jalan kesuksesan

Karena Tidur Pagi Bukan Jalan Kesuksesan Tidur pagi memang sangat menggoda. Suasananya seakan mendukung. Situasinya seolah bersahabat. Mereka yang gemar, menganggap tidur pagi sebagai sebuah kenikmatan. Sayang untuk dilewatkan. .  Benarkah demikian?  Fenomena tidur pagi bagi remaja dan anak-anak muda sangat menyedihkan. Rasanya jengkel dan kesal. Namun, hendak ditumpahkan ke siapa kekesalan ini? Siapa yang siap menampung kejengkelan ini?  Ada beberapa faktor yang menumbuh-suburkan kebiasaan tidur pagi. Antara lain ; begadang hingga larut malam, bimbingan tidur dari Nabi Muhammad yang tidak dilaksanakan, ketidakpahaman tentang dampak buruk tidur pagi, dan perhatian orangtua atau pendidik yang masih kurang maksimal, barangkali perlu dibahas lebih spesifik di lain tulisan.  Kaum Salaf, menurut Ibnul Qayyim (Madarijus Salikin 1/457), tidak suka tidur pagi, terutama antara shalat subuh hingga matahari terbit.  Kenapa?   Saat-saat itu adalah kesempatan emas untuk panen pahala. Kunci dan penentu rangkaian hari terletak di pagi nya.   Waktu tersebut merupakan waktu turunnya rezeki, pembagian rezeki, dan tersebarnya berkah.   Tidak ada cerita orang sukses yang senang tidur pagi. Sukses apapun itu. Mereka yang terbiasa tidur pagi adalah orang-orang gagal. Orang-orang yang terbuang dan dibuang. Orang-orang yang hidup tanpa harapan dan tidak diharapkan.   Gemar tidur pagi merupakan aktivitas yang melekat pada sosok pemalas. Jadi, jangan marah kalau dipanggil pemalas! Jangan sakit hati bila dibilang sampah kehidupan! Sebab, engkau memang pantas disebut seperti itu. Engkau selalu tidur pagi.  Ibnul Qayyim (Zaadul Ma'ad) menyebut teguran sahabat Ibnu Abbas yang melihat anaknya tidur di waktu pagi, “Bangunlah kamu! Apakah kamu tidur sementara waktu pagi adalah waktu pembagian rezeki?”  Urwah bin Zubair, seorang ulama tabi'in, melarang anak-anaknya tidur pagi dan berkata, "Sungguh! Jika aku mendengar seseorang itu tidur waktu pagi, maka aku pun merasa tidak suka dengannya"  Mohon maaf, kawan. Saya pun tidak suka denganmu. Kurang respek kepadamu. Tidak hormat padamu. Susah menghargaimu. Tolong jangan salahkan saya! Kebiasaanmu itu lah penyebabnya.  ooo___ooo  Sakhr bin Wada'ah al Ghamidi termasuk sahabat Nabi yang kaya raya. Sebagai seorang saudagar, beliau mengaplikasikan pesan Nabi Muhammad.  Secara langsung, Sakhr mendengar Nabi Muhammad bersabda ;   اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا  “ Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi hari" (HR Tirmidzi dan dishahihkan al Albani)   Sejak mendengar itu, Sakhr selalu menggerakkan usaha dan mengelolanya mulai dari pagi-pagi benar.  Begitulah gunanya mengikuti sunnah Nabi Muhammad! Keberkahan Allah berikan.   Meskipun tentu bukan sekadar laba duniawi yang engkau kejar. Bukan sebatas untung materi yang engkau cari. Tidak tidur pagi bukan semata-mata untuk menjadi orang yang kaya raya. Mestinya berkah dari Allah yang diharapkan. Kesuksesan akhirat yang ingin dicapai. Tidak tidur pagi akan sangat membantu dalam beribadah.  Pagi hari bukan hanya berkah untuk mereka yang hendak sukses berusaha. Pagi hari juga dipilih oleh Nabi Muhammad untuk memberangkatkan pasukan perang. Melepas kekuatan militer di pagi hari dilakukan oleh Nabi Muhammad karena berkahnya.  Contohnya adalah perang Khaibar. Al Bukhari (3374) meriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad menyerang penduduk Khaibar pada pagi buta. Saat itu, mereka sedang berangkat untuk berladang dengan membawa sekop dan alat-alat lainnya. Akhirnya, Khaibar pun dapat ditaklukan.  Untuk menjadi seorang jenderal perang mumpuni dan panglima besar yang disegani, tidak mungkin dengan senang tidur pagi. Semuanya dilalui dengan latihan-latihan keras dan pendidikan yang ketat. Jangankan di pagi hari, bahkan saat dini hari pun latihan-latihan dilakukan. Tidak mengenal lelah. Tidak berpikir dapat istirahat. Tak mungkin seorang prajurit hebat dan ksatria perwira terlahir dari orang-orang yang suka tidur pagi!  Sama juga dengan ulama, pewaris para nabi. Mereka menjadi ahli agama, ahli fikih, ahli hadits dan ahli ilmu lainnya bukan dengan tidur pagi. Sejak sebelum fajar menyingsing, mereka telah berpacu dengan waktu dan berlomba dengan nafas untuk mendatangi majlis-majlis ilmu. Tak ingin terlambat. Tak mau duduk di shaf belakang.   Menjadi orang pintar agama, hafiz al Qur'an, ahli fikih dan pewaris ilmu para Nabi, tidak mungkin berlaku bagi engkau yang suka tidur pagi.   Kamu suka tidur pagi terus berharap digolongkan dalam barisan para ulama di hari kiamat kelak? Kamu senang tidur pagi lalu bercita-cita membela Islam? Kamu selalu tidur pagi kemudian ingin hidup mulia? Tolonglah bercermin pada diri sendiri.  Ibnul Qayyim (Zaadul Ma'ad 4/222) menukil bait syair seorang pujangga :   أَلَا إِنَّ نَوْمَاتِ الضُّحَى تُورِثُ الْفَتَى ... خَبَالًا وَنَوْمَاتُ الْعُصَيْرِ جُنُونُ  Sadarilah! Sungguh, tidur pagi mewariskan kebodohan untuk pemuda  Adapun tidur sore hari membuatnya seperti orang gila  Baca juga tentang Hukum Tidur Pagi Setelah Shubuh Malam Sabtu 04.Juni.2021 di Lendah. t.me/anakmudadansalaf
3 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

bercermin pada jati diri

TAHUKAH ANDA? Imam az Zuhri jika berada di rumah,kitab-kitab diletakkan di dekatnya. Beliau habiskan waktu untuk membaca dan menelaah.Tidak tergoda untuk kesibukan dunia. Suatu hari,istrinya berujar,"Demi Allah! Kitab-kitab ini lebih berat aku rasakan jika dibandingkan punya 3 orang madu" (Wafayatul A'yan karya Ibnu Khalikan 3/317) . Dari Kutub wa Rasail As Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad ------------------------ Bercermin Pada Jati Diri Jati diri seseorang tidak dapat dinilai dalam waktu singkat. Hanya mengenal beberapa saat, bagaimana mungkin sudah diberi penilaian akhir? Umar bin Khattab saja meletakkan konsep untuk mengenal jati diri seseorang dengan dua hal. Sudahkah engkau bepergian jauh dengan orang itu? Sudah lamakah engkau hidup bertetangga dengannya? Iya, benar!  Watak asli seseorang akan terlihat dalam perjalanan. Pun jelas tampak setelah hidup berdampingan sebagai tetangga. Dermawan atau pelit. Sabar atau temperamen. Malas atau rajin. Perhatian atau egois. Bijak ataukah serampangan. Lembut ataukah kasar. Dan watak manusia lainnya akan tersingkap. Dek, dalam situasi normal, semua bisa saja terlihat baik.Pada kondisi biasa,semua orang nampak bagus. Namun,apakah hidup ini akan selalu normal? Pasti terus menerus biasa? Tentu tidak! Pasti ada saat-saat sulit.Waktu-waktu susah.Kondisi darurat.Suasana luar biasa.Tidak biasanya.Bukan normal yang kita kenal. Disitulah,Dek! Watakmu akan terbuka terang.Jati dirimu tersingkap. Apa contohnya? Memberi dan berbagi. Saat engkau sedang memiliki banyak sesuatu.Engkau punya harta berlebih.Uangmu surplus.Stok makanan berlimpah.Lalu engkau memberi dan berbagi kepada yang lain,itu banyak orang bisa melakukan. Tetapi,saat engkau sedang tak punya.Ketika engkau sendiri lagi membutuhkan.Engkau sendiri sedang kesulitan. Di sini jati dirimu akan terbuka? Engkau dermawan dengan tetap berbagi.Ataukah engkau si kikir itu yang untuk memberi masih berpikir. Al Qurthubi dalam tafsir (18/19) menyebutkan tentang Aisyah,ibunda kita,yang sedang berpuasa hari itu.Tidak ada makanan untuk berbuka kecuali sepotong roti kering.Datang pengemis meminta. "Berikan roti kering ini untuknya!",perintah Aisyah kepada pembantunya. Pembantunya keberatan dan berkata,"Anda tidak punya makanan berbuka nantinya" Aisyah tetap memerintahkan untuk memberi si pengemis itu. Petang hari,ada tetangga datang memberi hadiah daging kambing dengan roti gandum. Kata Aisyah kepada pembantunya,"Ayo kita makan.Menu ini lebih baik dari sepotong roti keringmu"  Ibnu Katsir dalam tafsirnya (4/338) menyebutkan cerita Khudzaifah al Adawi di perang Yarmuk. Seusai pertempuran,ia mencari sepupunya yang ternyata terbaring penuh luka.Sambil membawa air minum ia ingin memberikan kepada sepupunya.Namun,terdengar suara kesakitan.Sepupunya meminta agar air minum itu diberikan kepada orang lain yang bersuara kesakitan tersebut. Khudzaifah membawa air minum itu kepada orang tersebut.Ketika akan minum,terdengar lagi suara orang lain yang kesakitan.Orang kedua meminta agar air minum itu diberikan saja kepada orang ketiga yang sedang terluka parah. Khudzaifah membawa air minum ke orang ketiga.Sesampainya ternyata ia telah gugur.Ia kembali ke orang kedua,rupanya sudah gugur juga.Cepat-cepat ia menemui sepupunya yang ternyata pun telah gugur. Luar biasa! Dalam kondisi seperti itu,masing-masing tetap ingin mendahulukan orang lain. Al Qurthubi juga menyebutkan kisah dari Abul Hasan al Anthoki. Beliau bersama tiga puluh orang lebih sedang berada di perkampungan Rayy.Hanya ada beberapa potong roti yang jelas tidak dapat mengenyangkan mereka. Sepakat! Roti-roti itu dipotong-potong kecil.Mereka duduk berkumpul jadi satu.Lampu dimatikan supaya tidak sungkan makan. Beberapa waktu kemudian setelah lampu dinyalakan,roti-roti itu masih utuh.Tidak berkurang sedikitpun.Masing-masing mengalah dan berpikir agar temannya saja yang makan. Subhanallah!Akhlak luar biasa. Dek,tulisan ini jangan jadikan alasan menilai orang lain.Tulisan ini untuk instropeksi diri sendiri.Nilailah dirimu sendiri! Untuk berbenah. Saat orang lain kelelahan,engkau bangkit melayani. Saat orang lain malas,sendiri engkau rajin. Saat orang lain pesimis,engkau bertahan dalam optimis. Saat orang lain menyerah,engkau pantang mundur. Saat orang lain diam,engkau tetap semangat bergerak. Siap berjuang dan berkorban walaupun situasi sulit dan rumit. Bukan karena ingin dipuji.Bukan karena iming-iming janji duniawi.Bukan karena berharap hadiah itu dan ini. Engkau lakukan itu untuk ridha ilahi. Semangat piket dan melayani! Baarakallahu fiikum Di Pendopo Lendah.Pagi masih suasana hujan dari semalam. Rabu 10 Feb 2021 t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

harga diri anak muda

 .Harga Diri Anak Muda Al Fudhail bin Iyadh agak heran bertanya kepada Ibnul Mubarok,"Kamu aneh. Kamu mengajak hidup zuhud, apa adanya dan secukupnya" "Lalu engkau sendiri belanja barang dagangan dari Khurasan untuk dijual di Mekkah?", lanjut Al Fudhail. Apa jawab Ibnul Mubarak? Beliau menjelaskan,"Kawanku Abu Ali, saya lakukan itu untuk menjaga wajahku, merawat kehormatanku dan membantuku beribadah kepada Rabb-ku" (Tarikh Baghdad 10/160) Salaf kita, mereka semangat dalam bekerja. Ada usaha yang digeluti. Punya profesi yang ditekuni. Mereka tidak duduk berpangku tangan. Siapa yang tak kenal Ibnul Mubarak? Ulama besar di masanya. Ahli ibadah terkenal di zamannya. Singkat kata, sampai dikatakan, tidak ada amal ketaatan melainkan beliau menjadi ahlinya. Ibnul Mubarak menjelaskan bahwa usaha dagangnya dilakukan untuk 3 tujuan ; menjaga wajah agar tidak malu karena berharap diberi dan tidak ingin bergantung pada pemberian orang. Kehormatan dan harga diri juga dipertimbangkan, kenapa mesti bekerja. Bukankah dengan berpenghasilan sendiri, kehormatan dan harga diri kita tidak akan diusik? Tidak akan disinggung-singgung? Alasan ketiga yang disampaikan Ibnul Mubarak harus diingat, yaitu agar bisa ber-ibadah kepada Allah. Diakui dan disadari bahwa banyak bentuk ibadah yang barulah dapat terlaksana jika memiliki kemampuan finansial. Bukankah banyak program ibadah dan dakwah yang terikat dengan pembiayaan? Memerlukan dana. Namun, pesan Ibnul Mubarak juga tidak boleh diabaikan. Bekerja itu agar bisa beribadah. Sehingga, jika bekerja justru mengganggu ketenangan ibadah, mengurangi dan merusak ibadah, jangan dilanjutkan. Lakukan evaluasi. Beranilah ambil keputusan untuk berhenti pada titik yang tidak mengganggu ibadah. Dek, Islam tidak membenarkan pengangguran. Tidak ada istilah berdiam diri. Apalagi menunggu dengan pasif. Lebih-lebih lagi berharap bantuan, bantuan dan bantuan. Kenapa hidup berpikir untuk dibantu? Kapan membantu? Berharap diberi, kapan memberi? Berharap dibagi, kapan berbagi? Nabi Muhammad bersabda,  لأن يأخذ أحدكم حبله فيحتطب على ظهره خير من أن يأتي رجلا أعطاه الله من فضله فيسأله ، أعطاه أو منعه Artinya : Sungguh! Lebih baik kalian membawa seutas tali lalu mencari kayu bakar, dipanggul di punggung untuk dijual, daripada mendatangi seseorang yang Allah luaskan rezekinya untuk meminta bantuan. Diberi ataukah tidak" HR Bukhari Muslim Itulah, Dek! Jiwa petarung seorang pemuda. Proporsional dalam segala hal. Ibadah semangat. Thalabul ilmi tidak kenal lelah. Aktif dan kreatif dalam bekerja. Semua jalan kebaikan ditempuh. Apalagi bagimu yang memiliki tanggungan. Beban keluarga. Jangan malu untuk bertanya kepada yang lebih berpengalaman. Amanah dan terpercaya. Jangan lupa juga untuk berdoa. Bertawakkal kepada Allah Ta'ala. Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah lah yang memberi kecukupan untuknya. Di Pendopo Lendah 31 Januari 2021 Abu Nasim Mukhtar https://t.me/anakmudadansalaf/82
4 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

sirah nabawiyah | mulia bukan hina | membaca shahih bukhari | si burung saifannah

Catatan Anak Muda dan Salaf Edisi 001 #001 : Ke Mekkah Mengukur Syukur (klik untuk membaca) #002 : Sirah Nabawiyah Sirah Nabawiyah merupakan masterpiece di bidang sejarah. Ibnu Hisyam, sang penulis adalah sejarawan terkemuka abad III Hijriyah. Buku ini tak hanya referensi lengkap kehidupan Nabi Muhammad,namun sekaligus menyentuh sejarah manusia sejak masa Nabi Adam. Kitab Sirah Ibnu Hisyam juga wujud penyempurnaan untuk kitab Al Maghazi dan As Siyar karya Ibnu Ishaq, kakek gurunya. Sebuah cetakan yang terbit, disertai catatan kaki, jumlah halamannya 1622 yang terbagi menjadi 4 jilid. Adz Dzahabi membaca Sirah Ibnu Hisyam hanya dalam 6 hari dibimbing oleh gurunya, Abul Ma'aali Al Abarquuhi. Bagaimana denganmu, Dek? Apa bacaanmu? Hari-harimu untuk membaca apa? 17 Feb 2019 *) Subjudul dari kami ================================ #003 : Mulia Bukan Hina Zahir bin Haram Al Asy-ja'i. Beliau secara nasab bergabung dengan suku Asy-ja' dari kabilah Ghatafan melalui jalur Adnan. Dalam Mukhtasar Syama'il Muhammadiyah (hal.127) karya Al Albani, disebutkan sebuah hadits tentang canda Nabi Muhammad kepada Zahir. Zahir, sahabat Nabi yang hidup di lingkungan badui, sering berkunjung ke kota Madinah untuk berjualan sekaligus membawakan hadiah untuk Nabi Muhammad -shallallahu 'alaihi wasallam-. Nabi Muhammad -shallallahu 'alaihi wasallam- sangat mengasihinya. Pernah, saat Zahir menjual barang-barang yang dibawa dari badui di pasar kota Madinah, Nabi Muhammad memeluknya dari arah belakang. "Siapa sih ini? Ayo, lepaskan saya!", kata Zahir. Setelah menoleh dan mengetahui Nabi Muhammad, Zahir justru membiarkan punggungnya melekat di dada Nabi Muhammad. "Siapa yang tertarik membeli hamba sahaya ini?", Nabi Muhammad bercanda. Sebab, kita semua adalah 'abdun (hamba) bagi Allah. Zahir bertanya, "Loh, demi Allah berarti Anda menganggap saya tidak berharga?" Nabi Muhammad memuji, "Bukan demikian! Engkau di sisi Allah adalah hamba yang bernilai tinggi" Al Albani dalam catatan kaki menjelaskan bahwa "Secara fisik, Zahir tergolong buruk. Namun, sejarah hidupnya sangat indah" Apakah ada kebahagiaan melebihi sanjungan Nabi Muhammad -shallallahu 'alaihi wasallam-, "Engkau di sisi Allah adalah hamba yang bernilai tinggi" Masya Allah! Fisik bukan patokan. Wajah tidak menjadi acuan. Iman dan takwalah yang menjadi pembeda. 23 Feb 2020 *) Subjudul dari kami ================================ #004 : Membaca Shahih Bukhari Kadang hanya berangan. Sesekali hadir dalam bayangan. Apakah bisa seperti mereka? Orang-orang hebat. Orang-orang yang mencintai ilmu. Hidup dengan membaca dan menelaah. Hidup bersanding kitab sebagai teman setia. Menghabiskan usia dengan hadits-hadits Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam-. Pernah melihat kitab Shahih Bukhari? Ahmad bin Utsman al Kulutati lebih dari 40 kali menyelesaikan baca shahih Bukhari Al Fairuz-Abadi lebih dari 50 kali Al Burhan al Halabi lebih dari 60 kali Sulaiman bin Ibrahim al Yamani 150 kali Ghalib bin Abdurrahman al Muharibi lebih dari 700 kali Lalu engkau,he diri sendiri! Apa yang engkau baca selama ini? 26 Juni 2020 *) Subjudul dari kami ================================ #005 : Si Burung Saifannah Sejenis burung unik di wilayah Mesir. Jika hinggap di sebuah pohon, daun-daunnya dimakan sampai habis oleh burung Saifannah. Seorang ulama digelari Si Burung Saifannah. Beliau adalah Ibrahim bin Al Husain, Abu Ishaaq bin Daiziil. Kenapa Ibrahim dijuluki Si Burung Saifannah? Setiap belajar kepada seorang guru, Ibrahim tidak akan pergi sebelum menulis semua hadits yang dimiliki guru tersebut. Oleh sebab itu, beliau disamakan dengan burung Saifannah. (Adz Dzahabi,At Tarikh 21/107) Dek, jadilah Saifannah-Saifannah zaman ini. Bersabarlah dalam thalabul ilmi. Timbalah ilmu sebaik-baiknya. 4 Sept 2020 ================================ Baca selanjutnya >.> Anak Muda dan Salaf Ditulis oleh : Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifai La Firlaz https://t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 4 menit