Aqidah

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

bagaimana cara ikhlas dalam menuntut ilmu

BAGAIMANA CARA IKHLAS DALAM MENUNTUT ILMU Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin رحمه الله ditanya: . Dengan apa kita mengikhlaskan niat ketika menuntut Ilmu ? Beliau رحمه الله menjawab : Ikhlas dalam menuntut ilmu terwujud dengan beberapa perkara : 1. Engkau niatkan dirimu untuk melaksanakan perintah Allah عزوجل, karena Allah عزوجل memerintahkan hal tersebut : فاعلم أنه لا إله إلا الله واستغفر لذنبك " Maka ketahuilah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak di ibadahi kecuali Allah dan mohon ampunlah atas dosa-dosamu " (Qs. Muhammad:19) Allah عزوجل mendorong hambanya kepada ilmu, ketika Allah عزوجل mendorong terhadap sesuatu,  hal tersebut melazimkan Allah عزوجل mencintai perkara  tersebut, ridha pada-Nya dan memerintahkan-Nya. 2/ Engkau meniatkan dengan mencari Ilmu untuk menjaga syariat Allah عزوجل , karena menjaga syariat Allah عزوجل itu ada kalanya dengan mempelajarinya, menjaganya dengan hati dan bisa juga dengan kitab /tulisan. 3. Engkau meniatkan dalam mencari ilmu untuk melindungi dan membela syariat Allah عزوجل , karena kalau bukan Ulama yang membela syariat dan menjaganya,  maka tidak ada yang lain,  contohnya syaikhul islam Ibnu Taimiyah serta yang lainnya dari kalangan ahlul Ilmi رحم هم الله , mereka menghadapi ahlul bid'ah,  mereka menjelaskan kebathilan bid'ah mereka, kami memandang mereka mencapai kebaikan yang banyak sekali. 4. Engkau meniatkan dengan mencari ilmu untuk mengikuti syariat Muhammad صلى الله عليه وسلم karena engkau tidak mungkin untuk mengikuti syariat sampai mempelajarinya. 5. Engkau meniatkan dalam mencari Ilmu untuk mengangkat kebodohan dari dirimu dan selainmu. Sumber : Kitab Al-Ilmi oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin رحمه الله : 137  ) *01 Muharram 1437 H* ✏Alih Bahasa: Abu Ruqayyah  Ibnu Abdissalam عفاالله عنه _______________________ سئل فضيلة الشيخ رحمه الله : بم يكون الإخلاص في طلب العلم ؟ فأجاب فضيلته بقوله : الإخلاص في طلب العلم يكون بأمور : الأمر الأول : أن تنوي بذلك امتثال أمر الله، لأن الله أمر بذلك فقال : فا علم أنه لا إله إلا الله واستغفر لذنبك (سورة محمد : ١٩) وحث سبحانه وتعالى على العلم، والحث على الشيء يستلزم محبته والرضا به والأمر به. الأمر ااثاني : أن تنوي بذلك حفظ شريعة الله، لأن حفظ شريعة الله يكون بالتعلم والحفظ في الصدر ويكون كذلك بالكتابة. الأمر الثالث : أن تنوي حماية الشريعة والدفاع عنها ، لأنه لولا العلماء ما حميت الشريعة ولا دافع عنها أحد، ولهذا نجد مثلا شيخ الإسلام ابن تيمية وغيره من أهل العلم تصدوا لأهل البدع وبينوا بطلان بدعهم، نرى أنهم حصلوا على خير كثير. الأمر الرابع : أن تنوي بذلك اتباع شريعة محمد صلى الله عليه وسلم، لأنه لا يمكن أن تتبع شريعته حتى تعلم هذه الشريعة. الأمر الخامس : أن تنوي بذلك رفع الجهل عن نفسك وعن غيرك. &128221;المصدر : كتاب العلم لشيخ محمد بن صالح العثيمين رحمه الله، ص :  ١٣٧ ☝مجموعة الحق أحب إلينا WA Alhaqqu Ahabbu Ilaina www.salafymedia.com
9 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

khilafah khayalan para hizbiyyun dan pergerakan islam

KHILAFAH KHAYALAN PARA HIZBIYYIN DAN PERGERAKAN-PERGERAKAN ISLAM Berkata Syaikh Sholeh Al Fauzan hafidzahullah : Dan mereka (para hizbiyyin dan pergerakan-pergerakan Islam) ini menginginkan untuk menegakkan daulah islamiyah. Padahal mereka belum membersihkan negeri-negeri Islam dari berbagai bentuk akidah-akidah watsaniyah (akidah berhala) yang berlangsung (diberbagai negri) berupa peribadahan kepada orang-orang yang sudah mati dan menggantungkan diri kepada kuburan-kuburan. Yang mana semua ini tidak jauh beda dengan peribadahan (orang-orang musyrik qurais) kepada Latta, uzza dan manaat. Bahkan yang semakin memperparah keadaan yaitu ketika mereka menginginkan terwujudnya sebuah kemustahilan (yaitu khilafah) dalam keadaan seperti ini. Sungguh penerapan hukum syariat, penegakkan hukum had, pendirian daulah islamiyah, dan melaksanakan kewajiban serta menjauhi keharaman semua ini merupakan perkara-perkara yang menjadi konsekuensi tauhid dan penyempurna tauhid. Dan kesemua amalan diatas ini mengikut/menginduk kepada TAUHID. Terus bagaimana mungkin kita memfokuskan perhatian pada perkara-perkara yang sifatnya mengikut dan kita mengabaikan sebuah perkara yang menjadi pokok agama (yaituTAUHID) Sumber : Kitab Manhajul Anbiyah fi Da'wati ilallah fihi Hikmah wal Aql karya Syaikh Robi Al-Madkholi hafidzahullah. hal:25. cet: Maktabah Al Furqon Alih Bahasa : Al faqir ila afwi Robbihi Abu yazid قال الشيخ الفوزان حفظه الله و هؤلاء يريدون قيام دولة إسلامية قبل تطهير البلاد من العقاعد الوثنية المتمثلة بعبادة الموتى و التعلق بالأضرحة بما لا يختلف عن عبادة الات و العزى و مناة الثالثة الأخرى بل تزيد عليها أنهم يحاولون محالا ... إن تحكيم الشريعة إقامة الحدود و قيام الدولة الإسلمية و اجتناب المحرمات و فعل الواجبات كل هاذه الأمور من حقوق التوحيد م مكملاته و هي تابعة له فكيف يعتنى بالتابع و يهمل الأصل كتاب منهج الأنبياء في دعوة إلى الله فيه الحكمة و العقل.ص25 〰〰〰〰〰〰〰 WA Salafy kendari =====*****===== Publikasi: WA Salafy Solo www.salafymedia.com 8 Oktober 2015  .DUA HAL YANG MEMECAH BELAH KAUM MUSLIMIN Asy Syeikh Sholih Al Fauzan hafidzohullah: Tidaklah memecah belah kaum muslimin kecuali dua perkara: Yang pertama: memberontak kepada pemerintah muslim dan tidak taat kepadanya. Yang kedua: menyimpang dari sunnah Nabi Shollallahu alaihi wa sallam kepada kebid'ahan dan membuat sesuatu yang baru didalam agama. 🌱 قال العلاّمة صالح الفوزان حفظه الله : 🔹 لا يفرق المسلمين إلا أحد هذين الأمرين : 1⃣ الأمر الأول : الخروج على ولي أمر المسلمين وعصيانه . 2⃣ الأمر الثاني : الخروج عن سنة النبي ﷺ إلى البدع والمحدثات في الدين .  [مفهوم البيعة (11)] Sumber: Mafhumul Bai'ah: 11 Telegram: https://bit.ly/Berbagiilmuagama Alih bahasa: Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy
9 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

syubhat kaum filsafat : "siapakah yg menciptakan allah?"

SYUBHAT KAUM FILSAFAT: . "SIAPAKAH YANG MENCIPTAKAN ALLAH? | APAKAH ALLAH BISA MENCIPTAKAN YANG LEBIH BESAR DARI-NYA?" Dijawab Oleh: Al-Ustadz Muhammad Umar As Sewed -hafidzohulloh- Sesi Tanya Jawab "Bekal Menghadapi Fitnah" | Ahad, 20 Dzulhijjah 1436H ~ 04 Oktober 2015M Masjid Al-Hidayah Surabaya |  Link:   http://bit.ly/1Lr3AxM (Versi Full 24 kps) P E R T A N Y A A N: Ikhwanifiddiin a'azzakumulloh, (Ada) syubhat na'uzdubillah.. syaithoniyah, sering berkata, membisikan : "Siapa yang menciptakan ini? siapa yang menciptakan kamu?" Alloh.. Kemudian bertanya, "Siapa yang menciptakan Alloh?" ------------------- J A W A B AN: Ucapkan.. أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.. Ucapkan.. أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.. Itu syaithon yang berbicara.. Karena dia manyamakan antara Khaliq dengan makhluq, dengan satu pertanyaan. Yang ditanya siapa yang Menciptakan.. itu makhluq, sedangkan Alloh Al Khaliq (pencipta-pen). Baarokallohufiikum.. Maka stop sampai disitu, dan ucapkan : أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.. Jangan kamu layani ucapan seperti itu !! Yang sejenis ini adalah kalimat, "Apakah Alloh bisa menciptakan yang lebih besar dari Dirinya?" Ini juga sama. Kalau mengatakan tidak bisa berarti Alloh tidak BerKuasa, kalau dikatakan bisa berati ada yang lebih Besar dari Alloh Subhanahu Wata'ala. أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.. Ikhwanifiddiin a'azzakumulloh, ini juga syubhat yang sama.. أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.. Alloh Maha Kuasa, bisa berbuat apapun sekehendakNya !! Tapi, apakah Alloh mau...? Hati-hati, tadi syubhatnya sesungguhnya rawan atau rapuh sekali. Alloh Maha Kuasa, Bisa berbuat apapun. "Berarti dia bisa menciptakan (yang lebih besar-pen)?" Kalau Alloh kehendaki, tapi Alloh tidak akan.. (suara kurang jelas_pen) , kan begitu, selesai.. Nggak ada yang lebih besar dari Alloh Subhanahu Wata'ala. Ikhwanifiddiin a'azzakumulloh, jangan sampai terbawa fitnah ini akhirnya mengucapkan kalimat sesat seperti kalimatnya Zakir Naik, yang katanya ahli debat.. Bahwa "aku memiliki 100 (1000-pen) perkara yang Alloh tidak bisa melakukannya." ❌Astaghfirulloh, ini ucapan-ucapan yang mengerikan, ❌Ucapan yang na'udzubillah, ❌Ucapan yang bertentangan dengan ucapan Alloh Subhanahu Wata'ala dalam Al Qur`an berkali-kali…. وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ "Alloh atas segala sesuatu Maha Kuasa" Maha Bisa... Dan ini iman !! Siapa yang tidak percaya, kafir.. Ini iman, ini aqidah !! Siapa yang tidak percaya bahwa Alloh 'ala kulli syai`in qadir, berarti dia kafir.. Ikhwanifiddiin a'azzakumulloh, alhamdulillah.. Sesungguhnya syubhat-syubhat yang seperti itu sering disebarkan oleh kaum filsafat.. Makanya, jangan belajar dari Plato, jangan belajar dari Aristo (teles-pen), jangan belajar dari orang Yunani.. ✅ Belajar dari Al-Qur`an wassunnah, ✅ Belajar dari para ulama salaf, ✅ Belajar dari para shahabat dan tabi'in, ✅ Belajar dari para imam-imam. Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad, belajar dari mereka para aimmah... Na'am. Durasi  02:58 ____________________ مجموعـــــة توزيع الفـــــــوائد ✆ WA Forum Berbagi Faidah [FBF]  | www.alfawaaid.net
9 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

mengimani datangnya ajal

MENGIMANI DATANGNYA AJAL Dari Abu ‘Izzah, Yassar bin Abdillah al Hudzaly, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya jika Allah menghendaki untuk mencabut nyawa seseorang di suatu tempat, maka Dia jadikan orang tersebut berada di tempat itu atau ada keperluan di tempat itu.” Berkata asy Syaikh Zaid al Madkholy rahimahullah : Dalam hadits ini terdapat penjelasan tentang salah satu ushul (pokok) keimanan. Ketahuilah bahwa pokok tersebut adalah mengimani waktu, tempat dan sebab terjadinya ajal, yaitu mengimani tempat, sebab dan waktu yang ruh seorang hamba dicabut pada ketiga keadaan itu. Dan bahwasanya Allah ‘Azza wa Jalla telah menetapkannya sejak zaman azali, sehingga tidak mungkin untuk dimajukan, diundur atau diselisihi. Jadi, kalau Allah telah menetapkan bagi seorang hamba untuk meninggal di suatu tempat di timur atau barat jazirah Arab, maka pasti Allah jadikan untuk hamba tersebut sebuah keperluan ke negeri itu tersebut lalu diwafatkan disana. Dan ini adalah sesuatu yang tidak perlu diragukan oleh seorangpun, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia telah menciptakan makhluk-makhlukNya dan mampu membuat kemungkinan untuk memperjalankan makhluk-makhlukNya, baik yang kecil, besar atau jumlah yang banyak, ke tempat itu yang dia akan meninggal disana, pada waktu yang dia akan meninggal disana dan dengan suatu sebab yang dia akan mati dengannya. Tidak mungkin untuk diselisihi selamanya, dimajukan ataupun diundurkan. Jika Allah menghendaki seorang hamba meninggal di tempat manapun, maka Dia jadikan adanya sebuah keperluan untuk hamba tersebut, lalu Dia memperjalankan hamba tadi ke tempat tersebut, kemudian dia diwafatkan di tempat yang telah Allah tetapkan untuk diwafatkan disana, dengan sebab yang ia meninggal dengannya dan pada waktu yang spesifik yang dia akan meninggal padanya. Ini adalah diantara budi-pekerti iman yang seorang muslim tidak akan meragukannya selamanya. ‘Aunul Ahadis Shomad, Syarhul Adabil Mufrad, hal 408. ___________________ عن أبي عزة يسار بن عبد الله الهذلي ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : إن الله إذا أراد قبض عبد بأرض ، جعل له بها ،أو : فيها حاجة قال العلامة زيد المدخلي رحمه الله: فيه بيان أصل من أصول الإيمان، ألا وهو : الإيمان بوقت الأجل وبمكان الأجل وسبب الأجل ، أي الإيمان بالمكان وبالسبب وبالوقت الذي تقبض فيه روح العبد ، وأن الله عزوجل قد كتبها في الأزل ، فلا يمكن أن تتقدم أوتتأخر أو تتخلف ، فلو كتب الله لعبد أن يموت في أرض الشرق أو الغرب من جزيرة العرب ؛ لجعل له حاجة إلى تلك البلاد فيقبض هناك، وهذا لا يشك فيه أحد ، والله على كل شئ قدير، خلق الخلائق ، وقدر ما يمكن أن يجري على كل مخلوق من مخلوقاته مما صغر أوكبر ، ومن جملة ذلك المكان الذي يموت فيه، والوقت الذي يموت فيه ، والسبب الذي يموت به ، لايمكن أن يتخلف أبدا أو يتقدم ويتأخر فإذا أراد الله قبض عبد في أرض ما جعل له إليها حاجة، فسافر من أجل حاجته، فقبض في المكان الذي كتب الله أن يقبض فيه، وبالسبب الذي يموت به ، وفي الوقت المحدد الذي يموت فيه ، فهذا من خصال الإيمان لا يشك فيه مسلم أبدا. عون الأحد الصمد شرح الأدب . المفرد ص ٤٠٨ ▪▪▪▪▪▪ www.ittibaus-sunnah.net أصحاب السنة ASHHABUS SUNNAH
9 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

apakah menjelaskan kesalahan manhaj termasuk ghibah?

APAKAH MENJELASKAN KESALAHAN MANHAJ TERMASUK GHIBAH ? Oleh: Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin -rahimahullah- Penanya: Menjelaskan kesalahan ahli bid’ah yang misalnya mereka melakukan ta’wil ayat-ayat atau hadist-hadits demikian dan demikian, apakah hal ini teranggap ghibah? Dan bagaimana jika hal itu terjadi di antara para penuntut ilmu? Asy-Syaikh: Menjelaskan kesalahan ahli bid’ah dan siapa saja yang memiliki pemikiran yang rusak atau manhaj yang tidak lurus ini termasuk BENTUK NASEHAT dan bukan termasuk ghibah. Bahkan merupakan bentuk nasehat bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan bagi kaum Muslimin. Jadi jika kita melihat seorang mubtadi’ MENYEBARKAN bid’ahnya, maka wajib atas kita untuk menjelaskan bahwa dia adalah mubtadi’ agar manusia selamat dari kejahatannya. Dan jika kita melihat seseorang memiliki pemikiran yang menyelisihi manhaj salaf maka WAJIB atas kita untuk menjelaskan hal itu agar manusia TIDAK TERTIPU dengannya. Demikian juga jika kita melihat seseorang memiliki manhaj tertentu yang akibatnya buruk, maka wajib atas kita untuk menjelaskan hal itu, agar manusia selamat dari kejahatannya. Dan termasuk bentuk nasehat bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan bagi para pemimpin kaum Muslimin dan keumuman mereka. 〰〰〰 Penanya: Yaa Syaikh, bagaimana jika membicarakan hal itu di antara para penuntut ilmu? ◾Asy-Syaikh: Sama saja, apakah membicarakannya di antara para penuntut ilmu di majelis lain, selama kita khawatir akan tersebar bid’ah atau pemikiran atau manhaj yang menyelisihi Salaf tersebut, maka WAJIB atas kita untuk menjelaskan agar manusia tidak terjatuh kepadanya. ✺✺✺ Sumber: http://bit.ly/1MbZrYM | Alih bahasa: .Abu Almass | Ahad, 16 Jumaadal Ula 1435 H Link audio: http://bit.ly/1MbZF25 [Durasi 01:39] _________________________  مجموعـــــة توزيع الفـــــوائد ✆ WA Forum Berbagi Faidah [FBF] | www.alfawaaid.net
9 tahun yang lalu
baca 2 menit