Tauhid

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

adab kepada allah #3 takut kepada allah (al khouf)

Adab Kepada Allah : #3 Takut Kepada Allah (Al Khouf) Adab Kepada Allah Ta'ala Telah berlalu penyebutan pembagian adab yaitu : Adab kepada Allah Ta'ala dan Adab kepada makhluk- makhluknya, Baca pertemuan sebelumnya >.>  Adab Kepada Allah #2 Cinta Kepada Allah Melebihi Apapun Dalam pertemuan ini kita akan melanjutkan membahas adab kepada Allah Ta'ala, yang merupakan seagung-agungnya adab dan terpenting disamping adab kepada Rasul serta Makhluk- makhluk-Nya. Dan diantara adab kepada Allah Ta'ala yaitu : الخوف من الله تعلى Takut kepada Allah Ta'ala Takut kepada Allah Ta'ala adalah adab yang agung, diantara perkara yang bisa mendatangkan rasa takut kepada Allah Ta'ala yaitu : 1. Pengetahuan seorang hamba akan keagungan kekuasaan Allah Ta'ala, Allah Ta’ala berfirman: إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (sambil berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” [Ali ‘Imran Ayat 190-191]. Penggambaran Kebesaran Allah Ta'ala Juga diriwayatkan Oleh sahabat Abu Dzarr Radhiallahuanhu beliau berkata: “Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:  ﻣَﺎ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕُ ﺍﻟﺴَّﺒْﻊُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻜُﺮْﺳِﻲِّ ﺇِﻻَّ ﻛَﺤَﻠَﻘَﺔٍ ﻣُﻠْﻘَﺎﺓٍ ﺑِﺄَﺭْﺽِ ﻓَﻼَﺓٍ ﻭَﻓَﻀْﻞُ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻜُﺮْﺳِﻲِّ ﻛَﻔَﻀْﻞِ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﻔَﻼَﺓِ ﻋَﻠَﻰ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﺤَﻠَﻘَﺔِ “Tidaklah tujuh langit dibandingkan kursi (Allah Ta'ala) kecuali seperti cincin yang dilemparkan di tanah lapang dan besarnya ‘Arsy dibandingkan kursi adalah seperti tanah lapang dibandingkan dengan cincin“ (dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah no. 109) Berkata Syeikh Shalih Fauzan hafidzahullah : "Arsy adalah makluk yang bertempat tertinggi diantara makluk - makhluk lainya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits : إنَ السماواتِ السبعَ بالنسبةِ للكرسيِ كسبعِ دراهمَ ألقيتْ في تُرسِ" "Sesungguhnya langit yang tujuh lapis dibandingkan dengan kursi adalah bagaikan tujuh lempeng dirham yang dilemparkan diatas perisai ( tameng untuk berperang)"  Yakni maksudnya : Langit yang tujuh tingkat dengan segala keagunganya serta isinya dibandingkan dengan kursi adalah bagaikan tujuh lempeng uang dirham yang ditaruh diatas perisai yang digunakan oleh seorang pasukan perang. Maka seperti apa kecilnya uang dirham tadi dibandingkan perisai besar yang melingkar? Tentulah sangat kecil. Maka renungi dimana posisi kamu wahai hamba Allah? dibumi sebelah dimana engkau berpijak? apakah kedudukanmu, hartamu, fisikmu dll yang engkau sombongkan dari Nya ? seberapa besarnya kamu wahai manusia dibandingkan makhluk Allah yang begitu besar,  maka fikirkanlah ini, karena dengan mengakui kelemahanmu dan dosamu,  bisa membuat sadar akan kebesaran Allah Ta'ala dan menumbuhkan rasa takut yang menghasilkan ketaatan dan ibadah kepada Allah Ta'ala. 2. Mengilmui dan merenungi serta mentadaburi dari  Dalil-dalil ancaman, baik ya Allah Ta'ala langsung kisahkan didunia ini sebagai pelajaran dari kehidupan suatu kaum pada zaman-zaman para nabi  dan rasul yang Allah Ta'ala siksa dengan dahsyat. Allah Ta'ala Berfirman tentang kaum Nabi Nuh Alaihi Wassalam : وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوۡمِهِۦ فَلَبِثَ فِيهِمۡ أَلۡفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمۡسِينَ عَامٗا فَأَخَذَهُمُ ٱلطُّوفَانُ وَهُمۡ ظَٰلِمُونَ   Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim. [Al ‘Ankabut:14] Allah Ta'ala berfirman tentang kaum nabi Luth alaihi wassalam : {فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ}  “Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami jungkir balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,” (Surat Huud ayat 82) Kisah Nabi Musa Alaihi wassalam : وَإِذۡ فَرَقۡنَا بِكُمُ ٱلۡبَحۡرَ فَأَنجَيۡنَٰكُمۡ وَأَغۡرَقۡنَآ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ وَأَنتُمۡ تَنظُرُونَ   Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan. [Al Baqarah:50] Dan seterusnya dari kisah-kisah ayat Alqur'an dan ayat kauniyah Allah Ta'ala. 3. Dengan mengilmui dan merenungi pedihnya siksa didalam alam kubur, dahsyatnya hari dibangkitkan dan digiringnya bahkan sebagian manusia berdosa diseret dipadang mahsyar, serta dahsyatnya hari pembalasan yang hendaknya setiap diri merenung bekal apa yang harus dipersiapkan dihari tidak bisa beranjak kaki seorang hamba sampai mereka ditanya tentang amanahnya didunia ini, juga dengan mengingat kengerian ketika berjalan diatas sirat, dan kedahsyatan neraka. Diantara Gambaran Dahsyatnya kematian dan Alam Kubur : Allah Ta'ala berfirman : كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imran :185] Rasul Shalallahu alaihi wassalam bersabda : وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ : مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ : هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ ؟ فَيَقُولُ : هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنَ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ, فَيَقُولُ: مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمِ السَّاعَةَ "Kemudian ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya. Kedua malaikat itu bertanya, “Sipakah Rabbmu?” Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak kenal”. Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?” Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak kenal”. Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?”Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak kenal”. Lalu penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah berkata dusta, berilah dia hamparan dari neraka, dan bukakanlah sebuah pintu untuknya ke neraka.” Maka panas neraka dan asapnya datang mendatanginya. Dan kuburnya disempitkan, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, beraroma busuk, lalu mengatakan, “Terimalah kabar yang menyusahkanmu ! Inilah harimu yang telah dijanjikan (keburukan) kepadamu”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, janganlah Engkau tegakkan hari kiamat”. [Shahih Aljami’ no: 1672] Gambaran hari dibangkitkan dan dikumpulkan dipadang Mahsyar: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً “Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” ( Riwayat Imam Muslim, no. 5102 ) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِنَّكُمْ تُحْشَرُوْنَ رِجَالاً وَرُكْبَانًا وَتُجَرُّوْنَ عَلَى وُجُوْهِكُمْ “Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan berjalan, dan ada juga yang berkendaraan, serta ada pula yang berjalan di atas wajah-wajah kalian.” (Diriwayatkan Oleh Imam Tirmidzi dan dihasankan Syeikh Albaniy Rahimahullah) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيْلِ أَمَسَافَةَ اْلأَرْضِ أَمْ الْمِيْلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ، قَالَ : فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا، وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ “Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” ( Diriwayatkan Imam Muslim no. 2864) Gambaran kesulitan sirath dan dahsyatnya siksa api neraka  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: الْمُؤْمِنُ عَلَيْهَا كَالطَّرْفِ وَكَالْبَرْقِ وَكَالرِّيحِ وَكَأَجَاوِيدِ الْخَيْلِ وَالرِّكَابِ فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ وَنَاجٍ مَخْدُوشٌ وَمَكْدُوسٌ فِي نَارِ جَهَنَّمَ حَتَّى يَمُرَّ آخِرُهُمْ يُسْحَبُ سَحْبًا ( متفق عليه) Orang Mukmin di atasnya (yakni shirath), ada yang secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat kuda yang amat kencang berlari, dan ada yang secepat pengendara. Maka ada yang selamat setelah tertatih-tatih dan ada pula yang dilemparkan ke dalam neraka. Mereka yang paling terakhir merangkak secara pelan-pelan”. (Muttafaqun ‘alaih) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: يُؤتَى بأنْعَم أهل الدنيا مِنْ أهل النار فيُصْبَغُ في النارِ صَبْغَةً ثم يُقَال: يا ابنَ آدمَ هل رأيتَ خيراً قطُّ هل مَرَّ بكَ نعيمٌ قط؟ فيقولُ لا والله يا ربِّ، ويؤْتَى بأشَدِّ الناسِ بؤساً في الدنيا مِنْ أهل الجنة فيصبغُ صبغةً في الجنة فيقال: يا ابن آدمَ هل رأيتَ بؤساً قط؟ هل مَرَّ بك من شدة قط؟ فيقولُ: لا والله يا ربِّ ما رأيتُ بؤساً ولا مرّ بِي مِنْ شدةٍ قَطُّ “Didatangkan penduduk neraka yang paling banyak nikmatnya di dunia pada hari kiamat. Lalu ia dicelupkan ke neraka dengan sekali celupan. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kebaikan sedikit saja? Apakah engkau pernah merasakan kenikmatan sedikit saja?’ Ia mengatakan, ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku.” Didatangkan pula penduduk surga yang paling sengsara di dunia. Kemudian ia dicelupkan ke dalam surga dengan sekali celupan. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan keburukan sekali saja? Apakah engkau pernah merasakan kesulitan sekali saja?’ Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku! Aku tidak pernah merasakan keburukan sama sekali dan aku tidak pernah melihatnya tidak pula mengalaminya” (HR. Muslim no. 2807) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: إنَّ أهْوَنَ أهل النارِ عذاباً مَنْ لَهُ نَعْلانِ وشِرَاكانِ من نارٍ يَغلي منهما دماغُه كما يغلي المِرْجَل ما يَرَى أنَّ أحداً أشدُّ منهُ عَذَاباً وإنَّهُ لأهْونُهمْ عذاباً ”Penduduk neraka yang paling ringan siksaannya di neraka adalah seseorang yang memakai dua sandal neraka yang memiliki dua tali. Kemudian otaknya mendidih karena panasnya sebagaimana mendidihnya air di kuali. Orang tersebut merasa tidak ada orang lain yang siksanya lebih pedih dari siksaannya. Padahal siksaannya adalah yang paling ringan diantara mereka” (Riwayat Imam Muslim no. 213) Pembagian Takut :  Disebutkan Para ulama Takut itu ada yang sifatnya ibadah ( khouf ibadah) takut ini yang wajib ditumbuhkan, ada yang sifatnya syirik ( khouf syirik) takut ini yang harus dijauhi, ada yang sifatnya haram ( khauf maksiah) ini juga harus dihindari , ada yang sifatnya tabiat ( khauf Thabiah ) ini dibolehkan sebatas tabiat, serta ada takut yang pengecut ( alkhoufu alwahmiyu) ini takutnya para pengecut dan kita berlindung dari takut seperi ini. Semoga Allah Ta'ala menumbuhkan rasa takut ibadah dalam hati kita sehingga tercermin  dg rasa takut ini, semangat amal ibadah pemurnian ketaatan dan ketundukan  kepada Allah Ta'ala.  Bersambung insyallah... ____________ Akhukum Fillah Ustadz Abu Amina حفظه الله  Dipondok Annashihah Cepu Dikutip dari Tafsir Assa'diy rahimahullah, Shahih Kutubu Sittah, Ceramah dan kitab Syeikh Shaleh Fauzan Hafidzahullah, Ceramah dan kitab  Syeikh Utsaimin rahimahullah, Fathul Madjid Syarah Kitab Tauhid, Dan sumber lainya yang sebagian disebut diatas.  Whatsapps Pesantren Salaf Online Adab Kepada Allah #3 Takut Kepada Allah (Al Khouf)
6 tahun yang lalu
baca 12 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

adab kepada allah #2 mencintai allah melebihi apapun

Mencintai Allah Ta'ala melebihi kecintaanya terhadap selain-Nya dari segala sesuatu. Adab Kepada Allah Ta'ala Telah berlalu penyebutan pembagian adab yaitu : *Adab kepada Allah Ta'ala dan Adab kepada makhluk- makhluknya, Baca Sebelumnya >.> Adab Kepada Allah #1 Mentauhidkan Allah Dalam pertemuan ini kita akan memulai membahas adab kepada Allah Ta'ala, yang merupakan seagung-agungnya adab dan terpenting disamping adab kepada Rasul serta Makhluk- makhluk-Nya. Dan diantara adab kepada Allah Ta'ala yaitu : 2⃣ محبة الله اكثر مما سواه Mencintai Allah Ta'ala melebihi kecintaanya terhadap selain-Nya dari segala sesuatu. Dan akar kecintaan ini ketika seorang mukmin menyaksikan Allah Ta'ala Maha kuasa, Maha Hakim,  Maha pemberi nikmat dan dia manusia merasakan nikmat-nikmat itu serta dia meyakini keindahan beserta kesempurnaan sifat-sifat Allah Ta'ala. Serta dengan kecintaan ini seorang mukmin mentaati dari apa yang Dia cintai serta cabang kecintaan yang Allah Ta'ala perintahkan. Allah Ta'ala berfirman  : وما بكمْ منْ نعمةٍ فمنَ اللهِ "Apa saja nikmat yang ada pada kalian (manusia) maka datangnya dari Allah Ta'ala" (QS. An-Nahl 53) Dialah Allah Ta'ala yang menciptakan manusia, mengatur urusan mereka, mensyariatkan apa saja yang bermanfaat untuk agama dan dunianya, maka seharusnya dikarenakan sebab itu dia wajib mencintai Allah Ta'ala dengan kecintaan yang paling pokok dan  mengalahkan kecintaanya kepada segala sesuatu selainya, Allah Ta'ala menyebutkan sangat mendalamnya kecintaan orang-orang beriman kepada Allah Ta'ala Sebagaimana firman-Nya : و الذينَ امنُوا اشدُّ حُبّا لله "Dan orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah Ta'ala" (Q.S. Al-Baqarah 160) Berkata Syeikh Shalih Al Fauzan hafidzahullah mengenai ayat diatas : والذين آمنوا أشد حباً لله: أي: من حب أصحاب الأنداد لله. وقيل: من حب أصحاب الأنداد لأندادهم. " Dan orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah Ta'ala yaitu melebihi kecintaan orang-orang musyrik kepada Allah Ta'ala, Juga dikatakan melebihi kecintaan mereka kepada sesembahan-sesembahan mereka." Wajibnya mencintai Allah melebihi segala sesuatu, Allah  Ta'ala berfirman : قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَاأَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ Katakanlah; “Jika bapak-bapak kalian, dan anak-anak kalian , dan saudara-saudara kalian, dan istri-istri kalian, dan kaum keluarga kalian,dan harta kekayaan yang kamu usahakan, dan perniagaan yang kamu khawatiri kerugianya, serta rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta dari berjihad di jalan-Nya,maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS. At-Taubah 24) Berkata Syaikh As Sa’diy rahimahullah : وهذه الآية الكريمة أعظم دليل على وجوب محبة اللّه ورسوله، وعلى تقديمها على محبة كل شيء، وعلى الوعيد الشديد والمقت الأكيد، على من كان شيء من هذه المذكورات أحب إليه من اللّه ورسوله، وجهاد في سبيله. “Ayat-ayat yang mulia ini adalah dalil paling agung yang  menunjukkan wajibnya mencintai Allah dan Rasul-Nya, mendahulukannya atas kecintaan segala sesuatu. Juga menunjukkan ancaman keras dan kebencian sangat atas orang yang lebih mencintai salah satu dari yang telah disebutkan (diatas dalam ayat itu) daripada Allah, Rasul-Nya, dan berjihad di jalan-Nya.” Manisnya Iman bisa diraih dengan kecintaan Kepada Allah Ta'ala, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu : ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ  أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ. “Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada diri seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu  : Barangsiapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya, Apabila ia mencintai seseorang,  tidaklah mencintainya melainkan karena Allah semata,  Dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya,  sebagaimana di benci untuk dilemparkan ke dalam api Neraka.” Hadits Shahih Riwayat Bukhariy No.16. Diantara Sebab Tumbuhnya Cinta kepada Allah Ta'ala : Berkata Syeikh Shaleh Fauzan hafidzahullah: فإن محبة الله سبحانه وتعالى هي أعظم أنواع العبادة القلبية, Maka sesungguhnya mencintai Allah Ta'ala merupakan jenis yang paling agung dari ibadah- ibadah hati. ومما يقويها ويعين عليها التأمل في نعم الله سبحانه وتعالى ، وفي آيات الله سبحانه وتعالى ، فإن هذا مما يزيدك محبةً لله عز وجل "Dan dari sebab yang memperkuat dan yang menolong kecintaan kepada Allah Ta'ala yaitu dengan memperhatikan dengan seksama nikmat Allah Ta'ala (kepada kita), dan juga dengan seksama memperhatikan tanda- tanda kekuasaan Allah Ta'ala, Dan sesungguhnya ini semua bisa menambah kecintaan kepada Allah Ta'ala. Kecintaan kepada Allah Ta'ala menuntut seseorang hamba untuk membuktikan cintanya dengan wujud ketaatan kepada -Nya dan Rasul-Nya. Berkata Syeikh Shaleh Fauzan hafidzahullah menyebutkan Firman Allah Ta'ala : قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم ))  . فعلامة محبة الله محبة صحيحة حقيقية اتباع الرسول صلى الله عليه وسلم ، فمن ادّعى أنه يحب الله ولكنه لا يتبع الرسول فهذا كذاب  " Katakan : jika kalian mencintai Allah Ta'ala maka ikuti Aku ( Muhammad Shalallahu alaihi wassalam ) maka Allah Ta'ala akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian dan Allah Ta'ala maha pengampun lagi maha penyayang" Maka ciri kecintaan kepada Allah Ta'ala yang benar dan shahih yaitu dengan mengikuti Rasul Shalallahu alaihi wassalam، barang siapa yang menunaikan pengikutan tersebut maka sesungguhnya dia mencintai Allah Ta'ala, Akan tetapi jika tidak mengikuti Rasul maka ini kedustaan  (dengan pengakuanya) Berkata penyair yang bijak :  لَو كانَ حُبُّكَ صادِقاً لَأَطَعتَهُ إِنَّ المُحِبَّ لِمَن يُحِبُّ مُطيعُ " Jikalau seandainya kecintaanmu benar maka kamu akan mentaatinya" " Sesungguhnya pecinta itu kepada kekasih yang dia cintai tunduk". Bersambung insyallah... Akhukum Fillah Ustadz Abu Amina حفظه الله  Dipondok Annashihah Cepu Dikutip dari Tafsir Assa'diy, Fathul Madjid Syarah Kitab Tauhid,  Mulakhos Tauhid,  Majmu Fatawa dan Ceramah Syeikh Shaleh Fauzan Hafidzahullah._ Sumber : http://t.me/pesantren_salaf_online Adab Kepada Allah #2 Mencintai Allah Melebihi Apapun
6 tahun yang lalu
baca 6 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

hukum meninggalkan amal karena takut riya

MENINGGALKAN AMAL KARENA TAKUT RIYA'? [Solusi dan Nasihat Salafus Shalih untuk Mengatasi Waswas Syaithon dalam Beramal Shalih] Al-Imam Ibnu Muflih al-Maqdisiy -rahimahullah- berkata: PASAL: TIDAK SELAYAKNYA MENINGGALKAN AMALAN YANG SYAR'I KARENA TAKUT RIYA "Termasuk hal yang terjadi pada insan ketika ia ingin melakukan ketaatan, sesuatu muncul pada dirinya yang membawanya untuk meninggalkan amalan karena khawatir terjatuh dalam bentuk riya'. Padahal yang sepatutnya adalah: ◾️ tidak berpaling kepada hal tersebut, ◾️ seorang insan hendaknya mengerjakan apa yang Allah 'azza wa Jalla perintah dan mendorong hamba kepadanya, ◾️ ia juga hendaknya isti'anah/ memohon perlindungan kepada Allah ◾️ dan bertawakkal kepada-Nya untuk melaksanakan amalan tersebut dalam bentuk yang disyariatkan. Dan sungguh Asy-Syaikh Muhyiddin an-Nawawiy rahimahullah berkata, "Tidak sepantasnya untuk ia meninggalkan dzikir dengan lisan disertai hatinya karena takut dianggap riya'. Bahkan ia berdzikir dengan keduanya secara keseluruhannya. Dan ia meniatkan dengannya wajah Allah 'Azza wa Jalla." Beliau menyebutkan ucapan Fudhail bin 'Iyaadh rahimahullah: إن ترك العمل لأجل الناس رياء، و العمل لأجل الناس شرك "Sesungguhnya meninggalkan amal karena manusia adalah riya' dan beramal karena manusia adalah syirik." Beliau -an-Nawawiy- berkata, "Sehingga jika seorang insan membuka untuknya pintu "perhatian manusia" dan "berjaga-jaga dari persangkaan mereka yang batil" NISCAYA tertutup atas orang tersebut pintu-pintu kebaikan yang banyak." Selesai perkataan beliau. Dan Abul Faraj Ibnul Jauziy -rahimahullah- berkata, "Adapun meninggalkan ketaatan sebab takut dari riya' maka: ✅ Jika yang mendorongnya atas ketaatan itu bukan karena diin maka yang selayaknya untuk ia meninggalkannya. Sebab amalan itu adalah maksiat. ✅ Sedangkan apabila pendorongnya untuk beramal adalah karena diin dan untuk Allah 'Azza wa Jalla -ikhlas- maka tidak sepatutnya untuk ia meninggalkan amalan. Sebab pemantik amalan adalah karena alasan diin. Demikian pula apabila ia meninggalkan amalan karena khawatir untuk dikatakan seorang yang riya' maka hal itu tidak pantas. Sebab hal tersebut merupakan bagian tipu daya syaithon." Ibrahim an-Nakha'iy -rahimahullah- berkata, "Apabila syaithon datang kepadamu dan kamu sedang shalat, lalu ia berkata, "Sesungguhnya kamu sedang berbuat riya'!" ...MAKA panjangkanlah shalatmu!" (yaitu lawan dan jangan ambil perduli, pent.) Adapun yang diriwayatkan dari sebagian salaf bahwa ia meninggalkan ibadah karena takut riya', hal tersebut dibawa kepada bahwa mereka merasakan dalam diri mereka suatu hal tazayyun (memperindah-indah amalan di hadapan manusia). Sehingga mereka pun memutusnya." Hal ini benar sebagaimana yang beliau katakan. Dan termasuk di dalamnya adalah perkataan al-A'masy, "Dahulu aku sedang bersama Ibrahim an-Nakha'iy dan beliau sedang membaca mushaf. Kemudian seseorang memohon izin(untuk bertemu beliau). Maka beliau menutup mushaf-nya lalu berkata, "Jangan sampai ia mengira bahwa aku membaca Al-Qur'an setiap saat"." Dan apabila ia tidak meninggalkan ibadah karena takut terjatuh kepada riya' (KETIKA melaksanakannya) maka yang LEBIH UTAMA lagi untuk ia tidak meninggalkannya karena takut 'ujub(terkagum-kagum) yang masuk (ke dalam dirinya) . SETELAH melaksanakan ibadah." 📖 Al-Adaabus Syar'iyyah, Ibnu Muflih, 1/ 343 344. ------------------------------------- #Terus berjuang ikhlas ketika beramal #Tidak tertipu syaithan dengan meninggalkan amalan dan menyebar ilmu #Tidak tekun menuntut ilmu, takut berbagi faidah, tidak menjawab apa yang ia ketahui, dan meninggalkan dakwah karena merasa tidak berilmu dan yang semisalnya adalah waswas dari syaithan # Perkataan seseorang berdasar ilmu dari Kitabullah dan Sunnah suatu yang sangat berat bagi syaithan sehingga ia dan pasukannya akan terus menyebar waswas kepada para penuntut ilmi dan da'i agar mereka diam dan meninggalkan dari mengucapkan, mengamalkan, dan menyebarkan ketaatan. و الله أعلم بالصواب. Alih Bahasa: Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafizhahullah https://t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF] | www.alfawaaid.net
7 tahun yang lalu
baca 4 menit