TAKHRIJ HADIS MERAPATKAN TUMIT KETIKA SUJUD DALAM SALAT Pertanyaan Bismillah. Izin bertanya ustadz, apa benar hadits tentang merapatkan tumit ketika sujud itu lemah dan tidak bisa amalkan, mohon penjelasannya. Jazakumullahu khairan Jawaban Oleh al-Ustadz Abu Fudhail 'Abdurrahman Bin Umar hafizhahullah, Disebutkan di dalam hadis, . فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَكَانَ مَعِي عَلَى فِرَاشِي فَوَجَدْتُهُ سَاجِدًا رَاصَّا عَقِبَيهِ مُسْتَقْبِلًا بِأَطرَافِ أَصَابِعِهِ لِلقِبْلَة "Aku kehilangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sebelumnya bersamaku di tempat tidur. Lalu aku dapati beliau sedang sujud, merapatkan kedua tumitnya, menghadapkan jari-jari kaki ke kiblat." Hadis ini dikeluarkan oleh at-Thahawi di dalam al-Musykil, Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim dan dishahihkan oleh al-Allaamah al-Albani di dalam al-'Ashl 2/732. Beliau berkata, إنما هو صحيح على شرط مسلم "Hanya saja hadis ini shahih sesuai dengan syarat imam Muslim." Sebagian ulama melemahkan riwayat ini karena di dalam sanadnya terdapat Yahya bin Ayyub al-Ghaffaaqiy. Syekh Muqbil bin Hadi rahimahullah berkata, يحيى بن أيوب الغافقي وإن كان من رجال الشيخين ففيه كلام، فالظاهر أن لفظة "ضم العقبين"في هذا الحديث شاذة والله أعلم. "Yahya bin Ayyub al-Ghaffaaqii walaupun termasuk dari rawi al-Imam al-Bukhari dan Muslim, namun padanya terdapat pembicaraan. Yang nampak adalah bahwa lafaz 'menggabungkan kedua tumit,' di dalam hadis ini merupakan lafaz yang aneh(mengganjal) wallahua'lam." Syekh Abdul Aziz bin Baz berkata, فهذا فيه نظر، الظاهر أنه شاذ ومخالف للأحاديث الصحيحة "Hadis ini padanya terdapat kritikan. Yang nampak adalah ini riwayat yang aneh (lemah). Menyelisihi hadis-hadis yang shahih." (Fatāwā Nūrun 'alā ad-Darb, 8/294). Oleh karena itu sebagian ulama berpendapat, ketika sujud, tumit direnggangkan dan tidak dirapatkan. Ini adalah pendapat al-Imam asy-Syafi'i. Al-Imam an-Nawawi berkata, قال الشافعي والاصحاب يستحب للساجدان يُفَرِّجَ بَيْنَ رُكْبَتَيْهِ وَبَيْنَ قَدَمَيْهِ "Al-Imam asy-Syafi'i dan yang bersamanya berpendapat dianjurkan bagi orang yang sujud di dalam salat untuk merenggangkan kedua lutut dan tumitnya." (al-Majmū', jilid 3, hlm. 431). Dan pendapat ini dipilih oleh asy-Syaukani, syekh Abdul Aziz ibnu Baz dan yang lainnya. Syekh Abdul Aziz ibnu Baz berkata, والمحفوظ أنه صلى الله عليه وسلم كان يقيم قدميه، كل واحدة منفردة عن الأخرى. "Yang shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah beliau menegakkan kedua tumitnya. Masing-masing terpisah dari yang lainnya." (Fatāwā Nūrun 'alā ad-Darb, 8/294). Pendapat yang kuat adalah merapatkan ke dua tumit yakni pendapat yang dipegang oleh syekh al-Albani rahimahullah. Pendapat ini juga dipilih oleh syekh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin. Anggaplah hadis di atas lemah. Namun, kisah tersebut disebutkan oleh al-Imam Muslim di dalam shahihnya, Aisyah radhiyallahu 'anha bercerita, فقَدْتُ رَسولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَلَيْلَةً مِنَ الفِرَاشِ فَالْتَمَسْتُهُ فَوَقَعَتْ يَدِي علَى بَطْنِ قَدَمَيْهِ وهو في المَسْجِدِ وهُما مَنْصُوبَتَانِ "Suatu malam, aku kehilangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tempat tidur. Lalu aku mencari-cari, dan tanganku mengenai kedua telapak kaki Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang sujud di masjid (Muslim no. 486). Yang nampak di sini Aisyah mencari Rasulullah dalam keadaan berbaring dan beliau menjumpai telapak kaki Nabi yang sedang sujud di masjid karena memang demikian keadaannya, tempat tinggal beliau berdampingan dengan masjid. Tidaklah mungkin satu telapak tangan Aisyah mengenai kedua telapak kaki Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melainkan kedua telapak kaki tersebut dalam keadaan merapat dan sangat tidak mungkin tumit beliau ketika itu renggang dan terpisah karena satu telapak tangan tidaklah cukup untuk kedua telapak kaki jika renggang dan terpisah. Syekh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin berkata, واليد الواحدة لا تقع على القدمين إلا في حال التَّراصِّ... وعلى هذا؛ فالسُّنَّةُ في القدمين هو التَّراصُّ بخلاف الرُّكبتين واليدين "Satu tangan yang mengenai kedua tumit tidaklah mungkin terjadi melainkan keadaan kedua tumit tersebut merapat. Atas dasar ini, maka yang sesuai dengan sunah pada kedua tumit ketika sedang sujud adalah merapat berbeda dengan kedua lutut dan tangan." (as-Syarhul Mumti', jilid 3, hlm. 122). Wallahua'lam 📃 Sumber: Majmu'ah al-Fudhail ✉️ Publikasi: https://t.me/TJMajmuahFudhail