وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ - أَوْ لِأَخِيهِ- مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Muhammad ﷺ, beliau bersabda,
“Demi Dzat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, seorang hamba belum beriman sampai ia menyukai untuk tetangganya -atau untuk saudaranya- hal yang ia sukai untuk dirinya sendiri.”
Muttafaqun ‘alaihi [H.R. Al-Bukhari (13) dan Muslim (45)].
_________________________________________
• Hadits ini menunjukkan bahwa salah satu perangai orang beriman ialah senang jika tetangga dan saudaranya muslim mendapatkan kebaikan seperti yang ia harapkan untuk dirinya sendiri.
▫️ Al-‘Allamah Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah berkata,
“Seorang mukmin merasa senang apabila tetangganya dan saudara-saudaranya muslim mendapatkan sesuatu seperti yang ia senangi. Tidak ada iri hati, benci, dan dengki kepada saudara-saudaranya. Bahkan, ia senang dengan kebaikan untuk saudaranya dan tidak menyukai keburukan yang mengenai mereka.
Jika di hatinya ada kebencian kepada orang-orang beriman, maka itu bukti bahwa imannya dalam kondisi lemah, imannya tidak sempurna... Karena itu, beliau ﷺ bersabda dalam hadits ‘Belum beriman salah seorang dari kalian...ʼ, artinya belum beriman dengan sempurna.
Orang yang imannya sempurna adalah orang yang menyukai segala kebaikan untuk saudaranya, para tetangganya, dan karib kerabatnya; dan ia membenci segala hal buruk yang menimpa mereka. Begitulah keadaan orang beriman. Iman membuat pemiliknya memiliki sifat demikian.
Tetapi, jika engkau melihat pada dirimu hal yang berbeda dengan sifat orang beriman di atas, maka ketahuilah, itu adalah kelemahan iman. Jika engkau melihat dirimu dengki, benci, dan zalim kepada saudara-saudaramu muslim, maka ketahuilah, bahwa itu kelemahan pada imanmu. Bertobatlah kepada Allah dan segeralah meninggalkan sifat-sifat buruk itu.”
Syarah Kitab al-Jamiʼ, hlm. 62-63.
----------------
Muslim yang baik ialah yang memiliki perhatian kepada tetangganya, membantunya di kala sulit, dan bentuk kepedulian lainnya.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
“Jibril senantiasa mewasiatkanku untuk berbuat baik terhadap tetangga, sampai aku mengira bahwa tetangga juga akan mendapatkan harta waris.”
H.R. Al-Bukhari (6014) dan Muslim (2625).
Beberapa Hak Tetangga.
Dalam Taudhih al-Ahkam (7/334) disebutkan sejumlah hak tetangga yang perlu diperhatikan oleh seorang mukmin,
“Hubungan antar tetangga mengharuskan penunaian hak-hak, bukan sekedar tidak mengganggunya. Yang juga termasuk hak tetangga ialah;
- bersabar menghadapi gangguannya;
- berlemah lembut kepadanya;
- berbuat baik lebih dulu kepadanya;
- memulai ucapan salam untuknya;
- menjenguknya di kala sakit;
- menghiburnya saat tertimpa musibah;
- mengucapkan selamat dalam kegembiraannya;
- berlapang dada dengan ketergelinciran sikapnya;
- dan tidak mengintip ke dalam rumahnya...”
✍️ -- Hari Ahadi [Pembahasan hadits kelima | Kitab al-Jami' | Bab al-Birru wa ash-Shilah]