Ghaib

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

bahaya penyakit 'ain dan cara pencegahannya

KETIKA PANDANGAN MATA BERHASIL MENYAKITI Apabila rasa hasad telah melambung tinggi, namun pemiliknya tak mampu melampiaskannya lewat lisan dan fisik, maka dia akan memendam bara api kedengkiannya dalam jiwa. Dia hanya mampu memandang musuhnya dengan pandangan hasad yang meledak-ledak, ketika itulah penyakit 'ain beraksi untuk menyakiti orang yang didengki bak virus yang berbahaya. Bila orang yang didengki tidak memiliki perisai jiwa dan ruh berupa dzikrullah, maka dia akan jatuh sakit dengan sebab pandangan tersebut. Bahkan yang lebih mengerikan kedengkian tersebut bisa memberikan efek negatif pada yang dihasadi tanpa melalui kontak mata, hanya dengan . membayangkan kejelekan untuk musuhnya. Al Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah berkata: ونفس العائن لا يتوقف تأثيرها على الرؤية ، بل قد يكون أعمى فيوصف له الشيء فتؤثر نفسه فيه وإن لم يره ، وكثير من العائنين يؤثر في المعين بالوصف من غير رؤية “ ’Ain bukan hanya lewat jalan melihat. Bahkan orang buta sekali pun bisa membayangkan sesuatu, lalu ia bisa memberikan pengaruh ‘ain meskipun ia tidak melihat. Banyak kasus yang terjadi yang menunjukkan bahwa ‘ain bisa menimpa seseorang hanya lewat khayalan tanpa melihat." [Zaadul Ma'ad 4/153] Maka hendaknya kita membentengi diri dengan benteng terkokoh untuk membendung serangan musuh yang nampak dan tidak nampak yaitu dzikrullah. Rasulullah صلى الله عليه وسلم  meminta perlindungan untuk Al-Hasan dan Al-Husain radhiyallahu ’anhuma kepada Allah ta’ala dari penyakit ‘ain, sebagaimana dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, beliau berkata, كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّة “Nabi صلى الله عليه وسلم  pernah meminta perlindungan untuk Al-Hasan dan Al-Husain (kepada Allah ta’ala) dan beliau berkata (kepada Al-Hasan dan Al-Husain), sesungguhnya bapak kalian berdua (yaitu nabi Ibrahim ‘alaihissalam) meminta perlindungan untuk Ismail dan Ishaq dengan membaca: أَعُيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ “U’idzukuma bi kalimaatillaahit taammaati min kulli syaithonin wa haammatin wa min kulli ‘ainin laammatin.” Aku meminta perlindungan untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang maha sempurna dari setan, binatang berbisa dan mata yang dengki .” [HR. Al-Bukhari no 3371] http://bit.ly/uimusy --------------------- Menjaga Anak-Anak Dari Mara Bahaya Dan Penyakit Ain Pertanyaan Bagaimana cara kita menjaga anak-anak dari penyakit ain? Jawaban Dengan doa, anda bisa membacakan kepada anak-anak doa أعيذك بكلمات الله التامات من شر ما خلق U’iidzuka bikalimaatillaah at-Taammaati min syarri maa kholaq Artinya : “Aku memohonkan perlindungan untukmu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan yang telah Dia ciptakan” Doa ini dibaca tiga kali ketika akan tidur atau pada siang hari atau kapan saja. Berdoa memohonkan perlindungan untuknya kepada Allah. Dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam memohonkan perlindungan untuk al-Hasan dan al-Husain dengan mengatakan أُعِيْذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ Artinya, “Aku memohonkan perlindungan untuk kalian berdua dengan kalimat Allah yang sempurna dari semua setan, hewan melata, dan (penyakit ain) yang ditimbulkan mata jahat.” Demikianlah, anda mengucapkan kepada seorang anak أعيذك Artinya: “Aku melindungimu” Jika anak-anak jumlahnya banyak, maka anda mengucapkan أعيذكم Artinya: “Aku melindungi kalian” Narasumber: Syaikh Abdul Aziz bin Baz رحمه الله Rujukan: Al-Mauqi'ur Rosmii lisamahatis Syaikh bin Baz رحمه الله Sumber: https://salafytemanggung.com/menjaga-anak-anak-dari-mara-bahaya-dan-penyakit-ain/ -------------- TERKADANG ANAK KECIL MENANGIS KARENA 'AIN Aisyah radhiyallahu anha berkisah,  "Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar suara tangisan seorang anak kecil. Maka beliau bersabda, مَا لِصَبِيِّكُمْ هَذَا يَبْكِى فَهَلاَّ اسْتَرْقَيْتُمْ لَهُ مِنَ الْعَيْنِ “Kenapa anak kecil kalian ini menangis terus? Tidakkah kalian merukyahnya agar dia sembuh dari penyakit 'ain.” HR. Ahmad dan Syaikh al-Albani rahimahullah menshahihkannya dalam ash-Shahihah 1408 https://t.me/KajianIslamTemanggung ---------------- BERBAHAYANYA PENYAKIT 'AIN  Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin Rahimahullah berkata: قد يُصاب الإنسان المتدين بالعين ويضيق صدره بالعبادة، أو يصاب بالعين فينسى ما حفظ، أو يصاب بالعين فيعجز أن يحفظ. فالعين -نسأل الله العافية- قال فيها الرسول عليه الصلاة والسلام : "لو سبق القَدر شيء لسبقته العين". صحيح، رواه مسلم ٢١٨٨ "Terkadang seseorang yang saleh ditimpa penyakit 'ain, sehingga mengakibatkan dadanya menjadi sesak ketika beribadah, atau ditimpa penyakit 'ain sehingga lupa semua hafalannya, atau ditimpa penyakit 'ain sehingga ia lemah dalam menghafal. Penyakit 'ain (Kami meminta keselamatan kepada Allah) sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: "Kalau saja ada sesuatu mendahului takdir, niscaya akan didahului oleh 'ain." (Sahih, HR. Muslim no. 2188) || t.me/hikmahsalafiyah 📚 Liqaat al-Bab al-Maftuh 20/61 ------------------ DOA RUQYAH DARI 'AIN, HASAD DAN PENYAKIT  امْحُ البأسَ ربَّ الناسِ، بيدِك الشفاءُ، لا يكشفُ الكربَ إلا أنتَ "Hilangkanlah penyakit ini wahai rabb manusia, di tangan-Mu lah kesembuhan dan tidak ada yang mampu menyingkap kesulitan kecuali Engkau."  📚 (Syaikh Al Albani dalam As-Silsilatus Shahihah 1526).  t.me/salafy_cirebon ----------------- BERLINDUNG TERHADAP PENYAKIT AL-'AIN DENGAN MENDOAKAN KEBERKAHAN Berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: إذا رأى أحدكم من نفسه أو ماله أو من أخيه ما يعجبه فليدع له بالبركه فإن العين حقّ. Jika salah seorang di antara kalian melihat sesuatu yang menakjubkan pada dirinya, hartanya, atau saudaranya, hendaklah dia mendoakan keberkahan baginya, karena sesungguhnya Al 'Ain (musibah atau penyakit yang ditimbulkan oleh pandangan mata takjub, terkadang disertai hasad) itu benar adanya. 📚 Disahihkan oleh Al Albaaniy dalam shohih Al Jaamiy, 556 https://t.me/salafy_sorowako ------------------------ PENYAKIT 'AIN TIDAK SELALU DISEBABKAN SIFAT HASAD Berkata al-Hafizh Ibnu Hajar al-'Asqalani rahimahullah, وَأَنَّ الْعَيْنَ تَكُونُ مَعَ الْإِعْجَابِ وَلَوْ بِغَيْرِ حَسَدٍ وَلَوْ مِنَ الرَّجُلِ الْمُحِبِّ وَمِنَ الرَّجُلِ الصَّالِحِ "Penyakit 'ain bisa terjadi bersama rasa kagum meski tanpa adanya sifat dengki (hasad), sehingga bisa saja bersumber dari orang yang mencintainya bahkan dari seorang yang shalih (tanpa disengaja)".  📚 Fathul Bari, 10/205. || t.me/hikmahsalafiyah ----------------- JANGAN BURU-BURU MENYIMPULKAN APA YANG MENIMPAMU Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah berkata: كثر في هذه الآونة الأخيرة أوهام الناس وتخيلاتٌ بأن ما يصيبهم فهو: ( عينٌ ) أو ( سحرٌ ) أو ( جنٌ ) . حتى لو يصاب بعضهم بالزكام قال: إنه ( عين ) أو ( سحر ) ! وهذا غلط. أعرض أيها المسلم عن هذا كله، وتوكل على الله واعتمد عليه، ولا توسوس به حتى يعرض عنك ؛ لأن الإنسان متى جعل على باله شيئاً شغل به، وإذا تغافل عنه وتركه لم يصب بأذى. “Saat ini banyak orang membayangkan dan berkhayal bahwa apa yang menimpa mereka itu adalah Ain (sakit karena pandangan mata dengki/ta’jub), sihir, atau perbuatan jin.   Bahkan seandainya ada dari mereka tertimpa sakit flu, niscaya dengan mudah dia katakan: “Sungguh ini adalah ‘ain atau sihir”. Tentunya ini angapan yang salah. Wahai muslim berpalinglah dari seluruh anggapan ini, bertawakkallah kepada Allah, bergantunglah kepada-Nya, Jangan merasa was-was dengan hal ini sehingga menyita perhatianmu. Sebab ketika  seseorang membayangkan suatu hal di benaknya, niscaya dia tersibukkan karenanya. Namun bila dia melalaikannya dan meninggalkannya, niscaya dia tidak terganggu.” 📚Fatawa Nurun ‘Ala ad Darb kaset nomer 366 Musawiul Akhlaq Sumber @Salafy_Ponorogo ------------------- APA YANG DISYARIATKAN AGAR BISA TERJAGA DARI PENYAKIT AIN? Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah Pertanyaan : Jika ada sesuatu yang ditakuti seseorang dari penyakit ain, apakah ada sesuatu dari Al-Kitab dan as-Sunnah yang bisa mencegah penyakit ‘ain? Jawaban : Naam, jika engkau takut dari penyakit ‘ain, hendaknya engkau membaca :  بارك الله فيه Baarakallahu fiihi (semoga Allah memberkahinya) Atau membaca :  ما شاء الله، لا قوة إلا بالله “Maasyaa Allah laa quwwata illaa billaah.” (sesuai kehendak Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah) Dibacakan terhadap rumah, makanan, atau anak atau selainnya (yang dikawatirkan akan kena ‘ain) Membaca  : ما شاء الله، لا قوة إلا بالله، بارك الله فيه، اللهم بارك فيه “Maa sya Allah laa quwwata illa billah. Baarakallahu fiihi Allahumma baarik fiihi.” Sambil diiringi dengan keyakinan kepada Allah, bersandar kepadaNya. Sesungguhnya tidak akan menimpa dirimu kecuali yang telah Dia takdirkan untukmu. 📑 Fatawa Ad-Duruus || t.me/ahlussunnahposo ---------------  DOA PERLINDUNGAN UNTUK ANAK KECIL Sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma mengatakan, كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ يَقُولُ: “Nabi shallallahu alaihi wa sallam membacakan doa memohon perlindungan terhadap al-Hasan dan al-Husain (keduanya adalah cucu beliau). Beliau membacakan, أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ U'IIDZUKUMAA BIKALIMAATILLAAHIT TAAMMATI MIN KULLI SYAITHAANIN WA HAAMMATIN WA MIN KULLI ‘AININ LAAMMATIN “Aku memohon perlindungan kepada Allah untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari setiap kejahatan setan dan binatang yang mengganggu, dan dari setiap mata yang hasad (dengki).” Kemudian, beliau bersabda, هَكَذَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يُعَوِّذُ إِسْحَاقَ وَإِسْمَاعِيلَ عَلَيْهِمُ السَّلَامُ “Demikianlah (dahulu) ayah kalian, Nabi Ibrahim, juga membacakan doa memohon perlindungan untuk putra beliau, Ismail dan Ishaq alaihimussalam.” (HR. at-Tirmidzi no. 2060. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi no. 2060) ✍🏻 Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah menjelaskan bahwa ketika seseorang mengamalkan hadits di atas, dia boleh mengganti dhamir (kata ganti) untuk menyesuaikan. (Lihat Nur ‘Ala ad-Darb: Kaifiyyah Wiqayah ath-Thifl Min al-‘Ain) Untuk memudahkan, bisa digunakan dhamir yang umum, yaitu  كُمْ (kalian), sehingga bacaannya menjadi, أُعِيذُكُمْ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ U‘IIDZUKUM BIKALIMAATILLAAHIT TAAMMATI MIN KULLI SYAITHAANIN WA HAAMMATIN WA MIN KULLI ‘AININ LAAMMATIN https://asysyariah.com/amalan-yang-bermanfaat-pada-masa-wabah-2/ -----------------  BUKAN BERARTI KAMU GANTENG Berkata al 'Allaamah Ibnu Utsaimin rahimahullah : Jika engkau ditimpa penyakit 'ain bukan berarti engkau ganteng atau kaya, tapi karena engkau kurang dalam mengingat ALLAH  ta'aala Sumber : Al fawaid al 'adzimah lil adzkar https://t.me/KajianIslamTemanggung ---------------------------- BUTUHNYA KITA TERHADAP PENJAGAAN ALLAH Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullahu Ta'ala berkata: (Surah Al Falaq dan Surah An Nas) Tak seorangpun kecuali senantiasa butuh terhadap kedua surah ini. Keduanya memiliki pengaruh khusus dalam menangkal sihir, 'ain, dan berbagai kejelekan. Juga, butuhnya seseorang berlindung kepada Allah melalui dua surah ini lebih besar dibandingkan butuhnya dia terhadap nafas, makan, minum dan pakaian. 📚 Badaai'ul Fawaaid, 199/2 https://t.me/salafymakassar --------------------------- OBAT SIHIR DAN 'AIN Al-'Allâmah Asy-Syaikh 'Abdul 'Azîz bin Bâz rahimahullâh berkata, "Bagi seseorang yang terkena sihir atau 'ain atau penyakit: Hendaknya engkau sering membaca Al-Qur-ân, mohonlah Rabb-mu ﷻ berupa kesembuhan dan kesehatan yang baik, dan mintalah tolong kepada-Nya di kala sujud di akhir malam dan di akhir (setiap) Shalât. Adapun mengunjungi peramal, pendeta, ahli nujum atau penyihir, semuanya adalah kejelekan, tetapi perlindungan Allâh-lah yang hendaknya dicari" Fatâwâ Nûr 'alâ Darb (3/314) t.me/pristinemethology/2343 http://t.me/jadilahsalafiysejati --------------------------------  BAHAYA PENYAKIT 'AIN Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, ﻻ ﻳﺘﻮﻗﻒ ﺃﺫﻯ اﻟﻌﺎﺋﻦ ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺅﻳﺔ ﻭاﻟﻤﺸﺎﻫﺪﺓ ﺑﻞ ﺇﺫا ﻭﺻﻒ ﻟﻪ اﻟﺸﻲء اﻟﻐﺎﺋﺐ ﻋﻨﻪ ﻭﺻﻞ ﺇﻟﻴﻪ ﺃﺫاﻩ . "Gangguan pelaku 'ain tidak hanya terhadap sesuatu yang terlihat dan disaksikan saja. Bahkan ketika digambarkan kepadanya sesuatu yang tidak terlihat, maka gangguan itupun bisa sampai kepadanya." Madarijus Salikin 1/404 https://t.me/KajianIslamTemanggung ---------------------------------- ORANG DEWASA BISA TERKENA PENYAKIT 'AIN Pertanyaan: Saya mau bertanya tentang penyakit ain. Apakah penyakit ain bisa mengenai orang dewasa juga? Sebab, yang saya tahu, penyakit itu akan mudah mengenai anak-anak. Jawaban: "Penyakit ain tidak hanya menimpa anak-anak. Dengan izin Allah, ia terkadang juga menimpa orang dewasa. Hal ini pernah terjadi pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Suatu ketika Amir bin Rabi’ah melihat Sahl bin Hunaif sedang mandi. Kemudian dia berkata,  “Demi Allah, aku belum pernah melihat seperti hari ini, dan belum pernah melihat kulit (tubuh) yang tersembunyi.” Tiba-tiba Sahl terjatuh pingsan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mendatangi Amir dan marah kepadanya, sembari berkata,  “Atas kesalahan apa salah seorang dari kalian tega membunuh saudaranya? Mengapa engkau tidak mengatakan ‘Allahumma barik alaihi?’ (ketika melihatnya)? Mandilah engkau untuknya!” Amir lalu mandi dengan mencuci wajah, telapak tangan, siku, kaki, jari-jemari kakinya, dan mencuci bagian tubuh yang tertutup kain sarungnya. Air bekas mandinya ditampung di bejana, kemudian disiramkan kepada Sahl. Sahl pun bisa pergi bersama manusia dalam keadaan biasa/sembuh. (HR. Ahmad 3/486 no. 15980) Kisah yang lain, suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melihat di rumahnya ada seorang budak perempuan yang wajahnya terkena ain.  Beliau bersabda, اسْتَرْقُوا لَهَا، فَإِنَّ بِهَا النَّظْرَةَ “Ruqyahlah dia karena sesungguhnya dia terkena ain.” (HR. al-Bukhari no. 5739 dan Muslim no 2197 dari Ummu Salamah radhiallahu anha) ☝🏻Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sakit, di antara doa yang dibacakan oleh Malaikat Jibril alaihis salam ialah, فُضِّلْتُ عَلَى الْأَنْبِيَاءِ بِسِتٍّ: أُعْطِيتُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ، وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ، وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمُ، وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ طَهُورًا وَمَسْجِدًا، وَأُرْسِلْتُ إِلَى الْخَلْقِبِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ اللهُ يَشْفِيْكَ، بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ “Bismillah (dengan nama Allah) aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang mengganggumu, dari segala jiwa atau ain orang yang hasad. Allah-lah yang menyembuhkanmu. Bismillah aku meruqyahmu.” (HR. Muslim) Ini semua menunjukkan bahwa orang dewasa bisa menjadi korban penyakit ain. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menjaga kita darinya. Wallahu a’lam bish-shawab." Ustadz Abu Ishaq Abdullah Nahar hafizhahullah Sumber : asysyariah.com
setahun yang lalu
baca 11 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

awas ! ada setan di waktu maghrib

Sunnah-sunnah Saat Waktu Maghrib https://pixabay.com/en/sunset-sun-evening-twilight-beach-379651/ Bermain di kala senja bagi kebanyakan orang adalah hal yang menyenangkan. Terik matahari yang mulai menghilang dan lampu-lampu yang mulai dihidupkan menambah suasana santai bersama keluarga di halaman atau pelataran rumah. Namun, sangat sedikit dari mereka mengetahu tentang bimbingan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tatkala hari mulai gelap. Dari Jabir رضي الله عنه bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wasallam mengabarkan: «إذا استجنح الليل أو قال جنح الليل فكفوا صبيانكم فإن الشياطين تنتشر حينئذ فإذا ذهب ساعة من العشاء فخلوهم وأغلق بابك واذكر اسم الله وأطفئ مصباحك واذكر اسم الله وأوك سقاءك واذكر اسم الله وخمر إناءك واذكر اسم الله ولو تعرض عليه شيئا» “Jika malam telah datang, maka tahanlah anak-anak kalian, karena para setan bertebaran di saat itu. Apabila sesaat dari isya telah hilang, biarkanlah anak-anak kalian, dan tutuplah pintumu dan sebutlah nama Allah, padamkanlah pelita-pelitamu dan sebutlah nama Allah, sumbatlah tekomu dan sebutlah nama Allah, tutupilah bejanamu dan sebutlah nama Allah, sekalipun sekedar dengan engkau taruh di atasnya sesuatu yang melintang.” (Hadits riwayat Al Bukhoriy (3280) dan Muslim (2012)) Maksud dari kalimat:  .(اللَّيْلُ  اسْتَجْنَحَ ( atau  ( جُنْحُ اللَّيْلِ ) adalah kegelapan malam, yakni datangnya malam setelah matahari tenggelam. ( فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ ) yakni tahanlah anak-anak untuk keluar pada waktu tersebut karena dikhawatirkan mereka akan diganggu oleh setan yang banyak berkeliaran pada saat itu. (Syarah Shahih Muslim 14/185—186, Fathul Bari 6/411) لاَ تُرْسِلُوا فَوَاشِيَكُمْ وَصِبْيَانَكُمْ إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ، فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ تَنْبَعِثُ إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ “Janganlah kalian melepas hewan-hewan ternak dan anak-anak kalian apabila matahari telah tenggelam hingga berlalu fahmah isya karena para setan keluar/berjalan cepat apabila matahari tenggelam sampai berlalu fahmah isya.” (HR. Muslim no. 2013) Kalimat ( الْعِشَاءِ فَحْمَةُ ) dalam hadits di atas maknanya adalah gelap dan hitamnya malam, atau datangnya malam dan awal gelapnya. (Syarah Shahih Muslim 14/186) Sebagian ahlul ilmi memaknainya dengan datangnya waktu ‘Isya dan awal gelapnya. Kegelapan antara shalat Maghrib dan ‘Isya diistilahkan fahmah sedangkan antara shalat ‘Isya dengan shalat Subuh disebut ‘as’asah. (Nihayatul Gharib, 3/317) Setelah membaca hadits diatas, mungkin kita baru tahu bahwa ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan bimbingan kepada umatnya sebelum orang tua memerintahkan "sebelum maghrib, langsung pulang ya nak...". Sedikit orang tua yang menjelaskan kepada anak-anak mereka bahwa larangan keluar rumah dikala maghrib adalah sunnah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Jika telah mengetahuinya, insya Allah orang tua akan mendapatkan pahala di setiap larangan keluar rumah bagi anak-anak mereka di waktu matahari terbenam. Fatwa Lajnah Daimah Lil Buhutsil ‘Ilmiyyah Wal Ifta (27/69/ no. 21349): Pertanyaan: Dalam hadits shahih yang diriwayatkan al Bukhari: "Jika malam telah datang atau kalian di sore hari, maka tahanlah anak-anakmu...". Kemudian datang dalam hadits: "dan padamkanlah pelita-pelitamu) Apakah perintah ini wajib? Dan jika perintah ini sebagai anjuran, maka apa dalil yang memalingkannya dari wajib? Jawaban: “Perintah-perintah yang datang di dalam hadits ini menurut kebanyakan ulama dibawa ke anjuran dan bimbingan, sebagaimana telah ditetapkan oleh sejumlah ulama, di Antara mereka adalah: Ibnu Muflih dalam “Al Furu’” (1/hal. 132) dan Al Hafizh Ibnu Hajar dalam “Fathul Bari” (11/87). Wallahu a’lam.” Wabillahit Taufiq. Washallallahu 'ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam. Ketua: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah Fatwa Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah: Pertanyaan: Apabila disana ada pelataran tambahan rumah yang dengannya anak-anak bermain dalam pagar rumah. Apakah diterapkan atasnya hadits menahan anak-anak pada waktu Maghrib karena bertebarannya para setan atau hal itu diterapkan pada jalan di luar rumah? Jawaban: Hadits itu hanyalah diterapkan pada jalan di luar rumah. Adapun di dalam rumah, maka tidak masalah dengannya. Majmu'ah Asilah Tuhimmu al Usrah al Muslimah (1/151) BACA: TIPS MENGUSIR JIN DARI RUMAH Berdasarkan paparan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sunnah-sunnah Nabi ketika waktu maghrib datang yaitu: 1. Memasukkan anak-anak ke dalam rumah Ibnul Jauzi rahimahullah menyatakan : "Bila anak-anak kecil berkeliaran di luar rumah pada waktu tersebut dikhawatirkan mereka akan mendapat gangguan dari setan sementara anak-anak umumnya belum dapat berzikir di mana dengannya bisa membentengi diri mereka dari setan. Setan ini ketika bertebaran mereka bergantungan dengan apa yang memungkinkan bagi mereka untuk bergantung. (Fathul Bari, 6/411) 2. Menutup pintu rumah dengan menyebut nama Allah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا “Setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup.” (HR. al-Bukhari no. 3304 dan Muslim no. 2012)  إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُوْلِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لاَ مَبِيْتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُوْلِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ المَبِيْتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ المَبِيْتَ وَالْعَشَاءَ “Apabila seseorang masuk ke rumahnya dalam keadaan berzikir kepada Allah ketika masuknya dan ketika memakan makannya, berkatalah setan: Tidak ada tempat bermalam bagi kalian dan tidak ada makan malam. Kalau orang itu masuk rumah, dia tidak berzikir ketika masuknya, berkatalah setan: Kalian mendapatkan tempat bermalam. Dan bila dia tidak berzikir ketika makan, berkatalah setan: Kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.” (HR. Muslim, at-Tirmidzi, Abu Dawud, an-Nasa’i dan Ibnu Majah dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu Ibnu Daqiqil ‘Ied rahimahullah berkata, “Dalam perintah menutup pintu ada maslahat diniyyah dan duniawiyyah (kebaikan dunia dan akhirat) berupa penjagaan jiwa dan harta dari ahlul batil dan pembuat kerusakan lebih-lebih lagi dari para setan. Adapun hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا “Setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup.” merupakan isyarat bahwa perintah menutup pintu bertujuan untuk menjauhkan setan dari bercampur baur dengan manusia.” Beliau rahimahullah juga menyatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa setan tidak diberi kekuatan untuk melakukan sesuatu pun dari perkara yang disebutkan dalam hadits (seperti membuka pintu yang tertutup, bejana yang tertutup, dsb –pen.) walaupun ia diberi kekuatan yang lebih besar daripada itu seperti masuk ke tempat-tempat yang tidak mampu dimasuki manusia.” (Fathul Bari, 11/90) Al-Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Dalam hadits ini terdapat sejumlah kebaikan dan adab yang mengumpulkan kebaikan dunia dan akhirat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk melakukan adab-adab ini karena dengan melakukannya berarti menempuh sebab keselamatan dari gangguan setan. Setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup dan tidak dapat pula mengganggu anak kecil dan selainnya apabila dilakukan perkara ini (dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala/mengucapkan bismillah).”  (Syarah Shahih Muslim, 14/185) BACA: SIFAT SETAN DARI KALANGAN MANUSIA Sumber rujukan: http://www.albaidha.net/vb4/showthread.php?t=52432 http://bit.ly/Al-Ukhuwwah http://asysyariah.com/penjagaan-terhadap-si-kecil-di-awal-malam/
8 tahun yang lalu
baca 7 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

benarkah al-qur'an membakar jin kafir?

Al Qur'an Membakar Kaum Jin (Kafir) Al Imam Al Muhaddits Muqbil bin Hadi Al Wadi'iy -rahimahullah- Soal : Apakah bacaan Al Qur'an kepada seseorang yang kesurupan akan membakar Jin tersebut? Jawaban : Orang yang selalu melakukan kegiatan ini (praktisi ruqyah) dan yang mempercayai mereka, mengatakan bahwa : "Sesungguhnya dengan banyaknya bacaan Al Qur'an kepada orang yang kesurupan kemungkinan Jinnya dapat terbakar dengan ayat-ayat khusus." Dan yang lain dari mereka juga mengatakan : "Ambillah sedikit minyak dan air," -kemudian mereka menyebutkan bahan-bahan lainnya yang saya telah melupakannya- "dan apabila kondisinya membandel, maka kita letakkan (ramuan tersebut) pada suatu tempat, lalu kita jadikan orang yang kesurupan atau terkena gangguan jin tersebut terbolak-balik di dalamnya. Maka dalam waktu singkat jin tersebut akan mati. Saudara-saudara kita yang telah terbiasa mempraktekkan ini (ruqyah), maka biasanya dia merasakan hal ini. Padahal bisa jadi jin yang berada di dalam orang yang sakit tersebut telah mempermainkan mereka. Bisa jadi dia (jin) menampakkan bahwa dirinya kesakitan padahal sebenarnya dia tidak kesakitan. Atau mungkin pula dia menampakkan bahwa dirinya telah keluar akan tetapi dia belum keluar. Sehingga yang paling penting, bahwa syaithan-syaithan diutus untuk mengganggu anak keturunan Adam, 💽 Dari Kaset : Asilah Syabab Abu Zhabi (Pertanyaan-pertanyaan Para Pemuda Dubai) ▪️▫️▪️▫️ ___________________ 🔹القرآن يحرق الجن 🔹 || لفضيلة الشيخ المحدث مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله || 👈 السؤال: هل قراءة القرآن على المصروع يحرق الجن ؟ 👇 الإجابة: الذين يزاولون هذا العمل ونثق بهم يقولون : إنه بكثرة القراءة عليهم ربما يُحرق بآيات مخصوصة . وآخر أيضاً يقول : يأخذ شيئاً من الزيت والماء وذكر أشياء قد نسيتها وإذا استعصى عليه وضعناها في شيئ ثم جعلنا المصروع أو المتلبس به الجن يتقلب فيه وفي أسرع وقت يموت الجني . فالإخوة الذين يزاولون هذا يشعرون بهذا ، على أنه ربما لعب عليهم الجني الذي في المريض ، وربما يظهر أنه يتضرر وهو لا يتضرر ، وربما يظهر أنه خرج وهو لم يخرج . فالمهم الشياطين يرسلون على إذاء بني آدم فعلينا أن نتحصن منهم بالأذكار وبقوة الإيمان . ▪️▫️🔻▪️▫️ 📀 من شريط : ( أسئلة شباب أبو ظبي ) . ▫️▪️🔻▫️▪️ 🔊 الفتوى الصوتية : http://www.muqbel.net/fatwa.php?fatwa_id=3976 ▪️▫️🔻▪️▫️ لتحميل تطبيق فتاوى الإمام الوادعي رحمه الله 👇👇👇👇 http://bit.ly/1YTqv7C ▫️🔻▪️ قناة الإمام الوادعي رحمه الله على التيلجرام http://bit.ly/1NAgjgJ ➖➖➖➖➖➖➖➖➖ • Abu Fawzy Ibnu Abdirrauf ~ Editor : Ibnu abi Humaidi hafizhahumallah • Ashhaabus Sunnah • JOIN http://bit.ly/ashhabussunnah • www.ittibaus-sunnah.net
9 tahun yang lalu
baca 3 menit