Tanya Jawab

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

ibu marah ketika dinasihati

IBU MARAH KETIKA DINASIHATI  . Ayahku sudah meninggal dua tahun lalu. Kebiasaan penduduk negeriku, mereka mengeluarkan para perempuan dan lelaki ke pekuburan, membuat kue, dan mengundang para penghafal al-Qur’an untuk membaca bagi ruh si mayit. Aku sama sekali tidak mengikuti acara tersebut. Aku katakan kepada ibuku bahwa hal ini haram. Aku juga berusaha menunjuki dan membimbingnya kepada kebenaran dan hal yang lebih utama. Akan tetapi, ibuku tidak senang terhadap tindakanku. Pada malam perayaan (masuk) bulan Ramadhan dia mengatakan kepadaku, “Mari kita pergi ke pekuburan.” Aku jawab, “Perbuatan ini haram.” Dia pun beranjak dari sisiku dengan marah. Ia juga mendoakan kejelekan untukku dengan ucapan yang membangkitkan amarahku. Namun, aku tidak membalas ucapan ibuku. Ia lalu memutus hubungan denganku. Aku pergi mengunjunginya di rumahnya, namun ia tidak menjawab ucapanku. Sampai sekarang, ia masih marah terhadapku. Berikanlah faedah kepadaku. Semoga Allah subhanahu wa ta’alamembalasi Anda dengan yang lebih baik. Al-Lajnah ad-Daimah menjawab: Teruslah menasihati ibu Anda dengan baik dan lemah lembut. Teruslah mengunjunginya dan berbakti kepadanya. Jadilah Anda orang yang terlebih dahulu mengucapkan salam kepadanya, meski dia tidak mau menjawabnya. Jangan patuhi ibu Anda dalam hal kemaksiatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Apabila dia menerima nasihat, alhamdulillah. Jika dia terus-menerus melakukan hal yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, bergaullah dengannya dengan baik di dunia. Hal ini berdasarkan firman Allahsubhanahu wa ta’ala, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (Luqman: 14—15) Nasihat Anda kepadanya tidak teranggap sebagai kedurhakaan, meskipun membuatnya marah, selama hal itu dalam hal yang baik dan wejangan yang baik. Wabillahi at-taufiq wa shallallahu ala Nabiyyina Muhammad wa alihi wa shahbihi wa sallam. Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan (Fatawa al-Lajnah 25/183—184, fatwa no. 9449) Majalah islam asy syariah 093
9 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

hukum berdzikir sesudah shalat dengan berdiri/berjalan

HUKUM BERDZIKIR SESUDAH SHALAT DENGAN BERDIRI ATAU BERJALAN  . Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah Pertanyaan: Setelah selesai shalat, saya membaca doa dan dzikir, pertanyaannya: Wajibkah berdzikir dalam kondisi saya di tempat duduk setelah salam, dan bolehkah saya berdzikir dengan berpindah dari sebuah ruangan ke ruangan yang lain, serta wajibkah membaca dzikir dengan menghadap kiblat? Jawaban: Yang utama adalah seseorang berdzikir dalam kondisi dia berada di tempat shalatnya, sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihibwa sallam dulu berdzikir di tempat shalatnya. Beliau berdzikir dalam kondisi berada di shaf (barisan) shalatnya. Sehingga seorang imam berdzikir ketika di tempat shalatnya namun kalau dia berdiri lalu berdzikir dalam kondisi berjalan atau berada di rumah tidak masalah. Kalau dia berdiri lalu berdzikir dalam kondisi dia berjalan, dalam rumah atau di mobil juga tidak masalah. Namun kondisinya tetap di tempat shalatnya hingga melakukan dzikir yang syar'i sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabat lakukan, inilah yang utama. http://www.sahab.net/forums/?showtopic=111171 AL-UKHUWWAH Klik join: https://telegram.me/ukhwh 🇸🇦 بعد الانتهاء من الصلاةأقول الأدعية والأذكار, والسؤال: هل يجب الذكر وأنا في موضع الجلوس بعد التسليم, وهل يجوز أن أذكرها وأنا أنتقل من غرفة إلى أخرى, وهل يجب قراءة الأذكار مستقبلةالقبلة؟ الأفضل أن يأتي بها الإنسان وهو في مصلاه، مثل ما كانالنبي- صلى الله عليه وسلم -يأتي بها في مصلاه، يأتي بالأذكار وهو في الصف فيمصلاه، والإمام وهو في مصلاه، ولو قام وأتى بها وهو يمشي أو في البيت لا حرج، لوقام وأتى بها وهو يمشي أو في البيت أو في السيارة، لا حرج، لكن كونه يبقى في مكانهحتى يأتي بالأذكار الشرعية كما كان النبي- صلى الله عليه وسلم -يفعل هو والصحابةهذا هو الأفضل. 🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
9 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

hukum memakai cincin tunangan

HUKUM MEMAKAI DABLAH (CINCIN TUNANGAN) DISAAT ATAU SETELAH PELAMARAN Soal: Penyimak berinisial (ن.أ.ت) dari jeddah bertanya tentang (hukum) meletakkan cincin tunangan ketika pelamaran agar diketahui muda dan mudi bahwa keduanya bertunangan, dan demikian juga setelah pernikahan. Apakah Rasul صلى علبه وسلم memakai cincin ditangannya seperti cincin pertunangan sebagaimana saya mendengar dari sebagian orang? kami mengharapkan faidah, semoga anda dibalas dengan kebaikan. Jawab: Asy syeikh: memakai dablah terbagi dua bahagian: 1. Pertama: Adalah disertai dengan keyakinan, seperti masing-masing dari pasangan meyakini bahwa menetapnya dablah (cincin tunangan) dijemari  .menjadi sebab keberlangsungan pernikahan diantara keduanya, dan dari sini engkau dapati seseorang menulis nama istrinya didalam cincin tersebut dan seorang wanita menulis nama suaminya didalam cincin yang dia pakai, dan bahagian ini tidak diragukan lagi bahwa itu adalah haram dan tidak boleh dikarenakan itu adalah tiwalah (jimat/raja) dan itu adalah jenis syirik kecil, dan hal itu suami atau istri menyakini didalam suatu perkara bahwa itu adalah sebab tanpa dalil syar'i dan tidak tepat dengan sunnah. Dan setiap orang yang menetapkan sebab-sebab tanpa dalil syar'i dan tidak tepat dengan sunnah maka sungguh dia melakukan syirik kecil dikarenakan dia menjadikan sebab apa yang Allah tidak jadikan sebagai sebab. 2. Adapun bahagian kedua: adalah dia memakai cincin untuk mengesankan bahwa dia sudah melamar atau dia sudah dilamar atau sungguh dia telah bercampur dengan istrinya dan sungguh dia telah dicampuri oleh suaminya, ini bagiku adalah tempat tawakkuf (berhenti membahas) dikarenakan sebahagian ahli ilmu berpendapat: bahwa tradisi ini diambil dari orang-orang nashara (kristen) dan bahwa pada dasarnya adalah termasuk syi'ar agama mereka, dan tidak ragu lagi bahwa kehati-hatian seorang muslim adalah menjauh darinya dan menghindarinya agar tidak terbetik didalam hatinya bahwa dia mengikuti mereka (nashara) yang telah membuat sunnah (jalan) ini pada awalnya lalu dia binasa. Dan adapun apa yang dikirim kepada wanita yang dilamar disaat pelamaran dari beragam perhiasan maka sungguh hal ini tidak mengapa dikarenakan itu adalah ungkapan hadiah yang dimaksud dengannya meyakinkan kecintaan calon suami kepada yang dilamarnya. ----------- silsilah fatawa nur alad darb kaset no 207 🇸🇦حكم لبس الدبلة أثناء وبعد الخطوبة السؤال: المستمعة ن.أ.ت. من جدة أيضاً تسأل عن وضع الدبلة عند الخطوبة؛ حتى يعرف الشاب أو الشابة بأنهما مخطوبان، وكذلك بعد الزواج، وهل كان الرسول صلى الله عليه وسلم يلبس خاتماً في يده كدبلة كما سمعت من البعض؟ نرجو الإفادة، جزيتم خيراً. الجواب: الشيخ: الدبلة لباسها على قسمين: القسم الأول: أن يكون مصحوباً بعقيدة؛ مثل أن يعتقد كل من الزوجين أن بقاء الدبلة في أصبعه سبباً لدوام الزوجية بينهما؛ ومن هنا تجد الرجل يكتب اسم زوجته في الدبلة التي يلبسها، والمرأة تكتب اسم زوجها في الدبلة التي تلبسها، وهذا القسم لا شك أنه حرام ولا يجوز؛ لأنه نوع من التولة وهي نوع من الشرك الأصغر؛ وذلك أن هذا الزوج أو الزوجة اعتقد في أمر من الأمور أنه سبب دون دليل شرعي ولا يقع مع السنة، وكل من أثبت سبباً من الأسباب دون دليل شرعي ولا واقع مع السنة؛ فقد فعل شركاً أصغر؛ لأنه جعل ما لم يجعله الله سبباً سبباً، أما القسم الثاني: فأن يلبس الدبلة للإشعار بأنه خاطب، أو بأنها مخطوبة، أو بأنه قد دخل بزوجته، وقد دخل بها زوجها، وهذا عندي محل توقف؛ لأن بعض أهل العلم قال: إن هذه العادة مأخوذة عن النصارى، وأن أصلها من شعارهم، ولا شك أن الاحتياط للمرء المسلم البعد عنها، والتجنب لها؛ لئلا يقع في قلبه أنه تابع لهؤلاء النصارى الذين سنوها أولاً فيهلك، وأما ما يرسل إلى المخطوبة عند الخطبة من أنواع الحلي؛ فإن هذا لا بأس به؛ لأنه عبارة عن هدية يقصد بها تحقيق رغبة الزوج لمخطوبته، نعم. 📂المصدر: سلسلة فتاوى نور على الدرب > الشريط رقم [207] فتاوى المرأة اللباس والزينة  رابط المقطع الصوتي http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/Lw_207_02.mp3 -------------- Sumber Nukilan: https://telegram.me/fawaz_almadkali Syabab Salafy Kolaka Forum Salafy Kolaka
9 tahun yang lalu
baca 4 menit

Tag Terkait