HUKUM BERGANTUNG KEPADA SEBAB
Asy Saikh Muhammad Bin Shalih Al 'Utsaimin رحمه الله تعالى
Telah ditanya Asy Saikh dengan pertanyaan " APA HUKUM BERGANTUNG KEPADA SEBAB ❓
Maka beliau رحمه الله menjawab : "Bergantung kepada sebab itu ada beberapa macam,
1. Pertama yang meniadakan tauhid pada asalnya, yaitu bergantungnya seseorang kepada sesuatu yang tidak mungkin baginya memiliki pengaruh, dan dia bergantung padanya dengan ketergantungan yang sempurna, berpaling dari Allah, Semisal bergantungnya para penyembah kubur terhadap penghuni kubur ketika terjadi musibah-musibah.
MAKA INI SYIRIK BESAR YANG MENGELURKAN PELAKUNYA DARI AGAMA, Dan hukum pelakunya apa yang Allah sebutkan dalam firmannya
"Sesungguhnya barang siapa yang menyekutukan Allah, maka sungguh Allah haramkan atasnya syurga dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang yang dhalim itu seorang penolong pun"
2. Yang ke dua bergantungnya seseorang kepada sebab yang syar'i dan shahih bersamaan dengan lupanya dia kepada YANG MENCIPTAKAN SEBAB ITU, yaitu Allah تعالى, maka ini termasuk salah satu jenis kesyirikan, akan tetapi tidak mengeluarkan pelakunya dari agama, Karena dia bergantung kepada sebab (yang syar'i, shahih) dan lupa kepada yang menciptakan sebab, yaitu Allahتعالى.
3. Ketiga bergantungnya seseorang kepada sebab sekedar itu hanya sebab semata bersamaan bergantungnya dia yang asal adalah kepada Allah, Maka diapun berkeyakinan bahwasannya sebab ini dari Allah, dan sesungguhnya Allah, jika ia kehendaki maka dia menghilangkannya dan jika ia kehendaki maka dia akan menetapkannya, Dan sesungguhnya sebab itu tidak memiliki pengaruh didalam kehendak Allah عزوجل ,
Maka yang demikian itu tidak meniadakan ketauhidan, baik yang asal maupun kesempurnaannya.
Dan bersama adanya sebab-sebab yang syar'i dan shahih ini semestinya bagi seseorang agar jangan menggantungkan jiwanya kepada sebab, bahkan menggantungkannya kepada Allah .
Maka seorang pegawai yang mengantungkan hatinya kepada kedudukannya dengan penggantungan yang sempurna bersama lupanya dia terhadap yang memberikan sebab itu yaitu Allah عزوجل maka ini termasuk jenis kesyirikan, adapun kalau dia berkeyakinan bahwasannya kedudukannya itu sekedar sebab, dan yang mejadikan sebab itu adalah Allahسبحانه وتعالى maka ini tidak meniadakan tawakkal,
Dan Rasulallah صلى الله عليه وسلم mengambil sebab bersama keyakinan beliau terhadap yang menjadikan sebab, yaitu Allah عزوجل.
Sumber : Fatawa Arkanil Islam, hal 62.
[Abu Sai'dah Ayyub]
-----------------------
ماحكم التعلق بالأسباب العلامة
🔵 محمد بن صالح العثيمين يجيبك
سئل الشيخ ماحكم التعلق بالأسباب
فأجاب حفظه الله بقوله : التعلق بالأسباب أقسام:
🔹القسم الأول : ماينافي التوحيد في أصله وهو أن يتعلق الإنسان بشيء
لايمكن أن يكون له تأثير ويعتمد عليه اعتماداً كاملا معرضاً عن الله
مثل تعلق عُبَّادِ القبور بمن فيها عند حلول المصائب . وهذا شرك أكبر
مخرج عن الملة وحكم الفاعل ماذكره الله تعالى بقوله :إنَّهُ مَن يُشْرِكْ بالله
فَقَد حَرَّم الله عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّاروَمَا للِظالِمِينَ مِنْ أَنْصَار
ٍ
🔹القسم الثاني: أن يعتمد على سبب شرعي صحيح مع غفلته عن المسبِّب
وهو الله تعالى فهذا نوع من الشرك ولكن لايُخْرِِج من الملة ؛ لأنه اعتمد
على السبب ونسي المسبِّب وهو الله تعالى .
🔹القسم الثالث: أن يتعلق بالسبب تعلقاً مجرداً لكونه سبباً فقط مع
اعتماده الأصلي على الله فيعتقد أن هذا السبب من الله وأن الله لو شاء
قطعه ولو شاء لأبقاه وأنه لا أثر للسبب في مشيئة الله عز وجل فهذا
لاينافي التوحيد لا أصلاً ولاكمالاً
ومع وجود الأسباب الشرعية الصحيحة ينبغي للإنسان أن لايعلق
نفسه بالسبب بل يعلقها بالله فالموظف الذي يتعلق قلبه بمرتبه تعلقاً
كاملاً مع الغفلة عن المسبِّب وهو الله فهذا نوع من الشرك أما إذا اعتقد
أن المرتب سبب والمسبِّب هو الله سبحانه وتعالى فهذا لاينافي التوكل
والرسول صلى الله عليه وسلم كان يأخذ بالأسباب مع اعتماده على المسبِّب
وهو الله عز وجل .
http://www.albaidha.net/vb/showthread.php?t=1
Sumber : SalafyMedia