Nasehat

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

pemuda, sebenarnya ini ujian!

 .(149) Pemuda, Sebenarnya Ini Ujian! Nabi Sulaiman bertanya, siapa yang sanggup mendatangkan singgasana Ratu Saba sebelum tiba. Padahal, jarak dua kerajaan sangatlah jauh. Ribuan kilometer. Jin Ifrit menyatakan mampu sebelum Nabi Sulaiman beranjak berdiri. Ada yang berilmu mengatakan, " Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip ". Singgasana Ratu Saba' benar-benar dipindahkan ke Istana Nabi Sulaiman. Itu sungguh-sungguh luar biasa. Itu nikmat. Itu karunia. Bukannya sombong, tidak juga takabbur. Nabi Sulaiman sadar lalu berkata (An Naml : 40) : هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ " Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya) " Untukmu, Pemuda, renungkanlah! Wajahmu yang tampan. Badanmu yang atletis. Kakimu yang kokoh. Tanganmu yang kuat. Rambutmu yang bagus. Kamu yang pintar bicara. Pandai berperibahasa. Mampu merangkai huruf. Sanggup merayu dengan kata-kata. Kamu yang merasa hebat beretorika. Ingatlah! هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya)  Kamu yang cerdas. Kuat mengingat. Cepat menghafal. Sekali lihat susah terlewat. Satu kali membaca sulit dilupa. Kamu yang ber-IQ tinggi, katanya. Orangtuamu masih sehat. Motivasi dan support keluarga terus ada. Dukungan finansial dan dana selalu tersedia. Apapun yang kamu perlukan, orangtuamu katakan, " Iya ". Ingatlah! هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya)  Coba bercerminlah! Lihatlah fakta kehidupan lalu berkaca! Pandanglah dunia yang begitu luas itu! Bukankah ada dan masih banyak anak muda yang tidak seberuntung dirimu? Ada yang merundung sedih karena fisiknya yang tak sebaik dirimu. Buruk rupa. Lemah. Ringkih. Mudah sakit. Cacat barangkali. Ada yang minder hingga sering diam. Susah berkomunikasi. Sulit berbicara. Tak pandai berkata-kata. Bicara, baginya, sangat menyiksa. Ada yang susah hati karena merasa bodoh. Gampang lupa. Mengingat itu berat. Belajar, menurutnya, seperti memahat gunung batu. Ada yang sejak kecil kehilangan kasihsayang orangtua. Ia tumbuh sebagai anak yatim, piatu, atau yatim piatu. Atau juga orangtuanya berpisah. Dingin dan kaku, ia rasakan, hidup ini. Ada yang tak mampu secara finansial. Tidak ada biaya. Kurang dana. Ia tak selalu bisa memiliki apa yang diinginkan. Ia merasa tak berhak meraih apa yang diangankan. Ingatlah dirimu, wahai Pemuda! Bukankah engkau jauh lebih baik? هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya)  Lalu, wahai Pemuda, kenapa dan kenapa? Kenapa tak kunjung habis hawa nafsumu dipuaskan? Engkau yang menghabiskan waktu dengan bermain game online dan offline. Engkau yang melewatkan hari dengan bermedsos tanpa batasan. Engkau tonton video-video itu tanpa malu. Engkau yang lalui malam dengan nongkrong dan begadang. Engkau yang sia-siakan kesempatan dengan tidur pagi hingga siang, bahkan sepanjang hari hingga gelap. Engkau yang disibukkan dengan perempuan-perempuan yang tidak halal itu. Perempuan asing yang lebih engkau perhatikan dibandingkan ibumu yang melahirkanmu. Engkau yang membuat susah orangtua. Seakan tak ada hati melihat orangtua yang bekerja tanpa engkau bantu. Engkau yang ogah belajar agama. Lari dan menghindar dari majelis ilmu. Katamu, pondok pesantren, adalah penjara tak berkesudahan. Ah, Pemuda, berpikirlah! Sudah banyak nikmat yang Allah titipkan padamu. Engkau gunakan untuk apa itu? Semua yang ada pada dirimu, sebenarnya adalah ujian. Untuk menguji, apakah engkau mau bersyukur atau justru ingkar? هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmat-Nya Lendah, 29 Oktober 2022 t.me/anakmudadansalaf
2 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

nasihat untuk yang sudah berumur 50 tahun

 .Bismillah... NASIHAT UNTUK YANG SUDAH BERUMUR 50 TAHUN "Allah tidak lagi memberi alasan bagi siapa yang telah dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun." (HR. Bukhari) Al-Khattabi berkata: "Maknanya, orang yang Allah panjangkan umurnya hingga 50 tahun, tidak diterima lagi keuzuran/alasan, karena usia 50 tahun merupakan usia yang dekat dengan kematian. Maka inilah kesempatan untuk memperbanyak taubat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap-siap bertemu Allah."  (Tafsir al-Qurthubi) "Bila sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu, sekarang hampir sampai..." "Lakukan yang terbaik pada sisa usia senjamu, Taubatlah dan berdoa agar Allah mengampuni dosa yang lalu." "Tapi jika engkau masih berbuat dosa di usia senjamu, kamu pasti dihukum akibat dosa masa lalu dan masa kini sekaligus." Maka para alim ulama memberi nasehat cara menjalani umur yang sudah mencapai 50 tahun: 1. Jangan berlebihan berhias, bersolek, dan berpakaian. 2. Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja barang yang kurang diperlukan untuk mendukung amal shalih. 3. Jangan berkawan dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal. 4. Jangan gelisah, berkeluh kesah dan kesal dengan kehidupan sehari-hari. Selalu penuhi diri dengan rasa sabar dan bersyukur. 5. Perbanyak do'a mengharap keridha-an Allah agar Husnul Khatimah dan dijauhkan dari Su'ul Khatimah. 6. Tambahkan ilmu agama, perbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya. 7.  Siapkan wasiat dan lakukan pembahagian harta. 8. Kerapkan menjalin silaturrahim dan merapatkan hubungan yang renggang sebelumnya. 9. Minta maaf dan berbuat baik terhadap pihak yang pernah didzalimi. 10. Tingkatkan amal shalih terutama amal jariah yang dapat terus memberi pahala dan syafa'at setelah kita mati. 11. Maafkan kesalahan orang kepada kita walau seberat apapun kesalahan itu. 12. Bereskan segala hutang yang ada dan jangan buat hutang baru walaupun untuk menolong orang lain. 13. Berhentilah dari semua maksiat !!! Mata, berhentilah memandang yang tidak halal bagimu. Tangan, berhentilah dari meraih yang bukan hak mu. Mulut, berhentilah makan yang tidak baik dan yang tidak halal bagimu, berhentilah dari ghibah, fitnah, dan berhentilah menyakiti hati orang lain. Telinga, berhentilah mendengar hal-hal haram dan tak bermanfaat. 14. Berbaik sangkalah kepada Allah atas segala sesuatu yang terjadi dan menimpa. 15. Penuhi terus hati dan lisan kita dengan istighfar & taubat untuk diri sendiri, orang tua, dan semua orang beriman, di setiap saat, waktu dan keadaan. Semoga bermanfaat bagi kita semua, walaupun Anda belum 50 tahun, karena... KEMATIAN TIDAK MENGENAL UMUR  Sunnah dijaga dengan kebenaran, kejujuran, dan keadilan bukan dengan kedustaan dan kedhaliman." (Ibnu Taimiyyah rahimahullahu) Faedah dari Ust Abu Hamzah Shodiqun hafizhahullah Join & Share Channel: https://t.me/salafy_sorowako https://t.me/assunnahsorowako
2 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

inilah akibat takalluf, membebani diri

AKIBAT TAKALLUF, MEMBEBANI DIRI DENGAN URUSAN-URUSAN YANG BUKAN MENJADI KEWENANGANNYA Al Ustadz Muhammad as-Sarbini hafizhahullah Yang kedua: Takalluf 💥Membebani diri di luar kemampuan. 💥Memaksakan diri di luar kemampuan (di luar kapasitasnya). 💥Mengurusi hal-hal yang bukan urusannya (bukan bidangnya). 🚧Dia tidak punya kapasitas dalam urusan itu. 🚧Tidak punya keahlian dalam urusan itu. 👉🏼Tapi dia memaksakan diri. Tidak ada kepentingannya pada perkara itu tapi memaksakan diri, mengurusi urusan-urusan tersebut. Membebani dirinya di luar kemampuannya (kapasitasnya). Akhirnya: . 🦠Terjadilah error-error. 🦠Terjadilah kekeliruan-kekeliruan. 🦠Kesalahan-kesalahan. ❌Tidak boleh. ⚜️Seseorang harus mengerti kadar dirinya,  رحم الله امرأً عرف قدر نفسه Allah merahmati orang yang mengerti kadar dirinya. Kemudian mencukupkan diri dengan urusan-urusannya sendiri. Atau yang terkait dengannya, atau memang ada kepentingannya dalam perkara itu. Jangan membiasakan diri sibuk dengan urusan-urusan yang banyak padahal diluar kepentingannya. Urusan-urusan yang dia tidak punya kapasitas disitu, tidak punya kemampuan untuk masuk dalam perkara itu. Tetapi dia memaksakan diri (membebani diri) akhirnya terjadi error, terjadi kesalahan, na'am. Kalau itu kemudian jadi kebiasaan, akhirnya error-error itu (kesalahan-kesalahan itu) terakumulasi bisa menghancurkan, ya.. diri seseorang itu jadi pintu jalan masuk bagi setan. Menyeret dia, ya.. Dibuat asyik, ya.. Sibuk dengan urusan ini dan itu. Dalam bentuk memaksakan dirinya, diluar kemampuannya, bukan kepentingannya. Ya.. sehingga cepat atau lambat dihancurkan oleh setan dengan jalur itu. Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dilarang  oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala: Takalluf وهو خير خلق الله، سيد الأنبياء والرسل، أتقى الناس Padahal beliau adalah sebaik-baik makhluk Allah Subhanahu wa Ta'ala. Pimpinan para Nabi dan Rasul yang tertinggi derajatnya disisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Beliau adalah manusia yang paling bertaqwa, tetapi dalam dakwah beliau mengemban risalah (syariat) yang diwahyukan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada beliau, yang diamanahkan kepada beliau. Nabi 'alaihi sholatu wassalam tidak keluar dari apa yang diwahyukan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Berdakwah sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Berdakwah sesuai dengan ilmu (wahyu) yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam: قل Katakan wahai Muhammad, Nabi 'alaihi sholatu wassalam. قل ما أسألكم عليه من أجر وما أنا من المتكلفين (ص: ٨٦) Katakan: Aku tidak meminta dari kalian bayaran (upah) atas jasa aku mendakwahi kalian. وما أنا من المتكلفين Dan aku tidak termasuk dari orang-orang yang takalluf dalam dakwah ini. Tidak takalluf.  Saya tidak keluar dari koridor apa yang diwahyukan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Nabi 'alaihi sholatu wassalam hanya sebatas mendakwahkan apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tidak memaksakan diri (membebani diri) di luar itu. https://t.me/Salafy_Sorowako/2262 💽 Sumber Audio dari rekaman Kajian dengan tema: "3 Jalan Syaithon Merusak Bani Adam", tanggal 20 Dzulqa'idah 1443H https://t.me/TaklimMahadIbnuKatsir/410
2 tahun yang lalu
baca 3 menit