Manhaj

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

tahdzir terhadap ahli bid'ah adalah nasehat

Pembicaraan Mengenai Ahlul Bid'ah Dan Tahdzir Terhadap Mereka Berkata Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah : "Pembicaraan mengenai ahlul bid'ah dan orang-orang yang mempunyai pemikiran yang tidak benar atau manhaj yang tidak lurus, ini adalah termasuk nasehat dan bukanlah termasuk ghibah. Bahkan hal ini adalah termasuk nasehat bagi Allah, kitabNya, rasulNya, dan bagi kaum muslimin.  .Maka jika kita melihat seorang ahlul bid'ah yang menyebarkan bid'ahnya, maka wajib atas kita untuk menjelaskan bahwasanya dia adalah seorang ahlul bid'ah, hingga manusia selamat dari kejelekannya. Dan jika kita melihat seseorang yang mempunyai pemikiran-pemikiran yang menyelisihi pemahaman salaf; wajib atas kita menjelaskan akan hal itu hingga manusia tidak terpedaya dengannya. Dan jika kita melihat seorang manusia yang memiliki manhaj tertentu yang (manhaj tersebut) mengakibatkan kejelekan, maka wajib atas kita menjelaskan hal itu, hingga manusia selamat dari kejelekannya. Dan hal ini merupakan bagian dari bab nasehat bagi Allah, kitabNya, rasulNya, dan bagi para pemimpin kaum muslimin serta bagi mereka (kaum muslimin) secara umum. Sama saja apakah pembicaraan (mengenai ahlul bid'ah) itu di antara para penuntut ilmu ataukah di dalam majelis-majelis yang lain, maka hal ini bukanlah ghibah. Selama kita khawatir akan tersebarnya kebid'ahan tersebut atau pemikiran tersebut atau manhaj yang menyelisihi manhaj salaf tersebut, (maka) wajib bagi kita untuk menjelaskan, hingga manusia tidak tertipu dengan hal tersebut." (Liqo Al-Bab Al-Maftuh 120/8) ﺍﻟﻜﻼﻡُ ﻓﻲ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ والتحذير منهم  قـالـ الشيـخ ابـن عـثـيـمـيـن رحـمـه الله         ﺍﻟﻜﻼﻡُ ﻓﻲ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﻣﻦ ﻋﻨﺪﻫﻢ ﺃﻓﻜﺎﺭ ﻏﻴﺮ ﺳﻠﻴﻤﺔ ﺃﻭ ﻣﻨﻬﺞ ﻏﻴﺮ ﻣﺴﺘﻘﻴﻢ ﻫﺬﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻨَّﺼﻴﺤﺔ ﻭﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺍﻟﻐِﻴﺒﺔ؛ ﺑﻞ ﻫﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﻨَّﺼﻴﺤﺔ ﻟﻠﻪِ ﻭﻟﻜﺘﺎﺑِﻪِ ﻭﻟﺮﺳُﻮﻟِﻪِ ﻭﻟﻠﻤﺴﻠﻤِﻴﻦ . ﻓﺈﺫﺍ ﺭﺃﻳﻨﺎ ﺃﺣﺪًﺍ ﻣﺒﺘﺪﻋًﺎ ﻳﻨﺸﺮ ﺑﺪﻋﺘﻪ , ﻓﻌﻠﻴﻨﺎ ﺃﻥ ﻧﺒﻴِّﻦ ﺃﻧَّﻪ ﻣﺒﺘﺪﻉ؛ ﺣﺘﻰ ﻳَﺴﻠَﻢ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ ﻣﻦ ﺷﺮِّﻩ, ﻭﺇﺫﺍ ﺭﺃﻳﻨﺎ ﺷﺨﺼًﺎ ﻋﻨﺪﻩ ﺃﻓﻜﺎﺭ ﺗﺨﺎﻟﻒ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴَّﻠﻒ؛ ﻓﻌﻠﻴﻨﺎ ﺃﻥ ﻧﺒﻴِّﻦ ﺫﻟﻚ؛ ﺣﺘﻰ ﻻ ﻳﻐﺘﺮ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ ﺑﻪ , ﻭﺇﺫﺍ ﺭﺃﻳﻨﺎ ﺇﻧﺴﺎﻧًﺎ ﻟﻪ ﻣﻨﻬﺞ ﻣﻌﻴَّﻦ ﻋﻮﺍﻗﺒﻪ ﺳﻴِّﺌﺔ؛ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺃﻥ ﻧﺒﻴِّﻦ ﺫﻟﻚ؛ ﺣﺘﻰ ﻳَﺴﻠَﻢ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ ﻣﻦ ﺷﺮﻩ, ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻦ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﻨَّﺼﻴﺤﺔ ﻟﻠﻪ ﻭﻟﻜﺘﺎﺑﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﻭﻷﺋﻤﺔ ﻭﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﻋﺎﻣﺘﻬﻢ . ﻭﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻓﻲ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻓﻴﻤﺎ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻄﻠﺒﺔ ﺃﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺠﺎﻟﺲ ﺍﻷﺧﺮﻯ ﻓﻠﻴﺲ ﺑﻐﻴﺒﺔ, ﻭﻣﺎ ﺩﻣﻨﺎ ﻧﺨﺸﻰ ﻣﻦ ﺍﻧﺘﺸﺎﺭ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺒﺪﻋﺔ ﺃﻭ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻔﻜﺮ ﺃﻭ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻨﻬﺞ ﺍﻟﻤﺨﺎﻟﻒ ﻟﻤﻨﻬﺞ ﺍﻟﺴَّﻠﻒ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺃﻥ ﻧﺒﻴِّﻦ؛ ﺣﺘﻰ ﻻ ﻳﻐﺘﺮَّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ ﺑﺬﻟﻚ . ﻟﻘﺎﺀ ﺍﻟﺒﺎﺏ ﺍﻟﻤﻔﺘﻮﺡ【120/8 » ﻣﻦ ﻣﻔﺎﺳﺪ ﺍﻟﺒﺪﻉ !.. ☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆ Reza Al Jakarty - Editor : Ibnu abi Humaidi hafizhahullah Majmu'ah Ashhaabus Sunnah ©hannel telegram : http://bit.ly/ashhabussunnah
9 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

sikap benar jika datang jarh dari seorang 'alim mu'tabar

SIKAP LURUS (BENAR) JIKA DATANG JARH DARI SEORANG 'ALIM MU'TABAR Asy Syaikh al fadhil Nizar bin Hasyim al 'Abbas hafizhahullah di tanya: Apa yang seharusnya kita lakukan jika mendapati sebuah tahdzir yang tidak mufassar (rinci) dari seorang 'alim yang mulia terhadap salah seorang syaikh yang kita memandangnya dengan kebaikan. Apakah kami meninggalkannya ketika itu juga? Atau kita diam menunggu rincian baru kemudian kita tidak lagi mendengar darinya? Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan. Kemudian beliau hafizhahullah menjawab: Wa'alaikumus salam wa rohmatullAh wa barokatuh, semoga Allah memberkahi anda... Apabila tahdzir tersebut datang dari seorang 'alim yang MU'TABAR (yang memiliki hak dalam tahdzir), TSIQOH (terpercaya), MULIA dan TINGGI KEDUDUKANNYA... Seperti 🔸Syaikh Robi' bin Hadi, 🔸Syaikh al 'allamah 'Ubaid al Jabiry, 🔸Syaikh al 'allamah Muhammad bin Hadi, 🔸Syaikh 'Abdulloh al Bukhory hafizhohumulloh 🔸dan selainnya dari para ahlul 'ilmi... Maka sikap menahan diri dan menjauhkan diri (dari orang yang ditahdzir) lebih utama dan lebih berhati-hati sebagai bentuk penjagaan terhadap kepercayaan (agama) kita. Yang demikian tersebut karena seorang yang menjarh (sebagaimana yang sudah diketahui) terkadang dia melihat sesuatu yang samar namun menyebabkan seorang itu jatuh sehingga dia menjarh dan mentahdzirnya karena hal tersebut secara umum dan tidak merincinya. Bukan karena tidak adanya rincian, tetapi karena adanya sebab-sebab lain yang terkadang dicari sebagai pembahasan tambahan, mendalami sesuatu dan pengikut (yang menjadi penguat) atau karena jarh tersebut berkaitan dengan buruknya muru'ah dia atau kehormatan dia, yang dikhawatirkan dengannya dia akan merusak selainnya. Sehingga hal tersebut butuh untuk disembunyikan, karena mungkin orang yang dijarh tersebut bisa menjauh darinya dan kembali bertaubat. Atau mungkin dia masih dalam proses dinasehati, sehingga sebagai bentuk amanah dan khawatir terhadap para pemuda muslimin (akan terpengaruh dengannya) maka seorang penjarh yang mengerti (mashlahat dan mafsadat) dia menjarh secara umum dan global, demi menjaga kemaslahatan yang bersifat umum dan mendahulukannya dari pada kemaslahatan orang yang dijarh secara khusus. Sampai jelas permasalahannya dan telah diputuskan perkaranya. JIKA TELAH TERANGKAT/DICABUT JARH DARINYA maka orang tersebut kembali keadaannya (sebagaimana sebelum ditahdzir) dan kembali para tholabah boleh belajar darinya.. Jika Tidak maka jatuhlah hukum untuk menjauhinya secara utuh setelah sebelumnya dijauhi dalam bentuk kehati-hatian. Dan inilah yang tampak jika kita melihat kepada dasar-dasar syari'at ini dan pokok-pokok serta ketentuan-ketentuan dalam bab ini yaitu (bab jarh wa ta'dil). wallAhu a'lam. (22 Dzul hijjah 1436 H) Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=147888 Kiriman dari: Al Akh Zaki di Madinah Alih bahasa: Syabab Ashhabus Sunnah ―――――――――――― Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami: www.ittibaus-sunnah.net  .أصحاب السنة Ashhabus Sunnah مجموعة الأخوة  السلفية [-MUS-] Klik "JOIN" http://bit.ly/ukhuwahsalaf
9 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

"tolong menolong dengan apa yang disepakati dan memberi udzur dari perselisihan"

SLOGAN "SALING TOLONG MENOLONG DENGAN APA YANG DISEPAKATI DAN SALING MEMBERI UDZUR DARI PERSELISIHAN YANG ADA" Asy Syeikh Al Utsaimin rohimahullah: Tanya: Fadhilatus Syeikh, sudah menjadi sesuatu yang telah diketahui bahwa syi'ah, murji'ah mereka semua berselisih dengan ahlus sunnah wal jamaah dengan perselisihan yang besar, dan disana ada qoidah dari sebagian Ulama' yang mereka sebut dengan qoidah emas, yaitu "kita saling tolong menolong dengan apa yang kita sepakati dan kita saling memberi udzur dengan perselisihan yang ada" bagaimana kita memberi udzur kepada mereka kaum syi'ah? Jawab: Yang disebut qoidah emas ini bukanlah qoidah emas dan bukan pula sebagai qoidah. Apa yang kita sepakati maka itu adalah nikmat dari Allah, dan itu lebih baik dari perselisihan. Adapun perkara yang kita berselisih atasnya bisa jadi orang yang menyelisihi itu diberi udzur dan bisa jadi tidak diberi udzur. Perkara khilaf (perselisihan) pada perkara yang boleh kita berselisih atasnya maka ini tidak mengapa, dari dulu para Ulama' berselisih, Imam Ahmad, Asy Syafi'i, Malik, Abu Hanifah, semuanya mereka berselisih. Adapun jika khilaf ini tidak diberi udzur seperti pada permasalahan aqidah, maka kita TIDAK SALING MEMBERI UDZUR, tetapi wajib untuk kembali kepada Al Qur'an dan As Sunnah. Maka bagi kelompok murji'ah, syi'ah, dan semua ahlul bid'ah untuk kembali kepada Al Qur'an dan As Sunnah dan mereka tidak diberi udzur! Qoidah ini bukan qoidah emas tapi engkau namakan saja qoidah kayu! BACA : MENCABUT MANHAJ MUWAZANAH HINGGA KE AKAR •••••••••••••••••••••••••• Sumber: http://www.albaidha.net/vb4/showthread.php?t=57133 Telegram: https://bit.ly/Berbagiilmuagama Alih bahasa: Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy
9 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

jika tidak diserahkan kepada ahlinya, tunggulah kehancuran

APABILA SATU PERKARA DI SERAHKAN KEPADA YANG BUKAN AHLINYA, MAKA TUNGGULAH KEHANCURANNYA Asy Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i rahimahullah Hanya ilustrasi Semenjak manusia meninggalkan ulama dan (meninggalkan) merujuk kepada para ulama, mereka menjatuhkan diri… mereka menjatuhkan dirinya… menjatuhkan dirinya… menjatuhkan dirinya…!!! (وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ ۖ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَىٰ أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ ۗ ) [سورة النساء : 83] ” Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri).” [Qs. An-Nisaa: 83] Ulil amri mereka adalah para ulama dan para penguasa yang berakal lagi saleh. Qorun tatkala keluar menemui kaumnya dengan kemegahannya sepenuh dunia maka berkatalah ahlu dunia: ( يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ ‍۞ وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ) [سورة القصص : 79-80] “Duhai kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qorun. sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar”. [Qs. Al-Qoshosh: 79-80] Para ulama mereka letakkan segala sesuatu pada tempat-tempatnya. (وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ) [سورة العنكبوت : 43] ” Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” [Qs. Al-‘Ankabuut: 43] (إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ) [سورة الروم : 22] ” Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” [Qs. Ar-Ruum: 22] (إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ ) [سورة فاطر : 28] ” Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” [Qs. Faathir: 28] ( يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ ) [سورة المجادلة : 11] ” Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” [Qs. Al-Mujaadilah: 11] Apakah orang-orang revolusioner yang akan diangkat beberapa derajat?! Orang-orang revolusioner adalah orang-orang yang membuat huru-hara. Alloh akan mengangkat para ulama beberapa derajat. Benar wahai saudaraku fillah; hadits Abu Huroiroh di dalam Shohih Bukhori dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam (disebutkan): bahwa beliau pernah ditanya: kapan hari kiamat? Maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: «إِذَا وُسِدَ الأَمْرُ إلى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ» “Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya”. Iya benar, apabila suatu perkara diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya. Alihbahasa: Ustadz Abu Abduh Muhammad Sholahudin http://forumsalafy.net/apabila-satu-perkara-di-serahkan-kepada-yang-bukan-ahlinya-maka-tunggullah-kehancurannya/
9 tahun yang lalu
baca 3 menit