Adab & Akhlak

Atsar.id
Atsar.id oleh Abu Abdillah

imam ahmad, alangkah jauhnya akhlak kita dari akhlak beliau.. rahimahullah

Akhlak Para Ulama - Imam Ahmad Rahimahullah Dahulu Imam Ahmad berdoa di dalam sujudnya:  . "Ya Allah, barang siapa di dalam umat ini terdapat seseorang bukan di atas al haq dan Ia menyangka Ia sedang berada di atas al haq maka kembalikanlah Ia kepada Al haq" !   Berkata Yahya bin Main رحمه الله: aku tidak pernah melihat seorangpun yang semisal Imam Ahmad bin Hambal, kami menemaninya selama lima puluh tahun. Beliau tidak pernah merasa bangga atas kami dengan sesuatu yang ada pada dirinya dari kesalehan dan kebaikan, dan beliau mengatakan:  "kita adalah kaum yang miskin".   Berkata para Huffadz: kami melihat Imam Ahmad turun menuju pasar Baghdad, lalu beliau membeli seikat kayu bakar dan beliau meletakkannya di atas pundaknya, tatkala manusia mengenalinya maka para pedagang dan pemilik toko meninggalkan dagangan dan toko mereka, orang-orang yang sedang lewat diberhentikan di jalan-jalan mereka, mereka mengucapkan salam atas beliau dan mereka mengatakan:    "kami pikul darimu kayu bakar itu", maka beliau pun menggoyangkan tangannya dan wajahnya memerah, kedua matanya meneteskan air mata, dan beliau mengatakan: kita adalah kaum yang miskin, sekiranya Allah tidak menutup aib kita niscaya kita akan terbeberkan aib kita. Ada seseorang datang untuk memberikan pujian kepada Imam Ahmad, lalu Imam Ahmad mengatakan kepadanya:   "Aku bersaksi kepada Allah sungguh aku murka kepadamu di dalam ucapan ini (karena pujian), demi Allah seandainya engkau mengetahui apa yang ada padaku berupa dosa dan kesalahan niscaya engkau taburkan tanah di atas kepalaku. Dan beliau رحمه الله mengatakan:    "Duhai kiranya aku tidak mengenal popularitas ini, duhai kiranya aku berada di lereng dari lereng-lereng Mekkah niscaya manusia tidak mengenaliku".   Al_hilyah, oleh Abu Nuaim (9/181) ▪️أخلاق الأكابر الكبار  كان الإمام أحمد بن حنبل رحمه الله تعالى يقول في سجوده :  "اللهم من كان في هذه الأمة علىٰ غير الحق، ويظن أنه علىٰ الحق فردّه إلى الحق"!  • قال يحيى ﺑﻦ ﻣﻌﻴﻦ: ﻣﺎ ﺭﺃﻳﺖ ﻣﺜﻞ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ،  ﺻﺤﺒﻨﺎﻩ ﺧﻤﺴﻴﻦ ﺳﻨﺔ  ... لم يفتخر ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﺸﻲﺀ ﻣﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﻼﺡ ﻭ ﺍﻟﺨﻴﺮ  ... ﻭﻛﺎﻥ ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻘﻮﻝ: ﻧﺤﻦ ﻗﻮﻡ ﻣﺴﺎﻛﻴﻦ. • ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺤﻔﺎﻅ: ﺭﺃﻳﻨﺎ ﺍﻹﻣﺎﻡ أﺣﻤﺪ ﻧﺰﻝ ﺇﻟﻰ ﺳﻮﻕ ﺑﻐﺪﺍﺩ،  ﻓاﺷﺘﺮﻯ ﺣﺰﻣﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﻄﺐ، ﻭﺟﻌﻠﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻛﺘﻔﻪ،  ﻓﻠﻤﺎ ﻋﺮﻓﻪ ﺍﻟﻨﺎﺱ، ﺗﺮﻙ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻤﺘﺎﺟﺮ ﻣﺘﺎﺟﺮﻫﻢ، ﻭﺃﻫﻞ ﺍﻟﺪﻛﺎﻛﻴﻦ ﺩﻛﺎﻛﻴﻨﻬﻢ، ﻭﺗﻮﻗﻒ ﺍﻟﻤﺎﺭﺓ ﻓﻲ ﻃﺮﻗﻬﻢ، ﻳﺴﻠﻤﻮﻥ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻳﻘﻮﻟﻮﻥ: ﻧﺤﻤﻞ ﻋﻨﻚ ﺍﻟﺤﻄﺐ،  ﻓﻬز ﻳﺪﻩ، واﺣﻤﺮ ﻭﺟﻬﻪ، ﻭﺩﻣﻌﺖ ﻋﻴﻨﺎﻩ ﻭﻗﺎﻝ: ﻧﺤﻦ ﻗﻮﻡ ﻣﺴﺎﻛﻴﻦ، ﻟﻮﻻ ﺳﺘﺮ الله ﻻﻓﺘﻀﺤﻨﺎ.  • ﺃﺗﻰ ﺭﺟﻞ ﻟﻴﻤﺪﺡ ﺍﻹﻣﺎﻡ أﺣﻤﺪ، ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ أﺣﻤﺪ :  ﺃﺷﻬﺪ الله ﺇﻧﻲ ﺃﻣﻘﺘﻚ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﻼﻡ،  والله ﻟﻮ ﻋﻠﻤﺖ ﻣﺎ ﻋﻨﺪﻱ ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ﻭﺍﻟﺨﻄﺎﻳﺎ ﻟﺤﺜﻮﺕ ﻋﻠﻰ ﺭﺃﺳﻲ ﺑﺎﻟﺘﺮﺍﺏ. • ﻭﻛﺎﻥ رحمه الله ﻳﻘﻮﻝ: ﻳﺎ ﻟﻴﺘﻨﻲ ﻣﺎ ﻋﺮﻓﺖ ﺍﻟﺸﻬﺮﺓ،  ﻳﺎ ﻟﻴﺘﻨﻲ ﻓﻲ ﺷﻌﺐ ﻣﻦ ﺷﻌﺎﺏ ﻣﻜﺔ ﻣﺎ ﻋﺮﻓﻨﻲ ﺍﻟﻨﺎﺱ. 🔺اﻟﺤﻠﻴﺔ لأبي نعيم ‏(٩/١٨١) Sumber : http://tlgrm.me/salafykolaka
8 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

sepenggal makna dalam sebuah balon

SEPENGGAL MAKNA DALAM SEBUAH BALON.... “Dan janganlah engkau memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong), dan janganlah berjalan dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang angkuh dan menyombongkan diri.” (Luqman: 18) Kadangkala sepenggal makna dapat juga dilihat dari sebuah balon.... Setiap melihat balon,,sering terpikirkan barangkali komposisi balon gas dan sifat sombong itu sama,,mungkin sombong juga tersusun dari nitrogen,,hidrogen dan helium,,gas-gas yang sering ada di balon udara hingga membuat mereka yang mengidap sifat sombong seringkali besar kepala lalu hati melayang tinggi,,lupa menapaki tanah dan akhirnya meremehkan orang lain. Ah mungkin mereka lupa bahwa tak selamanya balon gas akan terus mengudara,,setinggi apa pun tak kan mampu menembus langit,,mereka lupa bahwa tanah adalah tempat peristirahatan terakhirnya. "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong. Sesungguhnya engkau sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali engkau tidak akan mencapai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Rabb-mu.” (al-Isra’: 37—38) Semoga mereka yang saat ini merasa tinggi di awan-awan entah karena ILMU,,harta,,tahta juga PARAS YANG MENAWAN HINGGA BANGGA DIRI LALU MENOLAK KEBENARAN DAN MEREMEHKAN ORANG LAIN,MEMPERMAINKAN HATI ORANG LAIN hingga,,bisa merenungi peringatan Allah Ta'ala ini: “Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi dan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Qashash: 83) Lalu segera bertaubat dan mengenakan parasut "tawadhu" agar saat balon kesombongannya pecah di udara,,mereka bisa kembali ke bumi tanpa kehinaan. Dan rendahkanlah sayapmu (bertawadhu’lah) terhadap orang-orang yang beriman.” (al-Hijr: 88) “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri sehingga seseorang tidak menyombongkan diri atas yang lain dan tidak berbuat zhalim atas yang lain.” (Shahih, HR Muslim no. 2588). Disudut perenungan Ummu 'Abdillah Afiqah Dipublikasikan oleh:  .مفتاح دار السعادة Miftah Daaris Sa'adah Wa  💐Mar'atus Shalihah
8 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

berbuat ihsan kepada semua orang

Mutiara ASK Renungan Pagi BERBUAT IHSAN KEPADA SEMUA ORANG. Berkata Al-'Allamah Al-Hafizh Ibnul Qayyim _rahimahullah ta'ala_ : Termasuk sebab tersulit bagi jiwa dan terberat baginya dan tidak ada yang bisa menjalankannya kecuali orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar dari Allah ialah memadamkan api orang yang hasad, zalim, dan menyakiti dengan berbuat ihsan (kebajikan) kepadanya, dan setiap kali bertambah gangguannya, kejelekannya, kezalimannya, dan hasadnya maka semakin bertambah pula perilaku ihsan kepadanya, bagi dirinya adalah nasehat dan atas orang tersebut merupakan bentuk kasih sayang, dan aku tidak mengira bahwa engkau akan percaya bahwa hal ini bisa menjadi lebih mulia dari pada membalasnya, maka dengarkanlah sekarang firman Allah _'Azza wa Jalla_ : (وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ * وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ * وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ) [سورة فصلت 34 - 36] "Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.[35] Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. [36] Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."_ [Qs. Fushshilat: 34-36] Dan Allah berfirman: (أُولَٰئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ) [سورة القصص 54] "Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka nafkahkan."_ [Qs. Al-Qashash: 54] Dan perhatikan keadaan Nabi ﷺ yang telah dikisahkan tentang apa yang menimpa Nabi kita ﷺ : Bahwasanya beliau telah diserang oleh kaumnya hingga beliau berdarah sehingga darah pun mengalir dan beliau katakan: "ya Allah, ampunilah kaumku karena sejatinya mereka tidak mengetahui."_ [HR. Bukhari dan Muslim] Bagaimana beliau gabungkan dalam kalimat ini 4 kedudukan dari perbuatan ihsan dalam rangka membalas perbuatan jelek mereka yang besar terhadap baginda Nabi: Pertama: beliau memaafkan mereka, Kedua: permohonan ampun beliau untuk mereka, Ketiga: pemberian udzur (toleransi) beliau bagi mereka karena mereka sejatinya tidak mengetahui, Empat: beliau sandarkan mereka kepada dirinya sehingga beliau katakan: ampunilah kaumku. Badaie' Al-Fawaid (2/243-244). By. Pixabay قال العلامة الحافظ ابن القيم رحمه الله تعالى: . «ﻣﻦ ﺃﺻﻌﺐ اﻷﺳﺒﺎﺏ ﻋﻠﻰ اﻟﻨﻔﺲ ﻭﺃﺷﻘﻬﺎ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻻ ﻳﻮﻓﻖ ﻟﻪ ﺇﻻ ﻣﻦ ﻋﻈﻢ ﺣﻈﻪ ﻣﻦ اﻟﻠﻪ ﻭﻫﻮ ﺇﻃﻔﺎء ﻧﺎﺭ اﻟﺤﺎﺳﺪ ﻭاﻟﺒﺎﻏﻲ ﻭاﻟﻤﺆﺫﻱ ﺑﺎﻹﺣﺴﺎﻥ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﻜﻠﻤﺎ اﺯﺩاﺩ ﺃﺫﻯ ﻭﺷﺮا ﻭﺑﻐﻴﺎ ﻭﺣﺴﺪا اﺯﺩﺩﺕ ﺇﻟﻴﻪ ﺇﺣﺴﺎﻧﺎ ﻭﻟﻪ ﻧﺼﻴﺤﺔ ﻭﻋﻠﻴﻪ ﺷﻔﻘﺔ ﻭﻣﺎ ﺃﻇﻨﻚ ﺗﺼﺪﻕ ﺑﺄﻥ ﻫﺬا ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻀﻼ ﻋﻦ ﺃﻥ ﺗﺘﻌﺎﻃﺎﻩ ﻓﺎﺳﻤﻊ اﻵﻥ ﻗﻮﻟﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ: {ﻭَﻻ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱ اﻟْﺤَﺴَﻨَﺔُ ﻭَﻻ اﻟﺴَّﻴِّﺌَﺔُ اﺩْﻓَﻊْ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﻫِﻲَ ﺃَﺣْﺴَﻦُ ﻓَﺈِﺫَا اﻟَّﺬِﻱ ﺑَﻴْﻨَﻚَ ﻭَﺑَﻴْﻨَﻪُ ﻋَﺪَاﻭَﺓٌ ﻛَﺄَﻧَّﻪُ ﻭَﻟِﻲٌّ ﺣَﻤِﻴﻢٌ ﻭَﻣَﺎ ﻳُﻠَﻘَّﺎﻫَﺎ ﺇِﻻّ اﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺻَﺒَﺮُﻭا ﻭَﻣَﺎ ﻳُﻠَﻘَّﺎﻫَﺎ ﺇِﻻ ﺫُﻭ ﺣَﻆٍّ ﻋَﻈِﻴﻢٍ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﻳَﻨْﺰَﻏَﻨَّﻚَ ﻣِﻦَ اﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻧَﺰْﻍٌ ﻓَﺎﺳْﺘَﻌِﺬْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ اﻟﺴَّﻤِﻴﻊُ اﻟْﻌَﻠِﻴﻢُ}  ﻭﻗﺎﻝ: {ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻳُﺆْﺗَﻮْﻥَ ﺃَﺟْﺮَﻫُﻢْ ﻣَﺮَّﺗَﻴْﻦِ ﺑِﻤَﺎ ﺻَﺒَﺮُﻭا ﻭَﻳَﺪْﺭَﺃُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ اﻟﺴَّﻴِّﺌَﺔَ ﻭَﻣِﻤَّﺎ ﺭَﺯَﻗْﻨَﺎﻫُﻢْ ﻳُﻨْﻔِﻘُﻮﻥَ}  ﻭﺗﺄﻣﻞ ﺣﺎﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ اﻟﺬﻱ ﺣﻜﻰ ﻋﻨﻪ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ "ﺃﻧﻪ ﺿﺮﺑﻪ ﻗﻮﻣﻪ ﺣﺘﻰ ﺃﺩﻣﻮﻩ ﻓﺠﻌﻞ ﻳﺴﻠﺖ اﻟﺪﻡ ﻋﻨﻪ ﻭﻳﻘﻮﻝ اﻟﻠﻬﻢ اﻏﻔﺮ ﻟﻘﻮﻣﻲ ﻓﺈﻧﻬﻢ ﻻ ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ" ﺭﻭاﻩ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ  ﻛﻴﻒ ﺟﻤﻊ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ اﻟﻜﻠﻤﺎﺕ ﺃﺭﺑﻊ ﻣﻘﺎﻣﺎﺕ ﻣﻦ اﻹﺣﺴﺎﻥ ﻗﺎﺑﻞ ﺑﻬﺎ ﺇﺳﺎءﺗﻬﻢ اﻟﻌﻈﻴﻤﺔ ﺇﻟﻴﻪ ﺃﺣﺪﻫﺎ: ﻋﻔﻮﻩ ﻋﻨﻬﻢ ﻭاﻟﺜﺎﻧﻲ: اﺳﺘﻐﻔﺎﺭﻩ ﻟﻬﻢ  اﻟﺜﺎﻟﺚ: اﻋﺘﺬاﺭﻩ ﻋﻨﻬﻢ ﺑﺄﻧﻬﻢ ﻻ ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ اﻟﺮاﺑﻊ: اﺳﺘﻌﻄﺎﻓﻪ ﻟﻬﻢ ﺑﺈﺿﺎﻓﺘﻬﻢ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﻘﺎﻝ اﻏﻔﺮ ﻟﻘﻮﻣﻲ.» بدائع الفوائد (244,243/2) --------------------- Broadcast by Ahlus Sunnah Karawang;*_ Channel MutiaraASK, http://bit.ly/MutiaraASK Website ASK, http://bit.ly/BlogASK BBM Mutiara Salaf, Pin:54ABD49E | Channel:C001C7FFE #renungan #ihsan #sabar
9 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

adab-adab dalam menasehati

ADAB-ADAB DALAM MENASEHATI . 1. Ikhlas karena Alloh Azza Wa Jalla,  Wajib niatnya hanya mengharap wajah Alloh Ta'alaa semata. 2.Tidak boleh ditujukan untuk fitnah (disebar luaskan-pent) , penyakit ini banyak terjadi dikalangan manusia, engkau melihat seseorang menasehati dengan cara kasar/keras,  Maka seseorang seharusnya tidak meniatkan untuk fitnah ( disebar luaskan ). 3.Hendaklah nasehat tersebut dengan cara sembunyi-sembunyi,  Oleh karena itu Imam syafi’i berkata: “Barangsiapa menasehati saudaranya dengan sembunyi-sembunyi, berarti ia telah menasehati dan mengindahkannya. Barangsiapa menasehati dengan terang-terangan, berarti ia telah mempermalukan dan memburukkannya. " 4. Hendaklah nasehat tersebut dengan cara yang lembut dan dengan adab yang baik dan dengan cara yang halus,  Sebagaimana Nabi Shallohu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Sesungguhnya kelembutan itu, tidaklah terdapat pada sesuatu kecuali akan membaguskannya, dan tidaklah dihilangkan dari sesuatu kecuali akan menjelekkannya.” ( HR Muslim ). 5.Tidak mengIlzam ( Memaksakan kehendak ) Salah satu kewajiban seorang mukmin adalah menasehati saudaranya ( Tatkala melakukan keburukan-Pent ), Namun bukanlah berkewajiban dia untuk memaksanya mengikuti nasehatnya. Sebab perkara ini bukanlah bagiannya,bahkan itu adalah haknya Penguasa terhadap rakyatnya Seorang pemberi nasehat hanyalah seseorang yang menunjukkan jalan kebaikan, dan bukan seseorang yang memerintahkan orang lain untuk mengerjakannya ( memaksa -pent ). Ibnu Hazm Azh Zhahiri mengatakan: “Janganlah kamu memberi nasehat dengan mensyaratkan nasehatmu harus diterima. Jika kamu melanggar batasan ini, maka kamu adalah seorang yang zhalim, bukan seorang pemberi nasehat, Dan engkau adalah orang yang menuntut untuk ditaati  dan memaksakan,bukan orang yang menunaikan hak amanah dan ukhuwah. Dan perkara ini tidak masuk akal dan tidak menunaikan hak pertemanan. Akan tetapi ini adalah Haknya pemimpin terhadap rakyatnya,  dan tuan terhadap budaknya ( Al Akhak Wa Siyar. Hal 44 ) Sumber : النصيحة في ضوء الكتاب و السنة أخوكم الفقير الى عفو ربه FIK Sumber gambar: http://hd.wallpaperswide.com/ 〰〰〰〰〰〰〰〰〰 آداب النصيحة: -1 الإخلاص لله عز وجل،لابد أن يقصد وجه الله تعالى 2- ألا يقصد التشهير،وهذه آفة يقع فيها كثير من الناس ، تراه يخرج النصيحةبثوب خشن ، فينبغي ألا يكون قصده التشهير 3-أن يكون النصح في السر، ولذلك يقول الشافعي : من وعظ أخاه سرًا فقد نصحه وزانه ، ومنوعظه علانية فقد فضحه وشانه . 4-أن يكون النصح بلطف وأدب ورفق، كماقال النبي صلى الله عليه وسلم : " ما كان الرفق في شيءٍ إلا زانه وما نُزع من شيءٍ إلا شانه " . ( رواه مسلم) 5- عدم الإلزام: من واجب الناصح أن ينصح غيره، ولكن ليس من حقه أن يلزم غيره بما ينصحه به؛ لأن هذا ليس من حقه، بل هو حق للحاكم في رعيته، والناصح دال على الخير، وليس بآمر بفعله. يقول الإمام ابن حزم الظاهري رحمه الله تعالى: ولا تنصح على شرط القبول منك، فإن تعديت هذه الوجوه، فأنت ظالم لا ناصح، وطالب طاعة وملك، لا مؤدي حق أمانة وأخوة، وليس هذا حكم العقل، ولا حكم الصداقة، لكن حكم الأمير مع رعيته، والسيد مع عبده (الأخلاق والسير: (ص44)). ◽️◽️◽️◽️◽️ http://bit.ly/Forum_ilmiyahKarangAnyar
9 tahun yang lalu
baca 3 menit

Tag Terkait