Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

sobat, yuk kita gapai ridho allah !

8 tahun yang lalu
baca 7 menit

MENGGAPAI KERIDHOAN ALLAH

MENGGAPAI KERIDHOAN ALLAH
Gambar diambil dari Pixabay

Kaum muslimin -rahimakumullahu jami'an- merupakan dambaan setiap mukmin sekaligus cita-cita mereka adalah mendapatkan Allah عزوجل. Tidak ada seorangpun yang dia mengaku beriman kepada Allah namun dia tidak menginginkan hal yang satu ini. Dikarenakan keridhaan Allah atas hamba-hambaNya merupakan salah satu pilar kebahagian seorang mukmin di dunia dan di akhirat kelak.

Dan merupakan sunnatullah (ketetapan Allah) atas hamba-hambaNya bahwa kita hidup di dunia ini tidak akan bisa terlepas dari takdir Allah عزوجل.

Di satu waktu kita dalam keadaan lapang dan bahagia, namun di waktu lain kita menghadapi Kesempitan dan kesedihan.

Oleh karena keadaan yang demikian ini, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan perumpamaan bagaimana kehidupan seorang mukmin, dalam hadits yang sohih Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ الْخَامَةِ مِنْ الزَّرْعِ تُفِيئُهَا الرِّيحُ تَصْرَعُهَا مَرَّةً وَتَعْدِلُهَا أُخْرَى حَتَّى يَأتِيَ اَجَلُهُ

"Perumpamaan orang mukmin ibarat sebatang pokok yang lentur diombang-ambing angin, kadang hembusan angin merobohkannya, dan kadang-kadang meluruskannya kembali. Demikianlah keadaannya sampai ajalnya datang."

Demikianlah perumpamaan seorang mukmin ibarat sebatang pohon yang diombang ambingkan oleh angin, yang maknanya adalah bahwa kehidupannya akan terus mendapatkan ujian dan cobaan. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam hadits lain

إِنَّ اْلمُؤْ مِنَ خُلِقَ مُفَتَّنًا تَوَّابًا نَسَّاءً، إِذَا ذُكِرَ ذَكَرَ

“Sesunguhnya seorang mukmin tercipta dalam keadaan Mufattan (penuh cobaan), Tawwab (senang bertaubat), dan Nassaa’ (suka lupa), (tetapi) apabila diingatkan ia segera ingat”.

Akan ada cobaan dan ujian yang harus dia hadapi, baik ujian yang bentuknya harta, dihilangkannya jiwa atau bentuk kekuranga. Ini senada dengan firman Allah Ta'ala dalam surat Al Baqarah


155. وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."

Hingga datang ajal menjemput.

Dan sikap yang tepat dalam menghadapi segala keadaan adalah dengan ridho, bersabar serta mengharap kebaikan untuk dirinya kepada Allah dengan musibah yang menimpa serta mengharapkan pahala dari-Nya

Kaum muslimin -rahimakumullahu- dalam hadits ini pula menunjukkan kepada kita hendaknya seorang mukmin tidak merasa tenang atas kenikmatan dan kesenangan yang ia dapatkan di dunia ini, bahkan selayaknya dia merasa khawatir dan takut, jangan-jangan itu semua adalah bentuk istidroj dari Allah, Allah biarkan kita terlena dan tertipu terhadap kenikmatan dunia ini dan Allah biarkan kita terus berkecimpung dalam kemaksiatan kepada Allah.

Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya mengaku dan mengatakan beriman lalu dia tidak diuji keimanannya, Allah عزوجل berfirman:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman" sedang mereka tidak diuji?"

Dan pula hendaknya seorang mukmin tidak merasa ujub, bangga diri dengan apa yang diberikan kepadanya dari kenikmatan dunia ini, apalagi sampai tertipu dan terlena dengan keindahan dunia yang semu.

Dalam hadits ini pula terdapat dalil bahwa ujian yang menimpa masing-masing kita tidaklah sama, satu dengan yang lainnya berbeda dan bertingkat. Ini semua berdasarkan seberapa kokoh dan kuat agama seseorang. Hal ini berdasarkan apa yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ada salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah

يا رسول الله، أي الناس أشد بلاء؟ قال:
<< أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً اْلأَنِبْيَاءُ ثُمَّ اْلأَمْثَلُ فَاْلأَمْثَلُ يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلٰى حَسًبِ ( وَفِي رِوَايَةٍ قَدْرِ ) دِيْنُهُ فَإِنْ كَانَ دِيْنُهُ صَلَبًا اِشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِيْنِهِ رِقَةٌ اُبْتُلِيُ عَلٰى حَسَبِ دِيْنُهِ >>

Wahai Rasulullah, manusia mana yang paling berat cobaannya?
“Manusia yang paling berat cobaannya adalah para anbiya’ kemudian orang-orang serupa lalu orang-orang yang serupa. Seseorang itu diuji menurut ukuran (dalam suatu riwayat ‘kadar’) agamanya. Jika agama kuat, maka cobaannya pun berat. Dan jika agamanya lemah, maka ia diuji menurut agamanya.
Ini menunjukkan semakin kuat kita memegang agama ini untuk mendapatkan keridhaan Allah, semakin besar pula ujian dan cobaan yang akan menghadang kita. Dan semakin lemah kita membela agama ini, semakin kecil pula ujian dan cobaan yang akan menimpa kita.

Tentunya muslim yang berakal akan memilih jenis yang pertama, dikarenakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda

إِنَّ عَظْمَ الْجَزَاءِ مَعَ عَظْمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضٰى وَمَنْ سَخَطَ فَلَهُ السُّخْطُ

Sesungguhnya besarnya pembalasan (pahala) itu bersama dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya manakala Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang dia ridho maka untuknyalah keridhaan (Allah), barangsiapa yang murka, maka untuknya pula kemurkaan itu.”

Kaum muslimin -rahimakumullahu-
Jika kita menengok kembali bagaimana para rasul, Nabi dan para sahabat mempertahankan keimanan mereka, membela agama islam sangat jauh sekali jika dibandingkan dengan ujian dan cobaan yang kita hadapi.

أقول قولي هذا
فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

khutbah kedua:

Dari apa yang sudah kita sampaikan tadi, jika kita mau memperhatikan, meresapi agar kita bisa mendapatkan pemahaman dengan sebenar-benarnya maka:

*Segala sesuatu yang kita saling berlomba dan saling menjatuhkan satu sama yang lain untuk mendapatkan kenikmatan serta jabatan di dunia ini, maka itu semua sama sekali tidak ada bandingannya dengan keridhaan disisi Allah عزوجل. Apa gunanya kita mendapatkan semua itu jika kita tidak bisa menggapai keridhaannya?*

```dan segala sesuatu yang kita berusaha lari dan menghindar dari hal-hal yang dibenci serta musibah di dunia ini, itu semuanya tidak ada bandingannya jika dihadapkan dengan murka dan adzab Allah yang kekal di Neraka-Nya. Lebih baik kita menerima dengan ridho dan sabar atas ujian di dunia ini dibandingkan dengan kita lari dan menghindar namun kita tidak bisa menghindar dari murka Allah di akhirat kelak.```

Sebagai penutup khutbah kali ini, kita akan sebutkan sebuah hadits dari sahabat Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُصْبَغُ فِى النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ فَيَقُولُ لاَ وَاللَّهِ يَا رَبِّ. وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِى الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِى الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لاَ وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِى بُؤُسٌ قَطُّ وَلاَ رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ


Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Pada hari kiamat akan didatangkan seseorang yang paling banyak mendapatkan kenikmatan dunia yang termasuk penghuni neraka, lalu dia dicelupkan sekali ke neraka, lalu setelah itu dia ditanya," Wahai anak Adam, apakah kau pernah melihat kebaikan meskipun sedikit? Apa kau pernah merasakan kenikmatan meskipun sedikit?" Dia menjawab: "Tidak, demi Allâh, wahai Rabb,"

Kemudian akan didatangkan orang paling sengsara di dunia yang termasuk penghuni surga, kemudian dia ditempatkan dalam surga sebentar, setelah itu dia ditanya, 'Hai anak Adam, apa kau pernah melihat kesengsaraan meski sedikit? Apa kau pernah merasa kesusahan meski sedikit?" Dia menjawab, "Tidak, demi Allâh, wahai Rabb, aku tidak pernah merasa sengsara sedikit pun dan aku tidak pernah melihat satu kesusahan pun." [HR. Muslim]


Abu Zain Abdullah Iding
Purwoasri, 27 Muharram 1438 H/ 28 Oktober 2016


┄┄┉┉✽̶»̶̥🌼»✽̶┉┉┄┄
Bergabunglah bersama kami di chanel telegram pada link berikut ini
http://bit.ly/penuhduniailmu
Untuk faedah lain kunjungi www.jendelasunnah.com
*Jendela Sunnah*
--------------------------------------
Oleh:
Atsar ID