Hadits

Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin

keutamaan mengucapkan salam

9 tahun yang lalu
baca 1 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

sunnah yang ditinggalkan setelah membaca al-quran

SUNNAH YANG DITINGGALKAN SETELAH MEMBACA AL QUR'AN Sunnah yang terlupakan oleh kebanyakan manusia, setelah selesai membaca al qur'an. Disunnahkan setelah selesai membaca al qur'an, untuk membaca berdo'a [Kafaratul Majlis]: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أشهد أن لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ. Dalil atas yang demikian, adalah hadits dari Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau berkata: مَا جَلَسَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَجْلِسًا قَطُّ، . وَلاَ تَلاَ قُرْآناً،  وَلاَ صَلَّى صَلاَةً إِلاَّ خَتَمَ ذَلِكَ بِكَلِمَاتٍ، قَالَت ْ: فَقُلْتُ:  يَا رَسُولَ اللهِ،  أَرَاكَ مَا تَجْلِسُ مَجْلِساً،  وَلاَ تَتْلُو قُرْآنًا،  وَلاَ تُصَلِّي صَلاَةً  إِلاَّ خَتَمْتَ بِهَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ ؟  قَالَ نَعَمْ،  مَنْ قَالَ خَيْراً خُتِمَ لَهُ طَابَعٌ عَلَى ذَلِكَ الْخَيْرِ،  وَمَنْ قَالَ شَرّاً كُنَّ لَهُ كَفَّارَةً سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أشهد أن لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ). "Tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk dalam sebuah masjid, tidak pula beliau membaca al qur'an dan tidak pula melaksanakan sebuah shalat, kecuali beliau menutup dengan beberapa kalimat (do'a). Maka Aisyah berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah, sesungguhnya tidaklah aku melihat anda duduk di sebuah majlis, tidak pula anda membaca al qu'an, tidak pula anda melaksanakan suatu shalat, kecuali anda menutupnya dengan kalimat-kalimat tersebut? Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: Betul, dikarenakan barangsiapa yang berkata sesuatu kebaikan, kemudian ditutup dengan do'a tersebut, maka akan dicatat baginya kebaikan. Dan barangsiapa yang berkata kejelekan maka do'a tersebut sebagai kafarat (penebus). سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أشهد أن لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ. "Maha Suci Engkau Ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada Illah yang berhak disembah kecuali Engkau dan aku meminta ampun dan bertaubat kepada-Mu." ======== Adapun pada masa ini, kebanyakan manusia -kecuali orang yang Allah rahmati- mereka meninggalkan sunnah ini. Mereka berdo'a setelah selesai dari membaca al qur'an: صدق الله العظيم "Maha Benar Allah yang Maha Agung." Atau dengan mencium mushaf al qur'an. Maka seyogiyanya bagi kita, untuk menyebarkan sunnah ini... ======== Dan sungguh al Imam an Nasai' rahimahullah telah membuat bab, tentang hadits ini dengan ucapan beliau: "Apa yang dibaca tatkala selesai membaca Al Qur'an" Sanadnya shahih, dikeluarkan oleh al Imam an Nasai' dalam "as Sunnan al Kubro" Berkata al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah dalam "an Nukat" (2/733), sanadnya shahih. Berkata asy Syaikh al Albaniy rahimahullah, dalam "ash Shahihah" (7/495): "Ini sanad yang shahih, juga dengan syarat Imam Muslim. Berkata asy Syaikh Muqbil al Wadi'i dalam kitab "al Jami'ush Shahih mimma Laisa fi Shahihain" (2/128): "Ini hadits yang Shahih." Wallahu a'lam bish Shawwab ●●●●●●● Forum Salafy Purbalingga **** Disebarkan Oleh Happy Islam | Arsip Fawaid Salafy Join Channel Telegram telegram.me/happyislamcom
9 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

tetap tegarnya hati diatas kebaikan

TETAP TEGARNYA HATI DIATAS KEBAIKAN Dan telah diriwayatkan dalam sebuah hadits, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك , يا مصرف القلوب اصرف قلبنا إلى طاعتك “Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati, kokohkanlah hati-hati kami di atas agama-Mu, wahai Dzat yang mengarah-arahkan hati, arahkanlah hatiku untuk mentaati-Mu.” Dalam hadits lainnya: مثل القلب كمثل ريشة بأرض فلاة تقلبها الرياح “Permisalan hati itu ibaratnya seperti sebuah bulu yang terletak di padang pasir yang dibolak-balik oleh angin.” Ketahuilah, sesungguhnya hati itu ditinjau dari kekokohan diatas kebaikan dan kejelekkan atau berbolak baliknya diantara keduanya itu terbagi menjadi tiga macam: Hati yang pertama. adalah hati yang dimakmurkan dengan ketakwaan, disucikan dengan latihan, dibersihkan dari kejelekkan-kejelekkan akhlaq. Maka terbukalah bisikan-bisikan kebaikan (dalam hati) dari perbendaharaan alam ghaib, lalu malaikat menguatkannya dengan hidayah. Hati yang kedua; adalah hati yang terbengkalai yang diisi dengan hawa, dikotori dengan kotoran-kotoran, tercemari oleh akhlak-akhlak yang jelek. Maka menjadi kuatlah padanya kekuasaan syaithon karena keluasan tempatnya. Dan menjadi lemahlah kekuasaan iman padanya. Dan hatinya dipenuhi oleh asapnya hawa nafsu, maka hilanglah cahayanya, keadaannya menjadi seperti mata yang dipenuhi oleh asap yang tidak memungkinkan baginya untuk melihat. Tidak lagi berpengaruh baginya larangan tidak pula nasihat. Hati yang ketiga; Hati yang mulanya ada bisikan hawa nafsu lalu ia mengajaknya untuk berbuat jelek, lalu disusul oleh bisikan keimanan sehingga mengajaknya untuk berbuat baik. Contohnya : Tatkala syaithon mendorong kepada suatu keinginan atas akal, maka menjadi kuatlah dorongan hawa nafsu. Lalu ia mengatakan: “Tidakkah engkau melihat si fulan dan fulan, bagaimana mereka melepaskan diri-diri mereka dalam hawa nafsunya.” Hingga syaithon menyebutkan beberapa ulama (yang tergelincir dalam hawa nafsu-pent), maka jiwanya mulai condong kepada syaithon. Lalu malaikat membantah syaithon dan mengatakan:  “Tidaklah binasa kecuali orang yang melupakan siksaan (akhirat), maka janganlah engkau tertipu dengan lalainya manusia terhadap diri mereka sendiri. Tidakkah engkau lihat, jika engkau berdiri di bawah terik matahari pada musim panas dalam keadaan engkau memiliki rumah yang sejuk, apakah engkau akan mencocoki mereka (dengan tetap berjemur di matahari-pent) ataukah engkau mencari kemaslahatan (dengan masuk rumahmu-pent)? Apakah engkau menyelisihi mereka dalam urusan panasnya terik matahari dan engkau tidak menyelisihi mereka dalam perkara yang akan mengantarkan ke neraka?” Maka jiwanyapun mulai condong kepada perkataan malaikat. Maka terjadilah kebimbangan diantara dua pasukan, sampai kepada yang menguasai hati adalah yang lebih pas untuknya. Maka barang siapa yang diciptakan untuk kebaikan maka dia akan dimudahkan untuk itu, dan barang siapa yang diciptakan untuk kejelekkan, maka dia akan dimudahkan untuk itu. Allah berfirman: فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإِسْلامِ  وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.” (QS. Al-An’aam 125) Ya Allah berikan kami taufik terhadap perkara-perkara yang Engkau cintai dan ridhai. Disadur dari kitab Mukhtashar Minhajil Qashidin karya Ibnu Qudamah Al-Maqdisi h. 147-148. http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=153718#entry715857 Ustadz Abu Hafs Umar al Atsary hafizhahullah || www.forumsalafy.net ---------------------- Syaikh Ibnu al ‘Utsaimin rahimahullah berpesan: ⚠️ "Seorang manusia itu, selama ruh masih di jasadnya maka dia terancam (tidak aman) dengan fitnah. Oleh karena itu, aku berwasiyat kepada diriku sendiri dan kepada kalian agar senantiasa memohon kepada Allah kekokohan di atas iman dan hendaknya dia khawatir, Karena di bawah kaki-kaki kalian ada perangkap. ✅ Jika Allah ‘Azza wa Jalla tidak mengokohkan kalian maka kalian akan terjatuh dalam kebinasaan." Syarhul Mumti’: 5/388 Syabab Ashhaabus Sunnah
9 tahun yang lalu
baca 4 menit
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin