Aqidah

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

mereka yang mengingkari tingginya allah

MEREKA YANG MENGINGKARI TINGGINYA ALLAH Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc حفظه الله تعالى kisah firaun yang mengingkari tingginya allah Nama Fir’aun menjadi simbol para pendusta agama dan penentang dakwah RasuI, kapan pun dan di mana pun. Kesombongan dan kekufurannya telah menggiring Fir’aun menjadi dedengkot kekufuran. Dia termasuk salah satu jajaran thaghut-thaghut terlaknat. Dengan lancang dia mengaku memiliki sifat Rububiyyah (sifat memelihara, mencipta, dan mengatur, yang tidak dimiliki selain Allah سبحانه وتعالى), bahkan mengajak pengikutnya menjadikannya sesembahan, selain Allah. فَحَشَرَ فَنَادَىٰ (٢٣) فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىٰ (٢٤) .  فَأَخَذَهُ اللَّهُ نَكَالَ الْآخِرَةِ وَالْأُولَىٰ (٢٥) "Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: 'Akulah Rabb kalian yang paling tinggi. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia." [Q.S. An-Nazi’at: 23-25] Di hadapan kaumnya, Fir’aun menobatkan diri sebagai sesembahan, padahal dia telah mengetahui bahwa itu dusta dan sudah meyakini kebenaran Nabi Musa عليه السلام. Pembaca Qudwah, kisah pengakuan uluhiyah (sifat berhak untuk diibadahi dan disembah, yang hanya dimiliki Allah سبحانه وتعالى) itu Allah sebutkan bersama dengan kisah Haman. Dia adalah salah seorang menteri dan pengikut setianya. Allah berfirman:  وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَىٰ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ   ”Dan berkata Fir’aun, ’Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui sesembahan bagi kalian selain aku. Maka bakarlah untukku tanah liat, wahai Haman, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat sesembahan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.”  [Q.S. AI-Qashash: 38] Allah juga menyebutkan kisah ini dalam surat AI-Mukmin (Ghafir):  وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ الأسْبَابَ (٣٦) أَسْبَابَ السَّمَوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأظُنُّهُ كَاذِبًا وَكَذَلِكَ زُيِّنَ لِفِرْعَوْنَ سُوءُ عَمَلِهِ وَصُدَّ عَنِ السَّبِيلِ وَمَا كَيْدُ فِرْعَوْنَ إِلا فِي تَبَابٍ (٣٧) ”Dan berkatalah Fir'aun, ’Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu. (yaitu) pintu-pintu Iangit, supaya aku dapat melihat sesembahan Musa dan sesungguhnya aku yakni bahwa dia seorang pendusta.” Demikianlah dijadikan Fir’aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar). Dan tipu daya Fir’aun itu tidak Iain hanyalah membawa kerugian. [Q.S. Ghafir: 36-37] Kisah Haman adalah sebagian dari sepenggal sejarah yang tersisip di sela-selah kisah Nabi Musa dan Fir’aun yang telah Allah kisahkan dengan panjang Iebar dalam kitab suci-Nya.  MEREKA PUN HARUS MENGAKUI SOSOK HAMAN Haman, enam kali namanya disebut dalam Al-Quran. Dua ayat di antaranya telah kita sebut. Adapun empat tempat lainnya adalah dalam surat Al-Qashash: 6 dan 8, Al-Mukmin: 24 dan Al-Ankabut: 39. Haman juga disebut dalam sabda-sabda Rasulullah ﷺ, seperti sebuah hadits yang berisi ancaman bagi mereka yang menyia-nyiakan shalat, Rasulullah ﷺ bersabda:  وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونِ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ ”... dan siapa yang tidak menjaga shalat lima waktu, ia tidak akan memiliki cahaya, bukti, dan tidak pula memperoleh keselamatan. Dan di hari kiamat akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” Bagi seorang muslim, cukuplah Firman Allah dan sabda-sabda  Rasulullah ﷺ sebagai bukti atas apa yang dikabarkan. Kebenaran wahyu Allah adalah kebenaran mutlak, meskipun banyak manusia mengingkari. Sosok Fir'aun dan pengikut setianya, Haman adalah sosok yang tidak diragukan  keberadaannya.  Musuh-musuh Islam rupanya memerhatikan kisah Haman dalam Al-Quran. Mereka katakan bahwa Haman tidak ditemukan namanya bersama kisah Musa dalam naskah-naskah Taurat dan Injil (yang tentunya sudah mengalami perubahan). Atas dasar itulah, mereka mengingkari keberadaan Haman sebagai pengikut Fir’aun dan penentang Musa عليه السلام.  Upaya musuh-musuh Allah menjauhkan Al-Quran dari manusia atau upaya menimbulkan keraguan terhadap wahyu Allah terus mereka Iakukan. Namun rupanya mereka harus mengakui kebenaran Al-Quran, setelah mereka letih menyebarkan kedustaan. Pada tahun 1799 M rahasia huruf Hieroglif Mesir kuno terpecahkan dengan ditemukannya sebuah prasasti yang dikenal dengan ”Batu Rosetta." Batu tersebut berasal dari tahun196 SM. Batu ini ditemukan Pierre Bouchard pada 15 Juli 1799 di kota Rasyid (Rosetta), Mesir dan kemudian disimpan di British Museum sejak tahun 1802.  Penemuan arkeolog ini ternyata sangat penting dalam memecahkan teka-teki huruf Hieroglif, sebab prasasti ini ditulis dalam tiga bentuk tulisan: Hieroglif, Demotik (bentuk sederhana tulisan tangan bersambung Mesir kuno), dan Yunani. Dengan bantuan naskah Yunani, tulisan Mesir kuno pun bisa diterjemahkan dan diselesaikan oleh seorang Prancis bernama Jean Francoise Champollion. Hieroglif, sebuah bahasa yang telah terlupakan pun terungkap. Demikian pula tersingkaplah berbagai peristiwa yang dikisahkan dengan bahasa Mesir Kuno dalam berbagai prasasti-prasasti Mesir.  Di antara pengetahuan penting yang tersingkap adalah nama ”Haman" yang benar-benar disebut dalam prasasti-prasasti Mesir. lni salah satu bukti keberadaan sosok Haman di Mesir. Nama ini tercantum pada sebuah tugu di Museum Hof di Wina. Beberapa prasasti juga menyebutkan hubungan dekat antara Haman dan Fir’aun. Dalam kamus People in the New Kingdom, yang disusun berdasarkan keseluruhan kumpulan prasasti tersebut, Haman disebut sebagai ”pemimpin para pekerja batu pahat”. Temuan ini adalah salah satu hal yang membungkam para penentang Al-Quran, Haman adalah seseorang yang hidup di Mesir pada zaman Nabi Musa عليه السلام. la dekat dengan Fir’aun dan terlibat dalam pekerjaan membuat bangunan, persis sebagaimana dipaparkan dalam Al Quran.  Pembaca Qudwah, sekali Iagi cukuplah ayat AI-Quran dan hadits Rasulullah ﷺ sebagai bukti atas keyakinan kita, walaupun seluruh manusia mendustakannya. Adapun kisah batu Rossetta yang kita sebutkan, tidak Iain hanyalah sebagai argumen yang membantah penentang AI Quran dan sebagai bukti bahwasanya segala upaya manusia untuk merendahkan Al Quran atau mengubahnya pasti akan menemui kegagalan. Allahu Akbar.  Dan marilah kita kembali kepada kisah Fir’aun dan Haman dalam AI Quran.  KONSPIRASI FIR’AUN DAN HAMAN MENGINGKARI KETINGGIAN ALLAH Fir'aun telah kehabisan akal dalam menghadapi dakwah Musa yang dikuatkan dengan berbagai mukjizat yang nyata.  Maka, Fir’aun pun memaksa rakyatnya untuk mengakui semua kedustaannya. Dia membuat doktrin yang harus diyakini kaumnya. Fir’aun memproklamirkan diri sebagai Rabbul ’alamin. Dia juga mengaku bahwa dirinyalah satu-satunya sesembahan. Tidak cukup sampai di situ, dia melengkapi kedustaan dan kekufurannya dengan sebuah makar mengingkari wujud Allah dan sifat ketinggian-Nya. Pembaca Qudwah رحمكم الله. Seluruh nabi dan rasul menyeru manusia untuk beriman terhadap rububiyah Allah. Mereka juga menyerukan manusia agar menyembah Allah سبحانه وتعالى, menetapkan-Nya sebagai satu-satunya sesembahan yang benar. Para nabi dan rasul juga menerangkan kepada manusia sifat-sifat Allah yang maha Agung dan Mulia. Di antara sifat itu adalah sifat ’Uluw, sifat tinggi bagi Allah سبحانه وتعالى.  Para nabi dan rasul mengajarkan bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Tinggi. Ketinggian Allah adalah ketinggian yang mutlak. Allah Maha Tinggi baik dalam dzat-Nya, sifat-Nya, maupun kekuasaan-Nya. Seluruh nabi dan rasul meyakini dan mendakwahkan bahwa Allah berada di atas ’Arsy, Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya. Sebagaimana pula Allah memiliki ketinggian dalam seluruh sifat dan kekuasaan-Nya. Namun dengan penuh kesombongan, setelah Fir'aun  memproklamasikan dirinya sebagai Rabb dan sesembahan, dia menyiapkan sebuah makar untuk mengingkari adanya Allah dan sifat ketinggian Dzat Allah.  Proyek besar diluncurkan. Fir'aun  memerintah Haman untuk membuat bangunan (menara) tinggi menuju ke langit demi menguatkan kekufurannya kepada Allah. Sungguh! lnilah sebuah konspirasi terburuk dalam sejarah kehidupan manusia. وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ الأسْبَابَ (٣٦) أَسْبَابَ السَّمَوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأظُنُّهُ كَاذِبًا (٣٧) ”Dan berkatalah Fir'aun, ’Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu. (yaitu) pintu-pintu Iangit, supaya aku dapat melihat sesembahan Musa dan sesungguhnya aku yakni bahwa dia seorang pendusta.” [Q.S. Ghafir: 36-37] Apa tujuan Fir’aun membangun bangunan yang tinggi? Ya, Fir’aun hendak membuktikan di hadapan kaumnya bahwa Allah tidak ada. Fir’aun ingin membuktikan bahwa Allah tidak di atas sebagaimana diserukan Musa. Seakan Fir’aun berkata, ”Wahai kaumku, aku sudah membangun menara tinggi, Aku telah naik ke atasnya, dan sungguh aku tidak melihat sesembahan Musa. Jika memang Allah di atas kenapa aku tidak melihat-Nya? Sungguh Musa berdusta atas ucapannya”  Dengan segera Allah balas makar mereka dengan azab yang demikian pedih. Allah tenggelamkan Fir’aun, Haman, dan bala tentaranya di tengah laut dengan penuh kehinaan. Allah berfirman:  وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ (٣٩) فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ ۖ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ (٤٠) وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ (٤١)  Dan berlaku angkuhlah Fir'aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami. Maka Kami hukum Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang lalim. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong." [Q.S. AI-Qashash: 39-41] ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT DIKUMPULKAN BERSAMA HAMAN Fir’aun, Qarun, Haman adalah tokoh pemuka kekufuran yang senantiasa abadi. Kekufuran mereka akan terus disebutkan bersama dengan terjaganya Al-Quran. Allah kisahkan tokoh-tokoh kekufuran itu agar manusia selalu mengambil ibrah dari kisah mereka. Agar manusia berupaya menjauhkan diri dari jalan mereka. Di samping terus meluruskan aqidah dan ibadah kepada Allah. Sebagai bekal untuk menghadapi perjalanan panjang.  PELAJARAN-PELAJARAN PENTING   1. Di antara metode yang dipakai musuh-musuh nabi dan rasul dalam menentang dakwah adalah dengan menyematkan tuduhan-tuduhan buruk kepada para nabi dan rasul. Dalam kisah ini, Fir’aun menyematkan sifat kedustaan kepada Musa.  وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَا وَسُلْطَٰنٍ مُّبِينٍ (٢٣) إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَقَارُونَ فَقَالُوا سَاحِرٌ كَذَّابٌ (٢٤) ”Dan Sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir’aun, Haman, dan Qarun. Maka mereka berkata, ’(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.” [Q.S. AI-Mukmin: 23-24] Fir’aun juga berkata tentang Musa:  وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ   ”... dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.” [Q.S. AI-Qashash: 38] Metode ini pulalah yang diterapkan Quraisy terhadap Rasulullah ﷺ. Mereka katakan Muhammad ﷺ adalah pendusta, penyihir, orang gila, dan sekian tuduhan dusta agar manusia lari dari dakwah beliau. 2. Kisah Fir’aun dan Haman adalah salah satu dalil yang menunjukkan sifat ’Uluw (tinggi) bagi Allah. Bahwasanya Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya. Seandainya Nabi Musa عليه السلام tidak menerangkan bahwa Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya, niscaya Fir’aun tidak akan membuat bangunan tinggi untuk membuktikan keberadaan Allah di atas. 3. Kisah ini merupakan salah satu sisi mukjizat AI-Quran, sebagai kitab yang menyingkap berita-berita gaib baik sudah terjadi atau belum terjadi. 4. Kesombongan adalah salah satu sebab penghalang hidayah dan sebab kebinasaan dunia akhirat. Allah berfirman:  وَقَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مُوسَىٰ بِالْبَيِّنَاتِ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ وَمَا كَانُوا سَابِقِينَ  ”Dan (juga) Qarun, Fir’aun, dan  Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu)."  [Q.S. Al-Ankabut: 39] Catatan Kaki: 1) Shahih Muslim (3/1511 no. 677)  2) Sirah Ibnu Hisyam (3/260) dengan sanad Mursal, lbnu Sa'd dalam Ath-Thabaqat (2/51) tanpa sanad, dan Al-Waqidi (1/346). 🌏📕 Sumber || Majalah Qudwah Edisi 08 || t.me/majalah_qudwah
4 tahun yang lalu
baca 12 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

orang beriman prihatin terhadap ritual kemungkaran

KEPRIHATINAN ORANG BERIMAN TERHADAP RITUAL KEMUNKARAN Penyelisihan terhadap syariat Allah adalah bagian dari keprihatinan orang beriman. Apapun bentuk kemunkaran itu, baik berupa kesyirikan, kebid’ahan, maupun kemaksiatan. Kalau kita menengok sejarah kehidupan Nabi shollallahu alaihi wasallam, begitu menjadi beban pikiran Nabi keberadaan berhala yang disembah selain Allah. Beliau begitu prihatin dan bersedih ketika masih tersisa kesyirikan sedangkan beliau mampu untuk melenyapkannya. Hal itu pula yang diungkapkan oleh Nabi ketika beliau merasa terbebani dengan pikiran akan keberadaan berhala Dzul Kholashoh yang masih ada. Beliau pun ingin berhala itu segera dilenyapkan. Nabi mengungkapkan keprihatinan itu dan menganjurkan para Sahabatnya untuk melenyapkan berhala itu sekaligus menghilangkan kegundahan Nabi. . Nabi menyuruh Jarir bin Abdillah untuk melaksanakan misi penghancuran berhala itu. Setelah misi sukses dijalankan, kabar gembira disampaikan pada Nabi, Nabi pun begitu bersyukur dan mendoakan kebaikan sebanyak 5 kali kepada pasukan yang terlibat dalam misi tauhid tersebut. عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجَلِىِّ قَالَ قَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَا جَرِيرُ أَلاَ تُرِيحُنِى مِنْ ذِى الْخَلَصَةِ ». بَيْتٍ لِخَثْعَمَ كَانَ يُدْعَى كَعْبَةَ الْيَمَانِيَةِ. قَالَ فَنَفَرْتُ فِى خَمْسِينَ وَمِائَةِ فَارِسٍ وَكُنْتُ لاَ أَثْبُتُ عَلَى الْخَيْلِ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَضَرَبَ يَدَهُ فِى صَدْرِى فَقَالَ « اللَّهُمَّ ثَبِّتْهُ وَاجْعَلْهُ هَادِيًا مَهْدِيًّا ». قَالَ فَانْطَلَقَ فَحَرَّقَهَا بِالنَّارِ ثُمَّ بَعَثَ جَرِيرٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- رَجُلاً يُبَشِّرُهُ يُكْنَى أَبَا أَرْطَاةَ مِنَّا فَأَتَى رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ لَهُ مَا جِئْتُكَ حَتَّى تَرَكْنَاهَا كَأَنَّهَا جَمَلٌ أَجْرَبُ. فَبَرَّكَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَلَى خَيْلِ أَحْمَسَ وَرِجَالِهَا خَمْسَ مَرَّاتٍ dari Jarir bin Abdillah al-Bajaliy ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam berkata kepadaku: “Wahai Jarir, bisakah engkau menghilangkan kegundahanku dari Dzul Kholashoh (rumah berhala)”. Itu adalah suat bangunan milik Khots’am yang disebut Ka’bah al-Yamaaniyah. Jarir berkata: Aku pun pergi dalam pasukan berkuda berjumlah 150 orang. Aku sebelumnya tidak bisa kokoh di atas kuda. Aku kemudian menyampaikan hal itu kepada Rasulullah shollallahu alaihi wasallam. Beliau pun menepukkan tangan beliau ke dadaku dan berdoa: Ya Allah kokohkanlah dia, dan jadikanlah dia sebagai pemberi petunjuk dan orang yang mendapat petunjuk. Pergilah Jarir (ke Dzul Kholashoh) dan membakarnya dengan api. Kemudian Jarir mengutus seseorang kepada Rasulullah shollallahu alaihi wasallam yang memiliki kuniah Abu Arthoh untuk memberikan kabar gembira kepada beliau. Kemudian ia mendatangi Rasulullah shollallahu alaihi wasallam dan berkata: Tidaklah saya mendatangi anda hingga kami tinggalkan dia seperti unta yang berpenyakit kulit (hitam terbakar). Kemudian Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mendoakan keberkahan kepada kuda Ahmas dan penunggangnya sebanyak 5 kali (H.R Muslim) Demikianlah semestinya orang beriman meneladani Nabi. Mereka semestinya prihatin dan bersedih ketika terdapat kesyirikan, kebid’ahan, ataupun kemaksiatan yang dipertontonkan. Namun mereka harus bertindak sesuai bimbingan. Tidak serampangan dan gegabah. Sampaikan pada pihak berwenang, pemerintah atau waliyyul amr dengan santun dan beradab. Kalau Nabi bertindak karena beliau memiliki kewenangan dan kemampuan terhadapnya, beliau juga membimbing umat untuk mengingkari kemunkaran sesuai kemampuan. Bila tidak mampu dengan tangan, hendaknya dengan lisan. Jika tidak mampu dengan lisan, setidaknya dengan hati dengan membencinya serta tidak mendukungnya. Kita sering bersedih dan prihatin ketika ada ritual-ritual kemunkaran diberitakan. Di saat musibah pandemi belum usai, ritual-ritual tolak balak yang merupakan kesyirikan dilakukan. Terbungkus dalam acara kebudayaan.  Ada tarian dengan topeng naga sebagai simbol kemarahan naga mengusir penyakit. Inna lillah.. Padahal seharusnyamuslim meyakini bahwa yang bisa menolak balak dan musibah hanyalah Allah Ta’ala. Semestinya mendekat kepada Allah dengan menjalankan ketaatan dan meninggalkan hal-hal yang bisa menimbulkan kemurkaan Allah. قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِهِ فَلَا يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيلًا Silakan panggil siapa saja yang kalian anggap (memiliki kemampuan dan keuasaan) selain Dia (Allah), niscaya mereka tidak akan bisa menghilangkan kemudaratan dari kalian maupun memindahkannya (Q.S al-Israa’ ayat 56) Ada pula ritual penyembelihan kambing untuk tolak balak. Pemilihan kambingnya pun tidak sembarangan. Harus kendit dan memiliki bulu putih melingkar di bagian perut. Astaghfirullah... Semestinya penyembelihan adalah hanya untuk Allah. Aturan penyembelihannya pun seharusnya mengikuti ketentuan Allah. Bukan membuat seperangkat aturan atau pensyariatan yang mengada-ada. أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّه Apakah mereka memiliki sekutu-sekutu yang mensyariatkan untuk mereka bagian dari agama ini yang tidak diizinkan oleh Allah?! (Q.S asy-Syura ayat 21) Demikianlah saudaraku, ungkapan keprihatinan terhadap ritual-ritual kemunkaran yang tersebar. Semoga Allah Ta’ala memberi petunjuk kepada segenap kaum muslimin... (Abu Utsman Kharisman) WA al I'tishom
4 tahun yang lalu
baca 5 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kibarkan panji tauhid dan sunnah di lokasi bencana

Bukan Sekedar Bantuan Nutrisi Jasmani, Mereka Butuh Suntikan Rohani [Kibarkan Panji Tauhid dan Sunnah di wilayah tertimpa takdir musibah] بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ الحمد لله رب العالمين و الصلاة و السلام على خاتم الأنبياء و المرسلين و من اتبع هداه بإحسان الى يوم الدين. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده و رسوله. Amma ba’du: Untuk saudara-saudara kami : Ahlusunnah wal Jama’ah secara umum dan terkhusus di wilayah terdampak bencana dan sekitarnya. Saudara-saudaraku fillah, hafizhakumullah Berbagai bencana dan musibah tengah melanda negeri. Bisa jadi bagian dari ujian iman. Atau akibat dari perbuatan-perbuatan yang menyelisihi perintah dan larangan dari Ar-Rahman. Allah Ta’ala berfirman: وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ ﴿٣٠﴾ Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). Q.S. Asy-Syuraa: 53. Bagi kita yang masih dikaruniai ruh dikandung badan, semua peristiwa tersebut tentu menjadi ibrah dan pelajaran. Muhasabah (introspeksi) kita lakukan. Mengingat apa . yang lewat untuk menyongsong apa yang akan datang. Sabar dan syukur kita pegang sebagai pedoman di setiap keadaan. Istighfar dan taubat kita haturkan atas berbagai kesalahan. Saat ini bencana itu tidak terjadi di tempat dan daerah kita tinggal. Namun siapa tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang. Terlebih melihat kerusakan-kerusakan yang terjadi di tengah-tengah lingkungan sekarang. ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿٤١﴾ قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِن قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُم مُّشْرِكِينَ ﴿٤٢﴾ فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ الْقَيِّمِ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ يَوْمٌ لَّا مَرَدَّ لَهُ مِنَ اللَّهِ يَوْمَئِذٍ يَصَّدَّعُونَ ﴿٤٣﴾ مَن كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ وَمَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِأَنفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ ﴿٤٤﴾ 041. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). 042. Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)". 043. Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah. 044. Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan), Q.S. Ar-Ruum : 41 – 44. Saudara-saudaraku fillah, hafizhakumullah Istiqamah di atas takwa. Demikianlah persiapan menghadapi segala hal yang mungkin terjadi dari takdir ilahi. Sebab musibah datang tidak kenal waktu dan kondisi. Sesuai dengan ketentuan Rabbul ‘alamin. Ia datang saat kamu tidur, bermain, bergembira, lalai, pagi, siang, sore, malam dst. وَكَم مِّن قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا فَجَاءهَا بَأْسُنَا بَيَاتاً أَوْ هُمْ قَآئِلُونَ ﴿٤﴾ فَمَا كَانَ دَعْوَاهُمْ إِذْ جَاءهُمْ بَأْسُنَا إِلاَّ أَن قَالُواْ إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ ﴿٥﴾ 004. Betapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk) nya di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari. 005. Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim". Q.S. Al-A’raaf: 4 – 5. Saudara-saudaraku fillah, hafizhakumullah Persembahkan kepedulian dan perhatian untuk saudara-saudara kita yang tertimpa bencana. Di saat mereka mengakui diri mereka selama ini diatas kezaliman. Mari perbaiki hati-hati mereka yang sedang melunak dan takut. Berikan untaian kalimat indah nan lembut. Penggugah hati. Bersumber dari Kalamullah dan Sunnah Rasulullah. Mengajak untuk takut, berharap, dan cinta kepada Allah. Tunduk dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya. Wasiat dan petuah yang menumbuhkan kegembiraan dan harapan menyongsong kehidupan yang diridhai Ar-Rahman. Sampai datangnya kematian. Jangan lupa diingatkan! Hari ini mungkin luput dari kematian. Namun ia akan tetap datang. Jika sudah saatnya untuk hadir, tidak ada yang mampu berlari dan menyingkir. Ingatlah firman Allah: ذَرْهُمْ يَأْكُلُواْ وَيَتَمَتَّعُواْ وَيُلْهِهِمُ الأَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ ﴿٣﴾ وَمَا أَهْلَكْنَا مِن قَرْيَةٍ إِلاَّ وَلَهَا كِتَابٌ مَّعْلُومٌ ﴿٤﴾ مَّا تَسْبِقُ مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسْتَأْخِرُونَ ﴿٥﴾ 003. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). 004. Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan. 005. Tidak ada suatu umatpun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat mengundurkan (nya). Q.S. Al-Hijr : 3 – 5. Kosongkan dari hati-hati mereka berbagai bentuk kebatilan. Lalu tuangkan nilai-nilai akidah dan keimanan. Dengannya akan kokoh hati insan. Ringan dalam menerima kebenaran. Mudah untuk beramal ibadah dan kebaikan. Jangan lewatkan kesempatan ini! Saat-saat lemah mereka siap untuk diisi. Curahkan aneka nasihat dari kalam Rabbani. Dan juga petuah yang terkandung dalam bimbingan rasul(utusan) al-Hadi(Yang Maha Pemberi Petunjuk). Andai kamu berlambat-lambat. Peluang dakwah ini akan luput dan lewat. Terlebih ketika kesempitan telah memudar. Kelapangan kembali berpendar. Kebanyakan manusia kembali lalai dari Allah Yang Maha Besar. Sampaikan nasihat secara langsung atau melalui pesan. Sungguh kepedulian di tengah kesempitan akan menjadikan hati terkesan. Saudara-saudaraku fillah, hafizhakumullah Apabila kamu memiliki waktu dan kesempatan untuk bisa terjun langsung ke wilayah musibah. Persiapkan niat ikhlas di hati. Berbagai logistik jasmani jangan lupa untuk dilengkapi. Agar tidak menjadi beban dan memberatkan saudara-saudara kita ini. Ingatlah! Kunjungan fisik dan nasihat pengingat jannah akan menguatkan iman. Plus menumbuhkan rasa cinta sesama saudara beriman. Jadikan bantuan logistik sebagai wasilah. Agar mereka menyimak tausiyah terkait tauhid dan sunnah. Sungguh nutrisi batin lebih bermanfaat untuk selamat menuju jannah. Sumbangan harta, makanan, dan sandang tidak dipungkiri bermanfaat. Namun hal tersebut bisa dilakukan oleh siapapun yang memiliki kemampuan logistik berlipat. Adapun nasihat dari ilmu yang bermanfaat tidak akan bisa dipetik kecuali dari AHLUSSUNNAH  firqatun najiyah / golongan yang selamat. Saudara-saudaraku fillah, hafizhakumullah JANGAN LEPASKAN PELUANG BESAR INI! Sungguh Ahlussunnah telah memetik buah terjun secara jasmani (hadir) dan rohani(dakwah). Tentunya kita tidak lupa. Pengalaman berjuang membela kaum muslimin, secara jasmani dan rohani, di wilayah-wilayah konflik yang dahulu terjadi. Tidak semua orang mendapat hidayah. Namun Allah berikan petunjuk kepada sekian orang untuk tegak dan mengakarnya dakwah di tempat-tempat tersebut. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin. Wallahu Ta’ala a’lam bishshawab. # muhibbukum fillah 📑 Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany rahimahullah •••• 📶 https://t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF]  Arsip 2018
4 tahun yang lalu
baca 6 menit