Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

gelisahmu karena jauhmu dari allah

3 tahun yang lalu
baca 3 menit

Gelisahmu Karena Jauhmu Dari Allah Ta'ala

Seorang ulama Salaf berkisah :

Saya pernah bertemu satu anak kecil dalam perjalanan menuju Mekkah.

" Kamu tidak merasa takut? ", saya bertanya.

Anak kecil itu menjawab, " Sungguh!  Merasa tenang dengan Allah dapat menghilangkan semua rasa takut yang ada pada diriku"

( al Mudhisy, karya Ibnul Jauzi, hal.500 )

Subhanallah!

1. Kaum Salaf mendidik anak untuk cinta kepada Allah Ta'ala. Sejak kecil telah tertanam rasa dekat dan tenang dengan Allah Ta'ala.

Anak tidak dituntut meraih prestasi duniawi. Anak tidak dikejar-kejar menumpuk koleksi piagam penghargaan. Anak tidak ditarget mendapat piala sang juara sebanyak-banyaknya. Anak tidak dipatok sekadar nilai setinggi-tingginya.

Esensi pendidikan adalah membentuk kepribadian yang mulia. Punya tanggungjawab, amanah, jujur, dan dapat dipercaya. Hal itu dapat tercapai dengan mengokohkan akidah tauhid.

2. Perhatian kaum Salaf terhadap anak-anak. Bertemu dengan seorang anak adalah momen menyenangkan. Suatu kesempatan emas untuk berbincang, berdiskusi, dan berbicara.

Bagi Salaf ; anak-anak adalah aset paling berharga. Oleh karena itu, anak-anak selalu menjadi prioritas utama. Terus dinomorsatukan.

3. Apresiasi kaum Salaf kepada anak-anak. Coba lihat bagaimana ulama tersebut menceritakan kejadian itu untuk kita. Kalau tidak menghargai, buat apa cerita itu disampaikan? 

Hal ini sekaligus membuktikan ketawadhuan Salaf!

4. Jawaban anak kecil itu adalah jawaban untuk semua tanya yang ada, " Kenapa aku merasa gelisah? Kenapa aku cemas? Kenapa aku dibayangi ketakutan? ", dan tanya-tanya semisal.

Maka, gelisah kita, karena jauh dari Allah Ta'ala. 

Lendah, 22 Jumadal Akhir 1443 H/25 Januari 2022

t.me/anakmudadansalaf

--------------

Gelisahmu Karena Jauhmu dari Allah

Dunia Keruh, Bahkan Kotor

Ibnul Jauzi bertutur untuk kita :

Aku melihat diriku merasa tenang saat berkumpul dengan orang-orang yang biasa kita sebut "teman-teman".

Melalui pengamatan, aku mempelajari tentang mereka, ternyata :

Rata-rata mereka iri jika yang lain memperoleh nikmat.

Rata-rata mereka menjadi musuh ; tidak menutup-nutupi kesalahan teman, tidak mempedulikan hak teman, dan tidak mau berbagi harta.

Lantas saya pikir dalam-dalam, kenapa demikian?

Ternyata : Allah, dzat yang maha benar, subhanahu, cemburu pada hati orang beriman bila ada sesuatu selain Allah yang membuatnya merasa tenang.

Maka, Allah membuat dunia dan para pengejarnya menjadi kotor. Supaya hanya Allah saja yang membuat hamba memperoleh ketenangan.

( Shaidul Khatir, hal.448, dengan penyesuaian )

Saudaraku, mari kita hayati dalam-dalam kalimat bijak Ibnul Jauzi di atas.

Benar! Benar! Memang benar!

Dunia ini penuh kekecewaan, kebencian, kepenatan, kekesalan, permusuhan, dan persaingan kotor.

Dunia ini tidak ada yang kekal. Semua akan rusak, kadaluwarsa, ketinggalan zaman, tidak mode lagi, dan kuno.

Dunia ini tidak lepas dari pengkhianatan, makar, balik gagang, menusuk dari belakang, dan menggunting dalam lipatan.

Dunia ini melelahkan!

Agar manusia sadar bahwa hanya Allah Ta'ala satu-satunya yang dituju, dicari, dan dipilih untuk memperoleh ketenangan dan kedamaian.

Lendah, 15 Jumadil Akhir 1443 H/ 17 Januari 2022

t.me/anakmudadansalaf

Oleh:
Atsar ID