Amalan Yang Disunnahkan
Untuk Dikerjakan Pada 10 Hari Pertama Dzulhijjah
===================
1. Shalat
Disunnahkan untuk bersegera menunaikan (shalat) fardhu dan memperbanyak yang sunnah, karena ini adalah termasuk amalan yang paling afdhal untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Shahabat Tsauban radhiyallahu 'anhu berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
عليك بكثرة السجود لله، فإنك لا تسجد لله سجدة إلا رفعك الله بها درجة، وحطَّ عنك بها خطيئة.
"Wajib atas kamu untuk memperbanyak sujud kepada Allah, karena seseunnguhnya tidaklah kamu bersujud kepada Allah sekali saja melainkan Allah akan mengangkat satu derajatmu dan Allah akan menghapus satu kesalahan darimu." (HR. Muslim).
Dan ini (bersujud) mencakup semua waktu, kapan pun dilaksanakan.
2. Puasa
Karena puasa termasuk dalam keumuman amal shalih (yang disunnahkan untuk diperbanyak pada hari-hari itu). Dari Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, dari sebagian istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata:
كان رسول الله يصوم تسع ذي الحجة، ويوم عاشوراء، وثلاثة أيام من كل شهر.
"Dahulu Rasulullah berpuasa sembilan Dzulhijjah, dan hari 'asyura' (tanggal sepuluh Muharram), dan tiga hari pada setiap bulannya." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan An Nasa'i).
&128257; Al-Imam An-Nawawi mengatakan tentang puasa pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah bahwa itu adalah amalan yang sangat disenangi (disunnahkan).
Baca :
Hukum Puasa 10 Pertama di Bulan Dzulhijjah
3. Takbir, Tahlil, Tahmid
Berdasarkan hadits dari Ibnu 'Umar yang telah disebutkan di atas:
فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد.
"Maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid pada hari-hari tersebut."
Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah berkata: "Ðahulu Ibnu 'Umar dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhuma keluar menuju pasar pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan bertakbir, kemudian orang-orang pun juga ikut bertakbir ketika mendengar takbir keduanya."
Beliau (Al-Imam Al-Bukhari) juga berkata: "Dan 'Umar dahulu bertakbir di kubahnya di Mina, maka kemudian orang-orang yang berada di dalam masjid mendengarnya dan mereka pun ikut bertakbir, dan orang-orang yang berada di pasar pun juga ikut bertakbir sampai-sampai Mina bergetar disebabkan suara takbir mereka."
Dan Ibnu 'Umar dahulu bertakbir di Mina pada hari-hari tersebut, dan juga bertakbir setiap selesai mengerjakan shalat, bertakbir ketika berada di atas ranjangnya, di dalam kemahnya, di majelisnya, dan di setiap perjalanannya pada hari-hari tersebut.
Disenangi (disunnahkan) untuk mengeraskan bacaan takbir sebagaimana yang dilakukan Umar, putranya (yakni Ibnu 'Umar), dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhum.
Sudah sepantasnya bagi kita kaum muslimin untuk menghidupkan kembali sunnah tersebut yang sudah hilang pada zaman ini dan hampir dilupakan bahkan oleh ahlu ash shalah wal khair (orang-orang yang memiliki kebaikan dan keutamaan) sekalipun. Dan yang memprihatinkan adalah apa yang terjadi sekarang justru menyelisihi amaliyah yang biasa dilakukan as salafush shalih.
Lafazh Takbir
Ada tiga lafazh,
☑ Pertama :
الله أكبر. الله أكبر. الله أكبر كبيراً.
☑ Kedua :
الله أكبر. الله أكبر. لا إله إلا الله. والله أكبر. الله أكبر ولله الحمد.
☑ Ketiga :
الله أكبر. الله أكبر. الله أكبر. لا إله إلا الله. والله أكبر. الله أكبر. الله أكبر ولله الحمد.
4. Puasa hari Arafah
Puasa pada hari Arafah sangat ditekankan berdasarkan sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam tentang puasa hari Arafah:
أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والسنة التي بعده.
"Aku berharap kepada Allah untuk menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun setelahnya." (HR. Muslim).
Beliau juga bersabda ketika ditanya tentang puasa ‘Arafah :
يكفر السنة الماضية والباقية
“(Puasa Arafah tersebut) menghapuskan dosa satu tahun yang lalu dan yang akan datang.” (HR. Muslim)
Akan tetapi barangsiapa yang berada di Arafah -yakni sedang beribadah haji-, maka
TIDAK disunnahkan baginya berpuasa karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan wuquf di Arafah dalam keadaan berbuka (tidak berpuasa).
Sumber http://manhajul-anbiya.net
Majmu'ah Manhajul Anbiya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~