Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz ditanya tentang seseorang yang sedang berpuasa dengan sengaja memandang wanita ajnabiyah (bukan mahrom) dikarenakan kecantikannya, pakainnya, atau tubuhnya. Apakah perbuatan tersebut membatalkan puasa atau tidak?
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz menjawab, “Diharamkan atasnya memandang kepada wanita (yang bukan mahrom). Apabila pandangan tersebut disertai syahwat maka keharamannya bertambah dahsyat, (hal ini) berdasarkan firman Allah Ta’ala,
{قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ}
“Katakanlah kepada kaum mukminin agar menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan-kemaluan mereka.” (QS. An-Nuur: 30)
Dan juga karena mengumbar pandangan merupakan sebab terjadinya perbuatan keji. Maka yang wajib adalah menundukkan pandangan dan terus waspada terhadap sebab-sebab fitnah. Akan tetapi tidak perlu membatalkan puasanya jika tidak sampai mengeluarkan mani. Adapun jika sampai mengeluarkan mani maka puasanya batal dan wajib atasnya mengganti jika puasanya merupakan puasa wajib.
MAJMU’ FATAWA IBNU BAAZ 15/269