Teman

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

siapakah sahabat sejati itu?

SIAPAKAH SAHABAT SEJATI ITU Manusia mana di dunia yang fana ini yang tidak mempunyai Sahabat, dengan persahabatan itu terkadang seseorang akan menjadi baik dan dengan persahabatan itulah terkadang seseorang akan menjadi jelek. Siapakah sejatinya Sahabat sejati Itu . Didalam kitab nikmatul Ukhuwah disebutkan kriteria seorang yang layak di jadikan Sahabat diantaranya : 🔸Berakhlaq mulia 🔸Bukan termasuk Ahlul bid'ah 🔸Tidak mempunyai akhlak yang jelek 🔸Tidak Berambisi kepada dunia 🔸Bukan Pelaku kemaksiatan Berkata Syaikh Abdul Aziz bin Baz: Temanmu.. Adalah orang yang MENASEHATIMU, MENGINGATKANMU, MEMBERI PERINGATAN KEPADAMU Bukan orang yang melalaikanmu, bukan orang yang lari dan berpaling darimu, bukan pula yang HANYA BERSIKAP BAIK KEPADAMU. Tetapi,,,,,, Teman yang sejati, teman yang sebenarnya adalah teman yang menasehatimu, memberi wejangan kepadamu, menunjukkan jalan jalan  keselamatan hingga kamu menempuhnya, Memberi peringatan kepadamu dari jalan-jalan kebinasaan serta menjelaskan JELEKNYA jalan kebinasaan, hingga engkau menjauhi jalan tersebut. Lalu bagaimana dengan teman disekitar kita Apakah mereka benar-benar teman bagi kita? Atau mereka hanya orang2 yang berbuat baik dihadapan kita? Ingat SAHABAT SEJATI bukanlah yang mendiamkan kesalahan saudaranya tapi yang selalu bersegera menasehatinya tatkala terjerumus dalam kemaksiatan dan kesalahan. Sungkan, tidak enak bukan menjadi alasan untuk menasehati saudaramu, dusta pengakuanmu jika kamu mencintai saudaramu tapi membiarkan dia dalam kesalahan Alloh Azza wajala berfirman : ﺍﻷﺧﻼﺀ ﻳﻮﻣﺌﺬ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻟﺒﻌﺾ ﻋﺪﻭ ﺇﻻ ﺍﻟﻤﺘﻘﻴﻦ ‏ " teman-teman karib pada hari itu (hari kiamat ) saling bermusuhan satu sama lainya kecuali orang-orang yang bertaqwa " ( QS.Az -Zukhruf 67 ) Selektilaf dalam memilih teman tidak harus semua orang dijadikan sahabat karib. Al Marony Forum Ilmiyah KarangAnyar http://bit.ly/Forum_ilmiyahKarangAnyar
8 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

pilih temanmu sebelum datang sesalmu

Pilih Temanmu Sebelum Datang Sesalmu Sebagai mahluk sosial, kita tentunya membutuhkan teman karib atau sahabat. Tapi satu hal yang perlu kita ketahui, bahwa diantara prinsip islam adalah prinsip selektif dalam memilih teman. Teman atau sahabat memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk, mengubah, dan menanamkan segala hal kepada temannya. Termasuk dalam hal keyakinan atau agama. Rasulullah shallallahu alaihi wa shallam bersabda : “Seseorang itu akan mengikuti agama teman karibnya. Maka hendaknya salah seorang diantara kalian melihat dengan siapa ia menjalin pertemanan.” [H.R. At Tirmidzi] Teman-teman yang jahat akan mengenalkan kepada kemaksiatan dan dosa. Selanjutnya mereka mengajak kita untuk melakukannya. Jika kita terjatuh dalam dosa, mereka menganggap ringan apa yang kita lakukan. Atau malah justru mereka akan bertepuk tangan mendukung dan memotivasi kita untuk terus berada dalam gelapnya dosa yang kita lakukan. Allah ta’ala berfirman, وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا يَا وَيْلَتَا لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا “Di hari orang-orang yang zalim menggigit jari-jari mereka seraya mengatakan, ‘Aduhai andaikan aku dahulu mengikuti jalannya Rasul. Aduhai, celaka aku, andaikan aku dahulu tidak menjadikan dia sebagai temanku. Sungguh dia telah memalingkanku dari petunjuk ketika ia mendatangiku. Dan adalah setan itu suka membiarkan manusia terjatuh dalam dosa dan kemaksiatan.” (QS. al-Furqan : 27-29) Teman yang baik laksana pintu kebaikan. Bagaimana tidak, jika ia berucap, maka ucapannya adalah ucapan yang baik atau mengandung kebaikan. Jika ia bertindak, yang ia lakukan juga kabaikan. Jika ia datang, ia datang membawa kabaikan. Jika ia pergi, yang ia tinggalkan pun kebaikan. Bahkan, ketika ia diam, diamnya pun karena kabaikan. [Dikutip dari Tashfiyah edisi 47 vol.4] https://pemudasalafy.wordpress.com/2015/06/01/pilih-temanmu-sebelum-datang-sesalmu/ Majmu'ah Ashhaabus Sunnah Channel telegram : http://bit.ly/ashhabussunnah LIHATLAH SIAPA TEMANNYA, BUKAN BERTANYA TENTANG SIAPA TEMANNYA Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu mengatakan: اعتبروا الرجل بمن يصاحب، فإنما يصاحب من هو مثله. "Nilailah seseorang dengan siapa yang dia jadikan sebagai teman, karena dia hanya akan berteman dengan orang yang semisal dengannya." Hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam al-Ibanah no. 500. Abu Umar mengatakan: Saya mendengar asy-Syaikh Muhammad bin Hady mengatakan: "عن المرء لا تسأل وأبصر قرينه، هذا هو الصحيح وليس سل عن قرينه" والله أعلم. "Tentang seseorang jangan bertanya (siapa temannya), tetapi lihatlah siapa temannya. Inilah yang tepat, dan bukan: tanyalah siapa temannya." Wallahu a'lam. Akun twitter Arafat al-Muhammady hafizhahullah WhatsApp Salafy Indonesia Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy
8 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

[audio] bahaya meninggalkan majelis ilmu

PERINGATAN &. BAHAYA BAGI YANG MENINGGALKAN MAJELIS ILMU SERTA MENJAUH / MENGGANTI TEMAN DEKATNYA YANG SHALEH DENGAN TEMAN-TEMAN YANG JELEK ATAU TEMAN YANG AWAM Disampaikan oleh Al-Ustadz Abu Ibrahim Muhammad bin 'Umar as-Sewed hafizhahullah [ Disertai nasehat untuk tetap berjalan di atas Sunnah ketika menimpa dirinya waktu FATRAH / kejenuhan ] 🔺Tetaplah di atas Sunnah-Sunnah, sunnah yg wajib,sunnah  yg mustahab dan selainnya 🔺Tetaplah di atas Istiqomah, di atas bimbingan dan hidayah, di atas perintah Allah dan Rasul-Nya 🔺Tetaplah menyibukkan diri dengan ilmu & Majelis taklim 🔺Tetaplah berteman dekat dan bermajlis dgn teman-teman yang Shaleh, Ahlussunnah, Salafy atau minimalnya berteman dengan mereka yang awami akan berakibat kehancuran (rusak AGAMANYA hingga tertimpa dholal) Beberapa Ikhwah merasa jenuh dengan sesuatu, 1. mulanya meninggalkankan taklim 2. setelah meninggalkan taklim, jauh dari ikhwah 3. setelah jauh dari ikhwah, berani meninggalkan sunnah-sunnah 4. setelah berani meninggalkan yang sunnah-sunnah, sampai berani meninggalkan yang wajib 5. dan sampai berani mengerjakan yang haram 6. kemudian tenggelam dengan berbagai macam maksiat ... na'udzubillah Firman Allah 'azza wa jalla: « وَ اصْبِرْ نَفْسَکَ مَعَ الَّذینَ یَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَداةِ وَ الْعَشِیِّ یُریدُونَ وَجْهَهُ… » “Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di waktu pagi dan petang hari dengan mengharap keridhoan-Nya …” [Surat Al-Kahfi: 28] Maka BERSABARLAH (istiqomah) baik ketika SEMANGAT atau ketika FATRAH (jenuh) bersama orang-orang yang shaleh walaupun terkadang kita disikapi, dikasari atau ditegur dengan keras oleh teman-teman atau guru kita tersebut. Tidak lain kecuali ini tujuannya untuk mengembalikan dan membimbing kita agar berjalan di atas bimbingan ilmu, bimbingan as-Sunnah. Selengkapnya dengarkan potongan audio di bawah: —------------- 📊 http://bit.ly/1Ti3WFY { 5.07 MB / Durasi: 28:53 } Limo Depok - Malam Sabtu, 16 Shafar 1437H #Fawaid #Manhaj #pertemanan ◯ ♢ ◯ ♢ ◯ ♢ ◯ ♢ ◯ ♢ ◯ Edisi: 📂 مجموعة الأخوة السلفية ✧[-✪MUS✪-]✧
9 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

berteman dengan orang baik merupakan nikmat allah

BERTEMAN DENGAN ORANG BAIK MERUPAKAN NIKMAT ALLAH Berkata Syaikh Abdurrahmam bin Nashir as Sa'dy rahimahullah "Diantara sebesar-besar nikmat yang Allah berikan kepada hamba mukmin adalah dengan memudahkannya untuk bergaul dengan orang-orang yang baik. Demikian pula diantara hukuman yang Allah berikan kepada hamba adalah dengan memberikan ujian berupa teman-teman yang jelek. Bergaul dengan orang-orang baik bisa mengantarkan seorang hamba kepada tempat yang sangat tinggi. Sementara bergaul dengan orang yang jelek bisa mengantarkannya ke tempat yang paling bawah. Bergaul dengan orang baik akan memudahkannya mendapat ilmu yang bermanfaat, perangai yang mulia dan amal yang shalih. Sementara bergaul dengan orang yang jelek akan menghalanginya dari mendapatkan perkara-perkara tersebut. Allah ta'ala berfirman : ﴿ وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَالَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا * يَاوَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا * لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا ﴾ "Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang dzalim menggigit dua jarinya, seraya berkata, "Wahai sekiranya dahulu aku berjalan bersama Rasul. Sungguh celaka diriku! Andai dahulu aku tidak menjadikan fulan sebagai teman akrab. Sungguh dia telah menyesatkan diriku dari peringatan, setelah (peringatan itu) datang. Dan sungguh setan itu suka mengkhianati manusia." [QS. Al Furqan 27-29]. Bahjatu Qulubil Abrar wa Qurratu 'Uyunil Akhyar fi Syarhi Jawami'il Akhbar, hal 189. Alih Bahasa : 'Abdurrahman bin Harun Al Bakasy MAJMU'AH - S O F T O H . Publikasi: WA Salafy Solo www.salafymedia.com www.happyislam.com 10 Muharram 1437 H | 23 Oktober 2015
9 tahun yang lalu
baca 2 menit