Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah ta’ala berkata: “Tidak boleh menyebutkan hadits dha’if tanpa diiringi dengan penjelasan tentang kedha’ifannya, kecuali untuk masalah targhib wa tarhib (motivasi dan ancaman). Sejumlah ulama memberikan keringanan untuk menyebutkannya dengan tiga syarat: Dhaifnya bukan dhaif yang sangat. Hendaknya asal amalan tersebut yang di dalamnya disebutkan motivasi dan menakuti-nakuti sudah ada […]