BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH ✍🏻__ Al-Ustadz Muhammad as-Sewed hafizhahullah  .🚇BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH [1] ▶️ Ta'awun wa Ta'adzur Diantara kaedah ikhwaniyyah adalah: { نَتَعَاوَنُ فِيمَا اتَّفَقْنَا عَلَيْهِ وَيَعْذُرُ بَعْضُنَا بَعْضاً فِيمَا اخْتَلَفْنَا فِيهِ } Nata'aawan fii mattafaqna 'alaih, wa ya'dzur ba'dhuna ba'dhan fii makhtalafna fiih. “Kita bekerjasama pada apa yang kita sepakati dan kita saling memaklumi pada apa yang kita berbeda.” [ ※ ] Mereka menerapkannya secara mutlak, sehingga penyimpangan sebesar apapun akan mereka maklumi dan mereka hormati. [ ※ ] Menasehati dianggap memusuhi, mengingkari kemungkaran dianggap memecah belah, memperingatkan dari kezhaliman dianggap menebar fitnah. ((🔥)) Sungguh ini bukan hikmah Ahlussunnah, tetapi syubhat ikhwaniyyah. 📮••••|Edisi| t.me/s/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net 🚇BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH [2] ▶️ Antara Da'i dan Politikus Ikhwanul Muslimin terbentuk sebagai partai di Mesir. [ ※ ] Maka da'i-da'i mereka berfungsi sebagai juru kampanye mengajak orang untuk mendukung partainya. Mengajak orang untuk memilih tokohnya. Dan tidak lupa mereka akan menjatuhkan rival yang menyainginya. — Jika mereka melihat aib atau kekurangan saingannya, mereka gembira. Seakan mereka mendapatkan peluru yang bisa mereka pakai untuk menjatuhkan lawannya. — Dengan peluru-peluru tersebut mereka mengancam lawannya: “Kami punya kartu kalian” atau “Aib kalian ada dikantong kami” atau “Kami punya rapot merah kalian” dst, agar lawannya takut dan kemudian mau mengadakan 'Bargaining Politik'. = = = = // ••• // = = = = ((🔥)) Berbeda dengan seorang Da'i Ahlus Sunnah. — Mereka menjadi cermin bagi saudaranya, menunjukkan aib dan kekurangan tersebut pada yang bersangkutan secara langsung, tidak ditunda, tidak didata, tidak pula dibuka. — Karena tujuannya adalah agar saudaranya menjadi baik, agar segera bertaubat dan memperbaiki diri. { المؤمن مرآة أخيه. إذا رأى فيه عيباً أصلحه. } “Seorang Mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia memperbaikinya.” [Hasan — Ash-Shahihah, 6/923. Abu Daud, 40. Adabul Mufrad, 49 Bab an-Nashihah] 📮••••|Edisi| t.me/s/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net 🚇BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH [3] ▶️ At-Tajassus Untuk mencapai tujuan di atas (menjatuhkan lawan politik-), Ikhwanul Muslimin selalu mencari-cari kesalahan orang yang dianggap menyainginya. [ ※ ] Mereka susupkan dasa'is di setiap komunitas, mereka pasang cctv di setiap grup WA, Telegram dan sejenisnya. [ ※ ] Mereka menghubungi orang-orang dekatnya mencari informasi. Apa yang dilakukan di rumahnya? Bagaimana dengan isterinya? Bagaimana dengan anak-anaknya? Apa saja kegiatannya? Ke mana saja perginya? ((🔥)) Itulah yang namanya at-tajassus, upaya mencari-cari aib dan kesalahan orang lain. = = = = // ••• // = = = = Sangat berbeda dengan sikap Ahlus Sunnah yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah. Allah berfirman: { ... وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا } “Janganlah kalian mencari-cari aib orang lain. Dan jangan saling berghibah (menceritakan aib) sebagian kalian terhadap sebagian yang lain.” [QS. Al-Hujuraat, 12] Nabi [ﷺ] bersabda: { ... وَلاَ تَحَسَّسُوا، وَلاَ تَجَسَّسُوا، ... وَلاَتَبَاغَضُوا، وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا } “... Dan janganlah menyelidiki orang lain, jangan kalian mencari-cari aib orang lain ... Dan jangan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” [HR Bukhari dan Muslim] ((🔥)) Jika syubhat ikhwaniyyah seperti ini ada di tengah Ahlus Sunnah ... akan hancur ukhuwwah. 📮••••|Edisi| t.me/s/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net 🚇BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH [4] HIZBIYYAH IKHWANIYYAH Hizbiyyah seperti partai politik. Mementingkan kuantitas tidak memperhatikan kualitas. Ukuran keberhasilan hanya pada jumlah pengikutnya Ukuran kebenaran hanya pada hizbnya. Siapa yang setia terhadap syaikhnya dan hizbnya, dia hamba yang shalih. Siapa yang mengkritiknya, dialah musuh yang harus disingkirkan. Persaudaraan hanya di atas hizb atau syaikhnya. Pembelaan terhadap syaikhnya lebih penting dari pembelaan terhadap agamnya Inilah yang dinamakan Hizbiyyah Ikhwaniyyah. Berkata Ibnul Qoyyim dalam Nuniyyahnya (ketika membantah kaum Sufi) والله لو خالفت ناص رسوله.. نصا صريحا واضح التبيان وتبعت قول شيخم او غيرهم... كنت المحقق صاحب العرفان Demi Allah, kalaupun engkau menyelisihi ucapan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, menyelisihi dalil yang sangat jelas. Namun engkau mengikuti syaikh mereka atau sejenisnya. Niscaya engkau merupakan teman yang layak mendapat kebaikan (Al Kaafiyah As Syaafiyah 158) 📮••••|Edisi| t.me/s/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net 🚇BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH [5] KHURUJ 'ALAL HUKKAM Bermula dengan kata-kata Berakhir dengan senjata "Penguasa dzhalim", "penguasa tidak bijaksana", "penguasa berkhianat menjual negara", "penguasa ditekan", "penguasa tidak tegas", "penguasa tidak mampu", "penguasa... penguasa... dst" Selanjutnya mereka merasa lebih layak mengatur negara. Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah: نحن نعلم علم اليقين بمقتض طبيعة الحال أنه لايمكن خروج بالسيف إلا وقد سبقه خروج باللسان و القول "Kami mengetahui dengan yakin sesuai dengan kenyataan yang terjadi, bahwa tidak mungkin terjadi pemberontakan dengan pedang/ senjata, kecuali setelah didahului pemberontakan dengan lisan dan ucapan" (Fatawa Ulama Al Akabir hal 94 melalui Lamuddur Al Manshur hal 62) Bahaya Khuruj 'alal Hukkam [※] Khuruj 'alal hukkam walaupun dengan lisan sangat berbahaya sekali; — Akan membawa pertikaian, kemudian perpecahan, kemudian pemberontakan dan pertumpahan darah, kemudian hancurlah sebuah negara. [※] Sebaliknya mentaati penguasa pada perkara yang ma'ruuf, tidak menjatuhkan kewibaan mereka; — Akan membawa kebaikan, persatuan dan ketenteraman. Berkata Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah: { وَفِي الْحَدِيثِ وُجُوبُ طَاعَةِ وُلَاةِ الْأُمُورِ، وَهِيَ مُقَيَّدَةٌ بِغَيْرِ الْأَمْرِ بِالْمَعْصِيَةِ، وَالْحِكْمَةُ فِي الْأَمْرِ بِطَاعَتِهِمْ: الْمُحَافَظَةُ عَلَى اتِّفَاقِ الْكَلِمَةِ، لِمَا فِي الْاِفْتِرَاقِ مِنَ الْفَسَادِ. } “... Di dalamnya terdapat dalil wajibnya menaati penguasa, dengan syarat dalam perkara yang bukan maksiat. Adapun hikmah dari perintah untuk menaati penguasa adalah terjaganya persatuan kaum muslimin. Sebab, dalam perpecahan terdapat (banyak) kerusakan.” [Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari, 13/112] 📮••••|Edisi| t.me/s/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH [6] KECAP NO.1 Karena dakwah IM adalah dakwah partai maka isinya adalah kampanye: Mengajak manusia untuk bergabung dengan partainya. Bisa ditebak. Mereka akan mengangkat partainya tinggi-tinggi. "Kecap kami kecap nomor satu" dan seterusnya. Seperti pada nyanyian anasyid mereka : إن الإخوان صرخ كل ما فيه حسن لا تسألاني من بناه إله الينا حسن "Sesungguhnya Ikhwanul Muslimin punya seruan. Yang seluruh apa yang ada di dalamnya baik. Jangan tanya aku siapa yang mendirikannya. Sungguh yang mendirikannya adalah Hasan Al Banna" Sedangkan dakwah salafiyyah bukan kampanye. Tidak mengajak pada pribadi ataupun organisasi. Tetapi mengajak kepada Allah subhanahu wa ta'ala وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ (فصلت : ٣٣) "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang mengajak kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh seraya berkata : "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri" (QS. Fushshilat : 33) Berkata Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tentang ayat ini "... Padanya ada peringatan untuk ikhlas. Karena kebanyakan orang yang mengajak kepada kebenaran, ternyata mengajak kepada diri pribadinya sendiri... " (Fathul Majid bab Ad du'aa ila Syahadat an Laa Ilaaha Illallah Hal 108) BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH [7] MARHALAH TANFIDZIYYAH IM memiliki beberapa tahapan dalam dakwahnya : Pertama : Ta'arif (propoganda) Kedua : Takwin (pembentukan) Ketiga : Tanfidz (penerapan) Pada tahapan Tanfidz para kader mulai digunakan: diperintah, dikomando, dan dimanfaatkan. Dalam marhalah inilah biasanya para kader dibai'at (sumpah setia). Atau menandatangani surat perjanjian kesetiaan. Inilah ujung dari tujuan dakwah ikhwaniyyah sedangkan tujuan Dakwah Ahlus Sunnah adalah mendidik, memperingatkan dan menyebarkan ilmu. Bukan menguasai dan memperbudak mad'u. فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ * لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ "Maka berilah peringatan karena sesungguhnya kamu hanyal seorang pemberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka" (QS. Al Ghasyiyah 21-22) BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH 8 HUBBUR RIYASAH Karena tujuan IM adalah politik. Menginginkan kekuasaan dengan cara bid'ah mereka : "Jihad Politik". Maka sudah jelas mereka akan mencari kedudukan ditingkat manapun. Akhirnya Hubbur Riyasah (ambisi kepempinan) menjadi watak dan sifat mereka. Menawarkan diri, memuji diri sendiri, 'ujub dan bangga diri, bersandiwara (sebaga pencitraan), menjatuhkan rival, menjegal kawan, tajassus untuk menjatuhkan "lawan", senang dan bangga ketika ditokohkan dan seterusnya.... Semua itu menjadi hal biasa bagi mereka. Semoga Allah merahmati seorang da'i yang sederhana, tawadhu', dan tidak mengingkan ketenaran. طوبى لعبدٍ أخذ بعنان فرسه في سبيل الله، أشعث رأسه، مُغبرة قدماه، إن كان في الحراسة كان في الحراسة، وإن كان في الساقة كان في الساقة، إن استأذن لم يُؤذن له، وإن شفع لم يُشفع "...Beruntunglah hamba yang memegang tali kekang kudanya fii sabilillah. Rambutnya kusut, kakinya berdebu. Jika ia ditugaskan berjaga-jaga maka ia benar-benar menjaga. Jika ia ditempatkan dibarisan belakang maka ia benar-benar barisan belakang. Jika ia meminta izin, tidak akan diberi izin. Jika ia memberikan rekomendasi, maka rekomendasinya tidak dianggap" (HR. Bukhari) Berkata Ibnul Jauzi : "Maknanya orang tersebut tidak dikenal dan tidak menginginkan ketinggian..." (Fathul Baary 6/177) Berkata Ibnu Hajar : "Padanya ada perintah untuk meninggalkan sikap Hubbur Riyasah, ingin terkenal dan keutamaan tawadhu', tidak dikenal..." (Fathul Baary 6/177) BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH 9 SIRRIYYAH IKHWANIYYAH IM Berusaha menyembunyikan Tandzim organisasi mereka. Menyembunyikan data pribadi mereka. Menyamarkan situs-situs mereka dan lain-lain dengan berbagai macam kedustaan. Kemudian mereka mulai mengunting-gunting identitas sunnah. Menampilkan seakan-akan bukan milik ahlus sunnah. Semuanya dengan alasan sirriyyah (kerahasiaan dakwah). Ya... menyembunyikan identitas pribadi kadang diperbolehkan, karena sesuatu kekhawatiran. Namun menyembunyikan manhaj dan prinsip? Menggunting sunnah? menghilangkan identitas salafiyyah? Itu jelas tidak mungkin. Apakah kita harus berpura-pura menjadi hizbi? Lantas apa yang mau didakwahkan? Itu bukan metode dakwah Sunniyyah, tetapi Sirriyyah Ikhwaniyyah. Berkata Umar bin Abdul Aiz : إذ رأيت قوما يتناجون بأمر (في أمر دينهم) دون عامتهم فهم على تأسيس الضلالة Jika engkau melihat satu kaum sembunyi-sembunyi dalam satu urusan (urusan agama mereka) dari kerumunan manusia. Maka ketahuilah bahwa mereka sedang membangun kesesatan. (Ad Darimi 107, Al Lalikai 251, Al Hilyah 5/338, Jami' al Ilm 412, Melalui Lammud Durril Mantsur hal 239) BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH 10 FIQHUL WAQI' Dulu IM mengistilahkan dengan "tsaqafah islamiyyah", kemudian Abdurrahman Abdul Khaliq mengistilahkan dengan "Al Ashriyyah". Dilanjutkan dengan Sururiyyah dengan istilah "Fiqhul Waqi'". Syubhatnya tetap sama. Menggambarkan betapa pentingnya mempelajari berita politik Islam atau mempelajari sutuasi dan kondisi Islam terkini... Walaupun kadang diperlukan... Namun manakah situs berita yang bisa dipercaya? Juga apakah Fiqhul Waqi' lebih diperlukan daripada Fiqhul Aqidah, Fiqhus Sunnah atau Fiqhus Syari'ah? Haruskah kita mendidik anak-anak kita untuk tatabbu' al akhbar? Haruskah kita sibuk dengan membuat situs berita, yang jelas isinya bukan dari kita? Mencomot berita dari sana-sini tanpa tahu siapa perawinya? Mencounter berita wartawan dengan berita dari wartawan pula? Mengajarkan para pembaca untuk membuka situs Ahlul Ahwa? Sungguh itu bukan rudud ilmiyyah tapi itu adalah Syubhat Ikhwaniyyah. BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH 11 AT TALAWWUN Karena mereka ingin diterima di semua golongan. Karena mereka ingin mengambil simpati dari semua pihak. Mereka menyamarkan pemahaman agama mereka. Berubah sesuai hajat dan tempat. Di sini dia sunni di sana dia hizbi. Di sini haram di sana halal. Untuk kalangan khusus tidak boleh, untuk kalangan umum boleh. Di hadapan Ahlus Sunnah tegas dan jelas. Ternyata di belakang mereka -dengan menyamarkan identitas- bebas tak kenal batas. Sungguh inilah hakikat at Talawwun.... Ketika Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu 'anhu hampir wafat, datanglah kepadanya Abu Mas'ud al Anshari kemudian berkata "Berikanlah kepadaku wasiat". Maka beliaupun berkata أولم يأتك اليقين . إن الضلالة حق الضلالة أن تعرف ما كنت تنكر، وتنكر ما كنت تعرفه وإياك والتلون في دين الله، فإن دين الله واحد "Belumkah datang kepadamu keyakinan? Sesungguhnya kesesatan yang benar-benar kesesatan adalah engkau mengagggap baik apa yang tadinya engkau anggap buruk, dan engkau menganggap buruk apa yang tadinya engkau anggap baik. Hati-hatilah engkau dari sikap talawwun (berwarna-warni) dalam agama Allah ini. Karena sesungguhnya agama Allah itu satu". (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 16657, Makarimal Akhlaq 276, Musnad al Harits 470, Al Lalikaai 120, Al Ihkam libni Hazm 5/81, Al Hujjaj fi Bayanil Mahajjah 1/303 melalui Lammud Durril Mantsuur Hal 129) BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH 12 AL MUDAHANAH Mudahanah adalah berbasa-basi kepada Ahlul Ahwa dengan mengorbankan agama. Karena tujuan klasik mereka : "menyatukan semua pemahaman dalam satu golongan" Maka mereka siap bermudahanah dengan siapapun dengan aliran apapun, dengan mengorbankan Sunnah, bahkan Aqidah. Yel-yel mereka : "Kami berdiri di atas semua golongan", "Mereka juga punya kebaikan" atau "Mereka juga berjasa". Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ (القلم : ٩ "Maka mereka menginginkan supaya kamu bermudahanah dengan mereka, lalu merekapun bermudahanah kepadamu" (QS. Al Qalam : 9) Itu samasekali bukan bijaksana, tetapi mudahanah yang membawa bencana. BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH 13 MASLAHATUD DAKWAH Seakan IM punya Thaghut tersendiri yang bisa mengubah yang halal menjadi haram dan yang haram menjadi halal. Yaitu apa yang mereka namakan dengan "Maslhatud Dakwah" Sunnah ditinggalkan. Tauhid dibelakangkan. Yang wajib ditinggalkan. Yang haram dikerjakan. Identitas sunnah dihilangkan. Kesan fasik ditonjolkan... dan seterusnya. Semua itu dengan alasan "Demi Maslahatud Dakwah". Apalagi kalau ternyata bukan untuk kepentingan dakwah namun hanya untuk kepentingan sang da'i secara pribadi atau mengejar popularitas diri. Berkata Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullah : "Maka jangan sekali-kali kamu tinggalkan kewajiban karena maslahatud dakwah. Karena Allah lebih cemburu terhadap agama-Nya. Jangan mengerjakan yang haram karena maslhatud dakwah. Jangan potong jenggotmu, jangan pakai pantalon, jangan pakai dasi karena maslahatud dakwah. Jangan masuk sistem demokrasi karena maslahatud dakwah. Jangan ikut pasukan (tertentu) karena maslahatud dakwah... Dan begitulah... Maslhatud Dakwah pada hari ini seperti berhala yang disembah. Allah lebih cemburu terhadap agama-Nya daripada kita semua" (dari audio beliau -rahimahullah) BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH 14 MELEGALKAN KEDUSTAAN Karena mereka selalu menanamkan kepada pengikutnya, bahwa mereka dalam situasi perang. Maka kedustaan menjadi pegangan. Mereka berkata "perang adalah tipu daya". Akhirnya merekapun melegalkan kedustaan. Untuk menutupi jati dirinya (sirriyyah) mereka berdusta, Untuk menjatuhkan lawan mereka berdusta. Untuk mendapatkan kedudukan mereka berdusta. Untuk maslahatud dakwah -katanya-, mereka berdusta. Untuk bisa merangkul semua pihak, agar mendapatkan suara terbanyak, juga mereka berdusta. Hanya saja mereka menamakannya dengan nama lain, yaitu "bebas politis". Apakah yang demikian bisa dikatakan dakwah? Tentu tidak. Dakwah Islam dibangun di atas kejujuran. Ditanya syaikh Shalih al Fauzan : Bolehkah berdusta untuk kepentingan dakwah (Maslahatud Dakwah)? Beliau menjawab : "Tidak... tidak boleh berdusta. Dakwah dibangun di atas kejujuran. Kedustaan tidak akan membawa kebaikan. (Dari potongan audio beliau) BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH 15 MENGGIRING OPINI Karena dakwah mereka politis. Karena jihad mereka memperbanyak suara. Maka perang opini menjadi solusi. Bukan dalil, bukan ta'lil, bukan pula hujjah ilmiyyah yang mereka bawa. Tetapi menggiring opini untuk mendapatkan dukungan suara. Untuk tujuan tersebut, mereka akan menggunakan semua media : brosur, buletin, situs internet, spanduk, umbul-umbul, SMS berantai, kemudian mengerahkan semua kadernya untuk demonstrasi dan unjuk rasa. "Sungguh niat kami baik","Tujuan kami baik", "Kami berjuang..." "Kami melindungi...", "Kami berjihad...", "Kami berupaya...", "Kami terpaksa...", "Kami...kami...dst" Tentunya di samping tujuan dan niat, perlu dilihat bagaimana cara yang mereka pakai? Bagaimana berjuang? Bagaimana berjihad? Bagaimana mencapai tujuan? Bagaimana melindungi? إن الله لا ينظر إلى أجسامكم، ولا إلى صواركم، ولكن ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم. روه مسلم "Sesungguhnya Allah tidak melihat jasad dan rupa kalian, namun Dia melihat hati dan amalan kalian". (HR. Muslim) Maka tidak cukup niat yang baik dalam hati. Namun amalan juga harus baik, sesuai dengan sunnah. Bukan dengan ghuluw dan kedzaliman. Tetapi karena cara yang mereka pakai menyelisihi sunnah. Kalau dibahas secara ilmiyyah akan jelas siapa yang salah. Maka merekapun hanya bisa menggiring opini dan menarik simpati. BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH 16 MENCELA PARA PEMBELA ILMU Ketika mereka tidak mampu membantah hujah para pembawa ilmu, maka mereka memakai cara klasik musuh-musuh agama. Yaitu menjatuhkan kehormatan para pembawanya. IM menjuluki ulama sebagai Ulama Waroki, hanya sibuk dengan kertas (maksudnya kitab-kitab). Tokoh IM Kuwait menyebut para ulama sebagai Thaburul Muhannathin, atau barisan para mumi, jasad mereka bersama kita, tetapi pikirannya masa lalu. Atau menyebut sebagai ulama haid dan nifas. Atau seperti Haddady mengaggap jumhur ulama terkena pemahaman Murji'ah. Atau menganggap mereka semua tidak mengerti Fiqhul Waqi'. Atau menganggap mereka tidak memiliki manhaj yang jelas. Atau.... Demikianlah keadaan mereka, padahal Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda : "Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Siapa yang berkata manusia telah binasa, maka dialah yang paling binasa (HR. Muslim dalam bab al Birr was Shilah ma'as Syarhin Nawawi 16/391) Berkata An Nawawi rahimahullah : "Sepakat para ulama bahwa cercaan ini bagi orang yang mengucapkannya dengan maksud merendahkan manusia meremehkan mereka dan mengangkat dirinya di atas mereka serta menganggap jelek keadaan mereka" (Syarah Shahih Muslim 16/391) Berkata Al Khattabi Maknanya : seseorang yang selalu mencerca manusia , menyebut aib-aib mereka. Kemudian berkata : manusia telah rusak, manusia telah binasa... dst. Maka dialah yang paling binasa. Paling jelek keadaannya. Karena dosa yang menimpanya dalam mencerca mereka. Dan seringkali membawa kepada ujub dan bangga diri... (melaluli nukilan Imam Nawawi dalam sumber yang sama) BANTAHAN SYUBHAT IKHWANIYYAH 17 DAI IKHWANI ADALAH POLITIKUS MAKIR Karena memang terbentuknya IM sebagai partai politik. Karena tujuannya hanya memperbanya pengikut. Maka tidak aneh kalau kader-kader dainya menjadi politikus makir. Bahasa yang dipakai bahasa politis. Sikapnya palsu, hanya berpura-pura. Menyembunyikan ambisi dengan basa-basi. Pertanyaan-pertanyaannya menjebak. Menginginkan "sesuatu" bukan yang ditanyakan. Mencari ketergelinciran lidah lawan. Jawaban-jawabannya selalu bercabang dan berputar-putar. Selalu membuat kaidah-kaidah baru yang tidak dipahami lawan bicara. Membuat rencana, menyusun cerita, membawa berita dan bersandiwara... Semuanya hanya untuk satu kata "PILIH SAYA". Apakah ini yang disebut pandai ber "ISTIDAL?" Capek... Sungguh kami benci dai politik. Sesungguhnya dakwah ini sederhana. Kita hanya disuruh menyampaikan ilmu dengan jelas, apa adanya. وَمَا عَلَيْنَآ إِلَّا ٱلْبَلَٰغُ ٱلْمُبِينُ "Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas" (QS. Yasin : 17) ______________ Sumber tulisan : Status WA Ustadz Muhammad Umar As Sewed hafizhahullah