Manhaj

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

hukum mencela ulama dan dai-dai sunnah

 .HUKUM MENCELA ULAMA DAN DAI-DAI SUNNAH? Oleh Asy Syaikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali hafidzahullah Soal : Apa hukum mencela Ulama dan Dai-dai Sunnah? Jawab: Ini perkara yang berbahaya sekali yakni mencela Pembela kebenaran dan mencaci mereka ini dapat menyeret kepada celaan terhadap agama Allah. Karena sesungguhnya ini menghalangi dari jalan Allah. Karena sebenarnya orang ini mencela Pembela kebenaran, dai-dai pengajak kepada kebenaran, dai-dai pengajak kepada tauhid, dai-dai pengajak kepada memerangi kesyirikan, kebidahan, dan kesesatan, sehingga mencela mereka berarti membuat lari dari jalan Allah tabaraka wata'ala.  Dan sungguh kalian sudah mengetahui tentang firman Allah yaitu mengenai keadaan orang-orang yang menentang dan mencela para Nabi dan mencela seruan dakwahnya,  mereka itu tidaklah mencela terhadap pribadinya. Mereka mengatakan: Pendusta, Penyihir, Orang gila, sampai akhir celaan-celaan. Jadi apabila mencela terhadap individunya, akan menjadi sempitlah dakwahnya mereka.  Begitupula sekarang. Para Ulama pewaris para Nabi, apabila keadaan sekelompok orang itu menyeru mengajak kepada Manhaj Salafy, kepada Al Kitab, kepada Sunnah Rasulullah, kepada Manhaj para Nabi dalam bidang Aqidah, untuk memerangi kesyirikan di atas Manhajnya para Nabi, lalu datang sekelompok orang lain mencelanya, maka maknanya bahwasanya mereka itu menghalangi dari jalan Allah. Oleh karena itu, kami memohon kepada Allah agar memberikan mereka rejeki berupa taubat, dan agar mau kembali kepada kebenaran, dan supaya mengetahui kadar kemuliaan pembela kebenaran, dan membiarkan ruang jalan di hadapan para pencari kebenaran, dan jangan menghalang-halangi mereka dari jalan Allah. Kaset dengan judul: Wajibnya mengikuti bukan membuat-buat bid'ah Sumber: http://www.rabee.net/ar/questions.php?cat=27&id=82 Mift@h_Udin✍️ Kawunganten, 19 Jumadal Akhirah 1442 H MEMBUNGKAM ORANG-ORANG YANG SUKA MENCELA PARA ULAMA, TERKHUSUS ASY-SYAIKH RABI’ DAN ASY-SYAIKH UBAID AL-JABIRY Asy-Syaikh Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhary hafizhahullah Pertanyaan: Sebagian penuntut ilmu ada yang mengulang-ulang ungkapan-ungkapan celaan terhadap asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah dan bahwasanya beliau dikelabui oleh sebagian para penuntut ilmu, dan hal itu disebarluaskan oleh para penuntut ilmu dan telah membuat gelisah ikhwah di negeri ini, maka bagaimana kita menyikapi mereka? Jawaban:  Celaan itu sama saja terhadap asy-Syaikh al-Allamah Rabi’ bin Hady, atau asy-Syaikh al-Allamah Ubaid al-Jabiry, atau asy-Syaikh al-Allamah Abdul Muhsin al-Abbad, atau asy-Syaikh al-Allamah Shalih al-Fauzan, atau terhadap ulama Ahlus Sunnah yang lainnya, ini adalah sebagaimana dikatakan: شَنْشَنَةٌ ﺃَﻋْﺮِﻓُﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﺧْﺰَﻡِ Ini adalah sifat yang aku ketahui dari Akhzam (1) Saya bertanya kepada kalian dengan sebuah pertanyaan: Celaan terhadap asy-Syaikh Rabi’ secara khusus, siapakah yang mendahului bayi-bayi dan anak-anak yang tertipu itu?! Siapa yang mendahului mereka untuk melontarkan celaan semacam ini?! Bukankah pendahulu mereka yang melontarkan celaan terhadap asy-Syaikh Rabi’ dengan menyatakan bahwa beliau dikelabui dan dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekitar beliau dan celaan-celaan yang lainnya, bukankah pendahulu mereka dalam hal ini adalah ahlul ahwa’ dari kelompok Quthbiyyah, Sururiyyah, Haddadiyyah, dan ahli bid’ah yang lainnya?! Lalu mereka disusul oleh beberapa orang dari kelompok Abul Fitan (si pengobar fitnah dan kekacauan dalam dakwah, yaitu Abul Hasan Musthafa bin Ismail al-Ma’riby –pent) dan selain mereka dari orang-orang yang menunggangi gelombang (fitnah) ini. Mereka inilah pendahulu mereka dan dari mereka inilah mereka mencontoh!! Ucapan ini mengandung celaan langsung terhadap asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah, yaitu ungkapan bahwa beliau tidak mengerti, tidak memahami, dan tidak menyadari konspirasi atau rencana buruk yang mengepung beliau!! Ini merupakan kedustaan yang sudah sekian lama, dan pendahulu mereka adalah ahlul ahwa’ dan ahli bid’ah, sebagaimana yang telah saya katakan tadi. Termasuk ciri-ciri ahli bid’ah adalah suka mencela Ahlus Sunnah, engkau telah paham? Jadi ini adalah sifat yang aku ketahui dari Akhzam. Jangan sampai pendengaranmu dikotori oleh mereka, buanglah ucapan mereka sejauh-jauhnya sebagaimana ucapan para pendahulu mereka telah dibuang sehingga mereka terbuang ke tempat sampah sejarah, dan orang-orang (yang sekarang suka mencela ulama) mereka ini akan hilang juga jika mereka tidak bertaubat. Mereka akan lenyap jika tidak bertaubat dan kembali ke jalan yang benar, maka berhati-hatilah!! Asy-Syaikh Rabi’ salah seorang ulama kaum muslimin, beliau bisa benar dan bisa juga keliru, seperti ulama yang lain. Mengapa para ruwaibidhah (orang dungu yang lancang berbicara tentang urusan yang besar) tidak mengucapkan ucapan semacam ini terhadap para ulama yang lain?! Mengapa mereka takut mengatakan terhadap sebagian ulama yang telah saya sebutkan namanya di awal jawaban ini?! Mereka tidak mengucapkannya selain terhadap asy-Syaikh Rabi’ dan asy-Syaikh Ubaid!! Benar kan?! Jika perkaranya sampai kepada guru kita al-Allamah al-Abbad atau asy-Syaikh al-Allamah Shalih al-Fauzan, atau para ulama yang lain, atau Mufti (asy-Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad Alus Syaikh), para pencela itu tidak mengucapkan ucapan ini!! Kalaupun sebagian mereka mengucapkannya maka dia mengucapkannya secara rahasia dan pelan-pelan, dia mungkin hanya merahasiakan kepada dirinya sendiri!! Waspadalah terhadap ucapan semacam ini. وَلا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لا يُوقِنُونَ. “Dan janganlah sekali-kali engkau dibuat gelisah oleh orang-orang yang tidak yakin.” (QS. Ar-Rum: 60) Adapun tentang diulang-ulangnya ucapan tersebut di negeri ini maka sungguh orang-orang sebelum mereka sebagaimana yang telah kami sebutkan telah mengulang-ulangnya, namun tidak benar kecuali yang benar. Kesalahan wajib untuk bertaubat darinya, dan jika sebuah kesalahan muncul dari salah seorang ulama maka tetap dijaga kehormatannya, dijaga kedudukannya, namun kesalahannya tidak boleh diterima, (kita katakan) semoga Allah memaafkan beliau, beliau berijtihad namun keliru, selesai perkaranya. Al-Imam Malik pernah keliru, al-Laits bin Sa’ad mengatakan, “Saya menghitung kesalahan Malik ada 70 masalah yang padanya beliau menyelisihi nash hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.” Apakah Malik dicela dalam ucapan semacam ini?! Apakah al-Laits dicela karena ucapan beliau ini?! مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ. “Bagaimana kalian dalam memutuskan perkara?!” (QS. Al-Qalam: 36) Kedudukan dari kedua imam tersebut tetap terjaga, sedangkan kesalahan tidak diterima, selesai perkaranya, titik. Kehormatan dan kedudukan tetap dijaga, namun kesalahan tidak boleh diambil. Kengawuran dan perancuan perkara macam apa ini, dan mengibarkan bendera al-wala’ wal bara’ (loyalitas dan permusuhan) berdasarkan ucapan yang rusak?! Tidak ada padanya tanda-tanda keilmuan, dan tidak ada petunjuk dari Allah padanya?! Sampai kapan kita akan menyibukkan diri dengan hal yang sia-sia semacam ini?! Apakah setiap kali datang kepada kalian seseorang yang lebih pintar ngomong dibandingkan yang lain kalian akan meninggalkan agama Muhammad shallallahu alaihi wa sallam hanya gara-gara ucapannya?! Jika demikian apa manfaatnya menuntut ilmu?! Apa manfaatnya duduk menimba ilmu di hadapan para ulama?! Kegoncangan semacam apa ini?! Kekacauan semacam apa ini?! Kenapa tidak bersikap tenang seperti ini?! Sampai kapan kita akan terus seperti ini?! Laa haula walaa quwwata illa billah, kita memohon keselamatan kepada Allah. Sumber transkrip : https://t.me/Nataouan/6458 https://forumsalafy.net/akibat-mencela-ulama/
4 tahun yang lalu
baca 5 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

apabila 2 pihak berselisih dari kalangan salafy

APABILA BERSELISIH DUA ORANG DARI KALANGAN SALAFIYYIN وإذا اختلف اثنان من السلفيين وصية سماحة الشيخ العلامة المحدث : ربيع بن هادي المدخلي - حفظه الله - لطلاب العلم السلفيين Wasiat Samahatusy Syaikh Allamah Al-Muhaddits Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafidzohulloh kepada para penuntut ilmu salafiyyin الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه. أما بعد :  .فإني أوصي نفسي وإياكم: ▪بتقوى الله عز وجل، ▪والإخلاص له في كل قول وعمل، ▪والالتزام الصادق بكتاب الله وبسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم. Maka sesungguhnya aku mewasiatkan kepada diriku dan kalian agar : * Bertakwa kepada Allah * Ikhlas untuk Allah pada setiap ucapan dan perbuatan * Berpegang teguh dengan jujur dengan kitab Allah dan sunnah Rasululloh shollallohu alaihi wa sallam والثبات على ذلك. وتعلم العلم النافع المستمد من كتاب الله ومن سنة رسول الله الذي يساعدنا على هذا الثبات وعلى الاستقامة على دين الله الحق. * Kokoh di atasnya * Mempelahari ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari kitab Allah dan sunnah Rasululloh yang bisa membantu kita untuk kokoh dan istiqomah di atas agama yang haq  وأوصي أبنائي وإخواني: بطلب الحق والبحث عنه في كل قضية من القضايا,  سواء كانت اتفاقية أوكانت اختلافية, Dan aku wasiatkan kepada anak-anakku dan saudara-saudaraku : * Untuk senantiasa mencari al-haq pada setiap urusan dari urusan yang ada * Sama saja perkara yang disepakati atau perkara yang diperselisihkan  فالمؤمن الذي يريد وجه الله والدار الآخرة *لا ترتاح نفسه ولا يستريح ضميره إلا بعد أن يصل إلى الحق, أن يصل إلى الحق Maka seorang mukmin yang menginginkan wajah Allah dan negeri akhirat tidak akan tenang jiwanya dan bathinnya kecuali setelah ia sampai pada al-Haq ولا سيما في قضايا الخلاف وفي أوقات الفتن, فلا يتحرك أي حركة  على أساس إلا الحق وعلى علم وبصيرة, Terlebih lagi pada perkara-perkara yang diperselisihkan dan pada masa-masa fitnah maka ia tidak bergerak sedikitpun kecuali di atas pondasi kebenaran dan di atas ilmu dan bashiroh  *وإذا اختلف شخصان:* ولو كان أبوه أو شيخه Dan apabila berselisih dua orang ; walaupun ayahnya atau syaikhnya 🔺 *فلا يجوز له أن ينحاز له أو عليه حتى يدرس الأمور ويعرفها على حقيقتها تماما,* 🔺 *ثم بعد ذلك يحدد موقفه ويقف إلى جانب الحق الذي تبين له,* Maka tidak boleh baginya untuk condong kepadanya atau langsung memusuhinya sampai dia mempelajari masalahnya dan sampai dia mengetahui sesuai dengan hakikat sesungguhnya Kemudian setelah itu barulah dia menentukan sikapnya dan berdiri bersama al-haq yang jelas baginya ❗هذا الذي يجب على المسلم Ini yang wajib atas muslim  وما عدا ذلك فإنه من آساليب الجاهلية ومن التعصبات الباطلة الجاهلية, لا تليق بمسلم ولا يجوز أن يسير على هذا الدرب السيئ. Adapun selain itu maka ini termasuk cara cara jahiliyyah dan termasuk fanatisme bathilah jahiliyyah , tidak pantas bagi seorang muslim dan tidak boleh baginya untuk berjalan di atas tangga yang jelek ini فيا أبناءنا ويا إخواننا: أوصيكم بتقوى الله , وأوصيكم بما ذكرت: ❗من حب الحق وتطلبه في مظانه ومواطنه *حتى تصل إلى الحقيقة.* Maka wahai anak-anakku dan wahai saudara-saudaraku Aku wasiatkan bagi kalian semua untuk bertakwa kepada Allah dan aku wasiatkan terhadap apa yang telah aku sebutkan : Berupa : Mencintai kebenaran dan mencarinya dari sumber-sumbernya sampai dia sampai pada hakikat kebenaran itu وأوصي أبنائي وإخواني: ❗باحترام المنهج السلفي والثبات عليه, ❗واحترام علمائه, وإذا قالوا حقا فلا يجوز مخالفتهم Maka aku wasiatkan kepada anak-anakku dan saudara-saudaraku ; Untuk memuliakan manhaj salafi dan kokoh di atasnya serta memuliakan ulama-ulamanya ; Apabila mereka mengucapkan kebenaran maka tidak boleh menyelisihi mereka إذا تكلموا في قضية وساقوا عليها الأدلة فلا عذر لأحد في مخالفتهم، ولا يجوز لأحد أن يتوقف أويحايد فإن هذا فعل أهل الأهواء الساعين في إسقاط المنهج السلفي وإسقاط علمائه. Apabila mereka berbicara tentang suatu perkara dan menyebutkan padanya dalil dalil maka tidak ada udzur bagi seorangpun untuk menyelisihi mereka dan tidak boleh bagi seorangpun untuk tawaqquf (diam) atau netral dikarenkan ini merupakan perbuatan Ahlul Ahwa yang terus berusaha untuk menjatuhkan manhaj salaf dan ulamanya ❗وفي قضايا الجرح والتعديل: ▪يكفي في الجرح أن يصدر من عالم واحد, ▪ويكفي في التعديل أن يصدر من عالم واحد، Dan di dalam permasalah Al-Jarh dan Ta'dil * Cukup pada bab Al-Jarh jarh seorang alim * dan cukup pada bab Ta'dil ta'dil seorang alim *فإذا اختلف عالمان صادقان معتبران منزهان عن الهوى في شخص ما* :  فإن الواجب على من عداهما من حملة العلم أن يتبينوا من الجارح ويطلبوا منه الدليل، فإذا قدم الدليل فيجب عليهم التسليم بهذا الدليل والتسليم بهذه الحجة. Dan apabila ada berselisih dua alim yang jujur , diakui keilmuannya , jauh dari hawa nafsu pada seseorang ; Maka wajib bagi selainnya dari kalangan pembawa ilmu untuk meminta kejelasan dari pihak yang menjarh dan menuntut darinya dalil . Apabila dia telah membawakan dalil maka wajib bagi mereka untuk menerima dalil dan hujjah tersebut فإذا عارض المعدل أو غيره فإنه يسقط,-هذا الذي يرد الحجة يسقط على أم رأسه- وتسقط عدالته ولا يؤتمن على دين الله, لو أن عالما واحدا جاء بالحجة والبرهان وخالفه العشرات بالباطل وبالكذب وبالحيل فلا يسمع لهم Apabila menentangnya seorang yang menta'dil atau selainnya maka dia jatuh - orang yang menentang hujjah akan jatuh tersungkur - dan jatuh 'adalahnya (kompetensi) serta tidak dipercaya atas agama Allah Seandainya seorang alim datang membawa hujjah dan burhan sedangkan menyelisihnya puluhan dengan kebathilan , kedustaan dan tipu daya maka mereka tidak didengar هذه قواعد الجرح والتعديل المقعدة في الجرح والتعديل التي تلزمنا في مثل هذه الفتن Ini adalah kaedah-kaedah jarh wa ta'dil yang telah ditetapkan dalam ilmu jarh wa ta'dil yang wajib menyertai kita pada waktu waktu fitnah seperti ini فإنسان يجرحه عشرات العلماء ويسوقون الحجج الواضحة على باطله وآظاليله وفتنته، *ثم لا يسمع لهم بعض الناس بحجة أنه ما تبين الحق,هذا أمر لا يجوز, لا يجوز في دين الله*. Maka apabila ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama yang mereka mengemukakan hujjah yang jelas atas kebathilannya dan fitnahnya namun kemudian sebagian manusia tidak mendengarkan mereka dengan alasan bahwa al-haq belum jelas bagi mereka maka ini perkara yang tidak boleh ; tidak boleh pada agama Allah إذا فلنأت إلى كتب الجرح والتعديل ونقف عند كل ترجمة ونقول: "والله ما تبين لي". Kalau begitu ketika kita membaca kitab Jarh wa Ta'dil pada setiap biografi akan kita nyatakan : " Demi Allah , perkaranya belum jelas bagiku " ونقف عند كل عقيدة ونقول: "والله ما تبينت لي" . Dan kita akan mengatakan pada setiap pembahasan akidah : " Demi Allah belum jelas bagiku " الخلاف بين الروافض والسلفيين، أو بين الروافض والجهمية، أو بين السلفيين والمعتزلة، أوبين السلفيين والخوارج، أو بين السلفيين والمرجئة، أو بين السلفيين والصوفية, يقول الواحد: " والله ما تبين لي" ما يقبل منه هذا الأسلوب, Terjadi khilaf antara syiah dan salafiyyin , antara syiah dan jahmiyyah , antara salafiyyin dan mu'tazilah , antara salafiyyin dan khawarij , antara salafiyyin dan murjiah , antara salafiyyin dan shufiyyah , maka akan berkata salah seorang : " Demi Allah , tidak jelas bagiku " tidak diterima darinya cara seperti ini وإذا اختلف اثنان من السلفيين*: والحجة مع أحدهما فيجب الوقوف إلى جانب صاحب الحجة. Dan apabila berselisih dua orang dari kalangan salafiyyin sedangkan hujjah berada diantara salah satunya maka wajib berdiri bersama orang yang memiliki hujjah فأوصيكم بتقوى الله، وأوصيكم بالعدل والإنصاف والبعد عن التعصبات العمياء واتباع الهوى: Maka aku wasiatkan kalian semua untuk bertakwa kepada Allah dan berbuat adil , inshof serta menjauhi fanatisme buta dan mengikuti hawa nafsu { وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللَّهِ } ﴿القصص:٥٠﴾ " Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah " (Al-Qashshos : 50) ❗ورد الصدق جريمة:  فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن كَذَبَ عَلَى اللَّهِ وَكَذَّبَ بِالصِّدْقِ إِذْ جَاءهُ ﴿الزمر:٣٢﴾ Dan menolak kejujuran merupakan tindakan kejahatan : " Maka siapakah yang lebih dzolim daripada orang yang berdusta atas Allah dan mendustakan kejujuran ketika datang kepadanya " (Az-Zumar:32)  التكذيب بالحق من شأن أهل الضلال من شأن الكفار من شأن الروافض, يقول شيخ الإسلام في وصف الروافض: "ل يس هناك طائفة ترد الصدق، وتصدق الكذب مثل الروافض" Mendustakan al-Haq termasuk sifat para pengusung kedustaan , termasuk sifat orang-orang kafir , termasuk sifat orang-orang syiah rofidhoh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata mensifati syiah rofidhoh : " Tidak ada disana kelompok yang menolak kebenaran dan membenarkan kedustaan semisal syi'ah rofidhoh " فالآن يجب على من ينتهج المنهج السلفي: أن يربأ بنفسه عن سلوك هذه المذاهب الفاسدة، *التعصب الأعمى التعصب الجاهلي ورد الحق من أجل فلان وفلان*، Maka wajib bagi seorang yang bermanhaj dengan manhaj salafi menjauhkan dirinya dari menempuh jalan ajaran-ajaran yang rusak ini dan menolak kebenaran dikarenakan fulan dan fulan  والله لو كان من كبار العلماء ومن كبار أئمة السنة وأخطأ لما يجوز لك أن ترد الحق, كيف بالجهلاء والمعروفين بالكذب والمعروفين بالفتن, كيف تقف إلى جانبهم؟ Demi Allah seandainya ada kibar ulama dan kibar imam-imam sunnah melakukan kesalahan maka tidak boleh ditolak kebenaran Maka bagaimana dengan orang-orang jahil dan dikenal dengan kedustaan dan fitnahnya , Bagaimana bisa engkau berdiri bersama mereka ?? هذا ما لا يليق بمسلم فضلا عن السلفي, Ini tidak pantas dilakukan oleh seorang muslim terlebih lagi seorang salafi ما معنى الدعوة السلفية إذا كنت تتعصب بالجهل والهوى؟ Dan apa makna dakwah salafiyyah apabila engkau fanatik dengan kebodohan dan hawa nafsu ?? ما معنى هذا؟ بارك الله فيكم Apa makna ini ?? Baarokallohu fiikum دعوها فإنها منتنة, وابحثوا عن الحق وخذوا به واشهدوا به ولو على أنفسكم أو الوالدين أوالأقربين، Tinggalkanlah ini semua karena sesungguhnya ini adalah perkara busuk , Carilah kebenaran , Ambilah dia dan persaksikanlah kebenaran tersebut walaupun bersebrengan dengan kalian atau orang tua dan kerabat-kerabat kalian قال الله تبارك وتعالى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاء لِلّهِ وَلَوْ عَلَى أَنفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالأَقْرَبِينَ ﴿النساء: ١٣٥﴾ Allah Ta'ala berfirman : " Wahai orang-orang yang beriman jadilah kalian orang orang yang menunaikan keadilan sebagai saksi saksi bagi Allah walaupun atas diri-diri kalian , orang tua serta kerabat-kerabat kalian " فإذا جاءك علماء يا أخي ولو عالم واحد ولو عالمين لو ثلاثة جاءك بالحق فلا يجوز لك أن تردد في قبوله، جاءك بالحق المقرون بالحجة والبرهان Apabila datang kepadamu ulama wahai saudaraku walaupun seorang alim atau dua orang atau tiga orang , dia datang dengan membawa kebenaran maka tidak boleh bagimu untuk ragu dalam menerimanya ; datang kepadamu dengan membawa al-haq disertai hujjah dan bukti  إذا جاءك بس بمجرد ادعاءات فلا تقبل, *لكن* إذا جاءك بالحق المقرون بالحجة والبرهان فإن ردك له رد للصدق وتكذيب بالصدق وتكذيب بالحق, ولا أظلم ولا أجهل ممن هذا حاله. Namun apabila datanh kepadamu seorang hanya membawa pengakuan maka jangan engkau terima Akan tetapi ketika dia datang dengan membawa kebenaran disertai dengan hujjah dan bukti maka penolakanmu kepadanya adalah bentuk penolakan dan pendustaan atas kejujuran dan pendustaan terhadap al-haq Dan tidak ada yang lebih dzolim dan lebih jahil daripada seseorang yang seperti itu keadaannya  أسأل الله أن يوفقنا وإياكم جميع لاتباع الحق، وأن يبعد عنا الفتن وأن يؤلف بين القلوب على الحق , أسأل الله أن يحقق ذلك, إن ربنا لسميع الدعاء, Aku memohon kepada Allah agar memberikan taufik kepada kami dan kalian semuanya untuk mengikuti kebenaran serta agar Allah menjauhkan dari kami fitnah-fitnah dan melembutkan hati hati di atas hal itu Aku memohon kepada Allah agar Allah merealisasikan hal tersebut Sesungguhnya Rabb kami Maha Mendengar doa وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم. http://ar.alnahj.net/audio/1532 Wa tullab Al-Bayyinah @Forum_IlmiyahKaranganyar Sumber gambar : Pixabay
4 tahun yang lalu
baca 12 menit
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin

tahun baru bukan hari raya islam

4 tahun yang lalu
baca 1 menit
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin

4 tahun yang lalu
baca 1 menit