Hadits

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

anjuran untuk memuliakan tetangga

MEMULIAKAN TETANGGA Tetangga adalah Orang yang Tinggalnya Berdekatan dengan Kita. Ia memiliki Hak untuk Dimulyakan, Dijaga Haknya dan Tidak Diganggu (Disakiti). Sebagian Ulama di antaranya al-Imam anNawawy Rahimahullah menjelaskan bahwa berdasarkan Kedekatannya, Tetangga terbagi menjadi 4, yaitu : 1). Orang yang tinggal satu rumah dengan kita. 2). Orang yang rumahnya berdampingan dengan rumah kita. 3). Orang yang rumahnya dalam radius 40 rumah dari rumah kita. 4). Orang yang tinggal dalam satu negeri dengan kita. Semakin dekat, semakin besar haknya sebagai tetangga. Tetangga, meski seorang yang kafir, ia memiliki Hak untuk dimulyakan sebagai tetangga dalam Islam. Sahabat Nabi Abdullah bin Amr bin al-Ash Radhiyallahu Anhu ketika disembelihkan kambing untuknya berkata : Sudahkah kamu menghadiahkan kepada tetangga kita Yahudi? Saya mendengar Rasulullah Shollallaahu Alaihi Wasallam Bersabda: Senantiasa Jibril mewasiatkan kepadaku terhadap tetangga, sampai-sampai aku mengira bahwa ia akan memberikan hak waris kepadanya. (H.R alBukhari dalam Adabul Mufrad no 105). Minimal, seseorang harus menjaga dirinya untuk tidak Mengganggu, Menyakiti atau Mendzhalimi tetangganya. Sebagaimana dalam lafadz riwayat yang lain: وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ Dan barangsiapa yang Beriman kepada Allah dan hari akhir janganlah Menyakiti tetangganya. (H.R Abu Dawud). Dosa mendzhalimi tetangga lebih besar dibandingkan mendzhalimi orang lain. Rasulullah Shollallaahu Alaihi Wasallam bersabda: لَأَنْ يَسْرِقَ الرَّجُلُ مِنْ عَشْرَةِ أَبْيَاتٍ أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَنْ يَسْرِقَ مِنْ جَارِهِ Seandainya seseorang mencuri pada 10 rumah, itu lebih ringan dibandingkan mencuri dari tetangganya. (H.R Ahmad dan atThobarony, al-Haitsamy menyatakan bahwa perawi-perawinya terpercaya). Nabi Muhammad Shollallaahu Alaihi Wasallam ditanya: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya seorang wanita melakukan sholat malam, berpuasa di siang hari, melakukan ini dan itu, serta bershodaqoh, tetapi ia menyakiti tetangga dengan lisannya? Rasulullah Shollallaahu Alaihi Wasallam bersabda: Tidak ada kebaikan padanya. Ia termasuk penduduk Neraka. Para Sahabat berkata: sedangkan seorang wanita lain melakukan sholat wajib dan bershodaqoh dengan beberapa potong keju tetapi ia tidak pernah menyakiti siapapun? Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam bersabda: Dia termasuk penghuni Surga. (H.R al-Bukhari dalam Adabul Mufrad no 119). Tingkatan yang lebih utama lagi dibandingkan sekedar tidak mengganggu tetangga adalah Berbuat Baik kepada tetangga. Memberikan bantuan kepada mereka. Hak tetangga di antaranya: Jika mereka butuh pinjaman, pinjamkanlah, jika mereka butuh pertolongan tolonglah, jika sakit jenguklah, jika meninggal iringi jenazahnya, jika mendapat kebaikan berikan ucapan selamat dan turut senang (tidak dengki), jika mendapat musibah hiburlah, jika ada kelebihan makanan berilah hadiah, jika membeli makanan dan tidak mampu untuk dihadiahkan, masukkan ke dalam rumah secara diam-diam (tidak menampakkan di hadapannya), jangan membangun bangunan yang menghalangi aliran udara untuknya kecuali jika diijinkan (hadits-hadits tentang ini lemah, namun kata Ibnu Hajar karena perbedaan (banyaknya) jalur periwayatan menunjukkan bahwa hal itu memiliki asal. (Fathul Baari (10/446)). Pemulyaan terhadap tetangga bertingkat-tingkat serta berbeda pada tiap orang dan keadaan. Adakalanya hukumnya Fardlu ‘ain (Wajib), bisa juga Fardlu kifayah, dan bisa pula mustahab (Sunnah). ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Dikutip dari Buku 40 HADITS PEGANGAN HIDUP MUSLIM (Syarh Arbain anNawawiyah). Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah. ===================== http://telegram.me/alistiqomah
8 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

hadits: meninggalkan sesuatu yang tidak penting

MUTIARA HADITS عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْه [حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا] Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia Berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Bersabda: Di antara Kebaikan Islam Seseorang ialah Meninggalkan Sesuatu yang Tidak Penting (Berguna) Baginya. (Hadits Hasan riwayat Tirmidzi dan lainnya). PENJELASAN : Keislaman Seseorang Ada yang Baik dan Ada yang Tidak Baik. Salah satu Bentuk Kebaikan Islam Seseorang adalah Meninggalkan Hal-hal yang Tidak Bermanfaat (Berguna) Baginya dalam Kehidupan Dunia maupun Akhirat. Apa Hasil yang akan Dicapai jika Keislaman Seseorang Semakin Baik? Semakin Seseorang Membaguskan dan Menyempurnakan Keislamannya, maka Semakin Besar Pahala yang Diterima Setiap ia Beramal Sholeh. إِذَا أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلَامَهُ فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ Jika Seseorang Membaguskan Keislamannya, maka Setiap Kebaikan yang ia Perbuat akan Tercatat 10 kali lipat hingga 700 kali lipat. (H.R Al Bukhari dan Muslim). Baiknya Keislaman Seseorang Berbeda-beda dan Bertingkat-tingkat satu sama lain. Setiap Orang yang Berbuat Kebaikan, secara Asal akan Mendapat kelipatan Kebaikan 10 kali lipat. Ini Berlaku untuk Semua orang. مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ Barangsiapa yang Datang dengan membawa Kebaikan maka bagi Dia akan Mendapatkan 10 kali lipat. Barangsiapa yang Datang dengan membawa Keburukan, Tidaklah ia Dibalas kecuali Sama Dengannya dan Mereka Tidak Didzhalimi. (Q.S Al-An’am:160). Khusus Orang yang Baik Keislamannya, kelipatan Kebaikan yang ia Perbuat akan lebih dari 10 kali lipat, yaitu hingga 700 kali. إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا Sesungguhnya Allah Tidaklah Berbuat Dzhalim Meski sebesar Dzarrah. Jika ada Kebaikan yang Diperbuat, Allah akan Melipatgandakannya dan Memberikan padanya Pahala yang Agung. (Q.S AnNisaa:40). Itu adalah Penjelasan dari Sahabat Nabi Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, Bahwa secara Asal setiap Orang akan mendapatkan Kelipatan 10 kali dari Kebaikan yang Diperbuat. Hanya untuk Orang-orang yang Bagus Keislamannya, maka Kelipatan Pahala akan Semakin Banyak. Perkataan Para Ulama Al-Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah berkata : Barangsiapa yang ingin Allah Membukakan dan Menerangi Hatinya, Hendaknya ia Meninggalkan Ucapan yang Tidak Berguna dan Menjauhi Kemaksiatan. (Tahdziibul Asmaa’ karya Al-Imam anNawawy (1/79). Saif al-Yamani Rahimahullah menyatakan : Sesungguhnya Salah satu Tanda bahwa Allah Berpaling dari Seorang Hamba adalah Allah Jadikan Kesibukannya pada Hal-hal yang Tidak Berguna. (Thobaqoot AlMuhadditsiin bi Asbahaan karya Abusy Syaikh al-Asbahaany (3/150). Malik bin Dinar Rahimahullah berkata : Jika Engkau melihat Hatimu menjadi Keras, Badanmu Lemah dan Kekurangan pada Rezekimu, Ketahuilah bahwa Engkau telah Berbicara Sesuatu Hal yang Tidak Perlu. (Faidhul Qodiir karya AlMunawi (1/369). ____ Dikutip dari Buku 40 HADITS PEGANGAN HIDUP MUSLIM (Syarh Arbain AnNawawiyah).  .Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah. http://telegram.me/alistiqomah Bagusnya Keislaman Seseorang Adalah Meninggalkan Apa Yang Tidak Bermanfaat Dan sungguh Nabi shallallahu alaihi wasallam telah mengumpulkan sifat wara' (berhati-hati, menjaga dari perkara yang membahayakan akhirat) pada satu kalimat, Rasulullah bersabda: من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه _"Termasuk bagusnya keislaman seseorang ialah dia meninggalkan apa saja yang tidak bermanfaat,"_ Ini umum mencakup meninggalkan segala sesuatu yang tidak bermanfaat dari: -Berucap -Melihat -Mendengar -Bertindak -Berjalan -Berfikir Dan semua tindakan, gerakan baik yang dhohir nampak terlihat dan yang batin tak terlihat. Maka hadits ini merupakan ungkapan yang sangat mencakup dalam memahami wara' Ibnul Qoyyim Madarijus Salikin || [2/21] Bergabunglah bersama kami di chanel telegram pada link berikut ini http://bit.ly/penuhduniailmu Untuk faedah lain kunjungi www.jendelasunnah.com --------------------------------------   🖼 *Jendela Sunnah* 🖼
8 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

ziarah kubur untuk mengingat akhirat

ZIARAH KUBUR UNTUK MENGINGAT AKHIRAT 473- وَعَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ الْحُصَيبِ الْأَسْلَمِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا - رَوَاهُ مُسْلِم ٌ. زَادَ اَلتِّرْمِذِيُّ: - فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْآخِرَةَ -  .. زَادَ ابْنُ مَاجَهْ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ مَسْعُودٍ: - وَتُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا - Dari Buraidah bin al-Hushaib al-Aslamy radhiyallaahu anhu beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Dulu aku melarang kalian dari berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah (Riwayat Muslim). Dan dalam riwayat atTirmidzi ada tambahan: karena hal itu mengingatkan akan akhirat. Dalam riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Mas'ud ada tambahan: dan membuat zuhud terhadap dunia PENJELASAN: Dulu Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam melarang para Sahabat untuk berziarah kubur pada saat masa-masa awal Islam, karena dikhawatirkan mereka akan mengagungkan, memohon berkah, dan berdoa kepada penghuni kubur. Namun, setelah keimanan para Sahabat telah kokoh, dan melihat maslahat bahwa ziarah kubur bisa mengingatkan pada kematian dan kehidupan akhirat, beliau kemudian memerintahkan untuk berziarah. Nampak jelas dari hadits ini tujuan utama berziarah kubur agar mengingatkan seseorang pada kematian, kehidupan akhirat, dan membuat seseorang lebih zuhud terhadap kehidupan dunia. Dalam lafadz hadits lain dinyatakan bahwa berziarah kubur bisa melembutkan hati. Hal yang tidak disadari oleh sebagian kaum muslimin adalah tentang tujuan utama ini. Sebagian mereka menyengaja ziarah kubur hanya untuk berdoa di kubur dan itu dilakukan sebagai kebiasaan tahunan saja. Padahal, semestinya jika seseorang sudah merasa terlalu sibuk pikirannya dengan urusan dunia, luangkan waktu untuk berziarah kubur. Di hari apapun itu. Berziarahlah pada makam orang-orang yang anda kenal dekat dulu saat masih hidup di dunia. Ingatlah, bahwa ia pernah mengalami masa-masa hidup bersama anda dan sekarang ia sudah meninggal, sedangkan anda akan menyusulnya. CATATAN: Nabi shollallahu alaihi wasallam pernah berziarah ke makam ibundanya yang meninggal dalam keadaan kafir. Nabi shollallahu alaihi wasallam meminta ijin kepada Allah untuk memohon ampunan untuk ibundanya, tapi tidak diijinkan Allah. Beliaupun menangis. Nabi shollallahu alaihi wasallam meminta ijin kepada Allah untuk berziarah, Allah ijinkan. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ زَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِي أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِي فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu ia berkata: Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam pernah berziarah ke kubur ibunya kemudian beliau menangis, sehingga menangislah para Sahabat lain di sekeliling beliau. Kemudian beliau bersabda: Aku meminta ijin kepada Tuhanku untuk memohon ampunan untuknya (ibunda Nabi) tapi tidak diijinkan. Kemudian aku meminta ijin (kepada Allah) untuk berziarah ke kuburnya, diijinkan. Maka berziarahlah ke kubur, karena hal itu mengingatkan kepada kematian (H.R Muslim no 1622) Nabi shollallahu alaihi wasallam juga pernah keluar di akhir malam ke kuburan Baqi’, mengucapkan salam untuk penghuni kubur dan kemudian berdoa memohon ampunan untuk mereka: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَهْلِ بَقِيعِ الْغَرْقَدِ Ya Allah ampunilah penghuni kubur Baqi’ al-Ghorqod (H.R Muslim no 1618). 〰〰〰 Disalin dari buku "Tata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunnah Nabi Shollallaahu Alaihi Wasallam (Syarh Kitab al-Janaiz Min Bulughil Maram)".  Penerbit Pustaka Hudaya, halaman 136-138. Penulis: Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman حفظه الله. Salafy Kendari || http://bit.ly/salafy-kendari
8 tahun yang lalu
baca 3 menit
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

wanita berpakaian tapi telanjang

Wanita Berpakaian Tapi Telanjang صنفان من أهل النار لم أرهما، قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس، ونساء كاسيات عاريات مميلات مائلات رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة، لايدخلن الجنة ولا يجدن ريحها وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا كذا Ada dua golongan dari penduduk neraka yang saat ini aku belum melihat keduanya. Yang pertama, satu kaum yang membawa cambuk cambuk seperti ekor sapi, yang dengannya mereka memukul manusia. Kedua, para WANITA YANG BERPAKAIAN TAPI TELANJANG, mereka miring dan membuat miring orang lain, KEPALA KEPALA MEREKA SEPERTI PUNUK UNTA YANG MIRING, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya surga, padahal wanginya surga dapat tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian. (HR:Muslim no.5547). Al Imam Nawawi Rohimahulloh menyatakan hadits diatas termasuk mukjizat kenabian karena dua golongan yang disebutkan oleh Rosululloh Shollallohu'alaihi wasallam tersebut telah muncul dan didapatkan. Adapun makna كاسيات عاريات wanita wanita itu memakai nikmat Allah tapi tidak mensyukurinya. Ada pula yang memaknakan, para wanita tersebut menutup sebagian tubuh mereka dan membuka sebagian yang lain guna menampakkan kebagusannya. Makna lainnya, MEREKA MEMAKAI PAKAIAN TIPIS YANG MENAMPAKKAN WARNA KULITNYA DAN APA YANG TERSEMBUNYI DIBALIK PAKAIAN TERSEBUT. 🏿مائلات maknanya mereka menyimpang dari ketaatan kepada Allah dan dari perkara yang semestinya dijaga. 🏿مميلات maknanya mereka mengajarkan perbuatan mereka yang tercela kepada orang lain. ada pula yang menerangkan 🏿مميلات مائلات dengan makna MEREKA BERJALAN DENGAN MIRING BERLAGAK ANGKUH DAN MENGGOYANGKAN PUNDAK MEREKA. makna yang lain, Mereka menyisir rambut mereka dengan gaya miring seperti model sisiran wanita pelacur, mereka juga menyisir rambut wanita lain dengan model sisiran seperti mereka. 👈🏿رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة maknanya mereka membesarkan rambut mereka dengan melilitkan sesuatu dikepala mereka.(Al-Minhaj, 14/336). Para wanita yang disebutkan dalam hadits diatas mengenakan pakaian tapi tidak menutupi tubuh mereka, karena mereka memakai pakaian yang tipis sehingga menampakkan kulitnya, atau memakai pakaian ketat hingga menampakkan lekuk lekuk tubuhnya. Padahal yang semestinya dikenakan oleh wanita saat keluar rumahnya adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya, tidak menampakkan kulit dibalik pakaiannya, tidak pula membentuk tubuhnya(ketat), karena pakaian itu tebal dan lebar/lapang. (Majmu' Al Fatawa,22/146). Dinukil dari tulisan Ustadzah Ummu Ishaq Al Atsariyyah dengan Judul Pakaian Wanita dihadapan Non Mahram. Asy Syariah No 52/V/1430H/2009. Klik join Chanel telegram http://bit.ly/FadhlulIslam www.salafymedia.com Bandung 30 Safar 1437H/12 Desember 2015. Fadhlul Islam Bandung ➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Berpakaian Tetapi Telanjang Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah radhiallahu ‘anhu bersabda, صِنْفَان مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَم أَرَهُمَا …. )الْحَدِيثَ، وَفِيهِ: ( وَنسَاءٌ كَاسيَاتٌ عَاريَاتٌ مُميلاَتٌ مَائلاَتٌ، رُؤُوْسُهُنُّ كَأَسِنَمَةِ الْبُخْتِ الْمَائلَةِ، لاَ يَدْحُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجدْنَ رِيْحَهَا وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ منْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا. “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum melihat keduanya…” (hadits ini masih berlanjut dan di dalamnya ada lafadz:) “… dan para perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, memiringkan lagi miring. Kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wangi surga. Padahal wangi surga bisa tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 5547) Apa perbuatan para perempuan di atas? Mereka itu adalah ‘perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang’, . كَاسيَاتٌ عَاريَاتٌ Kalimat ini memiliki beberapa makna. Mereka berpakaian dengan nikmat Allah subhanahu wa ta’ala, tetapi telanjang dari mensyukuri nikmat tersebut (tidak mau bersyukur). Mereka mengenakan pakaian, tetapi telanjang (enggan) dari melakukan keba ikan, enggan memberikan perhatian terhadap akhirat mereka, dan enggan mementingkan ketaatan. Mereka membuka suatu bagian dari tubuh mereka (di hadapan lelaki ajnabi) karena ingin menampakkan keindahannya. Mereka yang berbuat seperti ini dikatakan berpakaian tetapi hakikatnya telanjang. Mereka memakai pakaian yang tipis sehingga menampakkan apa yang ada di balik pakaian tersebut. Mereka berpakaian, tetapi secara makna mereka telanjang. Para perempuan ini berjalan dengan gaya angkuh seraya menggerak-gerakkan pundak mereka. Mereka menyisiri rambut mereka dengan model miring persis seperti gaya sisiran perempuan “nakal”. Rambut mereka tampak besar karena dililiti dengan balutan atau yang semisalnya sebagai hiasan, sehingga seperti punuk unta yang miring. Adapula yang mengatakan bahwa mereka mengikat rambut mereka tinggi di atas kepala. Mereka adalah perempuan yang jauh dari menaati Allah subhanahu wa ta’ala, jauh dari menjaga kemaluan, dan hal selainnya yang harus mereka jaga. Mereka mengajarkan perilaku mereka yang tercela kepada perempuan lain. (al-Minhaj, 13/336 dan 17/188) Perempuan, menurut aturan Islam yang agung, diperintah untuk menutup auratnya dengan sempurna di hadapan lelaki yang bukan mahramnya. Sempurna dalam artian tidak boleh menampakkan bagian tubuhnya yang tidak diperkenankan terlihat oleh selain lelaki dari kalangan mahramnya. Yang dituntut dari menutup aurat tersebut tidaklah ‘asal menutup’, tetapi terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi sehingga dikatakan aurat telah tertutup sesuai yang dimaukan syariat. Di antaranya, pakaian penutup tersebut harus panjang menutupi seluruh tubuh, tidak boleh pakaian pendek sehingga menampakkan sebagian tubuh, tidak sempit sehingga membentuk lekuk-lekuk tubuh, tidak tipis sehingga menggambarkan apa yang ada di balik pakaian tersebut, tidak dihiasi dengan bermacam-macam hiasan, dan lain sebagainya. Syarat-syarat inilah yang tidak dipenuhi oleh para perempuan yang disebutkan dalam hadits di atas. Mereka memang mengenakan pakaian yang menempel pada tubuh, tetapi hakikatnya telanjang karena pakaian yang semestinya dipakai untuk menutup aurat mereka di hadapan ajnabi justru tidak menutup aurat sama sekali. Sumber : .http://asysyariah.com/wanita-yang-tidak-mencium-wangi-surga/
9 tahun yang lalu
baca 5 menit