Problematika Umat
Problematika Umat oleh Abu Ismail Rijal

sudah tua tidak boleh poligami ?

4 tahun yang lalu
baca 2 menit
Sudah Tua Tidak Boleh Poligami ?

Sudah Tua Tidak Boleh Poligami ?

Soal :

Apakah masa tua menjadi penghalang untuk seorang lelaki berpoligami ? Ada tetangga desa sudah berumur, dia tergolong masih awam, namun ditakdirkan berpoligami. Tampak kebahagiaan pada mereka, istri pertama yang sudah berumur dan mulai sakit sakitan dirawat oleh istri kedua yang relatif lebih muda. Melihat itu sepertinya indah di masa tua dan lemah ada pendamping yang masih kuat untuk membantu dalam ketaatan kepada Allah, mohon pencerahan dan nasehat terkait poligami di masa tua. Jazakallohukhoiron.

Jawab :

Kita meyakini bahwa Poligami atau Ta’addud adalah salah satu syareat yang penuh dengan kemaslahatan ketika ditegakkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah ta’ala dan Rasul-Nya.

Oleh karena itu, kita nasehatkan bagi penanya dan keumuman kaum muslimin, agar benar-benar memahami syareat poligami ini sebelum melakukannya. Mempelajari bagaimana Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam menjalankan syareat ini. Dan bagi yang mampu untuk berpoligami, dia benar-benar harus bersungguh-sungguh dalam melakukan syareat ini sesuai dengan ketentuan yang telah Allah tetapkan.

Jangan menjadi orang yang serampangan dalam beramal, jangan pula tergesa gesa dalam memutuskan, sehingga berakibat tidak baik dikemudian hari berupa kezholiman, ketidakadilan dan sekian problematika rumah tangga.

Terkait dengan apa yang ditanyakan, apakah masa tua menjadi penghalang untuk poligami?

Jawabannya: tidak. Boleh saja bagi seorang yang berumur berpoligami apabila dia memiliki kemampuan dan bisa berbuat adil. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam berpoligami dengan menikahi Saudah bintu Zam’ah dan Aisyah binti Abu Bakr Ash Shiddiq Radhiyallahu’anhuma sebelum Hijrah di usia beliau melampaui 50 tahun, kemudian beliau menikahi Shofiyyah bintu Huyai di tahun tujuh Hijriyah ketika Perang Khaibar di saat umur beliau sekitar 59 tahun.

Terkait dengan kejadian nyata yang dikisahkan penanya, itu salah satu mashlahat Ta’addud yang bisa dipetik, terwujudnya ta’awun ‘alal birri wa taqwa.

Dan mashlahat-mashlahat yang lain sangat banyak, hanya Allah saja yang mengetahui semua mashlahat dan kebaikan syareat-Nya.

Semoga Allah bimbing lahir dan batin kita untuk selalu tunduk dengan batasan batasan-Nya dan mencintai semua syareat-Nya. Allahua’lam.

Oleh:
Abu Ismail Rijal