Pertama, disyariatkan melaksanakan shalat Id di tanah lapang. Tempat melaksanakan shalat Id tersebut tidak harus tanah wakaf kaum Muslimin dan tidak pula harus jauh dari kota atau desa.
Kedua, jika tidak ada lahan milik kaum Muslimin untuk melaksanakan shalat Id, namun ada tempat milik pemerintah kafir yang cocok untuk menunaikannya dan diizinkan digunakan oleh kaum Muslimin yang tinggal di sekitarnya, maka shalat Id boleh dilaksanakan di tempat tersebut. Insya Allah tidak apa-apa.
Ketiga, takbir shalat Id pada rakaat pertama adalah tujuh kali, termasuk takbir iftitah. Adapun pada rakaat kedua sebanyak lima kali, selain takbir bangkit untuk rakaat kedua. Tempat takbir-takbir tersebut pada rakaat pertama adalah setelah takbiratul ihram. Sedangkan para rakaat kedua, dilakukan setelah takbir bangkit dari sujud untuk rakaat kedua.