Yang dikenal dari ajaran Nabi shallallahu `alahi wa sallam tentang shalat malam adalah beliau sangat memperpanjang shalat, dan di antaranya memperpanjang bacaan. Hal itu berdasarkan banyak hadis di antaranya bahwa Abu Salamah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu `anha, “Bagaimanakah shalat Nabi shallallahu `alaihi wa sallam pada bulan Ramadhan?” Beliau menjawab,
“Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam tidak pernah mengerjakan shalat pada bulan Ramadan atau di luar Ramadan lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat, maka janganlah engkau tanyakan tentang baiknya dan lamanya beliau berdiri. Selanjutnya beliau shalat empat rakaat, maka janganlah engkau tanyakan tentang baiknya dan lamanya beliau berdiri. Selanjutnya beliau shalat tiga rakaat.” Disepakati kesahihannya.
Dan diriwiyatkan dari sahabat radhiyallahu `anhum tatkala Umar radhiyallahu `anhu mengumpulkan mereka untuk melakukan shalat Tarawih. Mereka memperpanjang bacaan sampai-sampai mereka memakai tongkat untuk membantu karena lamanya berdiri.
Oleh karena itu yang dianjurkan bagi imam pada shalat Tarawih adalah memperpanjang bacaan yang tidak menyulitkan makmum dan jika tidak bisa maka hendaklah dia membaca sekelompok ayat dalam satu rakaat.
Adapun jka dalam satu rakaat satu atau dua ayat saja lebih baik hal itu ditinggalkan, karena hal itu menyebabkan makmum luput dari banyak mendengar ayat-ayat al-Quran dan membatasi ganjaran dan pahala mereka. Dan hendaklah para imam bertakwa kepada Allah dalam shalat mereka.
Para imam ini hendaklah mereka menjadi mentor buat saudara-saudara mereka para jamaah dan mendorong mereka melakukan shalat serta bersungguh-sungguh dalam memberikan yang terbaik kepada mereka.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.