Darussalaf
Darussalaf oleh Admin

usia senja tidak menghalangi meraih pahala

11 tahun yang lalu
baca 4 menit
Usia Senja Tidak Menghalangi Meraih Pahala

Ummu Hani Radhiallahu ‘anha

USIA SENJA TIDAK MENGHALANGI MERAIH PAHALA

Pembaca rahimakumullahu, edisi kali ini kami akan mengangkat tema sosok seorang shahabiyah mulia yakni Ummu Hani` radhiyallahu `anha, nama lengkapnya Fakhitah binti abi thalib bin abdil muthalib alhaasyimiyah alqurosyiah, dikenal dengan kunyah(panggilan-pen) Ummu Hani` radhiyallahu `anha .

Di sebutkan dalam Sunan Ibnu Maajah (3810) dan hadits ini di hasankan Syaikh Al-Albany rahimahullahu dalam Shahih Sunan Ibnu Maajah, bahwa suatu hari ummu Hani` datang kepada Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam dan berkata :

يا رسول الله دلني على عمل . فإني قد كبرت وضعفت وبدنت

: فقال ( كبري الله مائة مرة . واحمدي الله مائة مرة . وسبحي الله مائة مرة . خير من مائة فرس ملجم مسرج في سبيل الله . وخير من مائة بدنة . وخير من مائة رقبة )

“ Yaa Rasulallah tunjukkan kepadaku satu amalan, sesungguhnya diriku telah menginjak usia tua dan badanku sudah mulai lemah, maka berkata Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam : Bertakbirlah seratus kali ,bertahmidlah seratus kali, bertasbihlah seratus kali, sesungguhnya pahala dari kalimat tersebut lebih baik dibandingkan mempersiapkan seratus kuda pilihan yang dipersiapkan untuk jihad fi sabilillah, lebih baik dibandingkan seratus ekor unta yang disembelih dan dagingnya diberikan kepada fakir miskin, lebih baik dibandingkan membebaskan seratus budak.”

Pembaca rahimakumullah, hadits di atas menunjukkan betapa semangatnya Ummu Hani` radhiyallahu `anha untuk terus beramal dan ibadah, dan betapa faqihnya beliau radhiyallahu `anha bertanya kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam untuk meminta petunjuk amalan yang ringan tetapi besar pahala karena disesuaikan dengan usia beliau radhiyallahu `anha.

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa para shahabiyyah radhiyallahu `anhunna selalu di atas jalan kebaikan, dan selayaknya hal ini dicontoh wanita muslimah di zaman ini. Ketika fitnah semakin meluas dan merusak tatanan masyarakat (baca : fitnah wanita), dengan alasan kebebasan dan emansipasi wanita, seharusnya mereka kaum wanita muslimah semakin kembali mempelajari diinul islam, dan mendengar nasehat para ulama untuk senantiasa menjaga hijab dan menjauh dari hal-hal yang bisa menjadikan sumber fitnah.

endaknya wanita muslimah mencari pergaulan yang baik, yakni dengan memilih teman yang baik agamanya (diinul islam), Lihatlah Ummu Hani` radhiyallahu `anha senantiasa bermajelis dengan Rasulullah shallallahu `alaihi, wanita yang cerdas yang memahami kebaikan untuk dirinya.

Di dalam hadits yang diriwayatkan abu dawud (4832) dalam sunannya, dan hadits ini di hasankan syaikh Al-Albany rahimahullahu ,dari jalan shahabat yang mulia Abu Sa`id Al-Khudri radhiyallahu `anhu, dari Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam :

لا تصاحب إلا مؤما ولا يأكل طعامك إلا تقي

“Janganlah dirimu berteman kecuali dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa”.

Makna hadits di atas ialah apabila seseorang dikenal ketakwaannya, maka bergaulah dengannya dan janganlah seseorang mengajak makan orang lain untuk makan kecuali orang yang di ketahui baik agamanya (diinul islam), adapun orang yang dikenal jelek agamanya jangan bergaul dengannya dan jangan di undang makan, kecuali disana ada mashlahat seperti dalam rangka mendakwahi dan mengarahkan mereka untuk kembali beragama yang baik, sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, maka yang demikian ini boleh.

Marilah kita mulai mendidik isteri-isteri kita dan anak-anak kita untuk senantiasa mencintai Allah dan RasulNya, dan bermajelis berkumpul dengan orang-orang shalih dari kalangan para ulama yang terpercaya dari sisi ilmi dan amalannya, serta bermajelis dengan asaatidzah dalam setiap kajian taklimnya.

Marilah kita mulai mendidik isteri-isteri kita dan anak-anak kita untuk senantiasa berdzikir mengingat Allah Subhaanahu Wa Ta`ala baik takbir,tahmid,tasbih dan dzikir-dzikir lainnya.

Lihatlah Ummu Hani` radhiyallahu `anha di usia senja tidak menghalangi beliau untuk belajar kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, janganlah seseorang beralasan tidak mau belajar karena faktor usia, bersemangatlah untuk meraih keutamaan menuntut ilmu.

Semoga tulisan ringkas ini menambah wawasan ilmu dan amal bagi keluarga kita untuk terus bersemangat belajar dan mencintai para ulama ahlus sunnah, sampai kita berjumpa dengan Allah Subhaanahu Wa Ta`ala dan dikumpulkan di jannahNya yang kekal amin yaa mujibas saailin.

Akhukum fillah abu ibrahim abdurrahman alfasawy fi markiz daarul hadits fiyusy harasahallahu

Sumber : WA Salafy Lintas Negara