Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

syarat pengajar / guru yang sukses dalam pendidikan

6 tahun yang lalu
baca 7 menit

SYARAT-SYARAT PENGAJAR YANG SUKSES DALAM PENDIDIKAN & PENGAJARAN

Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu rahimahullah

1โƒฃ (Pertama)

Seorang pengajar hendaknya mahir dalam bidangnya, mampu menciptakan metode-metode pengajarannya, mencintai tugas dan para pelajar, mencurahkan kesungguh-kesungguhannya untuk pendidikan mereka dengan pendidikan yang baik, membekali mereka dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat, mengajarkan akhlaq yang mulia, dan berusaha menjauhkan para pelajar dari adat-adat yang jelek. Dialah pendidik sekaligus pengajar pada satu waktu.

2โƒฃ (Kedua)

Seorang pengajar adalah sebagai panutan yang baik bagi yang lainnya, baik dalam ucapan, amalannya dan perilaku-perilakunya dari sisi pelaksanaan kewajibannya kepada Rabb-nya, umatnya dan para pelajarnya. Mencintai kebaikan untuk mereka sebagaimana dia mencintainya untuk diri dan anak-anaknya, suka memaafkan dan lapang dada serta apabila menghukum dengan kasih sayang.

๐Ÿ“œ Rasulullah ๏ทบ bersabda:

ู„ุงูŽ ูŠูุคู’ู…ูู†ู ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุญูุจู‘ูŽ ู„ุฃูŽุฎููŠู’ู‡ู ู…ูŽุง ูŠูุญูุจู‘ู ู„ูู†ูŽูู’ุณูู‡ู

โ€œTidaklah salah seorang diantara kalian beriman, sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.โ€ [Muttafaqun 'alaihi]

3โƒฃ Ketiga

Termasuk syarat pengajar yang sukses adalah mengerjakan apa yang dia perintahkan kepada para pelajar dari adab, akhlaq, dan ilmu-ilmu yang lainnya, dan hendaknya menjauhi perbedaan antara ucapan dan perbuatannya. Dengarlah firman Allah 'Azza wajalla:

ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ู„ูู…ูŽ ุชูŽู‚ููˆู„ููˆู†ูŽ ู…ูŽุง ู„ุง ุชูŽูู’ุนูŽู„ููˆู†ูŽ (ูข) ูƒูŽุจูุฑูŽ ู…ูŽู‚ู’ุชู‹ุง ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ุชูŽู‚ููˆู„ููˆุง ู…ูŽุง ู„ุง ุชูŽูู’ุนูŽู„ููˆู†ูŽ (ูฃ)

"Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (QS. Ash-Shaf 2-3)

Ini adalah pengingkaran terhadap orang yang hanya bisa berkata dan tidak mengamalkannya. Dan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ููŠ ุฃูŽุนููˆุฐู ุจููƒูŽ ู…ูู†ู’ ุนูู„ู’ู…ู ู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ููŽุนู

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat." [HR. Muslim]

Maksudnya: (Ilmu) yang aku tidak mengamalkannya, tidak aku sampaikan kepada selainku, dan tidak pula memperbaiki akhlaqku.

Berkata (seorang) penyair:

Wahai seorang yang mengajari selainnya dirinya

Tidakkah engkau menjadi pengajar untuk dirimu sendiri

4โƒฃ Keempat

Wajib bagi pengajar untuk mengetahui bahwa tugasnya itu seperti tugasnya para nabi yang Allah 'Azza wajalla telah mengutus mereka memberikan hidayah kepada manusia dan mengajari mereka, mengenalkan mereka kepada Rabb mereka, pencipta mereka. Demikian pula dia sebagai bapak dalam hal kasih sayang kepada para pelajar, mencintai mereka dan dia bertanggung jawab terhadap para pelajar tentang kehadiran mereka, memberikan perhatian terhadap pelajaran-pelajaran mereka, bahkan bagus seandainya pengajar membantu memecahkan permasalahan-permasalahan mereka dan selainnya yang termasuk tanggung jawab pengajar.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

ูƒู„ู‘ูƒู…ู’ ุฑุงุนู ูˆูƒู„ู‘ูƒู…ู’ ู…ุณุฆูˆู„ูŒ ุนู†ู’ ุฑุงุนูŠุชู‡ู

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan masing-masing kalian akan bertanggungjawab terhadap apa yang dipimpinnya." [Muttafaqun 'alaihi]

Hendaknya pengajar mengetahui bahwa dia bertanggungjawab di hadapan Allah 'Azza wajalla terhadap para pelajarnya apa yang telah dia ajarkan kepada mereka. Apakah ikhlas dalam mencari metode-metode yang  memudahkan bimbingan dan pengarahan mereka kepada pengarahan yang selamat?

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam  bersabda:

ุฅู†ู‘ ุงู„ู„ู‘ู‡ูŽ ุณุงุฆู„ูŒ ูƒู„ู‘ูŽ ุฑุงุนู ุนู…ู‘ูŽุง ุงุณู’ุชุฑุนุงู‡ูุŒ ุฃุญูุธ ุฐู„ูƒ ุฃู… ุถูŠู‘ุนู‡ูุŸ ุญุชู‘ู‰ ูŠูุณุฃู„ูŽ ุงู„ุฑู‘ุฌู„ู ุนู† ุฃู‡ู„ ุจูŠุชู‡ู

"Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap penggembala tentang apa yang digembalakannya. Apakah dia mampu menjaganya atau menyia-nyiakannya? Sampai Allah bertanya kepada seseorang tentang keluarganya." [Hadits hasan, diriwayatkan oleh an-Nasa'i dari Anas bin Malik]

Kemudian wajib pula atas pengajar untuk berbicara kepada mereka dengan apa yang mereka pahami, sesuai dengan kadar pemahaman mereka masing-masing. Ali radhiyallahu 'anhu berkata:

ุญุฏู‘ูุซูˆุง ุงู„ู†ู‘ุงุณูŽ ุจู…ูŽุง ูŠุนุฑููˆู†ูŽุŒ ุฃูŽุชูุญุจู‘ูˆู†ูŽ ุฃู† ูŠููƒุฐู‘ุจูŽ ุงู„ู„ู‘ู‡ู ูˆุฑุณูˆู’ู„ูู‡ูุŸ

"Bicaralah kepada manusia dengan apa yang mereka pahami. Apakah kalian ingin Allah dan RasulNya didustakan?" [Diriwayatkan al-Bukhari dalam al-Ilmu, bab Orang yang mengkhususkan sebagian orang dari orang lain dalam ilmu]

kiat sukses mendidik anak
kiat sukses mendidik anak

5โƒฃ Kelima

Sesungguhnya pengajar berdasarkan pekerjaannya ini hidup diantara pelajar yang berbeda-beda tingkatan akhlak mereka, pendidikan dan kecerdasan mereka. Oleh sebab itu wajib baginya untuk bisa menerima mereka semua dengan akhlak-akhlaknya, sehingga dia bagi para pelajar seperti kedudukan bapak dengan anak-anaknya, sebagai pengamalan terhadap guru besar nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam:

ุฅู†ู‘ู…ุง ุฃู†ุง ู„ูƒู… ุจูู…ู†ุฒูู„ุฉู ุงู„ูˆุงู„ุฏู ุฃูุนูŽู„ู‘ูู…ูƒู….

"Hanyalah aku bagi kalian seperti kedudukan bapak, aku mengajari kalian." [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud]

6โƒฃ Keenam

Wajib atas pengajar yang berhasil untuk tolong-menolong dengan teman-temannya, menasehati mereka dan bermusyawarah bersama mereka tentang kemashlahatan para pelajar agar para pengajar menjadi suri teladan yang baik bagi para pelajar mereka. Dan wajib pula atas mereka para pengajar untuk mencontoh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dimana Allah ta'ala menjelaskan kepada kaum muslimin dengan firman-Nya:

ู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽูƒูู…ู’ ูููŠ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูุณู’ูˆูŽุฉูŒ ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉูŒ

"Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian." [QS. Al-Ahzab: 21]

7โƒฃ Ketujuh

Tawadhu' dalam ilmu. Mengakui kebenaran adalah keutamaan, kembali kepada kebenaran adalah lebih baik daripada terus menerus dalam kesalahan, sehingga seorang pengajar seharusnya meneladani salafush shalih dalam mencari kebenaran dan tunduk kepada kebenaran apabila jelas bagi mereka bahwasanya yang benar tidak seperti yang mereka fatwakan atau yakini.

Pengajar yang jujur yang mengakui kesalahan, dan rujuk dari kesalahan tersebut, pada pelajar sungguh mencintai mereka, dan semakin bertambah kepercayaan para pelajar terhadap mereka sehingga menjadi orang yang dimuliakan dan dibesarkan. Alangkah bagusnya apabila para pengajar menelusuri jejak mereka dan menempuh jalan mereka dalam hal rujuk (kembali) kepada kebenaran. (Ditulis secara ringkas)

8โƒฃ Kedelapan

Jujur dan memenuhi janji. Seorang pengajar harus jujur dalam ucapannya, karena kejujuran itu semuanya adalah kebaikan dan jangan mendidik pelajarnya dengan kedustaan walaupun dalam hal itu ada mashlahat yang nampak baginya.

Jujur adalah akhlak yang agung yang seharusnya seorang pengajar menanamkannya kepada para pelajar, dan menjadikan mereka cinta kepada kejujuran dan membiasakan mereka dengannya, dan hendaknya seorang pengajar selalu jujur dalam ucapan dan perbuatannya, walaupun ketika bergurau bersama pelajar harus tetap jujur. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bergurau tetapi beliau tidak mengatakan kecuali kebenaran. (Ditulis secara ringkas)

9โƒฃ Kesembilan

Sabar. Seorang pengajar harus berhias dengan kesabaran terhadap masalah-masalah pelajar dan pengajaran, karena sabar adalah penolong yang paling besar dalam amalnya yang mulia ini.

๐Ÿ“‘ Dikutip dari buku "Kiat Sukses Mendidik Anak" penerbit pustaka al-Haura judul asli Nidaa-un Ilaa al-Murobbiyyiin wal Murobbiyyaat.

๐Ÿ“๐ŸŽจ Majmu'ah Tarbiyatul Aulad
๐Ÿ“Ÿ Channel Telegram: t.me/TarbiyatulAulad