BIMBINGAN ISLAM TENTANG PUASA TIGA HARI DISETIAP BULAN
|
Sunnah Puasa Tiga Hari Setiap Bulan (Ayyamul Bidh) |
Asy Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz Ibnu Baz rahimahullah
Nabi shallallahu alaihi wa sallam puasa tiga hari (disetiap bulan) sesuai dengan kemudahan(yang ada pada beliau),
Terkadang beliau lakukan diawal, dipertengahan, dan diakhir bulan sebagaimana yang dikatakan oleh Aisyah radhiyallahu anha,
Demikian pula beliau shallallahu alaihi wasallam berwasiat kepada Abu Hurairah, Abu Darda', Abdullah Ibnu Amr, Abu Dzar, beliau mewasiatkan kepada mereka semua untuk puada tiga hari disetiap bulan,
Apabila dimudahkan untuk melakukannya di ayyamulbidh, maka inilah yang afdhal,
Ayyamulbidh adalah pada hari ke 13,14,15
Dan jika tidak dimudahkan, maka silahkan dia puasa dihari-hari pada setiap bulannya, dipertengahan, diakhir, atau diawal bulan yang terpenting adalah dia berpuasa tiga hari disetiap bulannya, hukumnya adalah sunnah muakkadah(yang ditekankan)
Puasa tiga hari disetiap bulannya, sama saja dia lakukan diawal, dipertengahan atau diakhirnya,
Dia kumpulkan tiga hari tersebut (berturut-turut) atau dia pisah-pisah harinya, perkaranya luas,
Apabila sebagian dari bulan-bulan dia tinggalkan puasa ini, atau telah datang kepadanya sesuatu yang membuat dia tidak berpuasa, maka tidak mengapa, karena hukumnya adalah sunnah yang dianjurkan.
Dikutip dari : https://bit.ly/2LXQahS
KAPAN WAKTU PUASA TIGA HARI DISETIAP BULAN?
Asy Syaikh Al-Fadhil Zakariya Ibnu Syu'aib Al-Adni hafidzahullah
Puasa tiga hari disetiap bulan ada dua keadaan:
1. Waktu Fadhilah(keutamaan) yaitu seseorang puasa dihari ke 13,14,15.
2. Waktu boleh
Yaitu diwaktu kapan saja yang dia inginkan disetiap bulannya,
Didalam hadits 'Aisyah radhiyallahuanha beliau berkata:
لم يكن الرسول صلى الله عليه وسلم يبالي صامها من أول الشهر أو من وسطه إو مت آخره (رواه مسلم)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melakukan puasa tiga hari disetiap bulan dan beliau tidak peduli (dengan hari-harinya) beliau lakukan diawal, di pertengahan atau diakhir bulan (HR. Muslim).
Maka jika seseorang puasa diawal, dipertengahan, atau diakhir bulan, maka tidak mengapa, atau boleh dia puasa sebagiannya diawal bulan, sebagiannya dipertengahan dan sebagiannya lagi diakhir bulan (sehingga menjadi tiga hari yang tidak berurutan), jika dia lakukan demikian maka sungguh dia telah menerapkan sunnah ini, insya Allah.
Sumber : Majmu'ah waqanat durus wa muhadharat masyayaikh adn kitabushshiyam
https://goo.gl/AmJXrW
APAKAH BENAR PENAMAAN AYYAMUL BIDH?
Asy Syaikh Al-Fadhil Zakaria Ibnu Syu'aib Al-Adni hafidzahullah
عن أبي ذر رضي الله عنه قال : "أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نصوم من الشهر ثلاثة أيام ثلاث عشرة وأربع عشرة وخمس عشرة"
رواه النسائي والترمذي وهو حديث حسن من أجل يحيى ابن سام
Dari Abu Dzar radhiyallahu'anhu berkata:
"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah memerintahkan kami untuk berpuasa tiga hari disetiap bulan yaitu pada hari ke 13, 14, dan 15" (HR. Annasai dan Attirmidzi)
Hadits ini adalah hadits hasan disebabkan Yahya Ibnu Sam.
Hadits ini menjadi dalil bahwa disunnahkan bagi seseorang untuk berpuasa tiga hari disetiap bulan, dan sungguh hal itu telah disebutkan didalam banyak hadits:
Hadits dari sahabat Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma
صوم ثلاثة أيام من كل شهر صوم الدهر كله
"Puasa tiga hari disetiap bulan sama seperti puasa setahun penuh" (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits Abu Hurairah radhiallahuanhu maka sungguh beliau berkata:
أوصاني خليلي بثلاث : صيام ثلاثة أيام من كل شهر ، وركعتي الضحى، وأن أوتر قبل أن أنام ( متفق عليه)
"Kekasihku shallallahu alaihi wa sallam telah berwasiat kepada dengan tiga perkara: puasa tiga hari disetiap bulan, dua rakaat dhuha, dan melakukan shalat witir sebelum tidur". (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Hadits dari sahabat Abu Darda' radhiyallahu 'anhu beliau mengatakan:
أوصاني خلياي بثلاث لن أدعهن ما عشت : بصيام ثلاثة أيام من كل شهر وصلاة الضحى وبأن لا أتام حتى أوتر (رواه مسلم)
"Kekasihku shallallahu 'alaihi wa sallam mewasiatkanku untuk berpuasa tiga hari disetiap bulan, melakukan shalat dhuha, dan agar aku tidak tidur sampai melakukan shalat witir". ( HR. Muslim)
Dan juga disebutkan didalam hadits Abu Dzar sebagaimana diriwayatkan oleh At Tirmidzi dan didalam hadits tersebut disebutkan penamaan puasa ini dengan puasa ayyamulbidh,
Disyari'atkannya penamaan puasa ini dengan nama ayyamulbidh dilandasi pada keabsahan haditsnya, apakah haditsnya benar atau tidak?
Kebanyakan dari Ulama belakangan menyatakan bahwa haditsnya tsabit (tetap dari Nabi). At Tirmidzi menghasankannya dan Ibnu Hibban menshahihkannya,
Sebagian imam (ahlul hadits) melemahkan hadits ini dikarenakan perputarannya pada Yahya Ibnu Sam dan tidak ada seorangpun yang mengikuti untuk menjadi penguat Yahya dalam riwayat dari Musa ibnu Thalhah, mereka mengatakan bahwa Yahya telah bersendiri dengan hadits ini dari Musa Ibnu Thalhah dan tidak ada seorangpun yang mengikutinya, seorang yang semisal Yahya dalam sunnah ini tidak ada kemungkinan(shahih riwayatnya) dalam kesendiriannya ini, selama tidak ada seorangpun yang mengikutinya maka hadits tersebut tidak shahih,
Yang benar adalah bahwa riwayat penamaan ayyamulbidh tetap (dari nabi shallallahu alaihi wa sallam) wallahua'lam.
Atas keadaan yang bagaimanapun, yang sunnah adalah puasa tiga hari disetiap bulan sama saja apakah kita berpendapat adanya ayyamulbidh atau tidak, maka puasa tiga hari disetiap bulan adalah tsabit(benar) riwayatnya dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana mereka(para ulama) telah menukil kesepakatan para ulama tentang hal itu.
Majmu'ah wa waqanat durus wa muhadharat masyayaikh adn kitabushshiyam
https://goo.gl/AmJXrW
Alih bahasa: Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu Umar غفر الرحمن له.
Chanel telegram: https://t.me/alfudhail