قال عطاء بن أبي رباح :
إن الرجل ليحدثني بالحديث، فأنصت له كأني لم أسمعه، وقد سمعته قبل أن يولد .
"Terkadang, ada orang bercerita, namun saya tetap semangat mendengarkannya. Seolah-olah saya belum pernah mendengarnya. Padahal, cerita itu sudah saya ketahui sejak orang itu belum lahir"
Kalimat bijak Atha' bin Abi Rabah
(Siyar A'lam Nubala, Adz Dzahabi 5/86)
Inilah akhlak Salaf yang patut diteladani!
1. Lebih banyak mendengar daripada berbicara. Hal itu akan mendorong untuk lebih banyak aksi dibanding sekadar berbunyi. Ilmu pun didapat dengan sabar-sabar mendengar.
2. Menghargai orang lain yang sedang berbicara, walau ia jauh lebih muda. Meskipun ia bawahan, meskipun ia anak, meskipun ia murid, dan meskipun ia masih kurang pengalaman.
3. Jangan sakiti hati orang dengan memutus pembicaraan nya! Apalagi belum selesai ia berkata, kita sudah menyambung cerita. Lebih-lebih lagi merespon, "Aku juga tahu cerita itu!" , atau "Aku lebih tahu dari kamu", atau respon semisalnya. Jangan lakukan itu!
4. Mendidik anak, jadilah pihak yang senang mendengar keluh kesahnya. Biarkan ia curahkan isi hatinya. Jangan hanya menuntutnya mendengar dan mendengar! Supaya saat bertumbuh-kembang, ia tidak takut untuk berbicara, tidak sungkan untuk berpendapat, dan tidak malu untuk berbagi rasa. Supaya anak tidak menjadi pendiam. Supaya anak tidak berkarakter tertutup.
5. Ketawadhuan ulama. Hal itu dicerminkan dengan tidak mengesankan apalagi memperlihatkan bahwa dirinya yang paling tahu, paling bisa, atau paling mampu.
6. Jadilah pendengar yang baik terhadap anak, murid, istri, suami apalagi orangtua! Buatlah seolah-olah dirimu tidak tahu. Kalau sebenarnya cerita itu ia dapat darimu, lalu ia ulang bercerita, jangan ingatkan bahwa dirimulah yang bercerita sebelumnya.
Semoga semakin hari kita semakin baik.
Terbah, 16 Oktober 2021
t.me/anakmudadansalaf