Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

sarana meraih kekhusyukan / sebab hati yang khusyuk

4 tahun yang lalu
baca 8 menit

SARANA MERAIH KEKHUSYUKAN

Sarana Meraih Kekhusyukan / Sebab Hati yang Khusyuk

Sebelum membaca lebih jauh, sebaiknya baca dulu Urgensi Khusyuk dan Pengaruhnya

Oleh sebab itu, tidak tercapainya kekhusyukan pasti memiliki sebab, dapat dipastikan bahwa ada kekurangan dalam pelaksanaan shalat itu. Maka dalam catatan ringkas ini, kami akan memaparkan sejumlah hal yang dapat membantu, dengan izin Allah, untuk mencapai kekhusyukan di dalam shalat. Yaitu sebagai berikut:

1. Memiliki iman yang jujur dan keyakinan yang kuat.

Yaitu keimanan yang benar dan keyakinan yang kuat tentang efek positif dari kekhusyukan, berupa:

- meraih keutamaan besar di dunia dan akhirat, 

- akan merasakan ketenangan, 

- ketenteraman, dan

- rasa nyaman yang tidak ada bandingannya; serta

- akan mendapatkan kelapangan hati yang tidak bisa diungkapkan dengan kata. 

• Allah Ta'ala berfirman,

{قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2)} [المؤمنون : 1-2]

(1)   "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

(2)   (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya." (Q.S. Al-Mu'minun: 1-2)

Imam Muslim meriwayatkan [228],  Dari 'Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, 'Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,

 مَا مِنْ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلَاةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلَّا كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنْ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ

"Tidaklah seorang muslim yang ketika waktu shalat telah tiba kemudian ia membaguskan wudhunya, kekhusyukan shalatnya, serta rukuknya, melainkan shalat itu menjadi penebus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak melakukan dosa besar. Dan itu berlaku pada seluruh waktu." 

Ayat dan hadits tentang keutamaan yang diraih dari shalat yang khusyuk sangat banyak. 

2. Memperbanyak membaca Al-Qur'an dan berdzikir. 

Yakni rajin membaca al-Quran, berdzikir, beristighfar, dan tidak sering berbicara kecuali itu dzikir, seperti yang disebutkan dalam hadits,

 لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي

"Janganlah kalian banyak berbicara kecuali pada ucapan dzikir kepada Allah, karena banyak bicara selain dari dzikir kepada Allah membuat hati menjadi keras, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras."

SANADNYA SHAHIH ('Umdah at-Tafsir, I/127) H.R. At-Tirmidzi (2411)

Membaca Al-Qur'an dan menghayatinya termasuk sebab terbesar yang dapat membuat hati lembut. 

Allah Ta'ala berfirman, 

{اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ} [الزمر : 23]

"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah. Dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpin pun." (Q.S. Az-Zumar: 23)

Membaca Al-Qur'an dan dzikir merupakan benteng kuat yang melindungi dari setan dan bisikan-bisikannya. Amalan ini juga merupakan sebab datangnya ketenteraman jiwa yang saat ini banyak orang tidak lagi merasakannya. 

Allah Ta'ala berfirman, 

{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد : 28]

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (Q.S. Ar-Ra'd: 28)

Banyak berdzikir kepada Allah juga merupakan sebab keberuntungan. • 

Allah Ta'ala berfirman, 

وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Dan berdzikirlah kepada Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (Q.S. Al-Jumu'ah: 10)

Pemaparan ini tidak bermaksud untuk menerangkan tentang keutamaan berdzikir, akan tetapi kita ingin mengingatkan bahwa banyak berdzikir termasuk salah satu sebab datangnya kekhusyukan. Siapa yang ingin mencari tahu lebih tentang keutamaan dzikir hendaklah dia membaca Al-Qur'an dan dzikir-dzikir yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ. 

Di samping hal ini, hendaklah seseorang bersemangat untuk melawan setan, yaitu dia membulatkan tekad untuk berjihad menghadapi setan (dan bisikannya) sebelum berdiri mengerjakan shalat. Jika setan masuk menggodanya di awal shalat, maka jangan dia menyerah di pertengahan atau di penghujung shalat, bahkan harusnya dia terus melawan bisikan setan sampai di waktu terakhir ibadah shalatnya. 

Setan akan berusaha untuk memunculkan pikiran bermacam-macam (ketika seorang hamba sedang shalat), sehingga ia tidak menghayati sedikit pun ibadah shalat yang sedang ia kerjakan. 

▪️ Imam Muslim meriwayatkan dari Utsman bin Abil Ash, beliau berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan mengganggu shalat dan bacaanku, hingga membuatku kacau.'

• Maka Rasulullah ﷺ menjelaskan, 

ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَِنْزَبٌ فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْهُ وَاتْفُلْ عَنْ يَسَارِكَ ثَلَاثًا

"Sesungguhnya itu ulah setan yang disebut dengan khanzab. Apabila kau merasakan kehadirannya, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari gangguannya serta meludah kecilah ke arah kirimu sebanyak tiga kali." 

H.R. Muslim (2203) 

Beliau yang meriwayatkan hadits di atas kemudian mengatakan, 'Saya lakukan yang diajarkan oleh beliau, dan Allah menghilangkan bisikan-bisikan itu dari diriku.'

Maka selayaknya bagi orang yang shalat untuk bersungguh-sungguh melawan bisikan setan, jangan berhenti dan terus berusaha. 

Apabila dia tidak berhasil khusyuk dengan sempurna pada shalat itu, maka dia kembali bulatkan tekad untuk khusyuk pada shalat yang berikutnya. Walaupun sedikit kekhusyukannya pada satu shalat, hendaklah dia kembali bersemangat agar menyempurnakan kekhusyukannya pada shalat yang akan datang, dan terus demikian. Jangan seseorang merasa jenuh dengan lamanya perjuangan menghadapi bisik-bisik setan, sembari ia berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar menolong untuk merealisasikan hal itu. 

Baca juga : Definisi Khusyuk dalam Shalat

3. Selalu introspeksi diri dan merasa diawasi Allah. 

Yakni seseorang selalu introspeksi dan menyadari kekurangan dirinya dalam perkara keyakinan, ucapan, dan tindakan yang tidak benar. 

Allah Ta'ala berfirman, 

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ} [الحشر : 18]

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al-Hasyr: 18)

Amirul Mukminin Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu pernah berkata, 

حَاسِبُوا أنْفُسَكُمْ قَبْلَ أنْ تُحاسَبُوا وَزِنُوا أنْفُسَكُمْ قَبْلَ أنْ تُوزَنُوا وتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأكْبَرِ

"Introspeksilah diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah keadaan diri kalian sebelum amalan kalian yang ditimbang. Bersiaplah sebaik mungkin untuk menghadapi perjumpaan terbesar (hari kebangkitan)!"

Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah (Al-Mushannaf; 37178), "Dan padanya terdapat seorang perawi yang namanya tidak diketahui."

Juga termasuk upaya untuk meraih kekhusyukan ialah menjauhi segala jenis maksiat, dengan:

- tidak memandang kepada sesuatu yang haram untuk dipandang;

- menjaga ucapan, pendengaran, dan seluruh anggota badan dari perbuatan dosa. 

Dan menggunakannya untuk melakukan ibadah, mengarahkan pandangan untuk membaca Al-Qur'an, buku-buku tentang ilmu yang bermanfaat, dan hal-hal lain yang hukumnya boleh untuk dilihat; termasuk pula menggunakan pandangan untuk memikirkan makhluk-makhluk ciptaan Allah, mendengarkan ucapan-ucapan yang baik, dan menggunakan lisan untuk ucapan yang bermanfaat. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa dosa akan membuat seseorang tercegah dari melakukan ibadah dengan bentuk yang baik. Masing-masing orang mengetahui dosa apa saja yang ia lakukan. Maka oleh sebab itu, hendaklah ia berusaha untuk memperbaiki dirinya. 

Dan perbaikan diri terkait erat dengan introspeksi diri, di mana saat seseorang mengintrospeksi (melihat tentang keadaan dirinya lalu ia mendapati kekurangan), maka ia pasti mencari cara untuk memperbaiki kekurangan tersebut.

4. Menghayati bacaan Al-Qur'an dan dzikir. 

Yaitu ia menghayati dan berusaha untuk memahami bacaan-bacaan di dalam shalat dan tidak melihat kecuali ke arah tempat sujud sambil menghadirkan rasa takut dengan mengingat saat berdiri pada hari kiamat. 

Imam Ibnul Qayyim berkata di kitab al-Fawa-id, 

لِلْعَبْدِ بَيْنَ يَدَي اللَّهِ مَوْقِفَانِ مَوْقِفٌ بَيْنَ يَدَيْهِ فِي الصَّلَاةِ وَمَوْقِفٌ بَيْنَ يَدَيْهِ يَوْمَ لِقَائِهِ فَمَنْ قَامَ بِحَقِّ الْمَوْقِفِ الْأَوَّلِ هُوِّنَ عَلَيْهِ الْمَوْقِفُ الآخَرُ وَمَنِ اسْتَهَانَ بِهَذَا الْمَوْقِفِ وَلَمْ يُوَفِّهِ حَقَّهُ شُدِّدَ عَلَيْهِ ذَلِكَ الْمَوْقِفُ. قالَ تَعَالَى: {وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا (26) إِنَّ هَٰؤُلَاءِ يُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَاءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيلًا (27)} [الانسان : 26-27]

"Tiap orang, antara dia dengan Allah memiliki dua momen berdiri di hadapan-Nya.

- Pertama, berdiri di hadapan Allah saat melaksanakan shalat. 

- Kedua, ialah saat berdiri di hadapan Allah pada hari kiamat. 

Orang yang berdiri dengan baik di saat shalatnya, maka akan ringan ia berdiri di hadapan Allah pada hari kiamat. 

Namun siapa yang meremehkan kondisi berdiri di kala shalat, dia tidak menjalankannya sebagaimana mestinya, maka berdiri di hadapan Allah pada hari kiamat kelak akan menjadi sangat berat untuknya. 

• Allah Ta'ala berfirman, 

{وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا (26) إِنَّ هَٰؤُلَاءِ يُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَاءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيلًا (27)} [الانسان : 26-27]

(26)   "Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.

(27)   Sesungguhnya, mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memedulikan kesudahan mereka pada hari yang berat (hari akhirat)." (Q.S. Al-Insan: 26-27)¹

¹ Kitab al-Fawa-id, hlm. 200

Maka momen berdiri di kala shalat harus benar-benar diberikan haknya, yaitu rasa merendah, khusyuk, dan rasa menghinakan diri sebagai bentuk pengagungan kepada Allah. Dan memunculkan rasa bahwa shalat yang ia laksanakan itu ialah shalat terakhirnya di dunia. Apabila kumpulan rasa ini kokoh dalam jiwa orang yang shalat, maka shalatnya akan khusyuk.

▪️ Imam Ahmad meriwayatkan, 

▫️ Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, 

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ عِظْنِي وَأَوْجِزْ فَقَالَ إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ غَدًا وَاجْمَعْ الْإِيَاسَ مِمَّا فِي يَدَيْ النَّاسِ

'Datang seseorang kepada Nabi ﷺ lalu berkata, 

'Wahai Rasulullah, berilah saya wasiat dengan ringkas.' 

• Maka Nabi ﷺ berpesan kepadanya, 

"Jika kamu berdiri melaksanakan shalat, maka shalatlah seperti orang yang akan berpisah. Jangan kamu berbicara dengan suatu ucapan yang kamu harus memohon maaf besok. Dan kuatkanlah rasa putus asa terhadap sesuatu yang dimiliki oleh manusia." 

HASAN LI GHAIRIHI (Ash-Shahihah, 401) H.R. Ibnu Majah (4171) dan Ahmad (23498)

Dan masih ada sebab-sebab lain yang bisa membantu kekhusyukan. 

✍️ -- Penerjemah: Hari Ahadi [Terjemahan Kutaib al-Khusyuk fish Shalah]
_______________________________

▶️ Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah dapat pahala.

•••
📡 https://t.me/nasehatetam 
🖥 www.nasehatetam.net