ALAY, GENERASI LEBAY
Persekusi (penganiayaan), pornoaksi, pornografi, miras, narkoba, korupsi,... adalah jenis-jenis penyakit masyarakat yang tampaknya semakin hari semakin meningkat. Terkhusus yang kita saksikan di negeri kita.
Contohnya, 10 tahun yang lalu mungkin kita pernah mendengar ada kasus 'bonek' melempari stasiun kereta api di daerah-daerah yang dianggap musuhnya. Atau mungkin juga ada tawuran antar pelajar gara-gara rebutan teman wanita. Atau ada juga perkelahian di arena hiburan karena pengaruh miras. Sekarang? Ini di antara kasusnya.
WS (18), pelaku lempar batu di tol Tangerang-Merak, mengaku hanya meniru adegan yang pernah dilakukan oleh tetangga kampungnya, di lokasi yang sama. Untuk sampai ke lokasi lempar batu, remaja lulusan SMP ini mengendarai satu sepeda motor yang di tumpangi lima orang.
WS mengaku spontan melakukan perbuatan tersebut. Kendaraan sasaran pun di pilih secara acak. "Mereka mengakui dan mengenali lima kendaraan. Ada enam (mobil jadi korban sasaran)," terangnya. Mereka melempar batu secara sadar, tanpa terpengaruh minuman beralkohol maupun narkoba. (Vivanews.com)
Pelemparan di jalan tol sempat menggejala, sebelum akhirnya ditindak tegas oleh kepolisian, setelah korban berjatuhan. Peristiwa ini bukan tidak mungkin akan terjadi lagi jika ada kelengahan.
Contoh lain yang tak kalah mirisnya. Berita memprihatinkan yang telah menasional. Yakni tewasnya salah seorang suporter klub sepak bola 'Persija Jakarta' (jackmania) di tangan segerombolan suporter lawannya 'Persib Bandung' sesaat sebelum pertandingan dimulai.
Perhatikanlah, tindakan yang sampai menimbulkan korban jiwa ternyata dilakukan nyaris tanpa motif apa-apa kecuali sekedar iseng dan fanatisme bola. Benar-benar lebay parah! Begitukah potret alay? Ternyata alay bukan sekadar generasi yang pandai bermedsos ria dengan bahasa 'planet'...
Alay adalah singkatan dari anak layangan (anak kampungan) atau anak lebay. Yang mempunyai ciri-ciri gaya hidup norak atau kampungan dan gaya hidup yang berlebihan, serta menggunakan tutur kata yang tidak lazim di masyarakat umum untuk mendapatkan perhatian dari lingkungannya.
(Arti-definisi.com)
Kosa kata 'lebay' sendiri adalah kata yang aneh. Di KBBI tidak terdaftar. Konon kosa kata ini pertama kali muncul dari kelakar seorang artis pelawak yang mengomentari gaya permainan teman panggungnya yang menurutnya berlebihan.
(Lebay loe! - Berlebihan kamu!). Sejak itu si pelawak kerap kali mengucapkannya sehingga jadilah viral, ditiru oleh banyak orang.
Jika lebay itu hanya sebatas berekspresi norak di fb atau medsos lain dengan kata-kata 'gak karuan' (sibUq siCh, juga=juja, iya=eap, sms=cmz/xmx, 8i5a 5kr9!, de el el) mungkin tidak perlu ada pembahasan yang menjurus serius tentang ini. Namun seperti yang diungkapkan oleh kata-kata bijak bahwa kata-kata adalah ungkapan hati, ternyata benar adanya.
Jika kita melihat banyak dari para alay bukan sekedar piawai menciptakan 'bahasa planet' namun penampilan dan perilaku mereka pun lebay. Potongan rambutnya, cara berpakaiannya, asesorisnya, cara berpikirnya, cara bertindaknya lebay semua!
Apalagi jika dalam jiwa si alay ada sesuatu yang lebih mendasar lagi seperti 'jiwa antikemapanan', maka ini akan jadi lebih berbahaya lagi. Jika suka sesuatu yang tidak teratur, yang diluar keumuman, di luar kewajaran, suka memberontak, sudah menjadi tabiat, maka akan seperti apa keadaannya?
Jiwanya selalu tertantang untuk melanggar segala norma dan aturan. Bisa jadi ia akan menjelma menjadi semacam 'monster perusak'
Padalah kalau ditinjau dari sisi syariat, jelas Islam melarang semua jenis yang berlebih-lebihan dan kerusakan. Dalam beragama, Rasulullah melarang sikap berlebihan, sebagaimana sabdanya:
إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ
"...Dan jauhilah oleh kalian sikap ghuluw (berlebihan) dalam agama, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah binasa karena sikap ghuluw (berlebihan) dalam agama." [H.R. Ahmad, An Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu khuzaimah, dan Ibnu hibban]
Islam juga melarang makan, minum dan berpakaian yang berlebihan, sebagaimana sabda Rasul-Nya
كُلْ, وَاشْرَبْ, وَالْبَسْ, وَتَصَدَّقْ فِي غَيْرِ سَرَفٍ, وَلَا مَخِيلَةٍ
"Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa berlebihan (israf) dan tanpa kesombongan." [H.R. Ahmad dan Abu Daud]
Islam juga melarang kita untuk mencintai dan membenci secara berlebihan. Rasulullah bersabda yang artinya,
"Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang harus kamu cintai." [H.R. At Tirmidzi di shahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Al-jami' no.178]
Umar bin Al Khaththab berkata, "Wahai Aslam, janganlah rasa cintamu berlebihan dan jangan sampai kebencianmu membinasakan." Aslam berkata, "Bagaimana itu?" Umar berkata "Jika engkau mencintai seseorang, janganlah berlebihan seperti halnya anak kecil yang menyenangi sesuatu dengan berlebihan. Jika engkau membenci seseorang, jangan sampai kebencian menimbulkan keinginan orang yang kamu benci celaka atau biasa."
Al-Hasan Al-Bashri berkata, "Hendaknya kalian mencintai jangan berlebihan dan membenci tidak berlebihan. Telah ada orang-orang yang berlebihan dalam mencintai satu kaum akhirnya binasa. Ada pula yang berlebihan dalam suatu kaum dan mereka pun binasa."
Bahkan Allah berfirman:
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ ٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
"Dan siapa lagi yang lebih sesat dari seseorang yang mengikuti hawa nafsu tanpa petunjuk dari Allah." [Q.S Al Qashash: 50)
Ibnul Qayyim berkata, "Tdaklah Allah memerintahkan sesuatu kecuali setan memiliki dua cara untuk memalingkan (manusia) darinya. Setan akan menggoda manusia untuk cenderung meremehkan perintah itu atau menyia-nyiakannya.
Bisa jadi, setan akan menggiring manusia untuk bersikap melampaui batas. Imam An Nawawi berkata, "Telah binasa al mutanaththi'un, yaitu orang yang berdalam-dalam, berlebihan, dan melampaui batas dalam hal ucapan dan perbuatan." (Syarh Shahih Muslim 16/220)
[Zubair] Majalah Tashfiyah Edisi 83 Volume 744 Hijriyah 2018 M
|
Pandangan Islam Terhadap "Alay, Generasi Lebay" |