Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

orang berilmu yang hakiki adalah yang tawadhu

7 tahun yang lalu
baca 5 menit

ORANG YANG BERILMU DENGAN SEBENARNYA ADALAH YANG MEMILIKI SIFAT TAWADHU'

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:

بعض طلاب العلم الآن أجفى من الأعراب، لا عنده بشاشة ولا تسليم ولا تواصع. بل بعض الناس كلما ازداد علما يزداد كبرا، والعياذ بالله. والعالم حقا هو الذي إذا ازداد علما ازداد تواضعاً.

"Sebagian penuntut ilmu sekarang ini ada yang lebih kaku dibandingkan dengan orang badui, pada dirinya tidak ada wajah yang ramah, mengucapkan salam, dan sifat tawadhu’. Bahkan sebagian orang ada yang semakin bertambah ilmunya dia semakin sombong, kita berlindung kepada Allah darinya. Seorang yang berilmu yang sebenarnya adalah seorang yang semakin bertambah ilmunya dia semakin tawadhu’."

Liqa' Baabil Maftuh, hlm. 232

Sumber || https://twitter.com/alsunna_way/status/891374072805732352

KEUTAMAAN PERANGAI TAWADHU

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata

إنكم تغفلون عن أفضل العبادات، التواضع.

“Sesungguhnya kalian telah lalai dari ibadah yang paling utama, yaitu tawadhu (rendah hati).”

(az-Zuhd karya al-Imam Ahmad hlm. 267)

DIANTARA GAMBARAN TAWADHU' ULAMA BESAR

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:

‏إذا سمعتم عني ما تستنكرونه فراجعوني، قد أكون مخطئاً فيهديني الله على أيديكم.

"Jika kalian mendengar tentang saya sesuatu yang kalian nilai mungkar, maka silahkan mendiskusikannya kembali dengan saya, bisa saja saya keliru lalu Allah memberi hidayah kepada saya melalui kalian."

Liqa' al-Bab al-Maftuh, no. 68

TAWADHU’ KEPADA YANG TUA MAUPUN KEPADA YANG MUDA

Bakr bin Abdillah Al-Muzany -rahimahullah- berkata:

※ “Jika engkau melihat orang yang lebih tua darimu maka katakanlah: Dia mendahuluiku dengan iman dan amal shalih, sehingga dia lebih baik dariku.

※ Dan jika engkau melihat orang yang lebih muda darimu maka katakanlah: Aku mendahuluinya melakukan dosa dan kemaksiatan, sehingga dia juga lebih baik dariku.

※ Jika engkau melihat teman-temanmu menghormati dan memuliakan dirimu maka katakanlah: Ini karena kemuliaan jiwa mereka.

※ Dan jika engkau melihat mereka kurang dalam memuliakan dirimu maka katakanlah: Ini adalah akibat dosa yang kulakukan.

(Shifatush Shafwah, karya Ibnul Jauzy, terbitan Daarul Ma’rifah, 3/248)

TAWADHU DAN KEMULIAAN AL-IMAM AHMAD

Ali bin Abi Fazaarah bercerita:

“Dahulu ibuku menderita lumpuh selama 20 tahun, maka suatu hari beliau berkata, “Pergilah kepada Ahmad bin Hanbal dan mintalah agar beliau mendoakan agar aku sembuh!” Saya pun mendatangi beliau. Ketika saya mengetuk pintu, beliau ternyata ada di gang rumahnya. Beliau bertanya, “Siapa ini?” Saya jawab, “Saya orang yang disuruh oleh ibunya yang lumpuh agar meminta doa kepada Anda.” Maka saya mendengar  jawaban beliau seperti perkataan orang yang marah dengan mengatakan, “Kami lebih butuh untuk engkau berdoa kepada Allah untuk kami.” Maka saya pun pergi. Tiba-tiba ada seorang wanita lanjut usia yang muncul seraya berkata, “Ketika engkau meninggalkan beliau, dia akan mendoakan untuk ibumu.” Maka saya pun pulang ke rumah dan mengetuk pintu, ternyata ibu saya yang keluar membukakan pintu karena sudah bisa berjalan.”

(Siyar A’lamin Nubala’, terbitan Mu’asassah Ar-Risalah, 11/211-212)

 NASEHAT BAGI PENUNTUT ILMU

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alus Syaikh rahimahullah berkata:

ﻭﻗﺪ ﺑﻠﻐﻨﻲ ﺃﻧﻜﻢ ﺍﺧﺘﻠﻔﺘﻢ ﻓﻲ ﻣﺴﺎﺋﻞ ﺃﺩﻯ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨّﺰﺍﻉ ﻭﺍﻟﺠﺪﺍﻝ، ﻭﻟﻴﺲ ﻫﺬﺍ ﺷﺄﻥ ﻃﻼﺏ ﺍﻵﺧﺮﺓ، ﻓﺎﺗﻘﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺗﺄﺩﺑﻮﺍ ﺑﺂﺩﺍﺏ ﺍﻟﻌﻠﻢ، ﻭﺍﻃﻠﺒﻮﺍ ﺍﻟﺜﻮﺍﺏ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺗﻌﻠﻤﻪ ﻭﺗﻌﻠﻴﻤﻪ، ﻭﺃﺗﺒﻌﻮﺍ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺍﻟﻌﻤﻞ، ﻓﺈﻧﻪ ﺛﻤﺮﺗﻪ ﻓﻲ ﺣﺼﻮﻟﻪ، ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻷﺛﺮ: "ﻣﻦ ﻋﻤﻞ ﺑﻤﺎ ﻋﻠﻢ ﺃﻭﺭﺛﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻢ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ."
ﻭﻛﻮﻧﻮﺍ ﻣﺘﻌﺎﻭﻧﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺒﺮ ﻭﺍﻟﺘﻘﻮﻯ.
ﻭﻣﻦ ﻋﻼﻣﺔ ﺇﺧﻼﺹ ﻃﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺻﻤﻮﺗﺎ ﻋﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻪ، ﻣﺘﺬﻟﻼ ﻟﺮﺑﻪ، ﻣﺘﻮﺍﺿﻌﺎ ﻟﻌﺒﺎﺩﻩ، ﻣﺘﻮﺭﻋﺎ ﻣﺘﺄﺩﺑﺎ، ﻻ ﻳﺒﺎﻟﻲ ﻇﻬﺮ ﺍﻟﺤﻖ ﻋﻠﻰ ﻟﺴﺎﻧﻪ ﺃﻭ ﻟﺴﺎﻥ ﻏﻴﺮﻩ، ﻭﻻ ﻳﻨﺘﺼﺮ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﻭﻻ ﻳﻔﺘﺨﺮ، ﻭﻻ ﻳﺤﻘﺪ ﻭﻻ ﻳﺤﺴﺪ، ﻭﻻ ﻳﻤﻴﻞ ﺑﻪ ﺍﻟﻬﻮﻯ، ﻭﻻ ﻳﺮﻛﻦ ﺇﻟﻰ ﺯﻳﻨﺔ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ.

"Telah sampai kepada saya bahwa kalian berselisih pada masalah-masalah yang menyeret kepada pertengkaran dan perdebatan. Ini bukan sifat para pencari akhirat. Maka hendaklah kalian beradab dengan adab-adab para penuntut ilmu, carilah pahala dari Allah ketika kalian menuntut ilmu dan ketika mengajarkannya, iringilah ilmu dengan mengamalkannya karena itu merupakan buahnya dan juga merupakan sebab yang membantu untuk mendapatkan tambahannya, sebagaimana disebutkan dalam sebuah atsar, "Barangsiapa mengamalkan apa yang telah dia ketahui, maka Allah akan mewariskan baginya ilmu yang belum dia ketahui."

Juga hendaknya kalian saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan diantara tanda-tanda keikhlasan seorang penuntut ilmu adalah banyak diam dari hal-hal yang tidak bermanfaat baginya, merendahkan diri kepada Rabbnya, tawadhu' kepada hamba-hamba-Nya, bersikap wara' dan beradab, tidak peduli kebenaran nampak melalui ucapannya atau melalui ucapan orang lain, tidak suka membela kepentingan pribadinya, tidak suka membanggakan diri, tidak memiliki sifat dengki dan hasad, tidak mengikuti hawa nafsu, dan tidak cenderung kepada perhiasan dunia."

Ad-Durarus Saniyyah, juz 4 halaman 349.

Dikompilasi dari:
WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram || http://telegram.dog/forumsalafy

Orang Berilmu yang Hakiki adalah yang Tawadhu
Sumber Gambar : Pixabay