Atsar.id
Atsar.id oleh Rizal Kurnia R

nasehat sebelum memasuki ramadhan

7 tahun yang lalu
baca 13 menit

NASEHAT MENYAMBUT DATANGNYA BULAN RAMADHAN


Asy Syaikh Shalih Fauzan bin Abdillah al Fauzan hafizhahullah

Pertanyaan: Apa nasehat anda kepada kaum muslimin terkait telah dekatnya bulan Ramadhan?

Jawaban:

Wajib bagi kaum muslimin untuk memohon kepada Allah agar dia bisa sampai kebulan Ramadhan, dan diberi kemampuan untuk berpuasa serta melaksanakan shalat tarawih padanya, dan juga bisa beramal saleh pada bulan Ramadhan. Dikarenakan bulan tersebut merupakan kesempatan besar dikehidupan seorang muslim.

“Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dikarenakan keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosanya yang terdahulu ” (H.R al-Bukhari)

” Barang siapa yang shalat malam pada bulan Ramadhan dikarenakan keimanan dan mengharap pahala,  maka akan diampuni dosanya yang terdahulu. “(H.R al-Bukhari)

Maka ini merupakan kesempatan besar bagi setiap muslim -untuk beramal- yang mungkin saja dia tidak bisa mendapatkan kesempatan kedua setelahnya.

Maka seorang muslim hendaknya bergembira dan merasa senang dengan datangnya bulan Ramadhan, menyambutnya dengan penuh kegembiraan, menggunakan kesempatan pada bulan tersebut untuk memperbanyak ketaatan. Shalat dimalam hari dan pada siang harinya berpuasa, membaca Al-qur’an dan berdzikir, yang mana ini semua merupakan ghanimah bagi setiap muslim.

Adapun orang-orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan mempersiapkan berbagai kegiatan-kegiatan yang negatif, seperti acara musik, acara drama yang bersambung, acara -acara lawakan atau perlombaan kuis, yang semua ini melalaikan kaum muslimin -dari ibadah-, maka mereka ini adalah bala tentara Syaithan.

Maka wajib bagi setiap muslim untuk berhati-hati dari mereka, dan mentahzir mereka.

Bulan Ramadhan bukanlah waktu untuk bermain-main atau perkara sia-sia seperti kuis-kuis dan semisalnya yang semua ini menyia-nyiakan waktu

🌏 Sumber: http://alfawzan.af.org.sa/node/14849

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy


MEMPERSIAPKAN DIRI MENYAMBUT RAMADHAN

Asy-Syaikh Khalid bin Dhahwi azh-Zhafiri hafizhahullah

بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau.

Adapun setelah itu,

Tidak diragukan lagi, kita semua akan menyambut datangnya sebuah bulan yang mulia. Akan datang kepada kita musim kebaikan dan ketaatan. Musim itu adalah bulan Ramadhan yang diberkahi. Keutamaannya banyak disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Pada musim yang akan tiba ini -dengan izin Allah-, setiap muslim dan muslimah hendaknya mempersiapkan berbagai hal untuk menyambutnya, yaitu dengan mempersiapkan jiwa (untuk bersemangat) melakukan kebaikan di bulan ini.

Oleh karena itu, persiapkanlah dirimu untuk berpuasa, qiyamullail, membaca Al-Qur’an, sedekah, dan amal kebaikannya lainnya.

Hendaknya kita menjadikan bulan yang penuh berkah ini sebagai kunci pembuka kebaikan bagi kita. Demikian pula kita buka lembaran baru bersama Allah, Al-Qur’an, dan taubat kepada Allah.

Hendaknya kita memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Demikian pula hendaknya kita menjadi orang mendapati bulan Ramadhan dalam keadaan dosa-dosa diampuni.

Persiapkanlah dirimu untuk membebaskan diri dari seluruh dosa dan maksiat. Jadikanlah bulan Ramadhan sebagai pintu kebaikanmu dengan (membaca dan mentadaburi) Al-Qur’an.

Betapa banyak di antara kita orang-orang yang meninggalkan Al-Qur’an, tidak mengkhatamkannya kecuali di bulan Ramadhan -Itupun jika dia benar-benar mengkhatamkannya-

Setiap bulan sekali, malaikat Jibril mengajarkan Al-Qur’an kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, hingga pada tahun wafatnya Nabi, Jibril mengajarkan Al-Qur’an dua kali dalam sebulan.

Tidak diragukan lagi, disyariatkan qiyamullail secara berjamaah di bulan Ramadhan. Akan tetapi, seorang muslim tidak sepantasnya meninggalkannya dengan selesainya bulan Ramadhan.

Rabb bulan Ramadhan, juga merupakan Rabb bulan Syawwal dan bulan-bulan lainnya. Namun, shalat malam secara berjamaah (shalat tarawih berjamaah) tidak dilakukan (secara rutin) selain pada bulan Ramadhan.

Hendaknya kita menjadikan bulan ini sebagai langkah awal istiqamah kita dan bulan introspeksi diri.

Kita memohon kepada Allah agar Dia mengantarkan kita semua bertemu bulan ini.

Kunjungi || https://forumsalafy.net/mempersiapkan-diri-menyambut-ramadhan/

WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy

💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎

NASIHAT MENYAMBUT BULAN RAMADHAN


Asy-Syaikh al-‘Allamah Shalih al-Fauzan hafizhahullah pernah ditanya :

“Bagaimana keadaan para as-Salaf ash-Shalih yang Allah telah meridhai dan merahmati mereka ketika menyambut bulan yang agung ini ?

Bagaimana bimbingan mereka ?
Bagaimana perilaku dan tindak tanduk mereka ?

Kedua : Wahai syaikh yang mulia, bagaimana persiapan seorang muslim untuk memanfaatkan hari-hari yang ia berada padanya sekarang ini ?

Persiapan ilmu berupa mengenal hukum-hukum seputar puasa dan mengenal pembatal-pembatal puasa. Sebagian manusia lalai dari perkara-perkara ini sehingga tidak mendalami permasalahan puasa. Demikian juga, tidak mendalami perkara wajib pada puasa. Apakah syaikh yang semoga Allah menjaga anda dapat mengingatkan perkara ini ?”

maka beliau menjawab :

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Wa ‘alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh. Semoga Allah memberkahi anda.

Keadaan para salaf di bulan Ramadhan, sebagaimana tercatat di dalam buku-buku yang teriwayatkan dari orang-orang yang terpercaya, bahwasanya mereka (para salaf) memohon kepada Allah ‘Azza Wa Jalla agar menjadikan mereka dapat berjumpa dengan Ramadhan.

Sebelum tiba Ramadhan, mereka memohon agar Allah menjadikan mereka dapat berjumpa dengan bulan tersebut. Sebab, mereka tahu bahwa di dalam bulan tersebut terdapat kebaikan yang besar dan kemanfaatan yang sempurna.

Lantas jika mereka telah berjumpa dengan Ramadhan, mereka memohon kepada Allah agar menolong mereka untuk dapat beramal saleh. Lalu jika Ramadhan telah berlalu, mereka memohon kepada Allah agar menerima amal saleh mereka. Hal ini sebagaimana firman Allah Jalla Wa ‘Ala :

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ. أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ

“Dan orang-orang yang memberi apa yang telah mereka berikan dalam keadaan hati mereka takut (karena mereka tahu bahwa mereka akan kembali kepada Rabb mereka). Mereka bersegera dalam kebaikan dan merekalah orang-orang yang segera memperoleh kebaikan”. (Al Mu’minun : 60-61)

Mereka bersungguh-sungguh dalam beramal, lalu kekhawatiran menimpa mereka usai beramal, apakah amalan mereka diterima ataukah tidak ?

Hal ini karena mereka tahu tentang keagungan Allah ‘Azza Wa Jalla. Mereka tahu bahwa Allah tidak menerima amalan kecuali jika ikhlas mengharap wajah-Nya dan sesuai sunnah Rasul-Nya. Mereka tidak merekomendasi diri mereka sendiri. Mereka (justru) takut jika amalan mereka gugur. Mereka merasa lebih berat amalan itu diterima dibanding lelahnya mereka saat beramal, karena Allah Jalla Wa ‘Ala berfirman :

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

Hanyalah Allah itu menerima amalan dari orang-orang yang bertakwa”. (Al Maidah : 27)

Mereka benar-benar menghabiskan bulan ini dengan ibadah, sebagaimana telah kami sebutkan. Mereka mengurangi aktifitas-aktifitas duniawi. Mereka memperbanyak waktu untuk duduk di masjid-masjid Allah ‘Azza Wa Jalla.

Mereka berkata : “Kita jaga puasa kita. Kita jangan menggunjing seorang pun”.

Mereka menghadirkan mushaf-mushaf Al Qur’an. Mereka saling mempelajari Kitab Allah ‘Azza Wa Jalla. Mereka menjaga waktu dari kesia-siaan. Mereka tidak menyia-nyiakan atau meremehkan seperti kebanyakan manusia hari ini.

Akan tetapi mereka menjaga waktu malam dengan qiyamul lail dan siang dengan puasa, membaca Al Qur’an, zikrullah dan amalan-amalan kebaikan. Tidaklah mereka itu menyia-nyiakan sekalipun 1 menit atau sesaat saja, melainkan mereka manfaatkan dengan amalan saleh”.

(www.alfawzan.af.org.sa)

Beliau juga ditanya : 

“Kami berharap arahan dari anda, syaikh yang mulia terkait datangnya bulan Ramadhan ? Apa kewajiban seorang muslim menyongsong bulan tersebut ?”

Maka beliau menjawab : 

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Segala puji hanya untuk Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam Allah tercurahkan untuk Nabi kita Muhammad, keluarga dan segenap sahabat beliau. Selanjutnya :

Sebentar lagi akan tiba bulan Ramadhan yang penuh berkah karena kebaikan dan keutamaannya bagi umat Islam. Bulan yang Allah jadikan berkah ini, telah Dia turunkan padanya Al Qur’an. Allah jadikan padanya ada Lailatul Qadr.

Allah jadikan padanya ada puasa bagi kaum muslimin. Allah syariatkan puasa bagi kaum muslimin. Siangnya adalah (waktu) puasa, sedangkan malamnya adalah (waktu) Qiyamul Lail.

Diantara waktu itu adalah zikrullah ‘Azza Wa Jalla, mendekatkan diri dengan beragam ketaatan. Setiap waktu bulan ini adalah berkah. Setiap waktu bulan ini adalah kebaikan. Setiap waktu bulan ini adalah keberuntungan bagi seorang muslim.

Maka wajib bagi seorang muslim untuk bergembira dengan kedatangan bulan ini, karena di dalam bulan ini terdapat hal-hal yang melepaskan seseorang dari kebinasaan.

Sesungguhnya bulan ini dapat mendorong seseorang untuk kebaikan yang banyak dan perkara yang menyelamatkannya, jika memang dia bersedia mengetahui kedudukan bulan ini dan dapat mengambil manfaat darinya.

Adapun orang yang lalai dan tidak mengerti hak bulan ini, maka ia tidak bisa membedakan antara bulan ini dengan selainnya. Bisa jadi, dia menganggap bulan Ramadhan adalah bulan untuk bermalas-malasan, bulan untuk makan-makan dan minum-minum (di malam hari, pen), bulan untuk tidur di siang hari dan begadang di malam hari.

Maka dia tidak dapat mengambil manfaat darinya. Bahkan dia berdosa, karena kejelekan di bulan Ramadhan dapat dilipatgandakan dibanding bulan lain, sebagaimana pula kebaikan di bulan ini juga diperbesar (pahalanya). Kebaikan di bulan ini akan diperbesar pahalanya di sisi Allah, lebih besar dibanding bulan lain. Demikian pula kejelekan, dosanya semakin besar. Demikian karena kemuliaan bulan ini.

Maka seseorang dilewati begitu saja oleh bulan ini, keluar tanpa bisa mengambil faidah. Ini pada hakikatnya bukan manusia. Ini adalah hewan atau lebih hina dibanding hewan. Hewan tidak dikenai hukuman, sedangkan manusia itu dikenai hukuman.

Hakikatnya bahwa ini adalah bulan yang agung. Semestinya bulan ini disambut dengan taubat, persiapan amalan saleh dan seorang muslim sangat bergembira dengannya. Allah berfirman :

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Katakanlah (wahai Nabi) : “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaknya dengan itu mereka bergembira”. (Yunus : 58)

Seorang muslim bergembira dengan musim kebaikan, sebagaimana para pedagang dan pemilik harta yang banyak bergembira dengan (datangnya) musim jual beli.

Itu adalah harta benda yang ada sekarang. Bisa jadi harta benda tersebut akan menjadi petaka bagi pemiliknya. Pecinta syahwat yang bergembira dengan syahwatnya bisa jadi syahwatnya justru akan menjadi petaka dan penghancur baginya

Adapun bulan ini, maka kegembiraan dengannya adalah kegembiraan atas karunia Allah dan rahmat-Nya. Tidaklah bergembira dengan bulan ini, kecuali orang-orang yang beriman.

Adapun orang-orang munafik dan lemah imannya, maka bulan ini menjadi sebuah beban berat bagi mereka. Hal ini dikarenakan bulan ini menghalangi mereka dari kejelekan dan syahwat. Mereka tidak leluasa di bulan ini sebagaimana bulan lainnya. Maka bulan ini menjadi beban berat bagi mereka. Oleh karena itu salah seorang penyair yang tidak memiliki rasa malu berkata :

Maka kiranya malam itu lamanya satu bulan
Dan siang itu lewat seperti lewatnya awan

Penyair tanpa malu ini bermaksud menggunakan waktu malamnya dengan syahwat dan kelalaiannya. Adapun siang, ia ingin agar lewat seperti lewatnya awan karena tidak ada syahwat dan dorongan. Ini adalah perasaan orang-orang munafik dan lemah imannya.

Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah menyadari dosa-dosanya dan takut atas kesalahan-kesalahannya. Dirinya bergembira dengan bulan ini untuk bertaubat kepada Allah, beristighfar dan menambah ketaatan.

Dirinya sibuk menambah (kebaikan) untuk usianya di bulan ini. Sesungguhnya usia itu pendek, sedangkan akhirat adalah negeri kekal dan abadi. Usia manusia itu pendek. Tiba-tiba bulan ini telah melewatinya. Di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan. Maka dirinya mengambil faidah dari malam ini. Ini adalah kebaikan yang agung. Mengingat usianya yang pendek, maka usianya dapat menjadi panjang dengan sebab amalan saleh.

Diantara rahmat Allah terhadap umat ini bahwasanya Dia telah menetapkan bulan ini untuk mereka, mengingat usia mereka yang pendek. Allah menetapkan malam ini untuk mereka dalam rangka memanjangkan usia mereka dan menambah amal saleh.

Kami memohon kepada Allah agar menjadikan kami dan kalian sebagai orang yang diberi kesempatan oleh Allah untuk berjumpa dengan bulan ini, memberikan taufik untuk beramal saleh dan dapat mengambil faidah dari bulan ini. Dan jangan Dia jadikan kami dan kalian termasuk orang-orang yang lalai dan merugi”.

(www.ajurry.com)

Beliau juga ditanya : “Apa faktor terpenting untuk membantu wanita melaksanakan ketaatan di bulan Ramadhan ?”

Beliau pun menjawab : “Faktor yang dapat membantu seorang muslim, baik pria maupun wanita untuk melakukan ketaatan di Ramadhan adalah :

1) Takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan yakin bahwa Dia senantiasa mengawasi segenap perbuatan, ucapan dan niat hamba. Dia akan memperhitungkan hal itu. Jika seorang muslim merasakan hal ini, maka dia akan menyibukkan diri dengan ketaatan, meninggalkan dosa dan bersegera bertaubat dari kemaksiatan.

2) Memperbanyak zikrullah dan membaca Al Qur’an, karena hal itu akan melembutkan hati. Allah Ta’ala berfirman :

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka tentram karena zikrullah. Ketahuilah, dengan zikrullah hati itu akan menjadi tentram”. (Ar Ra’du : 28)

Allah juga berfirman :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ

“…orang-orang yang jika disebut nama Allah, maka hati mereka menjadi gemetar”. (Al Anfal : 2)

3) Menjauhi penghalang-penghalang ketaatan yang akan mengeraskan hati dan menjauhkan hati tersebut dari Allah. Penghalang-penghalang itu adalah seluruh kemaksiatan, pergaulan dengan orang-orang buruk, makan yang haram, lalai dari zikrullah ‘Azza Wa Jalla dan menyaksikan film-film amoral.

4) Menetapnya wanita di dalam rumah dan tidak keluar, kecuali untuk kebutuhan seiring segera pulang ke rumah jika kebutuhannya telah selesai.

5) Tidur di malam hari, karena akan membantu Qiyamul Lail segera di akhir malam,  mengurangi tidur di siang hari hingga sanggup melaksanakan shalat pada waktu-waktunya dan menyibukkan waktunya dengan ketaatan.

6) Menjaga lisan dari menggunjing orang lain, adu domba, ucapan batil, perkataan yang haram dan menyibukkan diri dengan zikir”.
(www.alfawzan.af.org.sa)
 
Demikian sedikit untaian nasihat dari seorang ulama besar masa ini untuk kita semuanya. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi kesempatan untuk kita memperbaiki amal saleh dan menjauhi dosa-dosa. Selain itu, kita pun bersyukur pemerintah memberikan perhatian besar terhadap pelaksanaan ibadah di bulan Ramadhan di setiap tahunnya.

Alhamdulillah keadaan kita tidak seperti saudara-saudara kita muslimin di Xinjiang Cina yang setiap tahunnya dilarang berpuasa Ramadhan oleh rezim komunis Cina. Ini salah satu bukti bahwa komunis yang anti agama sangat memusuhi agama, terkhusus Islam.

Hendaknya kita sadar bahwa kaum komunis yang kini semakin berani di negeri yang mayoritas muslimin ini akan berteriak menuntut HAM kala mereka minoritas. Namun manakala berkuasa, mereka akan benar-benar menginjak-injak HAM pihak lain (dalam hal ini muslimin). Jangan sekali-kali percaya terhadap tuntutan kaum komunis yang perjuangannya tak pernah lepas dari kekerasan dan teror !

Wallahu a’lamu bish-Shawab

Sumber:  http://daarulihsan.com/nasihat-menyambut-bulan-ramadhan/
Oleh:
Rizal Kurnia R