Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

menggugah hidayah

2 tahun yang lalu
baca 4 menit

 (120)

Menggugah Hidayah

Hidayah tidak dapat diperjualbelikan. Tidak bisa dicopy-paste. Juga bukan untuk dipinjam-pinjamkan. Oleh sebab itu, hidayah sangatlah mahal.

Manusia tidak mampu memberikan hidayah. Bukan miliknya. Bukan haknya. Jangankan untuk orang lain, untuk dirinya sendiri saja, bukan dia yang menentukan.

Allah Ta'ala adalah pemilik hidayah satu-satunya. Tiada yang lain. Maka dari itu, kepada Allah semata seorang hamba bermohon hidayah.

اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

" Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk hanya kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk" ( Al Qashas : 56 )

Sekeras apapun usaha dilakukan, semaksimal bagaimana upaya dikerjakan, walaupun harta sepenuh bumi dibelanjakan, bila hidayah adalah pintu, siapa pula yang mampu membuka kecuali Allah?

Hidayah yang dimaksud di sini adalah petunjuk dan jalan terang. Berpindah dari kekafiran kepada Islam. Beralih dari keburukan ke kebaikan. Berubah dari yang dulunya negatif jadi positif. Dan seterusnya.

Seorang pendidik, tentu ingin muridnya sukses dan berhasil. Baik dan berprestasi. Penurut dan tidak membangkang. Namun, kenyataan terkadang tak seindah angan-angan.

Ada murid yang selalu bikin masalah. Sering terlibat pelanggaran. Kasusnya terus diikuti kasus terbaru. Troublemaker! 

Parahnya, ia lah yang menggerakkan. Mempengaruhi yang lain. Diikuti oleh teman-temannya. Dipanuti. Namun, dipanuti dalam pelanggaran.

Sebagai pendidik, kewajiban menasehati sudah dilaksanakan. Lebih dari sekadar maksimal. Lemah lembut dan dari hati ke hati. Tidak ada maksud kecuali untuk kebaikannya. Banyak waktu dan perhatian diberikan. Padahal bukan anak kandungnya!

Murid itu tetap begitu! 

Sudahlah, hidayah itu milik Allah semata. Bukan punya kita.

اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

" Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk" ( Al Qashas : 56 )


00000____00000

Abu Thalib adalah paman kandung Nabi Muhammad ﷺ.

Sejak kecil Abu Thalib yang merawat dan membesarkan Nabi Muhammad ﷺ. Sampai dikata, Abu Thalib lebih sayang kepada Muhammad dibandingkan anak-anaknya sendiri.

Sejak diutus Allah menjadi penyampai wahyu, Nabi Muhammad ﷺ selalu dibela dan dilindungi Abu Thalib.

Bukan hanya itu, dalam banyak kesempatan, Abu Thalib mengakui kebenaran Islam dan kerasulan keponakannya.

Abu Thalib turut mengalami dan merasakan bersama, susah deritanya kaum muslimin. Selama Abu Thalib hidup, tidak ada yang berani terang-terangan menyakiti Nabi Muhammad ﷺ.

Sudah terbayang lah, betapa dalam cintanya Nabi Muhammad ﷺ kepada pamannya ; Abu Thalib.

Sesaat sebelum wafat, Nabi Muhammad ﷺ menemui dan meminta Abu Thalib untuk mengucapkan kalimat Tauhid; Laa ilaa illaah.

كَلِمَةٌ أُحَاجُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ

"Satu kalimat saja. Aku pasti membela paman di hadapan Allah ", bujuk Nabi Muhammad ﷺ ( HR Bukhari Muslim ) 

Namun, ada 2 tokoh Quraisy di lokasi yang sama berusaha menghalang-halangi, yaitu Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah.

Nabi Muhammad ﷺ tidak henti merayu dan membujuk Abu Thalib untuk masuk Islam. Walau di akhir cerita, Abu Thalib meninggal dengan masih memeluk keyakinan nenek moyangnya.

اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

" Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk" ( Al Qashas : 56 )

Yang mengajak dan membujuk adalah Nabi Muhammad ﷺ. Orang yang paling fasih, paling lembut, paling optimis, dan paling ikhlas.

Yang dibujuk dan dirayu adalah Abu Thalib. Orang yang paling membela, paling banyak berkorban, dan yang paling teguh membela Nabi Muhammad ﷺ.

Namun, hidayah adalah milik Allah Ta'ala. Bukan milik selain- Nya.

Di kemudian hari, 2 dari 3 orang yang berada di samping Abu Thalib saat wafat, selain Nabi Muhammad, masuk Islam.

Abu Jahal mati kafir. Abdullah bin Abi Umayyah yang menghalangi Abu Thalib berucap Laa ilaaha illah, justru masuk Islam. Al Musayyab bin Hazn yang menyaksikan pun masuk Islam, bahkan beliau lah yang berkisah tentang kejadian tersebut.

Memang! Hidayah adalah rahasia Allah.

Jika demikian, tugas seorang pendidik, tugas orangtua, tugas juru dakwah, tugas seorang saudara, hanyalah menyampaikan dan menjelaskan saja.

Sebaik-baiknya. Seikhlas-ikhlasnya. Sehikmah-hikmahnya. Sesabar-sabarnya. Selembut-lembutnya. Sepanjang waktu, tanpa ingin lelah, tanpa kenal bosan, tanpa mau berhenti.

Jika hidayah tergugah, puja-puji hanyalah milik Allah. Bila terlihat hidayah itu tak kunjung datang, ingatlah agar hati lapang bahwa hidayah bukan milik orang.

Bagi hamba yang telah mengenal dan sempat mengecap manisnya hidayah; pegang erat-erat, dekap kuat-kuat, dan jangan biarkan terlewat.

Jangan bandingkan apapun dengan hidayah! Jangan tinggalkan dakwah ini!

Ya Allah, wafatkanlah kami di atas Islam, Sunnah, dan thalabul Ilmi.

Lendah, 07 Juni 2022

t.me/anakmudadansalaf
Oleh:
Atsar ID
Sumber Tulisan:
Menggugah Hidayah