Kepada Siyar A'lam Nubala, dahulu saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Kitab ini luar biasa. Sangat menarik dan menyenangkan.
Adz Dzahabi sebagai penyusun (semoga ada kesempatan menulis ringkas biografi beliau) menggunakan pola sistematis yang rapi dan tidak membosankan.
Siyar A'lam Nubala sering saya pilih sebagai referensi utama. Biografi Tokoh-Tokoh Mulia. Kurang lebih demikian artinya.
Siyar A'lam adalah karya besar tentang sejarah, ilmu hadis, ensiklopedia kelompok-kelompok dalam Islam, biografi tokoh, jarh ta'diil, dan motivasi-motivasi thalabul ilmi.
Siyar A'lam walau kurang tepat jika disebut ringkasan kitab Tarikh Islam, karya Adz Dzahabi sebelumnya. Namun, memang sulit dipisahkan. Jika Tarikh Islam memuat 40-an ribu biografi, Adz Dzahabi memilih 6000-an untuk dimasukkan dalam Siyar A'lam.
2 jilid pertama Siyar berbicara tentang Sirah Nabi ﷺ dan 4 khalifah . Adapun jilid selanjutnya membahas mulai generasi sahabat sampai tahun 739 H di jilid yang ke-29.
Setiap tokoh disebutkan nama lengkapnya, nasabnya, asal daerah dan keluarganya, guru-gurunya, murid-muridnya, cerita-cerita tentangnya, penilaian ulama tentangnya, kata-kata bijaknya, sampai informasi wafatnya.
Bukan hanya biografi ulama, dalam Siyar, Adz Dzahabi juga berbicara tentang biografi para raja, menteri, panglima militer, qadhi, ahli medis, pakar bahasa, kalangan pujangga, bahkan tokoh-tokoh berpengaruh dalam sejarah semacam Jengis Khan pun disinggung.
Siyar A'lam Nubala adalah alarm sejarah. Siyar A'lam menyadarkan kita pentingnya sejarah. Banyak hukum-hukum Islam terkait dengan pemahaman sejarah.
Adz Dzahabi sangat menikmati dan mendalami sejarah. Karya-karya beliau tentang sejarah sangatlah banyak.
Selain Tarikh Islam dan Siyar, masih ada lagi, seperti; Tazdkiratul Huffdaz (Tabel Ulama Ulama Hafidz), Al 'Ibar fi Khabari Man 'Abar ( Pelajaran Hidup dari Cerita Generasi Yang Telah Lalu), Duwalul Islam (Negeri-Negeri Islam), Ma'rifati Qurra'il Kibar (Mengenal Lebih Dekat Tentang Ulama Besar Qiraah), dan masih banyak lagi.
Istimewanya Adz Dzahabi; selain pakar sejarah, beliau pun ahli di bidang riwayat hadis. Sehingga, hampir semua riwayat beliau terangkan status sahih dhaifnya. Kuat lemahnya.
Nah, kadang saya berangan, andai suatu saat nanti ada dari adik-adik atau anak-anak kita yang mau mempelajari sejarah secara mendalam dan detail. Andai ada pendidikan khusus dengan mata kuliah sejarah.
Mudah-mudahan bukan cuma berandai-andai. Semoga bukan harapan tanpa kenyataan. Moga bukan angan yang kelamaan.
* * *
Menginjakkan kaki di Bandara Betoambari, mengenangkan masa hampir 30 tahun lalu. Sempat 2 tahun mengikut nenek dari jalur Ibu, ada sederet cerita di kota Baubau.
Ayah saya asli Jogja, adapun Ibu suku Wolio (Buton).
Salah satu ajaran Islam, -bahkan termasuk inti-, adalah mengenal dan memahami nasab dengan baik. Sebab, nasab mengambil peran penting dalam banyak ragam ibadah.
Buton adalah nama pulau, nama suku, nama bahasa, dan nama sebuah kerajaan yang kemudian bertransformasi menjadi kesultanan setelah masuk Islam.
Kurang lebih 600 tahun bertahan, kesultanan Buton merekam catatan-catatan sejarah.
Ada sistem birokrasi pemerintahan, konsep pertahanan, spirit maritim, energi perdagangan, tata kelola sosial kemasyarakatan, sampai urusan keagamaan.
Terakhir ke Baubau 3 tahun lalu. Kini demi mendampingi Ibunda pulang, bisa lagi berkunjung ke Baubau. Sembari merefresh silaturahmi dan menyegarkan talian kekerabatan.
Iya, dalam berdakwah, pengenalan tentang sejarah dan latar belakang masyarakat setempat mutlak dipelajari.
Hal itu sebagai bahan pendekatan dan meminimalkan gesekan. Agar kita tidak dianggap orang luar. Bukan orang asing.
Seperti Adz Dzahabi, kiranya layak ditiru dalam belajar sejarah.
Lantongau, Mawasangka, 07 Desember 2021
t.me/anakmudadansalaf