KISAH PELAJARAN – TAUBATNYA SHABIGH BIN ‘ASL –
Kenalkah kita terhadap SHABIGH (Shabigh bin ‘Asl dari Bashrah)…???
Dikatakan beliau adalah orang yang TERHORMAT di kaumnya.. Cuma beliau memiliki kebiasaan bertanya tentang ayat-ayat yang mutasyaabih.
Amirul mukminin, Umar Ibnu Khattab Radhiyalahu ‘anhu melihat kebiasaan seperti ini sangat BERBAHAYA (jika dibiarkan, pen) sehingga beliau menunggu kapan ada kesempatan untuk menemui orang yang namanya SHABIGH ini..
Disuatu hari akhirnya muncul SHABIGH ini di hadapan amirul mukminin dan Subhanallah disaat itu pula SHABIGH bertanya tentang sebuah ayat (seperti kebiasaannya, pen), yang akhirnya Amirul mukminin (Umar ibnu Khattab) mengatakan: “Anda orangnya yang saya tunggu-tunggu”,
… kemudian SHABIGH dipukul dengan pelepah kurma berulang kali sampai pukulan itu benar-benar membekas dibadannya.
Tidak berhenti setelah itu, SHABIGH dikirim pula ke negeri Bashrah dan mewasiatkan kaum muslimin di situ agar tidak berbicara dan bermajelis dengannya..
Siapa SHABIGH??
Beliau tidak sama dengan: Ali Hasan Al-Halabi, Abul Hasan, dan yang semisalnya dari kalangan ahlul bid’ah zaman ini, Tidak sama.. Jauh beda kedudukannya..
SHABIGH ini walaupun beliau benar-benar telah bertaubat, yang awalnya beliau adalah orang yang disegani di kaumnya, akibat perbuatan (kesalahannya) itu, dan TAHDZIR Umar Ibnul Khattab dan para ulama yang ada pada masa itu terhadap SHABIGH ini, posisinya masih tetap saja rendah dan terhina di kaumnya hingga beliau wafat.
Namun itu semua tidak membuat SHABIGH putus asa. Beliau pada suatu hari, ketika diajak ikut bersama KHAWARIJ,
SHABIGH menjawab:
“Pukulan khalifah Umar Ibnul Khattab yang ditimpakan ke atas diriku benar-benar bermanfaat untukku dan aku tidak akan pernah ingin berkumpul dengan Ahlul Bid’ah.!!”
Demikianlah kondisi SHABIGH, walaupun dicampakkan oleh kaumnya (kerana perintah khalifah),
Tetap tidak DENDAM,
Tetap JUJUR dalam TAUBATNYA,
Tetap BERSABAR,
Tidak merasa TERZHALIMI,
Tidak SOMBONG (menolak AL-HAQ)
… karena taubatnya itu antara dirinya dengan Allah, bukan mengharapkan PUJIAN atau SANJUNGAN MANUSIA.. Tidak…
Itulah SHABIGH (Shabigh bin ‘Asl) yang kesalahannya tidak seberapa jika dibandingkan dengan KESESATAN-KESESATAN ahlul bid’ah (namun hukuman yang ditimpakan ke atasnya cukup berat untuk ditanggung, pen).
Namun begitu, beliau tetap tidak pernah mau diajak (berpaling, pen) untuk berkawan dengan KHAWARIJ, apalagi orang yang semisal.
SHABIGH ini tidak akan pernah ingin: berta’awun, hidup bersama dan berdampingan sebagai “saudara se-Islam” dengan kaum Rafidhah.
Bahkan dikisahkan ketika SHABIGH datang untuk menghadiri majlis ilmu, orang-orang pada bubar semuanya.. Sanggupkan kita menghadapi ujian seperti yang menimpa Shabigh ini..???
Kata orang sekarang:
“Apa sih salahnya..?? Dia kan sudah taubat…!!! Orang mau taubat kok dihalang-halangi..??… Iyakan..??”
SHABIGH jujur dalam taubatnya, namun perlu diuji coba kejujuran TAUBATNYA itu, kalau tidak, akan berbahaya!!! Sebentar-sebentar ahlu bid’ah atau hizbi atau orang-orang yang memiliki syubhat mengatakan,
“Saya taubat!!.. minta maaf!! taubat!!..” selesai.. kemungkaran-kemungkaran penyimpangan seseorang selesai hanya dengan mengatajan “saya taubat” atau menulis surat taubat kemudian selesai..!!
Tidak…!!! Tidak demikian..!! perlu diuji coba kejujuran taubat orang tersebut..
Tidak seperti sebagian orang yang menolak AL-HAQ dengan SOMBONG tetapi dikemas dengan pakaian TAWADHU…
“Ngaa apa-apa.. saya dizalimi.. mudah-mudahan Allah beri hidayah kepada mereka” ..
Subhanallah.. menampakkan dirinya terzalimi.. merekrut orang dengan cara (rendahan, pen) seperti ini..
“Ya.. sudahlah mengalah demi persatuan.. orang mengalah itu tidak KALAH…!!”
Apakah orang taubat seperti ini..?? ini LAAB..!! MAAKIR..!!..Suka bikin makar.
… hati-hati ya ikhwan… ulama salaf tidak main-main dalam masalah seperti ini..
Disampaikan Al-Ustadz Luqman Ba’abduh hafizhahullah
[Daurah Memetik Pelajaran Penting Kitab Asy-Syariah Imam Al-Ajurry rahimahullah, 30 Muharram 1436H – Balikpapan] ~ dengan sedikit penyesuaian
Sumber : http://forumsalafy.net/memetik-faedah-dari-kisah-taubatnya-shabigh-bin-asl/